Penggunaan bahan tambahan pangan dapat dibenarkan apabila: Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam
pengolahan, tidak digunakan untuk menyembunyikan pengunaan bahan yang salah atau tidak memenuhi persyaratan, tidak digunakan untuk
menyembunyikan cara kerjaa yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan, dan tidak digunakan untuk menyembunyikan
kerusakan makanan.
2.4 Bahan Tambahan Pangan Yang Diizinkan dan Dilarang Pengunaannya
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenKesPerIX88, tentang Golongan Bahan Tambahan Pangan yang
diizinkan diantaranya sebagai berikut : 1.
Antioksidan
Antioxidant
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi di dalam bahan. Penggunaan meliputi bahan antara lain lemak hewani,
minyak nabati, produk pangan dengan lemak tinggi, produk daging, produk ikan, dll. Persyaratan sesuai peraturan undang-undang ,
antioksidan sebagai bahan tambahan pangan batas maksimum penggunaannya telah diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
No.722MenkesPerIX88 tertulis pada lampiran1, antioksidan yang diizinkan peggunaannya antara lain
asam askorbat, asa m eritrobat, askorbat palminat
dll.
Universitas Sumatera Utara
2. Antikempal
Anticaking Agent
Antikempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk juga mencegah mengempalnya
pangan yang berupa tepung. 3.
Pengatur Keasaman
Acidity Regulator
Pengaturan keasaman
asidulan
merupakan senyawa kimia yang bersifat asam dan merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang
sengaja ditambahkan ke dalam pangan dengan berbagai tujuan. Sifat asam senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai
bahan pengawet. 4.
Pemanis Buatan
Artificial Sweeterner
Bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contoh:
sakarin dan siklamat.
5. Pemutih dan Pematang Tepung
Flour TreatmentAgent
Bahan tambahan pangan yang seringkali digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya, dengan maksud karakteristik warna putih
yang merupakan ciri khas tepung yang bermutu baik tetap terjaga, begitu halnya
dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu
selama proses
pengolahannya, seperti dalam hal pengembangan adonannya selama pemanggangan.
6. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental
Emulsifier, Stabilizer, Thickener
Universitas Sumatera Utara
Bahan tambahan pangan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Biasa
digunakan untuk makanan yang mengandung air atau minyak. Contoh:
polisorbat
untuk pengemulsi es krim dan kue, peltin untuk pengental pada jamu, jeli, minuman ringan dan es krim, gelatin pemantap dan pengental
untuk sediaan keju, karagenen dan agar-agar untuk pemantap dan pengental produk susu dan keju.
7. Pengawet
Preservative
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau
memperlambat proses
fermentasi,
pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
8. Pengeras
Firming Agent
Bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh:
Al sulfat, Al Na sulfat
untuk pengeras pada acar ketimun dalam botol,
Ca glukonat dan Ca sulfat
pada buah kaleng seperti tomat.
9. Pewarna
Colour
Bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan, warna juga dapat digunakan sebagai indikator
kesegaran dan kematangan 10.
Penyedap rasa dan aroma, Penguat rasa
Flavour, Flavour Enhancer
Universitas Sumatera Utara
Bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma. Contoh:
monosodium glutamat
pada produk daging.
11. Seksuestran
Sequestrant
Bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion logam yang ada pada makanan sehingga dicegah terjadinya oksidasi yang dapat
menimbulkan perubahan warna dan aroma. Biasa ditambahkan pada produk lemak dan minyak atau produk yang mengandung lemak atau
minyak seperti daging dan ikan. Contoh: asam folat dan garamnya. Cahyadi, 2009
Beberapa Bahan Tambahan Pangan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722MenkesPerIX88, sebagai
berikut : 1.
Natrium Tetraborat
Boraks
2. Formalin
Formaldehyd
3. Minyak nabati yang dibrominasi
Brominated Vegetable Oils 4.
Kloramfenikol
Chlorampenicol
5. Kalium Klorat
Pottasium Chlorate 6.
Dietilpirokarbonat
Diethylpyrocarbonate, DEPC
7. Nitrofuranzon
Nitrofuranzone
8. P-Phenetilkarbamida
p-Phenethylcarbamide, Dulcin,
4-ethoxyphenyl urea
9. Asam Salisilat dan garamnya
salicylic Acid and its salt
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pengawet