Konsep Sistem Bangunan

6.5. Konsep Sistem Bangunan

6.5.1. Konsep Struktur Bangunan

a. Sub Struktur Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang karena memiliki

karakteristik sesuai dengan jenis tanah area site. Tiap bangunan memiliki spesifikasi jumlah tiang pancang dan dimensi pile cap yang berbeda.

Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi rancangan Museum Gempa Jogja. Dalam kaitannya dalam sistem sederhana bangunan tanggap gempa, Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.

Simetris dan sederhana

Simetris namun tidak sederhana

Simetris namun terlalu panjang

Alur pemisah

Tidak baik Baik

Tidak baik Baik

Tidak baik Baik Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki

b. Super Struktur Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, mampu menahan gempa dan getaran, dengan bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.

c. Upper Struktur Menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang agar dapat

Alur pemisah

Alur pemisah

6.5.2. Konsep Utilitas Bangunan

6.5.2.1. Jaringan Listrik

6.5.2.2. Jaringan Komunikasi

6.5.2.3. Sanitasi

• Air bersih

1) Sumber air sumur artesis. Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan.

Skema 6.1 Analisa Jaringan Listrik

PLN

Genset

Panel utama

Panel skunder

Panel skunder

Skema 6.2 Analisa Jaringan Komunikasi

Sumber: Analisa penulis

PT. Telkom

Panel Kontrol

Telepon Lokal Faks

Operator

SLJJ/SLI

Pompa

Sumur dalam

Ground Water Tank

Pompa

Upper tank

distribusi

Skema 6.3 Analisa aliran air bersih artesis

2) PDAM Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat.

• Air Kotor

Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.

1) Air kotor dari kamar mandi

2) Air kotor dari dapur

Bak Kontrol

Kamar Mandi

Bak Pengendapan

T. pengolahan limbah

Skema 6.5 Analisa aliran air kotor cair

Penangkap lemak

Peresapan

Ground reservoir

Tangki atas

Distribusi

Skema 6.4 Analisa aliran air bersih PDAM

Skema 6.8 Analisa sistem sanitasi air hujan

Air hujan dari atap

Pipa Vertikal

Sumur Resapan

Air hujan sekitar site

Bak kontrol

Selokan

Skema 6.9 Analisa sistem pembuangan sampah

3) Air kotor dari WC

4) Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan.

6.5.2.4. Sampah

6.5.2.5. Sistem Pengamanan Bangunan

Skema 6.6 Analisa aliran air kotor lemak

Peresapan septictank WC septictank

Skema 6.7 Analisa aliran air kotor padat

Sampah yang dapat

didaur ulang

Sampah yang tidak

dapat didaur ulang

TPA

Bak penampung sampah daur ulang

Shaft sampah

Bak penampung sampah non daur ulang

Skema 6.10 Analisa sistem CCTV

dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security.

• Pemadam Kebakaran Pencegahan Pasif

1. Tangga kebakaran mempunyai lebar tangga minimal 1,25m dilengkapi pintu kebakaran selebar minimal 90cm.

2. Penerangan darurat (menggunakan sumber daya baterai, merupakan lampu penunjuk dan penerangan pada pintu keluar, tangga darurat, dan pada koridor).

a. Pencegahan Aktif

i. Alat pemadam kimia portable (daya layanan 200-250 m/unit, jarak antar alat 20-25m).

ii. Hidrant (daya layanan 800 m/unit, jarak antar alat maksimal 30m).

iii. Sprinkler ( daya layanan 25m/unit, jarak antar alat 6-9m ). iv. Fire alarm ( berupa alat heat detektor dan smoke detector, area pelayanan

75m/alat ).

Power

Monitor

Central security

Call button

Skema 6.11 Sistem pengamanan kebakaran

Ground Tank S i kl G

Ground Tank S i kl Ai

Skema 6.10 Analisa sistem CCTV

• Penangkal Petir Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday yaitu menggunakan sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah.

6.5.3. Konsep Persyaratan Ruang

6.5.3.1. Pencahayaan