METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan suatu penelitian. Menurut H.B.Sutopo (2002: 5), “Metode penelitian

merupakan bentuk dan strategi penelitian yang digunakan untuk memahami berbagai aspek penelitian atau pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan aktif itas penelitian”.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai kuli gendong yang dilihat dari aspek informal ini dilakukan di pasar Legi yang berada di jalan S. Parman No. 23 Kelurahan Stabelaan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Lokasi ini dipilih karena di pasar ini terdapat kuli gendong dalam jumlah yang banyak, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu lokasi ini dipilih karena tidak terlalu jauh dengan domisili peneliti sehingga dirasa mudah dijangkau dan lebih cepat dalam proses pengambilan data. Proses ricek dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, sehingga validitas data dapat dicapai.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu lima bulan, mulai dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Juli 2011.

Tabel Waktu Penelitian

Mar ’11 Apr’11

Mei ’11

Jun ’11 Jul ’11

1. Penyusunan proposal

2. Perijinan

3. Pengumpulan data

4. Analisis data

5. Penyusunan laporan

Tabel.1. Waktu Penelitian

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, metode penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong (2007: 4), ”Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Sedangkan menurut Kirk dan Miller yang dikutip Lexy J. Moleong (2007: 4), “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya”. Denzin dan Lincoln yang dikutip Lexy J. Moleong (2007: 5), menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada”. Dalam penelitian kualitatif, terdapat tiga macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif eksplanatif. Jenis penelitian ini akan mampu menjelaskan secara rinci dan mendalam mengenai kejadian atau potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi, apa adanya di lapangan studinya, menjelaskan fakta-fakta yang tampak dilapangan studinya.

2. Strategi Penelitian

Menurut H.B.Sutopo (2002: 112), ”Strategi penelitian digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjelaskan bagaimana

tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah akan dikaji dan dipecahkan

commit to user

untuk dipahami”. Sedangkan menurut Robert K. Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006: 1), “Strategi penelitian kualitatif dibagi menjadi lima, yaitu: Metode studi kasus, metode eksperimen, metode survei, metode historis dan

metode analisis informasi dokumenter”. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

studi kasus. Menurut Robert K.Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006: 18), ”Studi kasus merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasikan sebelumnya”. Studi

kasus menyelidiki fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata, dengan ketentuan batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan memanfaatkan multisumber bukti.

Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok dengan pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan bagaimana atau mengapa dan peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Menurut Robert K. Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006: 28), menjelaskan mengenai desain penelitian;

”Desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis dan intepretasi observasi. Ia merupakan suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antarvariabel di dalam suatu penelitian. Desain penelitian juga menentukan ranah kemungkinan generalisasi terhadap situasi- situasi yang berbeda”.

Desain penelitian studi kasus dibedakan menjadi dua macam menurut Robert K. Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006: 28), yaitu:

a) Desain kasus tunggal Kasus-kasus tunggal merupakan desain umum bagi penyelenggaraan studi kasus. Syarat penyelenggaraan studi kasus tunggal adalah kasus tersebut mengetengahkan suatu uji penting mengenai teori yang ada; merupakan peristiwa yang langka / unik dan berkaitan dengan tujuan penyingkapan.

Tahap penting dalam pendesainan dan penyelenggaraan kasus tunggal adalah menentukan unit analisis. Terdapat beberapa keterkaitan dengan sub – subunit analisisnya, agar desain yang lebih kompleks atau terpancang, dapat berkembang. Subunit seringkali dapat menambah peluang-peluang signifikansi bagi analisis yang

commit to user

lebih luas, yang mengembangkan bagian-bagian kasus tunggal yang bersangkutan.

b) Desain multikasus

Menurut Robert K. Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006) menyatakan bahwa penggunaan desain multikasus mengikuti logica replica , bukan replika sampling dan pemilihan kasus harus hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus memiliki hasil yang sama (replika literal) atau hasil yang bertentangan (replika teoritis) dengan yang diprediksikan secara eksplisit pada awal penelitiannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini termasuk penelitian

kualitatif eksplanatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus

tunggal. Menurut H.B.Sutopo (2002: 112), “penelitian studi kasus tunggal terarah pada satu karakteristik karena hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subjek) ”. Permasalahan atau fokus penelitian sudah ditentukan sebelum peneliti menggali permasalahan di lapangan. Dalam penelitian ini, permasalahan sudah terfokus pada kuli gendong sebagai kegiatan sektor informal di pasar Legi Kota Surakarta.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong (2007: 157) ”Sumber data utama dalam peneltian kualitatif adalah kata-kata, tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain”. Sedangkan menurut HB.Sutopo (2002 : 49) bahwa ” Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain”. Karena data

kulaitatif merupakan data yang abstrak, dimana yang digali adalah apa yang ada dalam alam pikiran manusia, yang terwujud pula dalam tingkah laku dan didukung oleh lingkungan sekitar maka perlu beberapa sumber bukti yang dapat dijadikan fokus pengumpulan data.

Menurut Robert K. Yin terjemahan M. Djauzi Mudzakir (2006: 103- 118), enam sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data studi kasus adalah:

1. Dokumentasi

2. Rekaman arsip

3. Hasil wawancara

commit to user

4. Observasi langsung

5. Observasi partisipan

6. Perangkat fisik

Dari berbagai sumber data tersebut beragam informasi dapat digali untuk menjawab dan memahami masalah yang telah dirumuskan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan atau narasumber, observasi langsung tempat dan permasalahan.

1. Informan

Lexy J.Moleong (2007: 132), menyatakan bahwa ”Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian”. Seorang informan dapat memberikan pandangan tentang objek penelitian. Menurut H.B.Sutopo (2002: 50), “Informan adalah individu yang mempunyai beragam posisi dan memiliki akses informasi yang sesuai dengan

kebutuhan peneliti”. Posisi yang beragam tersebut menyebabkan perbedaan kelengkapan informasi yang dimiliki dan diperoleh.

Dengan sumber informan ini, peneliti akan memperoleh informasi yang berupa pernyataan, kata-kata, pendapat atau pandangan mengenai objek penelitian. Dari sekian banyak pengurus dan anggota SPTI di pasar Legi, peneliti akan mengambil seorang yang mengetahui secara keseluruhan tentang kuli gendong pasar Legi (key informan) yaitu Ketua SPTI Cabang Unit pasar Legi, kemudian berlanjut ke anggota SPTI yatu para kuli gendong secara langsung, dan pihak-pihak yang akan ditemui pada siklus alur pemilihan informan. Hal tersebut dipilih karena dari informan-informan tersebut akan mewakili populasi kuli panggul di Pasar Legi.

2. Tempat dan Permasalahan

Tempat dan peristiwa dapat dimanfaatkan oleh peneliti sebagai salah satu sumber data. Peristiwa atau aktifitas dapat digali secara cermat dari kondisi suatu lokasi untuk mengkaji dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, baik berupa peristiwa atau perilaku yang terjadi dan

commit to user

berkaitan dengan sikap dan pandangan seseorang. Tempat dan peristiwa ini terdiri dari lingkungan tempat tinggal penduduk dan peristiwa-peristiwa atau kejadian- kejadian yang menunjukkan adanya sutau kondisi atau situasi objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tempat atau lokasi penelitian di pasar Legi, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dan permasalahan yang diteliti adalah moral ekonomi kuli gendong pasar Legi.

D. Teknik Cuplikan

Menurut H.B.Sutopo (2002: 55), “Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang

mengarah pada seleksi”. Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive dengan teknik snowball. Dalam purposive, peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Menurut Basuki Haryono (2008: 31) menyatakan bahwa , “ teknik purposive dipandang lebih mampu mengangkat kelengkapan dan kedalaman data dalam melengkapi realitas yang tidak tunggal. ”

Menurut Patton yang dikutip H.B.Sutopo (2002: 56), “Dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan

dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data”. Dengan kata lain, metode pengambilan cuplikan yang digunakan adalah teknik informasi kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data.

Teknik purposive dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang mengerti dan cukup memahami tentang objek penelitian serta orang-orang yang dapat diajak bekerja sama seperti orang yang bersikap terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam hal ini, sebagai informan kunci adalah ketua paguyupan Serikat Pekerja Transport Indonesia (SPTI) wilayah Pasar

commit to user

Legi. Karena ketua paguyupan SPTI adalah orang yang paling tahu kondisi dan berbagai hal mengenai kuli panggul yang ada di Pasar Legi Kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan juga menggunakan teknik cuplikan snowball, karena setelah mendapatkan data dari key informan data akan dicari dengan petunjuk atau arahan dari key informan atau informan 1 untuk menanyakan hal-hal yang lebih diketahui pihak lain, yaitu, imforman1, informan 2, informan 3, informan 4, dan seterusnya sehingga data jenuh.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk menggali data atau informasi dari sumber data yang brupa tempat atau lokasi, peristiwa, benda dan rekaman gambar baik langsumng maupun tidak langsung.

Menurut Spradley yang dikutip H.B.Sutopo (2002: 65), “Observasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang

terdiri dari berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”.

a) Observasi tak berperan Kehadiran peneltii dalam observasi ini tidak diketahui oleh subjek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengan jarak jauh untuk mengamati perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan memilih tempat khusus yang berada dilokasi tetapi di luar perhatian kelompok yang diamati.

b) Observasi berperan Observasi ini dilakukan dengan mendatangi suatu lokasi atau peristiwa sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.

1) Observasi berperan pasif

Observasi dapat dilakukan secara langsung dengan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.

2) Observasi berperan aktif

Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan data, juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan data.

3) Observasi berperan penuh

Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar- benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran

commit to user

peneliti tiak bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati, tetapi bisa berbuat sesuatu, berbicara dan sebagainya.

Dari pendapat tersebut, penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan pasif. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu di Pasar Legi, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada untuk mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.

2. Wawancara mendalam (Indepth Interview)

Menurut H.B.Sutopo (2002: 58- 59), “Secara umum, teknik wawancara dibedakan menjadi teknik wawancara terstruktur dan wawancara yang tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam”. Wawancara terstruktur

merupakan jenis wawancara yan terfokus dan pertanyaannya telah disiapkan oleh peneliti secara pasti. Menurut Patton yang dikutip H.B.Sutopo (2002: 184), “Wawancara mendalam adalah wawancara yang bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang kali”.

Menurut H. B. Sutopo (2002: 59), “Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, dilakukan dengan cara yang tidak secara formal, terstruktur, untuk menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan

mendalam”.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam karena dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan dapat semakin rinci dan mendalam serta dapat mengorek kejujuran informan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. Dari sekian banyak pengurus dan anggota SPTI di pasar Legi, peneliti akan mengambil seorang yang mengetahui secara keseluruhan tentang kuli gendong pasar Legi (key informan) yaitu Ketua SPTI Cabang Unit pasar Legi, kemudian berlanjut ke anggota SPTI yatu para kuli gendong secara langsung, dan pihak-pihak yang akan ditemui pada siklus alur pemilihan

commit to user

informan. Hal tersebut dipilih karena dari informan-informan tersebut akan mewakili populasi kuli panggul di Pasar Legi.

F. Validitas Data

Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian ini harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya untuk menjamin dan mengembangkan kesahihan data. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara untuk pengembangan validitas data penelitian, antara lain teknik trianggulasi.

Menurut Lexy J.Moleong (2007: 330), “Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data

itu untuk keperluan pengecekan a tau sebagai pembanding terhadap data itu”. Sedangkan menurut Patton yang dikutip H.B Sutopo (2002:78), menyatakan bahwa “Ada 4 macam teknik trianggulasi yaitu: (1) trianggulasi data (data triangulation), (2) trianggulasi peneliti (investigator triangulation), (3) trianggulasi metodologi (methodological triangulation) dan (4) trianggulasi teoretis (theoretical triangulation).

Trianggulasi data juga disebut tringgulasi sumber. Trianggulasi data ini digunakan untuk memperoleh data yang sejenis dari sember data yang berbeda- beda. Trianggulasi metodologi dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sama atau sejenis. Trianggulasi peneliti merupakan hasil penelitian data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Trianggulasi teori yaitu dalam membahas permasalahan yang dikaji peneliti menguraikan perspektif dari beberapa teori.

Adapun validitas data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi trianggulasi data dan trianggulasi metodologi. Dengan trianggulasi data peneliti memperoleh data dari narasumber yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari nara sumber yang satu dapat dibandingkan dengan informasi dari nara sumber yang lain. Trianggulasi ini juga diterapkan dengan cara menggali informasi dari hasil pengamatan dan dari sumber

commit to user

yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti.

Trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda untukk mendapatkan data yang sama atau sejenis yaitu dengan teknik pengamatan langsung (observasi), teknik wawancara mendalam (in-dept interview) dan teknik analisis dokumen.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data model interaktif yang memiliki tiga komponen, yaitu pemilihan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya masing-masing tahap (termasuk proses pengumpulan data) dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Data yang di dapat berwujud kata-kata yang dikumpulkan dalam aneka cara yaitu observasi, wawancara mendalam serta data dokumentasi, kemudian data yang diperoleh melalui pencatatan di lapangan dianalisa melalui tiga jalur kegiatan yaitu pemilihan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data- data tersebut diperoleh dari wawancara para informan selaku kuli panggul di Pasar Legi Surakarta.

2. Pemilihan data atau reduksi data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul catatan- catatan tertulis di lapangan (field note). Pemilihan data sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan dan menyatakan bahwa tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang tata cara pengumpulan data yang dipakai pada saat pengumpulan data berlangsung. Pemilihan data berlangsung terus-menerus selama penelitian kualitatif berlangsung dan merupakan bagian dari analisis. Reduksi data dilakukan agar data-data yang diperoleh dapat sejalan dengan masalah yang akan penulis sajikan.

commit to user

Sehingga akan terjadi pengurangan data yang tidak sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data meliputi berbagai jenis gambar atau skema, jaringan kerja, keberkaitan kegiatan dan tabel yang dapat membantu satu per satu informasi yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan. Hal ini merupakan kegiatan yang dirancang untuk menyusun secara sistematik agar mudah dilihat dan dimenerti sebagai informasi yang lengkap dan saling mendukung.

4. Penarikan Kesimpulan

Merupakan proses konklusi yang terjadi selama pengumpulan data dari awal sampai proses pengumpulan data selesai. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar.3. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2002: 96)

Pengumpulan

data

Penyajian data

Penarikan

kesimpulan

Reduksi data

commit to user

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan suatu proses tahapan/langkah-langkah penelitian yang dimulai dari persiapan sampai dengan pembuatan laporan.

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing

b. Mengumpulkan bahan atau sumber materi penelitian

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyiapkan instrument penelitian atau alat observasi.

2. Pengumpulan Data (Observasi)

a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung, wawancara mendalam dan analisis dokumen.

b. Membuat field note.

c. Memilih dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di- recheck-kan dengan temuan di lapangan.

c. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data.

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan orang yang memahami penelitian tersebut.

c. Melakukan perbaikan laporan dan disusun sebagai laporan akhir.

d. Perbanyakan laporan sesuai dengan kebutuhan.

commit to user

50