IDENTIFIKASI DATA

7. Alur Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Bagan 2. Alur Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

8. Sarana dan Fasilitas Pendukung

Dalam menjalankan fungsinya Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional ditunjang dengan sarana dan fasilitas pendukung.

a. Lahan Percobaan

Lahan Percobaan Tlogodlingo pada ketinggian 1800 m dpl digunakan untuk penelitian TO Sub Tropis dan di persil 118 yang memiliki ketinggian 1200 m dpl serta segera dikembangkan pula lahan pada dataran rendah. Pada Lahan ini dapat dilakukan penelitian Adaptasi, Pembibitan, Masa Tanam, Pemupukan, Serapan Hara, Umur Panen dan Pemuliaan guna mendapatkan hasil panen yang berkualitas baik dalam jumlah biomassa maupun kandungan metabolit sekundernya.

b. Laboratorium Pasca Panen

Disini dilakukan penelitian perlakuan hasil panen, seperti Metoda Pengeringan, Pengecilan Ukuran hingga teknologi penyimpanan agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan menjaga dari kerusakan dan jika memungkinkan dapat meninkatkan kandungan metabolit sekunder serta Standarisasi Simplisia.

c. lnstalasi Sistematika Tumbuhan

Melaksanakan identifikasi (determinasi) tumbuhan dan simplisia baik dalam bentuk kering maupun dalam bentuk rajangan Melaksanakan identifikasi (determinasi) tumbuhan dan simplisia baik dalam bentuk kering maupun dalam bentuk rajangan

d. Instalasi Benih dan Pembibitan TO

Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkoleksian benih dari lokasi tertentu, sortasi biji, uji viabilitas, pemyimpanan benih. Disamping itu juga pengadaan bibit baik secara konvensional maupun kultur jaringan.

e. Instalasi Adaptasi dan Pelestarian

Melakukan adaptasi TO hasil eksplorasi, pelestarian plasma nutfah TO yang termasuk dalam kategori langka.

f. Instalasi Koleksi TO

Melaksanakan inventarisasi TO, pengkoleksian TO, Pengelolaan Koleksi (penanaman, peremajaan, pemeliharaan, pembasmian hama dan gulma, pengamatan dan pendataan parameter pertumbuhan dan pemanenan) serta pencatatan data klimatologi.

g. Instalasi Pasca Panen

Menangani hasil panen meliputi : pencucian, sortasi, pengubahan bentuk (perajangan), pengeringan, penyerbukan, pengemasan dan penyimpanan serta stok/ gudang simplisia.

h. Laboratorium Galenika

Kegiatannya meliputi pembuatan sediaan galenika dalam bentuk ekstrak, tinktur dll. Selain itu juga dilaksanakan penyulingan/ destilasi minyak atsiri. Juga dilakukan koleksi minyak atsiri dan ekstrak.

i. Laboratorium Bioteknologi Kegiatannya meliputi kulktur jaringan tanaman baik untuk mendapatklan bibit maupun mendapatkan metabolit sekunder (senyawa aktif), penetapan cemaran mikroba (AJ dan ALT) dan uji aktifitas antimikroba.

j. Laboratorium Fitokimia Melakukan penetapan parameter standar ekstrak dan simplisia, profil kromatografi minyak atsiri, pemeriksaan kandungan senyawa kimia, penetapan kadar senyawa aktif, isolasi dan identifikasi senyawa aktif, baik secara spot test, spektrofotometri, KLT densitometri maupun HPLC.

k. Laboratorium Farmakologi Melaksanakan koleksi dan perawatan hewan coba, serta melakukan uji preklinik (khasiat dan keamanan) dan uji klinik Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

l. Perpustakaan Perpusatakaan dengan koleksi + 600 judul yang terdiri dari:

1) Buku ilmiah

7) Tesis dll 7) Tesis dll

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu menyelengarakan suatu paket wisata edukatif dimana pengunjung disuguhi dengan pengenalan Tanaman Obat dan Obat Tradisional mulai dari budidaya, pasca panen hingga pengolahan simplisia menjadi produk Obat Tradisional. Paket tersebut meliputi:

1) Kebun Tlogodlingo

Merupakan lahan budidaya dan koleksi TO seluas 13 Ha yang terletak di lereng gunung Lawu dengan ketinggian 1800 m dpl. Mempunyai pemandangan yang indah dan berhawa sejuk.

Dibudidayakan TO Aromatik antara lain: Foeniculum vulgare dan Rosmarinus officinalis dalam bentuk aromatic garden dan TO yang hanya tumbuh baik pada dataran tinggi antara lain :Pimpinella alpina, Digitalis purpurea, Artemisia annua dalam bentuk sub tropical garden. Selain sebagai kebun koleksi dan penelitian, di kebun Tlogodlingo juga dikembangkan sebagai unit pasca panen dan pembibitan TO spesifik lokal.

2) Kebun Koleksi dan Etalase tanaman obat

Mempunyai koleksi + 1000 spesies TO yang merupakan hasil eksplorasi dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Terletak di pusat wisata Tawangmangu pada ketinggian 1200 m dpl.

3) Pembibitan

Menyediakan bibit untuk kebutuhan penelitian, pelatihan dan koleksi.

4) Museum Tanaman Obat dan Obat Tradisional Museum TO dan OT dikembangkan sebagai lahan untuk mengenal, mempelajari dan meneliti budaya lokal dalam pemanfaatan TO dan OT yang dilakukan nenek moyang pada zaman dahulu serta perkembangannya sampai saat ini.

9. Program dan Pengembangan

a. Penelitian dan Pengembangan Balai Besar Litbang TO OT dari tahun 2008 akan dilaksanakan penelitian sebagai berikut:

Karakterisasi genetik tiga aksesi Stevia rebaudiana mendukung pelepasan varietas unggul B2P2TO2T Tawangmangu

Standarisasi tanaman obat: Uji multilokasi stevia dalam rangka pelepasan varietas unggul B2P2TO2T Tawangmangu

3. Stevia sebagai pemanis buatan yang aman

4. Optimasi isolasi dan identifikasi stevioside tanaman Stevia rebaudiana

5. Penelitian pasca panen Stevia rebaudiana

6. Formula pemanis herbal rendah kalori dari Stevia rebaudiana

Pengembangan tanaman obat sebagai obat herbal terstandar dan fitofarmaka antidiabetes

Potensi antipoliferasi tiga tanaman dengan kandungan asam ursolat terhadap cell line MCF7 (suatu studi in vitro)

Serapan hara makro esensial oleh Artemisia annua pada berbagai jenis tanah dan pengaruhnya terhadap kandungan artemisinin

10. Pemetaan jahe, temulawak dan kunyit di Jawa Tengah

Aplikasi teknik GAP pada budidaya Artemisia annua melalui intervensi pola panen dan peningkatan jumlah kromosom.

Aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D dari daun Dewandaru (Eugenia uniflora)

Eksplorasi etno-botani medis tanaman obat di suku Komering Sumatera selatan

15. Uji anti-inflamasi dan toksisitas Eupatorium riparium pada tikus putih

16. Standarisasi ekstrak Talinum triangulare untuk herbal standar aprodisiaka

Tabel 1. Program dan Pengembangan

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana

1) Pembangunan Gedung Laboratorium

Gambar 1. Pembangunan Gedung Laboratorium

2) Penyediaan sarana laboratorium

B. Data Promosi

Promosi ataupun penyebaran informasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Besar Litbang TO OT selama kurun waktu dari tahun 2008 meliputi:

1. Seminar Nasional yang dilaksanakan pada bulan juli 2008

2. Penerbitan jurnal/buletin Hortus yang berisi hasil penelitian dan 2. Penerbitan jurnal/buletin Hortus yang berisi hasil penelitian dan

3. Penyebaran brosur, pamflet, maupun leaflet di klinik Hortus Medicus.

C. Kompetitor

1. PT. Deltomed

a. Latar Belakang PT. Deltomed Berawal dari home industry di Banjarmasin, Deltomed mulai membuat jamu dari ramuan tumbuh-tumbuhan alami. Di antaranya adalah Strongpas dan Virgitab yang dipasarkan dalam bentuk kapsul.

Seiring dengan meningkatnya citra produk Deltomed dan juga total jumlah permintaan pasar, maka untuk memenuhi tuntutan tersebut, kapasitas produksi pun ditingkatkan melalui pemindahan lokasi pabrik Deltomed ke lokasi seluas 1 hektar di Wonogiri, Jawa Tengah pada tahun 1987.

Meningkatnya permintaan produk-produk Deltomed dari seluruh Indonesia, mendorong terciptanya peluang investasi baru dalam fasilitas produksi, seperti mesin modern dan peralatan laboratorium. Deltomed merelokasi area pabriknya seluas 6 hektar di Nambangan, Wonogiri. Membangun fasilitas pabrik serta fasilitas penelitan dan pengembangan yang berteknologi modern.

Untuk meningkatkan kualitas produk, Deltomed melakukan investasi teknologi ekstraksi dari Jerman guna menghasilkan ekstrak tumbuhan berkualitas tinggi.

b. Lokasi Perusahaan

1) Kantor Perkantoran PURI NIAGA II Jl. Puri Kencana Blok J1 No. 3x Jakarta Barat 11610 Phone: (+62-21) 5830 4131 Fax: (+62-21) 5830 4132

2) Pabrik Nambangan, Selogiri, Wonogiri Kotak Pos 103 Wonogiri 57601 Phone: (+62-273) 322 566 Fax: (+62-273) 321 118

c. Data Produk

1) Antangin JRG

2) Srongpas Ginseng

3) Rapet Wangi

4) Natur Slim

5) Natur Fiber

6) Tuntas

7) OB Herbal

8) Antalinu

9) Tea Tree Oil

10) OBHerbal Lozenges

11) Antangin Herbal Lozenges

d. Data Promosi Deltomed Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan manfaat pengobatan alami, Deltomed berusaha mengedukasi masyarakat umum mengenai khasiat obat-obatan herbal melalui media iklan, talk show dan seminar. Deltomed berencana untuk mempromosikan produk-produk baru dan pengembangan produk yang sudah ada secara terus-menerus.

Sebagai realisasi misi peningkatan kualitas hidup dan menjaga kesehatan masyarakat, Deltomed secara rutin menyelenggarakan dan mensponsori berbagai aktivitas dan kompetisi olahraga.

Sejak awal berdirinya di tahun 1970, Deltomed telah menjalin kerja sama dengan beberapa rekan bisnis eksternal. Saat ini, produk Deltomed telah tersedia di pasar retail, apotik, mini market, swalayan dan hypermarket di seluruh pelosok Indonesia.

Produk-produk Deltomed telah mendapat kepercayaan pasar internasional, berkat partisipasi Deltomed dalam pameran-pameran yang digelar di dalam dan luar negeri setiap tahun-nya. Kini produk- produk Deltomed telah diekspor ke berbagai negara seperti Malaysia, Saudi Arabia, Hongkong dan Brunei. Deltomed juga memberikan layanan khusus melalui pemakaian label tersendiri dari masing-masing mitra usaha.

a. Latar Belakang dan Sejarah PT. Air Mancur Perusahaan Jamu Air Mancur pertama kali didirikan oleh L.W.

Santoso, Rudi Hendrotanojo, dan Kimun Ongkosandjojo pada tanggal 23 Maret 1963 yang berlokasi di sebuah rumah sewa, tepatnya di kampung Pucang Sawit, Surakarta dengan jumlah karyawan 11 orang. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana dan hampir semua proses dikerjakan secara manual.

Perusahaan ini pada mulanya tidak dikenal sama sekali, karena perusahaan ini didirikan atas modal yang sangat minim, disamping itu juga belum tersedianya alat-alat yang modern untuk mengolah ataupun membuat jamu dari bahan alami.

Dengan keuletan dan didukung dengan keterampilan serta ketekunan, maka perusahaan ini dapat memperluas usahanya dengan menyewa mesin giling beserta tempatnya yang terletak di sebuah gudang seng, di desa Cubluk, Wonogiri. Perusahaan jamu ini terus mengalami peningkatan dan kemajuan yang sangat berarti, maka pada tanggal 23 Desember 1963 dibentuklah sebuah perusahaan yang berstatus perseroan terbatas (PT) dengan nama PT. Jamu Air Mancur. Akhirnya pada tanggal 1 Januari 1964 segala pusat usaha di Surakarta dipindahkan ke Wonogiri.

Pada tahun 1966 muncul pemberontakan PKI yang hampir saja melumpuhkan usaha PT. Jamu Air Mancur, namun akhirnya L.W. Santoso sebagai pimpinan perusahaan dapat menyelamatkan usaha tersebut dari kehancuran dan bahkan pada tanggal 1969 mampu mengembangkan

Palem 51 Wonogiri, dari tahun ke tahun perusahaan ini mengalami peningkatan jumlah karyawan.

Selain dengan peningkatan jumlah karyawan dari tahun ke tahun, maka pada tahun 1973 dimulailah perlusan pabrik di desa Tegal Rejo, Dagen, Jaten, Palur Kabupaten Karanganyar. Karena mendesaknya keperluan kerja maka pada tanggal 24 Februari 1974 Bapak L.W. Santoso meresmikan pabrik di Palur Karanganyar. Karena terus meningkatnya jumlah permintaan dari konsumen akan produk jamu tersebuat, maka pada tahun 1976 dibuatlah pabrik baru di desa Jajar, Kleco, Surakarta. Pabrik tersebut disediakan untuk kegiatan logistik dan laboratorium pembantu PT. Jamu Air Mancur Palur Solo. Dan sampai saat ini PT. Jamu Air Mancur memiliki 5 unit kerja yaitu :

1) Unit kerja Palur, terletak di desa Tegalrejo, Kecamatan jaten, Kabupaten Karanganyar. Unit ini memproduksi jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat sekaligus sebagai kantor pusat.

2) Unit kerja Jetis, terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten

Karanganyar. Unit ini memproduksi kosmetik.

3) Unit kerja Klampisan, terletak di Kecamatan Giriwono, Kabupaten Wonogiri. Unit ini digunakan untuk pengolahan jamu ekstrak.

4) Unit kerja Pelem, terletak di Kabupaten Wonogiri. Unit ini

mengolah makanan, minuman dan madu.

5) Unit kerja Celep, terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Unit ini adalah unit proses pengemasan jamu serbuk 5) Unit kerja Celep, terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Unit ini adalah unit proses pengemasan jamu serbuk

b. Lokasi Perusahaan PT. Air Mancur memiliki 4 tempat yang digunakan sebagai

kantornya, yaitu :

1) Head Office & Factory :

Jalan Raya Solo – Sragen Km 7 ( Palur ) P.O. Box 253 Solo 57102 Indonesia Phone ( 0271 ) 825024, 821243, 825404, 825197 Fax ( 0271 ) 825198

2) Marketing Office :

Jalan Raya Solo – Sragen Km 7,5 Jetis Kulon Rt 02/05 Jaten, Karanganyar. Phone ( 0271 ) 825952 (hunting) Fax ( 0271 ) 826184

3) Marketing Office :

Komplek Rukan Graha Cempaka Mas Blok E No. 1 Jalan Letjen Suprapto Jakarta Pusat 10640 – Indonesia Phone ( 021 ) 42800577 (hunting) Fax ( 021 ) 42882118 – 19

4) Production Office :

Jalan Pelem Wonogiri

c. Visi dan Misi Visi:

Visi dari Air Mancur adalah menjadi market leader/pemimpin pasar produk kesehatan alami di Indonesia.

Misi :

1) Untuk menghasilkan obat-obatan herbal, minuman kesehatan, kosmetik dan suplemen makanan dengan inovasi dalam bahan-bahan alami, nilai tambah tinggi dan manfaat kesehatan kepada masyarakat.

2) Untuk mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi melalui nilai dari

produk-produk berkualitas.

3) Untuk memenuhi stakeholder melalui pertunjukan perdana di atas

rata-rata industri.

4) Untuk mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan di atas rata-rata industri, selanjutnya meningkatkan pangsa pasar di kategori produk masing-masing.

5) Untuk membangun sumber daya manusia yang handal dan kompeten

dalam fungsi masing-masing.

d. Data Produk Seluruh produk jamu PT. Air Mancur, dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan alami dan sudah terjamin tidak memberikan efek samping bagi kesehatan. Dengan adanya perkembangan teknologi, sekarang masyarakat dapat mengkonsumsi produk jamu PT. Air Mancur dalam berbagai bentuk yang lebih praktis dan modern seperti, Pil, Tablet, Kapsul, Sirup, dan sebagainya. Produk ini diciptakan dengan berbagai bentuk varian. Ini diformulasikan untuk menghilangkan rasa pahit yang dikandung tanpa d. Data Produk Seluruh produk jamu PT. Air Mancur, dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan alami dan sudah terjamin tidak memberikan efek samping bagi kesehatan. Dengan adanya perkembangan teknologi, sekarang masyarakat dapat mengkonsumsi produk jamu PT. Air Mancur dalam berbagai bentuk yang lebih praktis dan modern seperti, Pil, Tablet, Kapsul, Sirup, dan sebagainya. Produk ini diciptakan dengan berbagai bentuk varian. Ini diformulasikan untuk menghilangkan rasa pahit yang dikandung tanpa

1) Kapsul Benkwat Ginseng

2) Kapsul MustikaRapet

3) StopDiar

4) PROURAT

5) PROLINU, dan

6) Orangin sirup

e. Data Pemasaran Pemasaran produk-produk dari PT. Air Mancur yaitu mencapai

skala internasional, untuk tujuan ekspor luar negeri yaitu mencakup negara-negara sebagai berikut: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Saudi Arabia, Nigeria. Untuk skala nasional atau dalam negeri produk-produk PT. Air Mancur didistribusikan ke berbagai wilayah utama di Indonesia, yaitu: Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang, Lampung, Bandung, Cirebon, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Manado, Ambon dan Kupang.

f. Data Promosi Promosi yang dilakukan oleh Air Mancur yaitu meliputi berbagai

media tergantung dari produk dan atau kebijakan yang berlaku. Promosi dari produk-produk PT. Air Mancur di antaranya yaitu: website, company profile , packaging, iklan TV, iklan radio, poster, banner, spanduk, t-shirt, merchandise , dan lain-lain.

D. Analisis SWOT

1. Tabel Analisis SWOT BP2T2OOT dengan Kompetitor Analisis

PT. Air Mancur Strength

BP2T2OOT

PT. Deltomed

a. Merupakan racikan jamu

a. Merupakan produk komersil yang

a. Merupakan produk komersil yang

(kekuatan)

sebagai pengganti obat,

sudah umum dan dikenal dengan minimal efek

sudah umum dan dikenal

masyarakat luas.

masyarakat luas.

b. Diformulasikan oleh para ahli kondisi badan.

samping yang buruk bagi

b. Diformulasikan oleh para ahli

dibidangnya

dibidangnya

b. Diformulasikan khusus oleh

c. Distribusi atau pemasaran telah

c. Distribusi atau pemasaran telah

dokter untuk seorang pasien berlangsung ke pelosok daerah

berlangsung hingga pelosok

tertentu sesuai diagnosanya. d. Racikan obat telah dipatenkan dan

daerah

c. Harga dapat terjangkau

teruji

seluruh kelas ekonomi

masyarakat

Weakness

a. Sementara hanya terdapat di

Produk telah dipatenkan komposisinya Produk telah dipatenkan

(kelemahan)

B2P2TOOT

untuk diagnosa penyakit secara umum. komposisinya untuk diagnosa

b. Saintifikasi Jamu belum

penyakit secara umum.

dikenal masyarakat luas.

c. Distribusi imformasi dan produk belum maksimal

Opprtunity

Menjadi pilihan pengobatan

Menjadi pendamping obat

Menjadi pendamping obat

(kesempatan) herbal. konvensional

konvensional

Threat

Belum terciptanya kepercayaan Adanya produk komersil lain yang

Adanya produk komersil lain yang

(ancaman)

masyarakat terhadap khasiat lebih disukai konsumen

lebih disukai konsumen

jamu

E. USP (Unique Selling Preposition)

Unique Selling Preposition merupakan pendekatan yang berorientasi pada keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengunakan suatu produk. (Suyanto, 2004: 116)

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa USP dari Program Saintifikasi Jamu B2P2TOOT yaitu produk jamu yang murah, sehat, alami dengan menggunakan tumbuhan herbal, lebih berkhasiat, dan diformulasikan langsung oleh dokter melalui diagnosa konvensional dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium rekam medis.

F. Positioning

Dalam sebuah blog yaitu http://rmagz.blogspot.com, disebutkan bahwa Positioning merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran, yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002). Positioning harus membuat produk, jasa atau perusahaan itu dipersepsikan berbeda, tak sekedar beda tapi harus bisa memisahkan diri dari yang lain. Dan yang lebih penting kalau bisa perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu calon konsumen. Dalam strategi positioning benak konsumenlah yang menjadi medan perang. Positioning merupakan pernyataan yang bisa menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dituju. Maka dalam menciptakan positioning ada empat acuan yang harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 : 14) yaitu:

1. Positioning harus dipersepsi secara positif oleh konsumen dan menjadi reason to buy (alasan untuk membeli).

2. Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif produk atau perusahaan.

3. Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dengan pesaing.

4. Berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan.

Dalam hal ini maka Program Saintifikasi Jamu B2P2TOOT dapat diposisikan dalam benak masyarakat luas sebagai pilihan alternatif pengobatan yang sehat dan alami tanpa efek samping dan lebih berkhasiat.