Dinamika Psikologis Keseluruhan Subjek

5. Dinamika Psikologis Keseluruhan Subjek

Pengambilan keputusan untuk bercerai pada istri yang mengajukan cerai gugat adalah suatu proses yang dilakukan oleh para istri untuk memutuskan bahwa bercerai adalah alternatif terbaik sehingga dipilih oleh istri sebagai alternatif pemecahan masalah yang muncul dalam rumah tangga. Pengambilan keputusan untuk bercerai adalah suatu hal yang rumit, dan ini dapat terjadi secara berbeda- beda pada setiap orang, hal ini dikarenakan setiap orang mempunyai alasan, pertimbangan, dan latar belakang sendiri-sendiri dalam melakukan pengambilan keputusan untuk bercerai. Sedangkan peran kearifan dalam pengambilan keputusan untuk bercerai adalah kearifan yang berpengaruh selama proses pengambilan keputusan untuk bercerai berlangsung.

a. Latar belakang rumah tangga Setiap rumah tangga mempunyai kekhasan masing-masing, baik dengan usia

pasangan pada saat menikah, kehidupan ekonomi, kehidupan seksual, maupun pola komunikasi keluarga. Pada subjek #1 mempunyai pola komunikasi keluarga tipe laizzes faire yang mempunyai intensitas bercakap antar anggota keluarga yang sangat minimal, maka hal itu menjadi penyebab utama munculnya suatu masalah yang akhirnya berubah menjadi masalah keluarga yang serius. Faktor sifat pada diri suami dan istri juga turut berperan disini, dengan pola komunikasi keluarga yang sangat minim dengan percakapan diperparah dengan sifat suami dan istri yang sama-sama mempunyai sifat gengsi untuk mengungkapkan perasaan maupun pendapat. Selain itu masalah seksual juga dapat menjadi penyebab munculnya masalah serius dalam

rumah tangga, seperti pada subjek #2 yang sering tidak dapat memenuhi kebutuhan seks suami, yang mengakibatkan suami berselingkuh dengan wanita idaman lain. Seksual rellated matter atau masalah seksual dalam suatu hubungan dapat menjadi penyebab langsung ataupun tidak langsung munculnya masalah dalam rumah tangga. Selain itu masalah ekonomi atau money rellated matter mungkin dapat pula menjadi penyebab munculnya masalah dalam rumah tangga. Subjek #2 mengalami ketidakcocokan prinsip tentang kehidupan ekonomi dengan suaminya, suami yang selalu bersifat boros dan tidak pernah memikirkan masa depan keluarga menjadikan subjek merasa tertekan meskipun hal itu selalu dapat dinetralisir oleh subjek.

Faktor internal lain yaitu sifat masing-masing individu dalam berpasangan mungkin dapat juga menjadi penyebab munculnya masalah yang serius dalam rumah tangga, pada subjek #3 yang mempunyai suami dengan sifat suka berjudi, minum minuman keras, dan bermain perempuan seringkali membuat subjek merasa tertekan, meskipun komunikasi antara subjek dan suami masih terbina dengan baik. Hal itu juga dialami oleh subjek #4 yang mempunyai suami suka berganti-ganti perempuan meskipun kehidupan seksual dan ekonomi subjek masih berjalan dengan baik.

b. Proses pengambilan keputusan Proses pengambilan keputusan dimulai ketika subjek memasuki tahap pertama

yaitu appraising the challenge atau menilai tantangan. Tahap ini bermula ketika subjek menyadari bahwa ternyata ada masalah serius yang muncul dalam rumah tangganya. Kearifan berperan pada tahap ini, yaitu jenis kearifan ”cepat tanggap dan mengerti terhadap suatu permasalahan”. Semakin tinggi tingkat kearifan ini bekerja yaitu appraising the challenge atau menilai tantangan. Tahap ini bermula ketika subjek menyadari bahwa ternyata ada masalah serius yang muncul dalam rumah tangganya. Kearifan berperan pada tahap ini, yaitu jenis kearifan ”cepat tanggap dan mengerti terhadap suatu permasalahan”. Semakin tinggi tingkat kearifan ini bekerja

Subjek #1 menyadari adanya masalah serius yang muncul dalam rumah tangganya adalah ketika subjek menyadari bahwa suaminya mulai berubah menjadi seorang yang gemar berjudi dan bersikap kasar terhadap keluarga, selain itu subjek juga didiamkan suami dalam waktu yang lama, maka seketika itu pula subjek melakukan beberapa strategi pemecahan masalah untuk mengatasi masalah yang muncul, maka saat itu pula sebenarnya subjek telah masuk pada tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan yaitu tahap bertahan. Subjek #1 langsung menjalani tahap bertahan tanpa menimbang terlebih dulu secara detail. Sama halnya dengan subjek #4 yang langsung menjalani tahap bertahan seketika setelah subjek menyadari munculnya suatu masalah dalam rumah tangganya (appraising the challenge). Subjek #4 mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita idaman lain, maka seketika itu pula subjek melakukan strategi pemecahan masalah untuk mengatasi masalah tersebut. Berbeda dengan subjek #1 dan subjek #4, pada subjek #3 setelah mengalami tahap awal dari pengambilan keputusan yaitu dengan menyadari bahwa suaminya adalah laki-laki yang senang berjudi, minum minuman keras, dan bermain perempuan, maka subjek sempat menimbang bahwa dirinya tidak akan bercerai meski bagaimanapun keadaan suaminya, setelah itu subjek memutuskan untuk bertahan, begitu juga dengan subjek #2 yang sempat melakukan pertimbangan setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita idaman lain. Subjek Subjek #1 menyadari adanya masalah serius yang muncul dalam rumah tangganya adalah ketika subjek menyadari bahwa suaminya mulai berubah menjadi seorang yang gemar berjudi dan bersikap kasar terhadap keluarga, selain itu subjek juga didiamkan suami dalam waktu yang lama, maka seketika itu pula subjek melakukan beberapa strategi pemecahan masalah untuk mengatasi masalah yang muncul, maka saat itu pula sebenarnya subjek telah masuk pada tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan yaitu tahap bertahan. Subjek #1 langsung menjalani tahap bertahan tanpa menimbang terlebih dulu secara detail. Sama halnya dengan subjek #4 yang langsung menjalani tahap bertahan seketika setelah subjek menyadari munculnya suatu masalah dalam rumah tangganya (appraising the challenge). Subjek #4 mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita idaman lain, maka seketika itu pula subjek melakukan strategi pemecahan masalah untuk mengatasi masalah tersebut. Berbeda dengan subjek #1 dan subjek #4, pada subjek #3 setelah mengalami tahap awal dari pengambilan keputusan yaitu dengan menyadari bahwa suaminya adalah laki-laki yang senang berjudi, minum minuman keras, dan bermain perempuan, maka subjek sempat menimbang bahwa dirinya tidak akan bercerai meski bagaimanapun keadaan suaminya, setelah itu subjek memutuskan untuk bertahan, begitu juga dengan subjek #2 yang sempat melakukan pertimbangan setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita idaman lain. Subjek

Pada tahap bertahan subjek melakukan berbagai strategi pemecahan masalah atau strategi coping untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul, hal ini juga dipengaruhi oleh peran kearifan yang bekerja dalam diri pada masing-masing subjek. Tahap bertahan merupakan tahap yang berlangsung paling lama yakni berlangsung hingga hitungan tahun dan berbeda-beda setia subjek.

Setelah bertahun-tahun masing-masing subjek dalam tahap bertahan dan keadaan tak kunjung berubah maka timbul keraguan (temporary personal crisis) pada diri subjek, maka subjek #1 dan subjek #4 mulai melakukan petimbangan dengan beberapa jenis pertimbangan, disini kearin kembali berperan dalam menentukan pertimbangan apa sajakah yang penting untuk dijadikan perhatian dan prioritas. Begitu juga dengan subjek #2 dan subjek #3 yang mengalami keraguan dengan keadaan rumah tangga yang tak kunjung berubah meskipun dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menerima dan mengatasi masalah yang timbul. Maka subjek #2 dan subjek #3 melakukan pertimbangan kembali (reweighing alternatives ) setelah sebelumnya pernah melakukan pertimbangan dan yakin bahwa bertahan adalah cara yang paling baik untuk meredam semua masalah yang muncul dalam rumah tangga. Kearifan berperan dalam melakukan pertimbangan. Subjek menggunakan kearifannya dalam menimbang apa sajakah yang sekiranya penting dan prioritas untuk dipertimbangkan.

c. Akhir pengambilan keputusan Setelah masing-masing subjek yakin dengan satu alternatif dan dirasa bahwa

bercerai adalah alternatif yang paling baik maka subjek kemudian menyatakan keputusannya yaitu mengajukan cerai gugat kepada pengadilan agama setempat. Subjek #1 menjalani mediasi pada proses perceraiannya, tetapi subjek tidak merasa dapat pengaruh positif dari mediasi, hal itu disebabkan karena subjek melakukan mediasi di rumah dan tanpa bantuan mediator baik dari pihak Pengadilan Agama maupun dari pihak keluarga, maka subjek resmi bercerai dari suaminya.

Subjek #2 dan subjek #4 tidak menjalani proses mediasi karena pihak suami tidak pernah hadir dalam persidangan meskipun sudah ada surat panggilan sidang dari pihak Pengadilan Agama, setelah menjalani persidangan tanpa kehadiran suami maka subjek #2 dan subjek #4 resmi bercerai dari suaminya. Sedangkan subjek #3 juga tidak menjalani proses mediasi karena mendapat nasehat dari pihak Pengadilan Agama untuk tidak usah menjalani mediasi karena menurut beliau subjek memang sudah tidak dapat disatukan lagi dengan suaminya maka subjek resmi bercerai dari suaminya.

Tabel. 9 Unit Makna dan Makna Psikologis keseluruhan Subjek

No Unit Makna

Makna Psikologis

1. Pengambilan Keputusan