Karakteristik Analis Wacana Kritis Ideologi Ketuhanan dalam berbagai Kepentingan
1.3 Karakteristik Analis Wacana Kritis Ideologi Ketuhanan dalam berbagai Kepentingan
Penulis menggunakan karakteristik analisis wacana kritis untuk menarik kesimpulan ideologi ketuhanan yang digunakan dalam berbagai kepentingan pada buku Tuhan Maha Asyik. Karakteristik tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
Hasil Penelitian Hasil Analisis Karakteristik AWK Tindakan:
Sebagai bentuk interaksi, wacana ketuhanan yang ada dalam buku Tuhan
Sujiwo Tejo dan MN Kamba menulis Maha Asyik diekspresikan secara sadar buku Tuhan Maha Asyik sebagai respon oleh penulis dan memiliki tujuan atas berbagai kondisi masyarakat
tertentu. Melalui tulisan-tulisan dalam Indonesia yang sering mengalami
buku, kedua penulis berusaha konflik akibat dari penyalahgunaan
mengarahkan cara pandang masyarakat. agama dan nama Tuhan. Hal ini terlihat Cara ini membuktikan jika keduanya dari produksi tes pada 47 kalimat yang berusaha mengendalikan opini telah dianalisis. Kalimat-kalimat
pembacanya melalui tulisan dalam tersebut berasal dari 15 bab yang
buku. Dalam buku tersebut pada dikelompokkan menjadi 8 rangkaian
rangkaian kalimat 1-8, kedua penulis sehingga memudahkan untuk dianalis.
pada awalnya menyampaikan apa saja yang menjadi keprihatinan mereka dan kemudian perlahan mulai pada awalnya menyampaikan apa saja yang menjadi keprihatinan mereka dan kemudian perlahan mulai
Karakteristik AWK Konteks: Meski keduanya berlatar belakang agama Islam, tetapi keseluruhan isi
Analisis wacana kritis buku tidak membicarakan mengenai mempertimbangkan konteks wacana
satu agama saja karena penulis dalam arti memperhatikan latar, situasi, menyadari jika hal tersebut peristiwa, hingga kondisi tertentu.
bertentangan dengan pesan dalam buku. Berdasarkan kalimat-kalimat yang
Sehingga isi buku Tuhan Maha Asyik dianalisis dalam buku Tuhan Maha
tidak secara spesifik membicarakan Asyik , Sujiwo Tejo dan MN Kamba
salah satu agama saja. Melalui tulisan adalah orang yang memandang Tuhan
dalam buku tersebut, keduanya melihat dan agama sebagai hal universal. Maka Tuhan sebagai milik semua makhluk teks yang mereka hasilkan juga
yang tidak terbatas pada klaim satu merepresentasikan wacana mengenai
agama atau golongan apapun. Hal ini Tuhan yang universal.
terlihat dari produksi teks yang mereka hasilkan dalam semua bab pada buku. Apapun cerita yang diangkat akan selalu mengarah pada satu kesimpulan yaitu Tuhan yang universal.
Karakteristik AWK Historis:
Tulisan-tulisan Sujiwo Tejo dan MN Kamba dalam buku Tuhan Maha Asyik
Berdasarkan karakteristik historis, sangat berkaitan dengan kondisi kondisi bangsa Indonesia sedang
masyarakat Indonesia saat itu dimana mengalami banyak gejolak sosial
sering terjadi konflik SARA akibat dari politik terkait SARA. Serta rekam jejak penyalahgunan agama untuk bangsa ini yang memiliki catatan buruk kepentingan. Berbagi kepentingan akan hal itu. Sehingga tulisan Sujiwo
pribadi dan golongan bisa dicapai Tejo dan MN Kamba juga banyak
Hal ini bisa dilihat dari penggunaan menyoroti akan kondisi tersebut.
bahasa serta pesan-pesan tersiratnya. Bahkan dalam buku tersebut, ada bagian yang secara khusus membahas mengenai hubungan sikap ketuhanan dan negara yaitu pada kalimat nomor 25-29.
Karakteristik AWK Kekuasaan:
Dominasi penulis terlihat jelas dari produksiprodusi teksnya teruama dalm
Posisi Sujiwo Tejo dan MN Kamba
47 kalimat yang dianlisis Hal ini bisa dalam buku Tuhan Maha Asyik sangat
dengan mudah dilakukan karena dominan dan memiliki kekuasaan
penulis memiliki wewenang penuh penuh dalam memproduksi pesan
untuk meguasai keseluruhan isi teks dalam teks buku Tuhan Maha Asyik.
meski penerjemahanya bergantung pada Keduanya berusaha menyampaikan
pembaca. Selain itu, peran mereka konsep dan makna ketuhanan melalui
sebagai tokoh masyarakat juga turut buku Tuhan Maha Asyik serta
menentukan keberhasilan penerimaan mengarahkan cara pandang pembaca
pesan oleh masyarakat. Sujiwo Tejo seperti yang penulis inginkan.
adalah seorang seniman, penulis dan dalang. Perannya sebagai seniman dan penulis terkenal dikalangan masyarakat membuatnya lebih mudah diterima oleh
masyarakat. Terlebih karena ia hjuga seorang dalang, maka kesempatan untuk menyampaikan pesan pada masyarakat juga semakin luas dan terpercaya. Sedangkan MN Kamba adalah seorang akademisi (profesor) sehingga tulisanya dalam buku ini mengesankan jika ini adalah buah pemikiran yang serius dan tidak sembarangan karena ditulis oleh seorang profesor. Klaborasi keduanya menghasilkan kepercayaan dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan seringnya mereka diudang diberbagai universitas di Indonesia sebagai pembicara.
Karateristik AWK Ideologi :
Teks dalam buku Tuhan Maha Asyik diproduksi pada saat kondisi mayarakat
Ideologi ketuhanan yang dibentuk oleh Indonesia sering terjadi konflik karena penulis dalam buku Tuhan Maha Asyik banyak penyalahgunaan nama agama dikomunikasikan kepada pembaca
dan Tuhan. Teks tersebut sebagai cara pandang dalam melihat
merepresentasikan kondisi masyarakat agama dan Tuhan. Bahwa agama dan
yang tidak memandang Tuhan sebagai Tuhan bukanlah alat untuk mencapai
zat universal sehingga sering kepentingan pribadi atau kelompok.
dipertentangkan dan disalahgunakan. Hal ini bertentangan dengan ideologi ketuhanan penulis yang memandang Tuhan sebagai zat universal dan milik semua makhluk sehingga agama dan Tuhan tidak boleh digunakan sebagai dipertentangkan dan disalahgunakan. Hal ini bertentangan dengan ideologi ketuhanan penulis yang memandang Tuhan sebagai zat universal dan milik semua makhluk sehingga agama dan Tuhan tidak boleh digunakan sebagai