TUGAS AKHIR - Peramalan Penjualan untuk Menentukan Pola Produksi Optimal Produk Grey Lokal pada Perusahaan PT. Primissima Yogyakarta

PADA PERUSAHAAN PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Manajemen Industri

Oleh : DINI PANGASTUTI F3507076 PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jangan pernah menuntut perubahan dari orang lain sebelum kita mampu mengubah diri sendiri kearah yang lebih baik (Penulis)

Bermimpi tanpa mau melakukan sesuatu untuk membuat mimpi menjadi kenyataan ,menggiring kita kepada kehidupan yang tidak pernah menghasilkan buah (Penulis)

Kesuksesan tidak di lihat dari hasil akhir tetapi dari perjuangannya (Penulis)

Orang-orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekera dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest Newman)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Karya tugas akhir ini diperembahkan kepada : © Papaku yang telah berkorban segalanya untukku dan telah

mengajarkan kedewasaan dan arti kehidupan dalam lingkup cinta dan kasih sayang © Mamaku yang telah menjagaku dari rahim sampai sekarang dan telah memberikan motivasi dengan rasa cinta dan kasih sayang © Kakak-kakakku tersayang © Sahabat-sahabatku © Teman-teman seperjuangan Manajemen industri angkatan 2007 © Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga laporan tugas akhir dengan judul PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN PT.PRIMISSIMA YOGYAKARTA ini dapat di selesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai sebagian dari syarat-syarat memperoleh derajat Ahli Madya (Amd) pada program Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini.

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Intan Novela, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bapak Lilik Wahyudi, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing dengan penuh kesabaran bersedia membimbing, mengarahkan dan memberi saran

selama penyusunan tugas akhir sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa depan.

5. Pakde Mueljatno yang telah membantu mencarikan tempat magang

6. Bapak Iskak selaku bagian di PT. Primissima Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk Magang.

7. Ibu Yanti selaku Bagian di PT. Primissima Yogyakarta yang telah membantu perjalanan pelaksanaan Magang dan memberikan data-data

yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir.

8. Papa dan mama serta kakak-kakakku yang aku sayangi, terimakasih atas

segala kasih sayang, doa, perhatian, dorongan dan nasihatnya.

9. Keluarga besar Dr. Sumar Hendayana, Msc yang telah memberikan dorongan moral maupun material

10. Keluarga besar Mujio yang telah memberikan dorongan secara moral dan material

11. Sahabat-sahabatku D3 Manajemen Industri angkatan 2007, terima kasih atas dukungannnya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis berharap masukan kritik dan saran yang membangun sekaligus masukan bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis berharap masukan kritik dan saran yang membangun sekaligus masukan bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya

penulis pada langkah selanjutnya.

Surakarta, 5 November 2010

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Jenis – Jenis Proses Produksi .......................................

D. Pengertian Pola Produksi ..............................................

E. Jenis Pola Produksi .......................................................

F. Faktor Pola Produksi ......................................................

G. Peramalan ......................................................................

20 BAB III. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Perkembangan Perusahaan ........................

2. Lokasi Perusahaan ...................................................

3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ............................

6. Mesin – Mesin Produksi ............................................

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja .........................................

64 2.Pelaksanaan Magang Kerja .......................................

C. Analisis Data Dan Pembahasan

1. Faktor yang Mempengaruhi Pola Produksi ...............

2. Analisis Biaya Tambahan ( Incremental Cost ) .........

3. Analisis Incremental Cost ......................................... 75

4. Pembahasan .............................................................

A. Kesimpulan ................................................................

91

B. Saran .........................................................................

92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

TABEL

Halaman

Tabel III.1 Penjualan Kain Grey Lokal dalam Meter ( m ) di PT. Primissima ...........................................................

68

Tabel III.2 Perhitungan Trend Penjualan Grey Lokal ......................

69

Tabel III.3 Volume Penjualan Triwulan Produk Grey Lokal ............

70

Tabel III.4 Peramalan Penjualan / Triwulan ....................................

72

Tabel III.5 Tingkat Kesalahan Peramalan .......................................

72

Tabel III.6 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Konstan ..........

76

Tabel III.7 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Bergelombang

79

Tabel III.8 Perhitungan Persediaan Grey Lokal P.P Moderat ..........

81

Tabel III.9 Rekapitulasi Total Incremental Cost ..............................

90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

GAMBAR

Halaman

Gambar I.1 Kerangka Pemikiran ......................................................

Gambar II.1 Pola Produksi ……………………………………………… 18 Gambar III.1 Proses Produksi Spinning .............................................

46

Gambar III.2 Proses produksi Weaving ..............................................

53

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Magang Kerja Lampiran 2 Layout pabrik PT Primissima Yogyakarta Lampiran 3 Struktur Organisasi PT Primissima Yogyakarta Lampiran 4 Perhitungan Peramalan dengan POM FOR

Windows

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

“PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN PT.PRIMISSIMA YOGYAKARTA”

Dini Pangastuti

F3507076

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di PT. Primissima Yogyakarta. Mengetahui pola produksi apakah yang sesuai untuk produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Trend Linier dengan metode Least Square dan analisis incremental cost yang terdiri dari biaya simpan, biaya lembur, biaya perputaran tenaga kerja dan biaya sub kontrak. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa hasil ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta adalah sebesar 69.829.278 meter dimana ramalan penjualan pada triwulan I tahun 2010 sebesar 16.409.880 meter, triwulan II tahun 2010 sebesar 17.981.039 meter, triwulan III tahun 2010 sebesar 17.282.746 meter dan pada triwulan IV tahun 2010 sebesar 17.806.466 meter dan untuk analisis incremental cost dari masing-masing pola produksi dapat diketahui pada pola produksi konstan total incremental cost sebesar 596.203.860, pada pola produksi bergelombang total incremental cost sebesar 262.902.900 dan pada pola produksi moderat total incremental cost sebesar 837.951.420. Pola produksi yang optimal untuk produk grey lokal di PT Primissima Yogyakarta adalah pola produksi bergelombang karena pola produksi ini menghasilkan biaya tambahan paling sedikit sebesar Rp 262.902.900 yang ditimbulkan dari biaya simpan dan lembur.Saran yang diajukan untuk PT Primissima Yogyakarta adalah untuk dapat menggunakan ramalan penjualan dengan metode Trend Linier metode Least Square karena dengan menggunakan metode ini jumlah MFE (Mean Forecast Error) = 0,1 masih diterima dari batas 5% yang menjadi dasar membuat suatu prediksi.

Kata kunci : peramalan, Trend Linier dengan metode Least Square Kata kunci : peramalan, Trend Linier dengan metode Least Square

“SALE FORECASTING TO DETERMINE THE OPTIMUM PRODUCTION PATTERN OF LOCAL GREY PRODUCT IN PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA COMPANY”

Dini Pangastuti

F3507076

The objective of research is to find out the 2010 sale forecasting of local grey product in PT. Primissima Yogyakarta. It also aims to find out which production pattern is appropriate for the local grey product in PT. Primissima Yogyakarta. The analysis technique used in this research was Trend Linear with Least Square method and incremental cost analysis consisting of inventory cost, overtime cost, labor rotation cost and sub contract cost. From the result of analysis, it can be found that the result of 2010 sale forecasting for the local grey product in PT. Primissima Yogyakarta is 69,827,278 meters in which the sale forecasting for the first quarter of 2010 is 16,409,880 meters, second quarter is 17,981,039 meters, third quarter is 17,287,746 meters and fourth quarter is 17,806,466 meters; and for incremental cost of each production pattern, it can be found that in the constant production pattern the total incremental cost is 596,203,860, in fluctuated production pattern, the total incremental cost is 262,902,900 and in moderate production pattern, the total incremental cost is 837,951,420. The optimum production for local grey product in PT. Primissima Yogyakarta is the fluctuated production pattern because this production pattern incurs the least incremental cost of Rp. 262,902,900 generated from the inventory and overtime costs. The recommendation given to PT. Primissima Yogyakarta is to be able to use the sale forecasting with Trend Linear method with Least Square because by using this method, the MFE (Mean Forecast Error) value =

0.1 is still acceptable from 5% limit underlying a prediction making. Keyword : Forcasting, Trend Linier with Least Square Method

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam era globalisasi saat ini, persaingan di dunia bisnis untuk memenuhi permintaan dari konsumen semakin ketat.Tidak hanya dari dalam negeri tetapi dari luar negeri, oleh karena itu perusahaan harus siap apabila tidak mau tertinggal, oleh karena itu manager harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan suatu produksi. Sama dengan industri-industri lainnya, industri tekstil juga mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan.

Adapun sasaran atau tujuan dari perusahaan adalah untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan yang telah di tetapkan baik jumlah, kualitas, waktu, maupun mutunya dengan teknik yang tepat di harapkan perusahaan dapat mencapai sasaran dan tujuan yaitu dengan terjaminnya kelangsungan hidupnya dan berkembang melalui keuntungan yang diperolehnya (Assauri, 1999:1-2).

Suatu

perusahaan akan

berkembang

apabila mampu mengantisipasi permintaan, maka peramalan penjualan menjadi sangat penting karena dari ramalan ini akan di ketahui pola penjualan sehingga perusahaan dapat mengatur proses produksinya dan juga dapat menentukan pola produksi yang tepat.

manager dalam merencanakan produksi, merencanakan kebutuhan bahan baku dan merencanakan kebutuhan sumber daya manusia.

Pada umumnya pola produksi di bagi menjadi 3 yaitu: Pola produksi konstan, pola produksi moderat dan pola produksi bergelombang, akan tetapi suatu perusahaan tidak dapat focus pada satu pola produksi dan setiap perusahaan akan di hadapkan akan pada pola produksi yang selalu berubah-ubah setiap periodenya.

Pola produksi konstan akan diterapkan suatu perusahaan apabila jumlah produksinya setiap periode sama atau naik sehingga kelebihan dan kekurangan akan dipenuhi dari persediaan dan sub-kontrak.

Pola produksi bergelombang diterapkan pada perusahaan apabila jumlah dari produksi setiap periodenya tidak sama. Perusahaan akan menerapkan pola produksi moderat apabila produksi dan persediaannya berfluktasi bersama-sama.

Suatu perusahaan akan sangat terbantu dengan penerapan pola produksi karena selain dapat mengetahui penggunaan komponen dari produksi juga akan dapat meminimalkan biaya tambahan yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya.

Setiap perusahaan dalam menerapkan pola produksinya belum tentu sama karena banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor itu di antaranya adalah:

2. Pola Penjualan

3. Kapasitas Produksi PT Pabrik Cambrics Primissima atau dikenal dengan nama PT Primissima adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tekstil. Salah satu produksi yang paling besar diperusahaan ini adalah kain Grey. PT Primissima sampai saat ini belum pernah menggunakan peramalan dengan menggunakan Trend Linier dengan Metode Least Square, yang memiliki volume penjualan dari tahun ke tahun, sehingga mengantarkan PT Primissima pada kondisi penjualan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Untuk itu PT Primissima perlu melakukan suatu peramalan penjualan guna menentukan pola produksi yang sesuai untuk PT Primissima dalam kegiatan produksinya, sehingga dapat memperkecil resiko krugiaan dengan pemilihan metode peramalan yang tepat. Dari uraian latarbelakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui pola produksi apakah yang sesuai untuk PT. PRIMISSIMA YOGYAKARTA dalam kegiatan produksinya, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil judul:

“PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN POLA PRODUKSI OPTIMAL PRODUK GREY LOKAL PADA PERUSAHAAN PT.PRIMISSIMA YOGYAKARTA”

Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut di atas rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Berapakah ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal di PT. Primissima Yogyakarta ?

2. Pola produksi apakah yang sesuai untuk produk grey lokal di PT. Primissima Yogyakarta ?

C. BATASAN MASALAH

Untuk mempermudah dalam analisis, maka penelitian hanya pada produk grey lokal.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ramalan penjualan tahun 2010 produk grey lokal.

2. Untuk mengetahui pola produksi apakah yang sesuai untuk produk grey lokal.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan 1. Bagi Perusahaan

2. Bagi Penulis Dapat mengapllikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku kuliah ke dalam dunia usaha yang nyata

3. Bagi Pembaca Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang pola produksi.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar I.1 Kerangka Pemikiran

Data penjualan Produk grey lokal 2005-2009

Biaya tambahan

Penentuan pola produksi

Pola produksi optimal

1. Penelitian Penelitian ini di lakukan pada saat kegiatan magang kerja di PT Primissima yang berlokasi di JL Magelang Km 15, Desa Medari, Kecamatan Triharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Sumber Data

a) Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan kegiatan wawancara dengan karyawan PT. PRIMISSIMA.

b) Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dengan secara tidak langsung.

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi Data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung.

b) Wawancara Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak- pihak yang terkait.

c) Studi Pustaka Data yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku yang terkait.

Agar sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka perlu adanya analisis data adapun langkah-langkah tersebut adalah:

a) Peramalan Penjualan Tahunan

Untuk membuat peramalan penjualan tahunan digunakan trend Linier dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method) dengan rumus:

Y = a + bx

Di mana nilai a dan b diperoleh dengan rumus:

dan

Keterangan : Y

: Nilai Trend atau forecast

a : Bilangan konstan

b : Slope atau koefisian kecondongan garis trend x

: Mewakili tahun atau waktu

b) Peramalan Penjualan Triwulan

Peramalan Penjualan triwulan dapat di hitung dengan rumus:

Keterangan: IT

: Indeks Musim Tahunan

X : Nilai Trend atau forecast penjualan tahunan ∑x : Rata-rata dari rata-rata penjualan triwulan X : Nilai Trend atau forecast penjualan tahunan ∑x : Rata-rata dari rata-rata penjualan triwulan

Keterangan: TW : Ramalan penjualan triwulan Y

: Nilai trend atau forecast penjualan tahunan IT

: Indeks musim triwulan

c) Tingkat kesalahan peramalan

1) MAD ( Mean Absolute Deviation ) atau rata-rata deviasi mutlak. Diperoleh dengan rumus sebagai berikut: MAD = ∑

Keterangan: At

= Penjualan pada periode t

Ft

= Ramalan pada periode t

= Jumlah periode

2) MSE ( Mean Square Error ) atau rata-rata kuadrat kesalahan diperoleh dengan rumus sebagai berikut: MSE = ∑

Keterangan:

At

= Penjualan pada periode t

= Jumlah periode

3) MFE ( Mean Forecast Error ) atau rata-rata kesalahan peramalan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

MFE = ∑

Keterangan : At

= Penjualan pada periode t

Ft

= Ramalan pada periode t

= Jumlah periode

d) Analisis Pola Biaya

Untuk mencari pola produksi optimal perusahaan harus melakukan analisis biaya dari biaya tambahan (incremental cost), adapun unsur dari biaya tersebut adalah:

1) Biaya Simpan Yang di maksudkan dengan biaya simpan disini adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan hasil-hasil dari produksi yang tidak laku atau belum laku terjual hal ini terjadi pada saat jumlah produksi meningkat lebih tinggi dari jumlah penjualan sehingga terdapat sisa produksi yang harus di simpan.

Adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan adanya penarikan atau pengeluaran tenaga kerja

3) Biaya lembur Yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan mengalami kekurangan produksi atau jumlah produksi melebihi dari kapasitas produksi maksimal yang dimiliki perusahaan

4) Biaya Sub kontrak Adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila kapasitas maksimal dari suatu perusahaan tidak mampu untuk memenuhi volume produksi yang di inginkan dan kekurangan tersebut di penuhi dengan melakukan sub kontrak dengan perusahaan lain.

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI

Sebelum membahas pengertian dari manajemen produksi, terlebih dahulu melihat pengertian dari manajemen dan pengertian dari produksi.

Manajemen mengandung pengertian ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan,

mengkordinasikan, serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Swastha dan Sukotjo, 1997: 82). Sedangakan produksi dalam arti luas mengandung pengertian segala kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output) tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan produk tersebut dan pengertian produksi dalam arti sempit adalah sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau spare parts (Assauri, 1999: 11)

Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengantar agar menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang / jasa. (Assauri, 1998: 7)

Pengertian lain dari menajemen produksi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya Pengertian lain dari menajemen produksi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya

B. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI

Proses menurut Assauri (1998: 65) mengandung pengertian cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana) yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru(Ahyari, 1994: 6)

Menurut Assauri (1998:65) proses produksi mengandung pengertian suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan- bahan dan dana) yang ada.

Pengertian lainnya dari proses produksi adalah sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna (Yamit, 1998: 116)

Menurut Ahyari (1994: 66 – 93) jenis-jenis dari proses produksi dapat dilihat berdasarkan:

1. Berdasarkan sifat Menurut Ahyari berdasarkan sifatnya proses produksi dibedakan menjadi :

a) Proses produksi terus-menerus Proses produksi ini dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang diterima oleh perusahaan maka jumlah produksinya yang dihasilkan cenderung sedikit karena kegiatan produksinya hanya berdasarkan jumlah pesanan yang diterima

b) Proses produksi terus-menerus Proses produksi jenis ini dilakukan berdasarkan jumlah ramalan yang dibuat oleh perusahaan artinya kegiatan produksinya tidak berdasar pada jumlah pesanan yang diterima tetapi pada ramalan penjualan yang dibuat.

2. Berdasarkan wujud proses produksinya Menurut Ahyari berdasarkan wujudnya proses produksi dibedakan menjadi:

a) Proses kimiawi Adalah proses produksi yang menggunakan sifat-sifat kimia atau menitik beratkan pada senyawa-senyawa kimia

Adalah proses produksi yang menitik beratkan pada perubahan bentuk dari masukan (input) menjadi keluaran (output).

c) Proses assembling Adalah proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan-pemindahan tempat dari barang ataupun manusia.

d) Proses jasa administrasi Adalah proses produksi yang memberikan data atau informasi kepada perusahaan.

3. Berdasarkan keutamaan produksinya Menurut Ahyari berdasarkan keutamaan produksinya proses produksi dibedakan menjadi:

a) Proses produksi utama Proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan produksi dari di dirikannya perusahaan yang bersangkutan atau merupakan inti dari kegiatan-kegiatan produksi.

b) Proses produksi bukan utama Adalah kegiatan penunjang bagi perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Ahyari berdsasarkan penyelesaian produksinya proses produksi dibedakan menjadi:

a) Proses produksi type A Yaitu status type dari proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan tersebut diperiksa dengan mudah.

b) Proses produksi type B Yaitu proses produksi dimana dalam penyelesaian proses produksinya akan terdapat beberapa keterangan dari masing- masing tahap produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja.

c) Proses produksi type C Yaitu perusahaan dalam melaksanakan proses produksinya dengan jalan melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan sehingga menjadi produk perusahaan yang bersangkutan.

d) Proses produksi type D Yaitu proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis

e) Proses produksi type E Yaitu proses produksi dari perusahaan dagang dan jasa.

Pola produksi mengandung pengertian distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil misalnya bulanan atau mingguan (Ahyari, 1994:184).

Pola produksi menurut Yamit (1998:77) mengandung pengertian distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil (seperti bulanan, mingguan,atau unit waktu lainnya) untuk mengantisipasi rencana penjualan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan Pola produksi mengandung pengertian yaitu distribusi dari distribusi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil misalkan seperti bulanan, mingguan, atau unit waktu untuk mengantisipasi rencana pernjualan akan datang.

E. JENIS POLA PRODUKSI

Pola produksi dibagi menjadi 3 macam yaitu: Pola produksi konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat. (Yamit, 1998: 77-78).

1) Pola produksi konstan Adalah jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama dalam setiap satuan waktu (Yamit, 1998: 78). Pola produksi ini bersifat konstan artinya jumlah produksi yang dihasilkan dari setiap periode akan selalu sama sehingga kekurangan atau kelebihan produksi akan masuk atau di ambil

Menurut Ahyari (1994:186) yang dimasukkan dengan pola produksi bergelombang adalah suatu distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap tahun dimana, jumlah produksi dari bulan ke bualan tersebut akan selalu berubah mengikuti perubahan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut.

Pola produksi ini bersifat berubah-ubah dimana jumlah produksinya mengikuti penjualan, apabila penjualan mengalami kenaikan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya,apabila penjualan mengalami penurunan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan mengalami penurunan artinya pola produksi jenis ini sangat dipengaruhi oleh perubahan penjualan

3) Pola produksi moderat Pola produksi moderat ini mengandung pengertian suatu distribusi jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap bulan dimana baik jumlah produksinya maupun jumlah persediaan barang jadi yang ada dalam perusahaan bersangkutan ini akan berubah-ubah untuk menutup perubahan-perubahan yang ada didalam penjualan produk perusahaan tersebut atau dengan kata lain perubahan yang terjadi dalam penjualan produk perusahaan setiap bulannya 3) Pola produksi moderat Pola produksi moderat ini mengandung pengertian suatu distribusi jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap bulan dimana baik jumlah produksinya maupun jumlah persediaan barang jadi yang ada dalam perusahaan bersangkutan ini akan berubah-ubah untuk menutup perubahan-perubahan yang ada didalam penjualan produk perusahaan tersebut atau dengan kata lain perubahan yang terjadi dalam penjualan produk perusahaan setiap bulannya

Sedangkan menurut Yamit (1998: 78) pola produksi moderat adalah jumlah produksi dalam periode tertentu konstan dan dalam periode tertentu mengalami kenaikan untuk kemudian konstan kembali.

Pola produksi ini disebut juga sebagai produksi dan

persediaan akhirnya tidak tetap artinya jumlah produksi dan persediaan berfluktasi bersama-sama tetapi fluktasi yang terjadi

Jumlah

B Waktu

Gambar II.1.

Pola Produksi Konstan (A), Bergelombang (B) dan Moderat (C) Pola Produksi Konstan (A), Bergelombang (B) dan Moderat (C)

F. FAKTOR-FAKTOR POLA PRODUKSI

Menurut (Gitosudarmo, 2002: 173-175) faktor-faktor yang mempengaruhi poal produksi antara lain:

1) Pola penjualan Produksi pada umumnya berusaha memproduksi barang untuk dijual. Perusahaan berproduksi adalah untuk memenuhi kebutuhan penjualan oleh karena itu maka volume penjualan (pola penjualan) akan mempengaruhi pola produksinya.

2) Pola biaya Biaya yang harus dikeluarkan oleh karena kebutuhan perusahaan. Biaya yang diperkirakan disini adalah biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari adanya perubahan- perubahan dalam produksi.

3) Kapasitas produksi Merupakan kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang dengan menggunakan seluruh fasilitas produksi.

G. PERAMALAN

Peramalan (forecasting) adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (Subagyo 2002: 1).

perkiraan terhadap masa depan, apa yang akan terjadi. Pengertian lain dari peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan (Render dan Heizer: 2001:46) Berdasarkan diatas dapat disimpulkan peramalan mengandung pengertian yaitu perkiraan seni dan ilmu dalam memprediksi peristiwa-peristiwa yang belum terjadi maupun yang akan terjadi terhadap masa depan. Dan jenis-jenis ramalan menurut (Render dan Heizer: 2001: 47) adalah:

1) Ramalan Ekonomi

Membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, suplai uang permulaan perumahan dan indikator- indikator perencanaan lain.

2) Ramalan Teknologi

Berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi yang akan melahirkan produk-produk baru yang mengesankan, membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3) Ramalan Permintaan

Proyeksi permintaan untuk produk atau jasa perusahaan peramalan yang baik adalah peramalan yang meminimumkan tingkat kesalahan atau eror.

Metode yang digunakan untuk dalam membuat peramalan ini adalah metode Trend Linier dengan metode Leart Square.

metode Least Square menurut (Subagyo:2002:34-36) adalah:

a. Peramalan Penjualan Tahunan

1) Susunlah data sesuai dengan urutan tahunnya dan letakan nilai X-nya sesuai dengan tahunnya.

2) Hitung nilai XY kemudian carilah jumlah Y, jumlah XY dan

jumlah X 2 .Carilah a dan b dengan rumus:

dan

Keterangan: a = Bilangan konstan

b = Slope Y = Nilai Trend

X = Waktu atau tahun N = Banyaknya data

3) Masukan nilai a dan b pada persamaan linier Y = a+bx.

4) Setelah mengetahui persamaan trendnya maka bisa di cari nilai trend tiap-tiap tahunnya dengan cara mensubsitusi nilai x pada tahun-tahun yang di maksud.

b. Peramalan Penjualan Triwulanan

1) Penjualan setiap triwulan di jumlahkan,kemudian di cari rata-ratanya yang di dapatkan dan rata-rata penjualan triwulannya.

2) Dengan menggunakan rata-rata penjualan triwulan di cari rata-ratanya.

dengan menggunakan rumus :

Keterangan: IT = Indeks musim triwulan

X = Rata-rata penjualan per triwulan ∑X =Rata-rata dari rata-rata penjualan per

triwulan.

4) Untuk mencari penjualan triwulannya diperoleh dengan mengalikan ramalan penjualan yang akan datang yang telah di bagi empat dengan rumus :

Keterangan: TW = Peramalan penjualan triwulan Y = Nilai trend penjualan triwulan IT = Indeks musim triwulan

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT.PRIMISSIMA

1. Sejarah Perusahaan

Sejarah berdiri dan berkembangnya perusahaan dan saat Negara kita masih kekurangan bahan baku, untuk pembuatan kain batik halus sejak jaman penjajahan sampai berkisar awal di canangkannya 5 (lima) tahun tahap I. Pemerintah RI memenuhinya dengan import dari Negara-negara Benalux, India, Cina, dan jepang. Namun lambat laun kebutuhan semakin tinggi dan dirasakan biaya import semakin tinggi pula, sementara pemerintah perlu menghemat devisa guna membiayai pembangunan-pembangunan yang mutlak diperlukan untuk memperbaiki kualitas hidup bangsa Indonesia. Maka pemerintah mulaii berfikir untuk memenuhi kebutuhan itu dengan cara memproduksi dan tercetuslah suatu gagasan untuk mendirikan perusahaan yang memproduksi kain mori dengan kualitas halus identik dengan kain mori cap “sen” pada saat itu. Pemerintah RI mengadakan kerjasama dengan perusahaan swasta nasional yaitu gabungan koperasi batik Indonesia pada tanggal 22 juni 1991 . Berdirilah pabrik cambric berkualitas halus dengan nama PT. Primissima, berdasarkan akta notaris R. Surojo Wongsowidjojo SH,no 31 tahun 1971 di Jakarta. Modal yang

Belanda kepada Pemerintah RI dalam bentuk mesin yang nilai mesin-mesin tersebut merupakan saham pemerintah RI c.q Departemen Keuangan RI.

Pada saat didirikan PT. Primissima berkapasitas 9.072 mata pintal terdiri mesin-mesin buatan Rieter Swiss,dan 180mesin tenun lengkapdengan mesin –mesinpersiapan dan grey finishing buatan Belgia dan Jerman. Setelah diresmikan oleh Menteri Ekuin Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang didampingi Menteri perindustrian M.Yusuf pada tanggal 2 Februari 1972,pabrik ini mulai berproduksi dengan kapasitas 4juta yard per tahun . Tahun demi tahun permintaan konsumen bertambah disamping juga kapasitas mesin-mesin persiapan pre-sppiningmasih belum maksimal, maka pada tahun 1974 PT. Primissima mengadakan perluasan tahap I, dengan tambahan mesin pemintalan 22 mesin atau 11.088 mata pintal 192 mesin tenun merk sama. Perluasan ini selesai tanggal 7 agustus 1976 dan diresmikan Presiden RI Bapak Jendral Soeharto. Perluasan tahap I disebut pabrik II dan mampu meningkatkan produksinya 8.250.000 yard per tahun.

Mengingat saham pemerintah RI diatas 50% maka status PT. Primissima adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tahun-tahun berikutnya setelah tahun 1992 pencapaian mutu ekspor cenderung turun, terutama produk pabrik yang paling lama Mengingat saham pemerintah RI diatas 50% maka status PT. Primissima adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tahun-tahun berikutnya setelah tahun 1992 pencapaian mutu ekspor cenderung turun, terutama produk pabrik yang paling lama

2. Lokasi Perusahaan

Pabrik sebagai tempat dan fungsi teknis perusahaan berada dan sangat penting untuk direncanakan. Pemilihan lokasi ini tidak akan berdiri sebagai suatu permasalahan sendiri, melainkan akan terkait dengan beberapa proses produksi diperusahaan tersebut. Ada beberapa faktor yang memperngaruhi lokasi pabrik. Menurut Ahyari (1990:224) secara teoritis seluruh faktor pemilihan lokasi pabrik dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Faktor utama Merupakan faktor-faktor yang diperlukan oleh seluruh industri yang ada. Adapun faktor-faktor utama tersebut adalah: 1). Lokasi 2). Letak pasar produk perusahaan 3). Fasilitas Transportasi 4). Tersedianya Tenaga Kerja

1). Rencana masa depan perusahaan 2). Kemungkinan perluasan perusahaan 3). Kemungkinan perluasan kota 4). Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan mesin

5). Fasilitas pembelanjaan perusahaan 6). Terdapatnya persediaan air

7). Perumahaan dan fasilitas-fasilitas lainnya 8). Biaya tanah dan gedung 9). Peraturan daerah setempat 10). Iklim 11). Keadaan tanah 12). Keadaan lingkungan

Dari berdirinya sampai dengan sekarang PT.Primissima berlokasi di daerah Medari Kabupaten Sleman ± 10 km dari kota Yogyakarta. PT Primissima mempunyai areal tanah seluas 73.738 m yang terbagi atas 34.513 m untuk bangunan dan 41.032 m untuk garasi, jalan dan tanah lapang dan terdapat 6 bangunan utama yaitu: 1). Bangunan Produksi (terdapat 2 buah pabrik produksi).

a). Pabrik I : Bagian spinning b). Pabrik II : Bagian weaving

2). Bangunan serba guna 3). Bangunan aktifitas

5). Bangunan gudang 6). Lapangan utama

Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

1). Letaknya berada di dekat jalan besar antara Yogyakarta dan Magelang sehingga mudah untuk menyalurkan atau mendistribusikan produknya ke konsumen- konsumen yang berada di luar kota Yogyakarta

2). Tanah disekitar perusahaan sangat luas sehingga sangat memungkinkan bagi perusahaan untuk mengadakan perluasan perusahaan,yaitu dengan memanfaatkan areal tanah yang belum digunakan

3). Letaknya yang berada di pedesaan diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja dari warga desa sekitar lokasi perusahaan

4). Membantu program pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang masih menganggur dan mata pencaharian yang baru bagi masyarakat sekitar

5). Biaya tenaga kerja relative rendah dibanding daerah- daerah lain

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

a. VISI Visi perusahaan adalah menjadikan PT.Primissima sebagai a. VISI Visi perusahaan adalah menjadikan PT.Primissima sebagai

b. MISI 1).Sebagai agen pembangunan yang berwawasan bisnis,

berperan aktif dalam bidang industri tekstil dan menyediakan bahan baku bagi industri pembatikan

2).Sebagai unit ekonomi yang dapat memberikan kontribusi bagi penerimaan Negara serta pemegang saham lainnya. 3).Menunjang program Pemerintah dalam peningkatan ekspor

non-migas.

c. Tujuan dari PT. Primissima Yogyakarta adalah: 1). Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian

Negara terutama dalam meningkatkan eksport nonmigas. 2). Menyelenggarakan kegiatan usaha yang dapat dapat mendorong perkembangan sektor wisata dan sektor koperasi. 3). Meningkatkan kenerja perusahaan di segala sektor untuk

memperoleh keuntungan yang optimal.

4. Personalia

a. Jumlah Karyawan Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor, minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai jumlah a. Jumlah Karyawan Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor, minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai jumlah

= 416 orang

2). Bagian Weaving

= 586 orang

3). Bagian Teknik Umum

= 86 orang

4). Bagian PPK

= 16 orang

5). Bagian Personalia

= 37 orang

6). Bagian Sekertariat

= 54 orang

7). Bagian Keuangan

= 11 orang

8). Bagian Komersial

= 42 orang

9). Bagian SPI

= 8 orang

Sumber: Departemen HRD PT. Primissima

Ditambah dengan direksi yang berjumlah 4 orang dan komisaris berjumlah 5 orang sehingga seluruhnya ada 1.247 orang.

b. Jam Kerja

a) Bagian produksi dan satpam Bagian ini dibagi menjadi ke dalam empat grup dan tiga shift jam kerja yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Shift I = pukul 06.00 – 14.00 (istirahat 09.00 – 10.00)

2. Shift II = pukul 14.00 – 22.00 (istirahat 17.00 – 18.00)

3. Shift III = pukul 22.00 – 06.00 (istirahat 01.00 – 02.00)

b) Bagian administrasi dan keuangan serta bagian teknik umum

1. Senin – kamis = pukul 07.30 – 15.30 (istirahat 11.30 –

2. Jum’at

= pukul 07.30 – 15.30 (istirahat 11.30 – = pukul 07.30 – 15.30 (istirahat 11.30 –

1. Karyawan Tetap

2. Karyawan Kontrak

3. Karyawan Thirdparty

d) Kesejahteraan Karyawan Didalam peningkatan kinerja karyawan PT Primissima

Yogyakarta, manajemen memberikan beberapa fasilitas, diantaranya adalah:

1. Uang Lembur

2. Fasilitas Kesehatan

3. Rumah dinas dll.

e) Struktur Organisasi

didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur organisasi dapat menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang menunjukkan kedudukan suatu organisasi. Struktur ini mengandung spesialisasi kerja, standarlisasi, kordinasi. Sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur organisasi dapat menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang menunjukkan kedudukan suatu organisasi. Struktur ini mengandung spesialisasi kerja, standarlisasi, kordinasi. Sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini adalah: 1). Mempermudah pelaksanaan kerja 2). Mempermudah pimpinan dalam mengawasi pekerjaan

bawahannya 3). Mengkordinasikan kegiatan yang dilakukan oleh bawahan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan Dalam hal ini PT Primissima Yogyakarta untuk menunjukkan hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang didalam perusahaan menggunakan bagan organisasi berbentuk pyramid. Bentuk ini digunakan karena bentuknya sederhana, jelas, dan mudah dimengerti. Dari struktur organisasi tersebut dapat di jelaskan mengenai tugas dan wewenang dari masing-masing bagian secara garis besar sebagai berikut:

Direktur Produksi serta Direktur Keuangan dan Pemasaran.

A. Direktur Utama

1). Fungsi Pokok Menetapkan kebijakan umum perusahaan, mengatur dan

mengarahkan

kegiatan

direktorat-direktorat dan mengendalikan semua kegiatan pencapaian tujuan.

1.Mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat-

direktorat.

2.Mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan. c). Wewenang

Menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.

d). Tanggung jawab

1. Melaksanakan pengendalian mutu terpadu (PMT). 2.Penanggung jawab pelaksanaan tujuan perusahaan.

B. Direktur Administrasi dan Personalia

1). Fungsi pokok

Menyusun kebijakan umum system organisasi, pembinaan personalia dan manajemen perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2). Tugas

a. Mengolah sistem administrasi dan menguasai serta mengamankan kekayaan milik perusahaan.

b. Mengelola sistem personalia dan organisasi serta organisasi perusahaan. 3). Wewenang

a. Mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam a. Mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

4). Tanggung jawab

Mengelola kegiatan ketatausahaan, pelayanan umum, perawatan kesehatan dan kerumahtanggaan serta kegiatan-kegiatan protokoler yang ada di lingkungan perusahaan.

C. Direktur Keuangan dan Pemasaran.

1). Fungsi Pokok

Menyusun kebijakan umum bidang keuangan dan pemasaran dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2). Tugas

a. Menyusun RAPB perusahaan yang akan diajukan pada Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh direksi.

b. Menyusun serta melaksanakan rencana-rencana dari penjualan tahunan.

c.Melaksanakan pengadaan barang-barang umum atas

permintaan direktorat-direktorat lain.

kebijaksanaan dalam pengadaan serta pengendalian pelaksanaannya.

3). Wewenang

a. Menetapkan serta mengelola

administrasi

keuangan perusahaan

b. Mengelola perbendaharaan perusahaan.

c. Mengatur penyediaan dan penggunaan dana.

d. Menetapkan pedoman dan kebijakan penjualan hasil produksi.

e. Mengkoordinir pemberian dan permintaan jasa.

f. Mengelola kegiatan penyelenggaraan riset dan promosi.

4). Tanggung jawab

a. Mengatur pelaksanaa anggaran berdasarkan RAPB perusahaan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Mengamankan

pelaksanaan

PMT pada

direktoratnya.

D. Direktur Produksi

1). Fungsi Pokok 1). Fungsi Pokok

a. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan kesekretariatan yang meliputi pembuatan dan penerimaan surat- surat, pengadaan barang umum kebutuhan kantor, menyusun anggaran belanja kantor.

b. Menyelenggarakan

notulen

rapat dinas, menyimpan dokumen –dokumen kontrak asli. 3). Wewenang

Mengurusi hal-hal menyangkut pelayanan umum dan kerumahtanggaan kantor.

4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT pada bagian umum dan personalia.

E. Kepala Departemen Personalia

1). Fungsi Pokok

Mengelola personalia perusahaan secara efisien sesuai dengan perusahaan.

2). Tugas

a. Menyusun

rencana

kebutuhan personil

perusahaan.

karyawan.

c. Mengatur kerja serta mengurusi mutasi, promosi, demosi, dan penilaian konduite untuk karyawan bagian personalia.

3). Wewenang

a. Melakukan analisis

secara berkala atas

perkembangan bidang personil.

b. Merencanakan program pendidikan dan latihan karyawan baik di dalam maupun luar negeri. 4). Tanggung jawab

a. Menyelenggarakan pembinaan personil dan

perburuhan.

b. Mengatur pembinaan karyawan di bidang

kesehatan, pembinaan mental.

F. Kepala Departemen Pemintalan (spinning) .

1). Fungsi Pokok

Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan umum perusahaan dalam memproduksi benang secara efisien .

a. Mengatur dan merawat semua alat kerja yang ada di bagiannya.

b. Membantu pengadaan akan kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin dan alat produksi.

c. Memproduksi benang dengan kualitas dan kuantitas

sebaik-baiknya sesuai rencana. 3). Wewenang

Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya di dalam lingkungan perusahaan demi lancarnya produksi.

4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT di Departemen Pemintalan.

G. Kepala Departemen Pertenunan (weaving).

1). Fungsi Pokok

Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan umum perusahaan dalam memproduksi kain grey secara efisien.

2). Tugas

a. Merencanakan produksi dari tiap-tiap macam produksi dengan menyelesaikan rencana yang di susun oleh Direktorat Keuangan dan Pemasaran.

produksi.

c. Membuat percobaan produk baru yang sekiranya

akan laku di pasaran.

d. Menghitung kebutuhan benang baik nomornya

maupun beratnya.

e. Menentukan cutting (pos). 3). Wewenang

Mengkordinir semua aktivitas departemen. 4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT di Departemen Pertenunan.

H. Kepala Departemen Teknik Umum

1). Fungsi Pokok

pelaksanaan maintenance, overhaul, rehabilitasi, pemasangan baru dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan umum direksi.

2). Tugas

a. Mengawasi kegiatan mesin-mesin, reparasi listrik untuk mencapai hasil yang maksimal.

b. Menyelenggarakan kebutuhan suku cadang dan

alat-alat proses produksi.

bangunan. 3). Wewenang

Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya di dalam perusahaan.

4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT di departemen teknik umum.

I. Kepala Departemen Keuangan

1). Fungsi Pokok

Menyelenggarakan kebijaksanaan pokok Direksi (Direksi Keuangan dan Pemasaran) di dalam pengelolaan bagian keuangan dan akuntansi perusahaan.

2). Tugas

a. Menyusun dan melaporkan posisi keuangan secara

berkala.

b. Menyusun administrasi dan inventarisasi kekayaan perusahaan yang berupa aktiva dan pasiva perusahaan.

Melakukan kegiatan-kegiatan transaksi perusahaan dan menyusun administrasinya, termasuk pula kelengkapan dokumennya.

4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT di Departemen Keuangan

J. Kepala Departemen Pemasaran

1). Fungsi pokok

Mengelola hasil produksi dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan umum Direksi (Direktur Keuangan dan Pemasaran).

2). Tugas

a. Mengelola penjualan barang yang meliputi hasil produksi perusahaan, waste, barang bekas (yang tidak terpakai), meneliti sah dan lengkap tidaknya jaminan (surat berharga sehubungan dengan penjualan kredit).

b. Mengelola pengadaan barang yang meliputi,

penerimaan

barang,

penyimpanan dan pemeliharaan barang, barang inventaris, tools, dan bahan pembantu (penolong), spare part dan accessories.

Mengelola penelitian pasar dan promosi. 4). Tanggung jawab

Melakukan analisa secara berkala atas pelaksanaan tugasnya dibidang penjualan dan pengadaan.

K. Kepala Biro Pengendalian Intern/ SPI (Satuan

Pengawasan Intern).

1). Fungsi Pokok

Melakukan pengawasan intern dalam rangka mengamankan

kebijaksanaan

umum Direksi berdasarkan standar-standar, penaksiran-penaksiran tentang saran-saran kualitas, prosedur dan lain-lain.

2). Tugas

a. Mengkoordinir kepala-kepala

bagian dalam

pelaksanaan intern.

b. Mengadakan analisa atau evaluasi perusahaan disegala aspek kegiatan bulanan, triwulan, semester maupun tahunan.

3). Wewenang

a. Membutuhkan input berupa informasi mengenai hasil pengawasan intern kepada Direktur Utama.

Departemen dapat dilaksanakan secara efisien. 4). Tanggung jawab

Melaksanakan PMT di Biro Pengendalian dan mengawasi PMT di seluruh bagian perusahaan. Pengawasan intern ini dilakukan di segala bidang, meliputi Bidang Operasional, Akuntansi, Organisasional serta Kompuasi.

5. Produksi

a. Dalam proses produksi produk grey di PT. Primissima Yogyakarta dibutuhkan bahan-bahan yang terdiri dari 2 jenis bahan, yaitu: 1). Bahan baku

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi utamanya adalah berupa kapas ± 14.000 per tahun yang diimpor dari Amerika dan Australia yang digunakan oleh unit spinning (pemintalan).

2). Bahan Penolong

Dengan bahan pembantu berupa tapioca, emcee, elvanol, sunsize, digowak, fungisida dan kentek.

b. Proses Produksi

Proses produksi kain grey di PT Primissima Yogyakarta, terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

Sumber Data: PT. Primissima

Gambar III.1

KAPAS

BLOWING

FLOCK FEEDER

CARDING

PRE DRAWING

SLIVER LAP

RIBBON LAP

COMBER

DRAWING PASSAGE

DRAWING PASSAGE

RING SPINNING

TWISTING

WINDING I

FLYER

CARDING CARDING