Latar Belakang Penerapan Sanksi Pidana Pada Kasus Kelalaian Pengemudi Yang Menimbulkan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.854 /Pid.B/2012/Pn.Mdn )

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan LLAJ merupakan hal yang sangat dekat dekat masyarakat. Setiap waktu masyarakat terus bergulat dengan Angkutan Jalan dengan bermacam-macam kepentingan. Sejarah Lalu lintas dan Angkut an Jalan di Indonesia telah melewati berbagai masa sejak dari masa Pemerintahan Belanda sampai pada era refomasi pada saat ini. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pun telah melewati berbagai kondisi zaman dibarengi dengan berbagai kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sampai perubahan pola tingkah laku masyarakat. Sebagai pemakai jalan raya, kurangnya disiplin merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kebiasaan rupanya sudah mempengaruhi masyarakat bahwa orang baru merasa melanggar peraturan lalu lintas si pelanggar itu tertangkap oleh petugas. 1 Lalu lintas dan Angkutan Jalan ketika pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda diatur dalam “Werverkeersordonnantie” Staatsblad 1933 Nomor 86. Perkembangan selanjutnya Weverkeersordonnantie tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan dirubah lagi dalam Staatsblad 1940 No. 72. Kemudian Werverkeersordonnantie dirubah lagi setelah Indonenesia tepatnya pada tahun 1951 dengan UU No. 3 Tahun 1951 Perubahan Dan Tambahan Undang Undang 1 http:id.wikipedia.orgwikiArah_lalu_lintas diakses pada tanggal 27 Agustus 2013 pukul 14.34 wib Universitas Sumatera Utara Lalu Lintas Jalan Werverkeersordonnantie, Staatsblad 1933 No. 86. Kemudian Selang 15 Tahun kemudian dari berlakunya UU No. 15 Tahun 1951 Pemerintah Indonesia mengatur lagi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kedalam Undang- Undang yang baru serta Mencabut peraturan sebelumnya tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Maka Lahirnya UU No. 3 Tahun 1965 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang pada waktu itu atas persetujuan bersama antara Presiden Soekarno dengan DPR GR Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong. Undang- Undang No. 3 Tahun 1965 ini bahwa ini adalah Undang-Undang pertama yang mengatur LLAJ di Indonesia setelah Indonesia merdeka. 2 2 Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK pada 27 Tahun Kemudian diatur kembali LLAJ di Indonesia dengan Undang-Undang yang baru yaitu Undang-Undang No. 14 Tahun 1992. Ada hal yang menarik dari UU No. 14 Tahun 1992 ini bahwa Undang-Undang ini sempat ditangguhkan selama setahun melalui PERPU No 1 Tahun 1992 yang disahkan menjadi Undang-Undang No. 22 Tahun 1992. Sebagaimana yang terdapat dalam Konsideran UU No. 22 Tahun 1992 poin c dikatakan bahwa: ” Bahwa seiring dengan tujuan yang ingin diwujudkan sebagaimana tersebut diatas, dan setelah mempertimbangkan segala sesuatunya dengan seksama, maka untuk menjaga agar pelaksanaannya dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya dipandang perlu untuk menangguhkan berlakunya Undang- Undang tersebut guna memberi waktu yang lebih cukup lagi untuk meningkatkan pemahaman, persiapan dan kesiapan segenap aparatur pemerintah yang bersangkutan serta masyarakat pada umumnya mengenai Undang-Undang tersebut ” http:feriansyach.wordpress.com20110308sejarah-singkat-regulasi-lalu-lintas-dan- angkutan-jalan-di-indonesia di akses pada tanggal 27 Agustus 2013 pukul 14.40 wib Universitas Sumatera Utara Dengan Lahirnya Undang-Undang No. 22 tahun 1992 makanya UU No. 14 tahun 1992 ditangguhkan pelaksanaanya yang direncanakan pada 17 september 1992 menjadi 17 September 1993 Karena berbagai pertimbangan dari pemerintah. Selanjutnya UU mengenai LLAJ terkahir kali diatur di Indonesia dengan Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Jalan dengan semangat reformasi dan semangat perubahan. 3 Selanjutnya kasus tabrakan yang cukup menghebohkan dilakukan oleh seorang model Novi Amalia yang menabrak 7 orang di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, yang mengakibatkan korban-korban mengalami luka ringan, Kasus kecelakaan Livina Maut yang dilakukan oleh Andika Pradipta yang mengakibatkan 2 orang tewas, dan 5 orang mengalami luka-luka di sekitar jalan Maraknya kasus-kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang terjadi akhir-akhir ini, sebagai catatan sebut saja mulai dari kasus kecelakaan tunggal yang menimpa artis dangdut Saipul Jamil bersama sang istri Virginia di ruas tol Cipularang yang mengakibatkan meninggalnya istri Saipul Jamil, Kasus tabrakan Xenia maut yang dikendarai Afriani Susanti hingga menewaskan 9 orang di daerah Tugu Tani Jakarta, Kasus tabrakan beruntun Honda Jazz maut yang dikemudikan oleh Hadi Reski Ramadhani seorang pelajarsiswa SMP yang menabrak 15 orang dan mengalami luka-luka di Makassar, Kasus tabrakan Mercy Maut yang dilakukan oleh Darsan Sutrisna yang menabrak orang-orang di pinggir Bundaran HI sehingga mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang lainnya luka-luka. 3 Ibid Universitas Sumatera Utara Ampera Jakarta, hingga kasus kecelakaan lalu lintas yang baru ini terjadi menimpa Rasyid Amrullah, pengemudi BMW X5, anak dari Menteri Hatta Rajasa, yang mengakibatkan merenggut dua nyawa di Tol Jagorawi. Faktor dominan dalam terjadinya kasus-kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi adalah kelalaian atau kekurang hati-hatian pengemudi, hal ini bisa disebabkan karena dugaan mengemudi dalam keadaan mengantuk, sampai kepada mengemudi di bawah pengaruh narkoba dan alkohol. Masalah yang sering muncul di dalam berlalu lintas salah satunya adalah masalah kelalaian dari pengendara kendaraan bermotor itu sendiri, pengendara kendaraan bermotor sering lalai dalam mengendarai kendaraan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 229 ayat 1 sampai 5 menyebutkan ada tiga jenis kecelakaan lalu lintas , yaitu kecelakaan lalu lintas ringan yang berakibat kerusakan kendaraan atau barang , kecelakaan lalu lintas sedang yang berakibat kerusakan kendaraan atau barang dan juga mengakibatkan orang lain mengalami luka ringan, dan kecelakaan lalu lintas berat yang dapat mengakibatkan orang lain meninggal dunia atau luka berat. Selama tahun 2010, terdapat 8.284 kasus kecelakaan lalu lintas di Sumatera Utara dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.398 atau 6 orang per harinya, luka berat sebanyak 3.691 atau 9 orang per harinya, dan luka ringan sebanyak 5.718 atau 15 orang per harinya. Selama tahun 2011, terdapat 7.851 kasus kecelakaan lalu lintas di Sumatera Utara dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.481 atau 6 orang per harinya, luka berat sebanyak 4.156 atau 11 orang Universitas Sumatera Utara per harinya, dan luka ringan sebanyak 7.285 atau 22 orang per harinya, dan selama tahun 2012 terdapat 8.198 dengan korban jiwa meninggal dunia sebanyak 2.202 atau 6 orang per harinya, luka berat sebanyak 4.604 atau 12 orang per harinya, dan luka ringan sebanyak 8.414 atau 22 orang per harinya. 4 Tahun Tabel kasus kecelakaan di Dit Lantas Polda Sumut 2010 – 2012 Jumlah Kasus Keterangan Tewas per tahun Per hari Luka Berat per tahun per hari Luka ringan per tahun per hari 2010 8.284 2.398 6 3.691 9 5.718 15 2011 7.851 2.481 6 4.156 11 7.285 22 2012 8.198 2.202 6 4.604 12 8.414 22 Sumber: Data statistik Dit Lantas Polda Sumut 2010 – 2012 Pada perkembangannya, lalu lintas jalan dapat menjadi masalah bagi manusia, karena semakin banyaknya manusia yang bergerak atau berpindah- pindah dari satu tempat ketempat lainnya, dan semakin besarnya masyarakat yang menggunakan sarana transportasi angkutan jalan, maka hal inilah yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya angka kecelakaan lalu lintas. Pada kecelakaan lalu lintas yang terjadi antara lain disebabkan oleh kelelahan, kelengahan, kekurang hati-hatian, dan kejenuan yang dialami pengemudi. Berbicara tentang kecelakaan lalu lintas, pada dasarnya di sebabkan oleh empat faktor, yaitu faktor manusia, faktor kendaraan, kompatibilitas antara manusia dan kendaraan Human Machine compatibility dan faktor lingkungan 4 http:www.hariansumutpos.com20130557654mari-ciptakan-budaya-tertib-berlalu- lintasaxzz2hZLQjsW3 27 Agustus 2013 pukul 15.13 wib Universitas Sumatera Utara jalan. Dari keempat faktor tersebut, maka faktor manusia menjadi faktor yang paling sering dalam menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Mengenai kecelakaan lalu lintas, tentu tidak bisa terlepas dari adanya sanksi hukum yang akan menjerat para pelaku yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas tersebut. Hal ini tentunya perlu diketahui oleh semua pihak, agar diharapkan para pengemudi kendaraan dapat bersikap lebih berhati – hati ketika mereka berada di jalan raya, sehingga tidak ceroboh yang mana akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang pada akhirnya menimbulkan adanya korban baik itu korban meninggal, korban luka – luka, serta kerugian materil yang pasti akan terjadi. Oleh sebab itu, di harapkan kecelakaan lalu lintas dapat ditekan jatuhnya korban jiwa. 5 Jika kita melihat dari penjabaran diatas, maka dapat dilihat bahwa pelaku dari terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas dimana faktor manusia faktor penyebabnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis termotivasi untuk mengakaji dan membahas secara mendalam tentang topik skripsi yang berjudul: “ Penerapan Sanksi Pidana Pada Kasus Kelalaian Pengemudi Yang Menimbulkan Kecelakaan Lalu Lintas Studi Putusan No. 854Pid.B2012PN.Mdn ” 5 Berlin Situmorang, Skripsi, Kajian Yuridis Terhadap Anak Yang Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Medan: ,Fakultas Hukum USU, 2011 , Hal 4 Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Bersyarat pada Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas yang dilakukan oleh Anak Dalam Praktik (Studi Putusan Nomor: 217/Pid.Sus/2014/PT.Bdg)

0 73 91

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Restorative Justice Dalam Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus 3969/Pid.B/2010/Pn-Medan)

4 92 92

Kendala Penyidikan Tindak Pidana Kelalaian (CULPA) pada Perkara Kecelakaan Lalu Lintas yang Mengakibatkan matinya Korban (Studi pada POLDASU)

2 95 81

Penerapan Sanksi Pidana Pada Kasus Kelalaian Pengemudi Yang Menimbulkan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.854 /Pid.B/2012/Pn.Mdn )

2 81 84

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Analisis Putusan Sanksi Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Tulungagung)

18 209 106

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Kurir Narkotika dalam Tinjauan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen Perkara Nomor 139/Pid.B/2010/PN.Kbm )

3 111 106

Eksistensi Perdamaian Antara Korban dengan Pelaku Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas dalam Sistem Pemidanaan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 81 147

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100