Quality Engineer Quantity Engineer Pengukuran pendapatan jasa konstruksi

66

e. Site Manager

1 Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek di lapangan 2 Memimpin, mengkoordinir, membina, mengawasi dan melaksanakan pengendalian terhadap semua kegiatan di lapangan 3 Memberikan laporan secara berkala mengenai keadaan di lapangan kepada direktur

f. Quality Engineer

1 Mempelajari spesifikasi proyek dan dituangkan dalam bentuk prosedur kerja 2 Melaksanakan kalibrasi alat ukur, alat pemeriksaan dan alat uji yang digunakan untuk bekerja 3 Membuat jadwal, melaksanakan pengujian dan inspeksi 4 Memberikan status barangmaterialproduk yang telah diuji dan diinspeksi

g. Quantity Engineer

1 Mempelajari spesifikasi proyek untuk memperkirakan jumlah barangmaterial yang dibutuhkan dalam mengerjakan suatu proyek yang akan dilaksanakan 2 Memperkirakan jumlah keseluruhan biaya yang akan dibutuhkan untuk mengerjakan proyek yang akan dilaksanakan berdasarkan jumlah barangmaterial yang dibutuhkan Universitas Sumatera Utara 67

h. Adm. Keu Logistik

1 Mengatur manajemen keuangan menyangkut pembiayaan yang harus diprioritaskan dengan memperhatikan dari segi pemasukan yang didapat dan direncanakan untuk didapat 2 Bertanggung jawab atas kelancaran operasional perusahaan yang terkait dengan pembiayaan dan operasional proyek secara finansial 3 Memberikan pelaporan secara periodik mengenai rencana kerja dan sasaran target pelaksanaan proyek dengan titik utama pada kemampuan perusahaan dalam pembiayaan 4 Mengadakan pencatatan akuntansi atas pembiayaan yang telah dikeluarkan dan pemasukan yang didapat.

3. Aktivitas perusahaan

PT. Bintang Angkasa Megantara Medan membawahi seluruh wilayah Sumatera Utara bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, yaitu meliputi proyek pembangunan rumah, gudang, irigasi, jembatan, bendungan, dan sebagainya. Pada perusahaan jasa konstruksi umumnya pendapatan lebih banyak bersumber dari pendapatan proyek-proyek konstruksi yang mereka laksanakan. Begitu juga halnya dengan PT. Bintang Angkasa Megantara, sumber utama pendapatan yang diperoleh berasal dari penyelesaian pekerjaan di bidang jasa konstruksi. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh perusahaan kebanyakan berasal dari proyek yang diperoleh dari pemerintah, seperti pembangunan gedung sekolah negeri, pembuatan jalan dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 68 Selain pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasi normal, PT. Bintang Angkasa Megantara juga memperoleh pendapatan dari sumber lain seperti dari penyewaan aktiva tetap yang diberikan kepada pihak lain, dari jasa giro bank, yaitu bunga yang diberikan bank atas saldo rekening perusahaan di bank tersebut dan dari pengerjaan bidang usaha lainnya. Adapun pekerjaan konstruksi yang diperoleh PT. Bintang Angkasa Megantara berasal dari proyek-proyek pemerintah dan swasta, proyek-proyek tersebut dapat diperoleh dengan : 1. Tanpa Tender Pekerjaan yang diperoleh berdasarkan Surat Perintah Kerja SPK, yaitu surat perjanjian yang dibuat antara pemberi kerja dan pihak kontraktor. Cara seperti ini ada 2 jenis, yaitu: a. Penunjukan Langsung Penunjukan langsung adalah penunjukan rekanan atau pemborong sebagai pelaksana suatu pekerjaan tertentu tanpa melalui pelelangan, dan dilakukan diantara sekurang-kurangnya tiga penawar atau pemborong yang telah lulus prakualifikasi dan tercatat di dalam rekanan mampu. Pemborong yang ditunjuk langsung sebagai pelaksana pekerjaan tersebut akan bekerja berdasarkan Surat Perintah Kerja SPK dari pihak pemberi kerja, ataupun berdasarkan surat perjanjian kontrak. Pekerjaan yang digolongkan dalam hal ini adalah : Universitas Sumatera Utara 69  Pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung karena telah terjadinya bencana alam  Pekerjaan tambahan yang harus dilaksanakan dalam rangka penyelesaian semula  Pekerjaan lanjutan yang telah ada harga standarnya  Pekerjaan lanjutan yang tidak ada standarnya tapi perlu dijaga kontinuitasnya  Pekerjaan tersebut bersifat khusus sehingga tidak semua rekanan pemborong sanggup melaksanakannya  Tidak ada pemenang tender setelah diadakan dua kali pelelangan ulang b. Pengadaan Langsung Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pemborong yang dilakukan diantara pemborong ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum atau terbatas. 2. Mengikuti Tender Dengan cara ini kontraktor yang bersangkutan mengikuti tender dan mengajukan penawaran tertulis yang ditujukan kepada pihak pemberi kerja. Pelelangan seperti ini diperuntukkan bagi proyek-proyek diatas Rp 100.000.000,- Untuk melaksanakan kegiatan operasional terhadap suatu proyek, PT Bintang Angkasa Megantara membuat suatu perencanaan yang disusun dalam tahapan-tahapan, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik, tepat waktu, dan sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya. Adapun tahapan- tahapan yang diterapkan oleh perusahaan adalah: Universitas Sumatera Utara 70 a Tahap persetujuan dengan klien Tahap ini merupakan tahap awal pelimpahan tugas kepada PT. Bintang Angkasa Megantara atas tender yang telah dimenangkannya. Proses tender ini diikuti oleh beberapa kontraktor yang termasuk dalam golongan Daftar Rekanan Mampu DRM. Pada tahap ini juga perusahaan berupaya untuk melaksanakan penyelesaian terhadap proyek selama masa proyek. b Tahap pelaksanaan proyek Tahap ini merupakan tahap operasional perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam melakukan penyelesaian proyek, perusahaan dapat melakukannya sendiri atau bekerjasama dengan subkontraktor, yaitu dengan cara melimpahkan sebagian tugas tersebut kepada kontraktor lain karena ketidakmampuan atau dari segi keuntungan tertentu, misalnya segi biaya pelaksanaan. Dalam menilai kemajuan terhadap proyek yang sedang dikerjakan, maka pihak proyek harus membuat laporan kemajuan yang disebut dengan Laporan Prestasi Proyek LPP. Dengan adanya laporan tersebut dapat diketahui persentase penyelesaian terhadap suatu proyek dan diperbandingkan dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat sebelumnya, sedangkan untuk proyek yang dikerjakan bersama dengan subkontraktor, maka pihak subkontraktor harus memberikan laporan pelaksanaan yang disebut dengan Laporan Prestasi Subkontraktor LPS. Universitas Sumatera Utara 71 c Tahap penyerahan proyek kepada pemilik Setelah pelaksanaan suatu proyek selesai dilaksanakan sesuai dengan masa kontrak, maka proyek tesebut akan diserahkan kepada pemilik. Dalam penyerahan ini segala hal yang menyangkut hak dan kewajiban dari kedua belah pihak dibicarakan dan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Proyek.

4. Pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi

a. Pengakuan pendapatan jasa konstruksi

Pendapatan muncul karena adanya kontrak antara PT. Bintang Angkasa Megantara dengan pihak pemberi kerja. Kontrak tersebut ada yang berjangka waktu satu tahun dan ada juga yang lebih dari satu tahun. Proses untuk memperoleh suatu kontrak dimulai dengan kegiatan pemasaran perusahaan yang dilakukan dengan cara pengiriman surat perkenalan pada calon pemberi kerja, memasang iklan, dan sebagainya yang bertujuan untuk memperkenalkan diri dengan pihak pemberi kerja. Proses berikutnya adalah mengikuti tender yang diadakan pihak pemberi kerja. Kegiatan ini dimulai dengan pengambilan dokumen tender, gambar dan persyaratan-persyaratan teknis pekerjaan yang akan dilakukan. Perusahaan kemudian mempelajari gambar dan dokumen-dokumen tersebut. Selanjutnya perusahaan melakukan observasi ke lapangan yang disusul dengan perhitungan konstruksi dalam rangka pengajuan penawaran. Universitas Sumatera Utara 72 Apabila tender dimenangkan oleh PT. Bintang Angkasa Megantara, maka perusahaan akan membuat dan menandatangani surat perjanjian kontrak yang pada dasarnya memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Nama pekerjaan yang dilaksanakan 2. Nomor dan tanggal kontrak 3. Pernyataan mengenai pihak pertama pemberi kerja dan pihak kedua perusahaan yang setuju untuk mengadakan perjanjian pemberian tugas pelaksanaan pekerjaan 4. Pernyataan mengenai tugas yang harus dilaksanakan dan menunjuk kepada lampiran-lampiran, syarat dan gambar yang merupakan perinciannya. 5. Syarat-syarat pelaksanaan yaitu ketaatan pada rencana serta ketentuan administrasi dan masalah teknis lainnya 6. Jangka waktu penyelesaian, pemeliharaan atau garansi 7. Harga borongan pekerjaan yang bersangkutan 8. Jaminan pelaksanaan dengan syarat-syarat pembayaran yang memuat ketentuan mengenai pembayaran termin 9. Ketentuan mengenai perhitungan prestasi 10. Penggunaan pemborong pembantu subkontraktor 11. Pengawas pekerjaan dan wakil pihak kedua 12. Ketentuan mengenai denda 13. Lampiran-lampiran Universitas Sumatera Utara 73 Sebagai perusahaan konstruksi, PT Bintang Angkasa Megantara banyak mengerjakan proyek-proyek konstruksi jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang waktu penyelesaiannya membutuhkan jangka waktu lebih dari satu tahun. Perusahaan mengakui pendapatan secara berkala pada akhir periode yang didasarkan pada tingkat kemajuan proyek, ini diterapkan pada seluruh kontrak yang diterima perusahaan baik kontrak jangka pendek, menengah maupun kontrak jangka panjang. Persentase tingkat kemajuan pekerjaan yang dicapai ditentukan berdasarkan pada hasil yang dicapai secara fisik dan dibandingkan dengan keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Perusahaan dalam mengukur tingkat kemajuan penyelesaian pekerjaan menggunakan ukuran keluaran output yaitu dengan menggunakan taksiran persentase pekerjaan yang selesai di lapangan yang ditentukan oleh teknisi. Taksiran ini merupakan ukuran keluaran dan biasanya didasarkan pada kemajuan fisik yang sudah tercapai atas kesepakatan suatu kontrak. Pada saat perusahaan terpilih sebagai pelaksana dari suatu proyek baik melalui tahap pelelangan maupun penunjukan langsung dan surat perjanjian kontrak telah disetujui, maka biasanya perusahaan akan menerima uang muka dari pemberi kerja. Penerimaan uang muka akan dicatat perusahaan dengan mendebet perkiraan kas serta di kredit perkiraan uang muka tersebut yang merupakan hutang bagi perusahaan, dan nantinya akan diperhitungkan pada saat termin pembayaran dilakukan. Dalam hal penerimaan uang muka ini perlu dijelaskan bahwa pada saat perusahaan menerima uang muka dari pemberi kerja pada saat awal pelaksanaan Universitas Sumatera Utara 74 pekerjaan, pembayaran dilaksanakan dimana perusahaan menerima sejumlah uang muka tunai dari pihak pemberi kerja bukan merupakan saat pengakuan pendapatan. Uang muka biasanya diterima perusahaan dari pemberi kerja sebesar 20 – 30 . Untuk menggambarkan aplikasi perusahaan dalam mengakui pendapatan atas kontrak konstruksi, penulis mengajukan satu contoh proyek dari PT. Bintang Angkasa Megantara : Nama proyek : Pembangunan USB SMKN HURISTAK KEC.HURISTAK KABUPATEN TAPANULI SELATAN Tanggal : 23 Agustus 2007 Lokasi : Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Harga Kontrak : Rp. 1.995.000.000,- Jangka Waktu Kontrak : 300 Hari kalender dihitung sejak tanggal dikeluarkannya surat perintah mulai kerja SPMK dan terdiri dari 120 hari kalender waktu pelaksanaan pekerjaan yang di akhiri pada saat serah terima sementara pekerjaan dan 180 hari kalender masa pemeliharaan. Taksiran laba kotor : 20 dari harga borongan Pada awal perjanjian kontrak kerja dijelaskan tata cara pembayaran kontrak yang telah disepakati antara PT. Bintang Angkasa Megantara dengan pihak pemberi kerja yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 75 1. Angsuran ke 1 dibayar 20 atau Rp. 399.000.000,00 setelah pekerjaaan bernilai 25 dari harga borongan 2. Angsuran ke 2 dibayar 30 atau Rp. 598.500.000,00, setelah pekerjaan bernilai 55 dari harga borongan 3. Angsuran ke 3 dibayar 25 atau Rp. 498.750.000,00, setelah pekerjaan bernilai 80 dari harga borongan 4. Angsuran ke 4 dibayar 20 atau Rp. 399.000.000,00 setelah pekerjaan bernilai 100 dari harga borongan 5. Angsuran ke 5 dibayar 5 atau Rp. 99.750.000,00 setelah masa pemeliharaan berakhir. Dalam pelaksanaan proyek ini, uang muka yang biasanya diserahkan pihak pemberi kerja sebesar 20 pada awal pelaksanaan pekerjaan tidak diambil oleh perusahaan, tetapi diakumulasikan pada pembayaran berikutnya. Besarnya pembayaran yang diterima dari pihak pemberi kerja menjadi dasar penentuan pendapatan yang diakui pada tahun tersebut oleh perusahaan. Data sehubungan dengan biaya proyek untuk tahun 2007 dan laporan prestasi fisik proyek untuk tahun 2007 akan ditunjukkan sebagai berikut: Dalam Rupiah 2007 Harga Kontrak Rp. 1.995.000.000 Dikurangi biaya taksiran: Biaya sampai sekarang Rp. 925.550.000 Taksiran biaya penyelesaian Rp. 670.450.000 Taksiran seluruh biaya Rp. 1.596.000.000 Taksiran laba kotor Rp. 399.000.000 Persentase 64,45 Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 7. Laporan Prestasi Fisik Proyek tahun 2007 PROGRESS REPORT : PEMBANGUNAN USB SMKN HURISTAK LOKASI PEKERJAAN : KECAMATAN HURISTAK NO Jenis pekerjaan Survey Design Persentase selesai Taksiran Selesai Penyelesaian Menurut Rencana 1 2 3 4 5 6 I II III IV V Pekerjaan Persiapan Gedung A Kantor Gedung B Ruang Belajar Gedung D Laboratorium Pengadaan Mobiler 100 41,56 61,00 80,17 71,53 23,76 64,45 21 Des 2007 Menurut perjanjian yang terdapat dalam Surat Perintah Mulai Kerja SPMK, PT. Bintang Angkasa Megantara seharusnya sudah menyelesaikan 100 pekerjaan proyek pada tanggal 21 Desember 2007, namun pada kenyataannya, PT. Bintang Angkasa Megantara hanya menyelesaikan 64,45. Oleh karena perusahaan tidak mengambil uang muka yang diberikan pada awal pelaksanaan pekerjaan, maka pada saat pembayaran jumlah yang diterima perusahaan tahun 2007 adalah sebesar angsuran ke 1 dan ke 2 yaitu sebesar 50 dari nilai kontrak atau Rp. 997.500.000 sesuai dengan Surat Perjanjian Kontrak. Sedangkan PT. Bintang Angkasa Megantara telah menyelesaikan 64,45 pekerjaannya berdasarkan prestasi fisik. Berikut ini situasi angsuran perusahaan dari pihak pemberi kerja : Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 8. Situasi Angsuran Perusahaan Angsuran Angsuran yang sudah dibayarkan Rp Angsuran yang dapat dibayarkan menurut Berita Acara Rp Angsuran yang belum dapat dibayarkan Rp Jumlah Rp I 20 II 30 III 25 IV 20 V 5 - - - - - 399.000.000,00 598.500.000,00 - - - - - 498.750.000,00 399.000.000,00 99.750.000,00 399.000.000,00 598.500.000,00 498.750.000,00 399.000.000,00 99.750.000,00 JUMLAH - 997.500.000,00 997.500.000,00 1.995.000.000,00 Selisih 14,45 dicatat PT. Bintang Angkasa Megantara sebagai piutang konstruksi yaitu 14,45 x Rp. 1.995.000.000 = Rp. 288.277.500, sementara biaya yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2007 adalah Rp. 925.550.000. Maka perhitungan laba kotor yang diakui perusahaan adalah sebesar penerimaan uang kas dikurangi biaya yang sebenarnya terjadi yaitu Rp. 997.500.000 – Rp. 925.550.000 = Rp. 71.950.000. Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bintang Angkasa Megantara selama tahun 2007 adalah sebagai berikut : JURNAL Tgl URAIAN REF. POST DEBIT KREDIT . 31 . des . 1. Mencatat pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Bahan, tenaga kerja, kas, dll 2.Mencatat kemajuan faktur 64,45 x Rp. 1.995.000.000 = Rp. 1.285.777.500 Piutang konstruksi Kemajuan faktur Rp.925.550.000 - Rp.1.285.777.500 - - Rp.925.550.000 - Rp.1.285.777.500 Universitas Sumatera Utara 78

3. Mencatat penerimaan

tagihan Kas Piutang konstruksi 4. Mencatatpengakuan pendapatan Bangunan dalam pelaksanaan Pendapatan konstruksi Rp.997.500.000 - Rp.71.950.000 - - Rp.997.500.000 - Rp.71.950.000 Oleh karena pekerjaan proyek tersebut tidak dapat diselesaikan PT. Bintang Angkasa Megantara dalam batas waktu yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak, maka perusahaan mengajukan permohonan perpanjangan waktu addendum kontrak pada pihak pemberi kerja. Permohonan tersebut disetujui oleh pihak pemberi kerja dan perusahaan mendapat perpanjangan waktu untuk menyelesaikan proyek tersebut, dimana jangka waktu kontrak menjadi 401 empat ratus satu hari kalender dihitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja SPMK yang terdiri dari 221 dua ratus dua puluh satu hari kalender waktu pelaksanaan pekerjaan yang diakhiri pada saat serah terima sementara pekerjaan dan 180 seratus delapan puluh hari kalender masa pemeliharaan terhitung tanggal serah terima sementara pekerjaan tanggal 31 Maret 2008. Perusahaan juga diberi denda sebesar Rp.9.950.000 untuk keterlambatan penyelesaian proyek tersebut. Denda tersebut termasuk dalam biaya tidak langsung pada tahun 2008. Data sehubungan dengan biaya proyek untuk tahun 2008 dan laporan prestasi fisik proyek untuk tahun 2008 akan ditunjukkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 79 Dalam Rupiah 2008 Harga Kontrak Rp. 1.995.000.000 Dikurangi biaya taksiran: Biaya sampai sekarang Rp. 1.594.000.000 Taksiran biaya penyelesaian Rp. – Taksiran kerugian denda Rp. 9.950.000 Taksiran seluruh biaya Rp. 1.603.950.000 Taksiran laba kotor Rp. 391.050.000 Persentase 100 Tabel 9. Laporan Prestasi Fisik Proyek tahun 2008 PROGRESS REPORT : PEMBANGUNAN USB SMKN HURISTAK LOKASI PEKERJAAN : KECAMATAN HURISTAK NO Jenis pekerjaan Survey Design Persentase selesai Taksiran Selesai Penyelesaia n Menurut Rencana 1 2 3 4 5 6 I II III IV V Pekerjaan Persiapan Gedung A Kantor Gedung B Ruang Belajar Gedung D Laboratorium Pengadaan Mobiler 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 31Maret 2008 Selama tahun 2008, pihak pemberi kerja melakukan dua kali pembayaran yaitu masing-masing Rp. 897.750.000 angsuran III dan IV pada bulan Maret dan Rp. 99.750.000 angsuran V pada bulan Juni. Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bintang Angkasa Megantara selama tahun 2008 adalah : Universitas Sumatera Utara 80 JURNAL Tgl URAIAN REF. POST DEBIT KREDIT . 31 . des . 1.Mencatat pembebanan biaya Biaya tahun 2008 dikurangi tahun 2007 = Rp. 1.603.950.000 – Rp. 925.550.000 = Rp. 678.400.000 Bangunan dalam pelaksanaan Bahan, tenaga kerja, kas, dll 2.Mencatat kemajuan faktur 100 - 64,45 = 35,55 x Rp. 1.995.000.000 = Rp. 709.222.500 Piutang konstruksi Kemajuan faktur 3.Mencatat penerimaan tagihan angsuran III dan IV Rp. 897.750.000 + angsuran V Rp. 99.750.000 = Rp.997.500.000 Kas Piutang konstruksi 4.Mencatatpengakuan pendapatan Penerimaan tagihan tahun 2008 – biaya yang terjadi tahun 2008 = Rp.997.500.000 – Rp. 678.400.000 = Rp.319.100.000 Bangunan dalam pelaksanaan Pendapatan konstruksi Rp.678.400.000 - Rp.709.222.500 - Rp.997.500.000 - Rp.319.100.000 - - Rp.678.400.000 - Rp.709.222.500 - Rp.997.500.000 - Rp.319.100.000 Berikut ini adalah pandapatan dan laba yang diakui perusahaan untuk setiap tahunnya : Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 10. Perbandingan Pendapatan dengan Laba yang diakui Keterangan 2007 2008 Total Pendapatan yang diakui 997.500.000 997.500.000 1.995.000.000 Laba yang diakui 71.950.000 319.100.000 391.050.000

b. Pengukuran pendapatan jasa konstruksi

Dalam pengukuran pendapatannya, PT. Bintang Angkasa Megantara menggunakan nilai tukar sebagai ukuran dalam penentuan pendapatan yang diakui yaitu sebesar kontrak yang ditanda tangani pada saat transaksi. PT. Bintang Angkasa Megantara tidak melakukan pendiskontoan atas nilai tunai transaksi yang diterima atau yang akan diterima di masa yang akan datang. PT. Bintang Angkasa Megantara mengukur kemajuan penyelesaian pekerjaan menggunakan ukuran keluaran atau hasil output measure dimana besarnya persentase penyelesaian ditentukan berdasarkan laporan ahli, yaitu bagian teknik atau engineer yang ditugasi untuk mengawasi dan menaksir tingkat kemajuan pekerjaan. Pengukuran ini biasanya dilakukan oleh bagian teknik perusahaan dengan pengawas lapangan dari pihak pemberi kerja. Hasil pemeriksaan lapangan tersebut diperiksa oleh asisten lapangan pelaksana teknis kegiatan pihak pemberi kerja dan dituangkan dalam Laporan Prestasi Fisik Proyek serta kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pembayaran yang dikeluarkan oleh pihak pemberi kerja. Universitas Sumatera Utara 82

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis pengakuan pendapatan jasa konstruksi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan teori yang telah dibahas pada tinjauan pustaka, maka penulis mencoba untuk menganalisis pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi pada PT. Bintang Angkasa Megantara Medan. PT. Bintang Angkasa Megantara sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi mengakui pendapatannya secara akrual accrual basis berdasarkan kemajuan pekerjaan atas persentase penyelesaian. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode persentase penyelesaian percentage of complete method. Pengakuan pendapatan dengan metode persentase penyelesaian diterapkan perusahaan terhadap kontrak yang masih sedang berlangsung pada akhir periode akuntansi berjalan. Proyek tersebut terdiri dari proyek yang kurang dari satu tahun tetapi masa waktu pelaksanaannya diantara dua periode akuntansi dan proyek yang masa pelaksanaannya diantara dua periode akuntansi berjalan dan umurnya lebih dari satu tahun. Sifat dasar kontrak yang masih sedang berlangsung pada akhir periode akuntansi menimbulkan perlunya suatu estimasi yang tepat untuk menghitung besarnya pendapatan yang diakui pada akhir periode akuntansi berjalan. Sebagai dasar pengakuan pendapatan perusahaan adalah metode tingkat persentase penyelesaian. Metode ini pada dasarnya dihitung dengan cara yang berbeda atau dengan kata lain ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara