PRAKTIK PENGANGKATAN ANAK MENURUT HUKUM PENUTUP
Menurut Rifyal Ka’bah, Pengertian pengangkatan anak adalah mengangkat anak orang lain menjadi anak kandung orang tua angkat dengan hak-
hak dan kewajiban yang dimiliki anak kandungnya, baik hak waris ataupun hak menggunakan nama orang tua angkatnya, hak perwalian dan lain-lain
13
. Menurut Muderis Zaini
14
, pengangkatan anak adalah suatu cara untuk melakukan hubungan antara orang tua dan anak yang diatur dalam pengaturan
perundang-undangan. Biasanya pengangkatan anak dilaksanakan untuk mendapatkan pewaris atau mendapatkan anak bagi orang tua yang tidak bias
memilik anak. Akibat dari pengangkatan anak tersebut ialah bahwa anak yang diangkat kemudian memiliki status sebagai anak kandung yang sah dengan
segala hak dan kewajibannya. Sebelum melaksanakan pengangkatan anak itu, calon orang tua harus memiliki syarat-syarat untuk benar-benar dapat menjamin
kesejahteraan anak. Pengangkatan anak merupakan usaha untuk memperoleh keturunan yang
telah lama berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia. Setiap peradaban, bangsa, negara, agama dan lain-lain memiliki pandangan dan cara tersendiri
dalam melakukan pengangkatan anak. Termasuk di Indonesia pun telah lama pengangkatan anak ini dilakukan.
13
Rifyal Ka’bah, Pengangkatan Anak Dalam UU No. 3Tahun 2006 Tentang Perubahan UU No.7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama dan Akibat Hukumnya, Varia Peradilan tahun ke-XXI No
284, hlm. 32.
14
Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, Cet.4, Jakarta;Sinar Grafika,2002, hlm. 7.
Di dalam hukum perdata Indonesia tidak diatur tentang masalah pengangkatan anak atau lembaga pengangkatan anak. Hukum perdata Indonesia
hanya mengatur masalah pewarisan dengan istilah “anak luar kawin” atau anak yang diakui erkend kind. Artinya, disini terdapat kekosongan hukum yang bisa
menimbulkan ketidakteraturan dalam masyarakat yang ingin melakukan pengangkatan anak.
Pengangkatan anak ini dimaksudkan untuk mengangkat harkat serta martabat dari anak itu sendiri maupun keluarga yang mengangkatnya tersebut.
Sehingga anak yang diangkat ini dapat terjamin hidupnya, nafkah, pendidikan, serta asuhan bagi dirinya. Juga bagi keluarga yang mengangkatnya diberikan
keturunan yang kelak dapat mewarisi hidupnya berupa harta kekayaan yang ditinggalkannya serta manfaat lainnya.
Dari segi perkembangan hukum nasional, rumusan pengertian pengangkatan anak secara formal dan berlaku bagi seluruh pengangkatan anak di
Indonesia-tanpa membedakan golongan penduduk, juga tanpa membedakan domestic adoption atau inter-country adoption
– dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak “PP
Pengangkatan Anak”. Menurut PP Pengangkatan Anak bahwa pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari
lingkungan kekuasaan orangtua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut ke dalam