Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” yaitu proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika Fajar, 2009:78. Komunikasi antarpribadi menurut Littlejohn 1999 merupakan
komunikasi antara individu-individu. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya Surip, 2011:27.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula Hardjana, 2003:85.
Fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha untuk meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang
berkomunikasi, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain Cangara, 2007:60. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis.
Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang tetap, yaitu: komunikasi interpersonal adalah
komunikasi secara verbal dan nonverbal; komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu termasuk perilaku spontan, perilaku menurut
kebiasaan dan perilaku sadar; komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan hubungan; komunikasi interpersonal
mengandungumpan balik, interaksi dan koherensi; komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu; komunikasi
Universitas Sumatera Utara
interpersonal adalah kegiatan yang aktif; komunikasi interpersonal saling mengubah Hardjana, 2003:86-90.
Liliweri 1997 menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu: arus pesan dua arah; konteks komunikasi adalah tatap
muka; tingkat umpan balik yang tinggi; kemmapuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi; kecepatan untuk menjangkau sasaran yang
besar sangat lamban; efek yang terjadi antara lain perubahan sikap Surip, 2011:24.
Adapun karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal atau antar pribadi menurut Joseph A. Devito dilihat dari dua
perspektif. Perspektif pertama adalah humanistis yang meliputi sifat-sifat: keterbukaan, yaitu kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi
dengan kita serta dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur terus terang
tentang segala sesuatu yang dikatakannya. Sifat kedua adalah perilaku suportif. Jack R. Gibb menyebutkan
tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yaitu: deskriptif suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding
dengan suasana yang evaluatif, spontanitas orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus terang tentang apa
yang dipikirkannya, dan provisionalisme seseorang yang memiliki sifat berpikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda
dan bersedia menerima pendapat orang lain bila memang pendapatnya keliru.
Ketiga adalah perilaku positif. Komunikasi antar pribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap orang lain dan berbagai
situasi komunikasi. Keempat adalah sifat empati. Empati adalah kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
Kelima adalah kesamaan. Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman di antara para pelaku komunikasi. Kedua, kesamaan
dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi member pengertian
Universitas Sumatera Utara
bahwa dalam komunikasi antar pribadi harus ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
Aspek yang kedua adalah pragmatis yang meliputi sifat-sifat: bersikap yakin komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila seseorang
mempunyai keyakinan diri karena manusia yang mempunyai sifat ini akan bersikap luwes dan tenang baik secara verbal maupun nonverbal;
kebersamaan seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi antar pribadi dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan karena
manusia yang memiliki sifat ini akan memperhatikan dan merasakan kepentingan orang lain. Sikap kebersamaan ini dapat dikomunikasikan
baik secara verbal maupun nonverbal. Sifat selanjutnya adalah manajemen interaksi seseorang yang
menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak. Hal ini diperlihatkan
dengan mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan serta konsistensi. Sifat selanjutnya adalah perilaku ekspresif. Perilaku ekspresif
memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sifat yang terakhir adalah orientasi pada orang lain. Kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan orang lain selama melakukan
komunikasi antar pribadi. Seringkali dalam berkomunikasi, kita berorientasi pada diri kita sendiri. Seseorang harus memiliki sifat yang
berorientasi pada orang lain untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif Fajar, 2009:84-86.
Selanjutnya Fajar 2009 menyatakan komunikasi antar pribadi memiliki tahapan-tahapan yang meliputi: kontak first impression di awal
pertemuan, berlanjut ke arah perkenalan, selanjutnya ke arah pertemanan, mengalami puncak hubungan decline dan terjadi perpecahan dalam
hubungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Anak Berkelainan Perilaku Tunalaras