54
4.Mencatatpengakuan pendapatan No entry
Tahun 2006
JURNAL
Tgl
URAIAN
REF. POST
DEBIT KREDIT .
31 .
des
. .
1. Mencatat biaya pembangunan Konstruksi dalam proses
Bahan, tenaga kerja, kas, dll
2.Mencatat kemajuan penagihan
Piutang dagang Penagihan atas konstruksi dalam
proses
3.Mencatat penerimaan tagihan Kas
Piutang dagang 4.Mencatatpengakuan pendapatan
No entry 2,386,000
- 2,900,000
-
2,050,000 -
- 2,386,000
- 2,900,000
- 2,050,000
Tahun 2007
JURNAL
Tgl
URAIAN
REF. POST
DEBIT KREDIT .
31 .
des
. 1. Mencatat biaya pembangunan
Konstruksi dalam proses Bahan, tenaga kerja, kas, dll
2.Mencatat kemajuan penagihan
Piutang dagang Penagihan atas konstruksi dalam
proses 1,414,000
- 1,500,000
- -
1,414,000 -
1,500,000
Universitas Sumatera Utara
55
3.Mencatat penerimaan tagihan Kas
Piutang dagang 4.Mencatatpengakuan pendapatan
Penagihan atas konstruksi dalam proses
Pendapatan kontrak konstruksi Biaya pembangunan
Konstruksi dalam proses 2,500,000
- 5,500,000
- 5,050,000
- -
2,500,000 -
5,500,000 -
5,050,000
WINTERS CONSTRUCTION COMPANY Penyajian Laporan Keuangan-Metode Kontrak Selesai
Perhitungan Laba Rugi Partial 2005 2006 2007
Pendapatan kontrak jangka panjang -
- 5,500,000 Biaya-biaya pembangunan
- - 5,050,000
Laba kotor -
- 450,000
Neraca Partial 2005
2006 2007
Aktiva Lancar : Piutang dagang
150,000 800,000
Persediaan Konstruksi dalam proses 1,250,000
Dikurangi: penagihan 1,100,000 150,000
Universitas Sumatera Utara
56
Kewajiban Lancar : Penagihan atas kontrak konstruksi
4,000,000 Dikurangi: konstruksi dalam proses 3,636,000 364,000
Dengan membandingkan kedua metode tersebut pada proyek jembatan yang sama, Winters Construction Company akan mengakui laba kotor sebagai berikut :
Tabel 6. Perbandingan Laba berdasarkan Metode Persentase Penyelesaian dengan Kontrak Selesai
Tahun Persentase Penyelesaian
Kontrak Selesai
2005 125,000 0
2006 199,000 0
2007 126,000 450,000
2. Pengukuran pendapatan jasa konstruksi
Pengukuran pendapatan untuk jasa konstruksi umumnya sama dengan pengukuran atas pendapatan secara umum. Layaknya pendapatan pada umumnya,
pendapatan jasa konstruksi juga harus diukur dengan nilai wajar imbalan dari imbalan yang diterima atau akan diterima.
Pengukuran pendapatan konstruksi dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari peristiwa dimasa yang akan
datang. Estimasinya sering kali harus direvisi sesuai dengan hilangnya ketidakpastian.
Menurut IAI PSAK No. 34, 2004, halaman 03, paragraph 10, komponen pendapatan konstruksi yang dapat diukur terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
57
a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan
b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif:
i Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
ii Dapat diukur secara andal
Semua penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan oleh pemberi kerja mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan
dalam kontrak. Suatu penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan-
perubahan dalam spesifikasi atau rancangan asset atau perubahan lamanya suatu kontrak.
Suatu penyimpangan dinyatakan sebagai pendapatan jika memenuhi syarat: a
Besar kemungkinan pemberi kerja akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut, dan
b Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Pendapatan dari klaim berasal dari penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul dikarenakan
keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. Klaim
dapat diakui sebagai pendapatan jika memenuhi syarat: a
Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga besar kemungkinan pemberi kerja akan menerima klaim tersebut, dan
b Nilai klaim yang besar kemungkinannya akan disetujui oleh pemberi
kerja dapat diukur secara andal.
Universitas Sumatera Utara
58
Selain pendapatan yang berasal dari klaim, ada juga pendapatan dari pembayaran intensif yaitu pendapatan berasal dari jumlah tambahan yang
dibayarkan kepada kontraktor apabila standar-standar pelaksanaan yang telah dispesifikasikan telah terpenuhi atau terlampaui. Misalnya suatu kontrak
mengizinkan suatu pembayaran tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih awal dari tenggat waktu yang telah disepakati.
Pendapatan insentif ini akan dimasukkan kedalam pendapatan jika: a
Kontrak tersebut cukup aman sehingga besar kemungkinan pemberi kerja memenuhi tuntutan klaim, dan
b Jumlah klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pemberi
kerja dapat diukur secara andal.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian