27 Apache III sebesar 69,32 dan spesifisiti 79,25 , serta nilai
cut off point
nya adalah 45.
6,7,10
Penelitian mengenai evaluasi sistem skoring APACHE III terhadap pasien-pasien
critical ill pneumonia di ICU belum ada pernah dilakukan di
Medan. Adapun maksud dari penelitian ini untuk menganalisa ketepatan skoring APACHE III terhadap prognosis kematian dan bertahan penderita
critcal ill pneumonia yang dirawat di ICU dewasa.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu perlu dilakukan analisa evaluasi sistem skoring APACHE
III untuk mengetahui prognosis kematian dan bertahan pasien-pasien pneumonia yang dirawat di ICU dewasa.
1.3 HIPOTESA PENELITIAN
Sistem skoring APACHE III bermanfaat dalam memprediksi prognosis hidup bertahan atau meninggal pasien-pasien pneumonia yang dirawat
di ICU dewasa.
Universitas Sumatera Utara
28
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui ketepatan skoring APACHE III sebagai prognosis kematian dan bertahan pasien-pasien pneumonia yang dirawat di ICU
dewasa.
1.4.2 TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui nilai cut off point
skor APACHE III terhadap prognosis kematian dan bertahan pasien-pasien pneumonia yang
dirawat di ICU dewasa. b. Untuk mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas skor APACHE
III terhadap prognosis kematian dan bertahan pasien-pasien pneumonia di ICU dewasa.
c. Untuk mengetahui nilai duga predictive values
skor APACHE III terhadap prognosis kematian dan bertahan pasien-pasien
pneumonia di ICU dewasa. d. Untuk mengetahui rasio kemungkinan
likelihood ratio skor
APACHE III terhadap prognosis kematian dan bertahan pasien- pasien pneumonia di ICU dewasa.
e. Untuk mengetahui survival life
lama bertahan pasien-pasien
pneumonia yang dirawat di ICU dewasa.
Universitas Sumatera Utara
29
1.5 MANFAAT PENELITIAN
a. Sistem skoring kriteria APACHE III dapat dijadikan pedoman dalam menentukan kemungkinan prognosis pasien-pasien
pneumonia di ICU dewasa. b. Nilai skor prognosis APACHE III dapat dijadikan penuntun dalam
menilai prediksi seberapa besar peluang pasien-pasien pneumonia mendapatkan kesembuhan dari perawatan di ICU
dewasa. c. Memperoleh data dan informasi bagi penelitian berikutnya
mengenai sistem skoring APACHE III di ICU dewasa.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PNEUMONIA DI INTENSIVE CARE UNIT ICU
Severe community-acquired pneumonia SCAP
merupakan pneumonia akut berat yang sering masuk dan membutuhkan perawatan
intensif di ICU. Pneumonia komuniti merupakan suatu penyakit infeksi pernapasan akut yang didapati di luar rumah sakit yang manifestasinya
berupa karakteristik gejala batuk, adanya dahak, sesak, nyeri dada pleuritik dan didapati atau tidak perubahan status mental dengan adanya
gambaran infiltrat baru secara radiologi, juga adanya demam 38,5
o
C atau hipotermi 36
o
C, dengan adanya peningkatan atau penurunan jumlah sel darah putih. Sedangkan SCAP adalah pneumonia yang
membutuhkan perawatan ICU terutama ventilasi mekanik yang disebabkan satu atau beberapa alasan seperti, gagal napas hipoksemia
PaO2 60 mmHg terhadap pasien dengan pemberian maksimal oksigen, gagal napas hiperkapnia pH 7,25 dengan PaCO2 50 mmHg
atau dijumpainya ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan sehingga menyebabkan status mental terdepresi. Beberapa kriteria klinik
terhadap penderita pneumonia yang dapat diidentifikasi sebagai faktor prognosis buruk seperti, membutuhkan ventilator mekanik, syok,
penurunan kesadaran, keterlibatan multilobus, usia 65 tahun, frekuensi pernapasan 30menit, gagal ginjal akut, bakterimia dan adanya penyakit
Universitas Sumatera Utara