Komunikasi Interpersonal Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR
(Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Komunikasi (Ekstension)
DANDY ANGGA GUMILANG
070922031
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : DANDY ANGGA GUMILANG
NIM : 070922031
Departemen : ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION
Judul : KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR
(Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan
Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)
Medan, 12 Juni 2010
Dosen Pembimbing, Ketua Departemen
Drs. Lusiana A. Lubis, M.A Drs. Amir Purba, M.A
NIP. 19670405199003 2 002 NIP. 19510219 198791 1 001
a.n. Dekan FISIP – USU
Drs. Humaizi, M.A. NIP. 19590809 198601 1 002
(3)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipetahankan dihadapan Panitia Penguji Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension
Hari : __________________________ Tanggal : __________________________ Pukul : __________________________ Tempat : __________________________
Tim Penguji
Ketua : __________________________ ( __________________ ) NIP.
Penguji I : __________________________ ( __________________ ) NIP.
Penguji II : __________________________ ( __________________ ) NIP.
(4)
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi termasuk dalam menciptakan prestasi belajar yang baik di lingkungan kampus. Dengan berkomunikasi maka diharapkan akan terjadi interaksi yang baik antara mahasiswa dan dosen yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, prestasi belajar mahasiswa ternyata masih belum sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).
Tujuan Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1.349 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Adapun sampel tersebut berjumlah 94 orang.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa 15,20% faktor-faktor prestasi belajar dijelaskan oleh komunikasi interpersonal sedangkan sisanya 84,80% dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penyusunan kata-kata maupun cara pembahasannya. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menerima kritikan dan masukan atau saran yang bertujuan untuk membantu saya dalam penyempurnaan tesis ini. Adapun judul dari tesis ini adalah
“KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi
Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)”.
Selama penyusunan tesis ini saya telah banyak menerima bantuan dan bimbingan, pengarahan, nasehat, serta saran-saran, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Ekstension Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
3. Dosen pembimbing yang telah dengan sabar mau memberikan bimbingan dan arahan selama saya menyelesaikan penyusunan skripsi ini
(6)
4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi Ekstension Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada saya dalam menulis skripsi ini
5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang
6. Seluruh teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan serta semangat kepada saya dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa melindungi, memberikan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua.
Medan, 12 Juni 2010 Penulis,
Dandy Angga Gumilang
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Pembatasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1. Tujuan Penelitian ... 4
1.4.2. Manfaat Penelitian ... 4
1.5. Kerangka Teori ... 5
1.5.1. Komunikasi Interpersonal ... 6
1.5.2. Proses Komunikasi Interpersonal ... 7
1.5.3. Teori S-O-R ... 9
1.5.4. Prestasi Belajar ... 10
1.6. Kerangka Konsep ... 12
1.7. Model Teoritis ... 13
1.8. Operasional Variabel ... 13
1.9. Definisi Operasional ... 14
1.10. Hipotesa ... 17
II. KERANGKA TEORETIS 2.1. Komunikasi ... 18
2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 18
2.1.2. Tujuan Komunikasi ... 18
2.1.3. Proses Komunikasi ... 19
2.1.4. Unsur Komunikasi ... 21
2.1.5. Jenis Komunikasi ... 22
2.1.6. Domensi Komunikasi Yang Efektif ... 24
2.1.7. Hambatan Komunikasi ... 28
2.2. Komunikasi Interpersonal ... 31
2.2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 33
2.2.2. Peranan Komunikasi Interpersonal ... 34
(8)
2.3. Presstasi Belajar ... 36
2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 36
2.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 36
2.3.3. Penilaian Prestasi Belajar ... 37
III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 38
3.2. Lokasi Penelitian ... 38
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
3.3.1. Populasi ... 38
3.3.2. Sampel ... 39
3.4. Teknik Pengambilan Sampling ... 40
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.6. Teknik Analisis Data ... 42
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengumpulan Data ... 44
4.1.1. Tahap Awal ... 44
4.1.2. Pengumpulan Data ... 44
4.2. Analisa Data Tabel Tunggal ... 46
4.2.1. Data Responden ... 46
4.2.2. Komunikasi Interpersonal ... 47
4.2.3. Prestasi Belajar ... 54
4.3. Analisa Tabel Silang ... 59
4.4. Pengujian Hipotesis ... 64
4.5. Pembahasan ... 64
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68
5.2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Akademik Mahasiswa Secara Umum ... 3
Tabel 2. Operasional Variabel ... 14
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
Tabel 4. Usia Responden ... 46
Tabel 5. Jenis Kelamin Responden ... 47
Tabel 6. Jurusan atau Departemen ... 48
Tabel 7. Dosen Melakukan Pendekatan Khusus Kepada Mahasiswa ... 48
Tabel 8. Dosen Meluangkan Waktu Untuk Berbincang-Bincang ... 49
Tabel 9. Kebebasan Menyatakan Pendapat ... 50
Tabel 10. Dosen Berempati Saat Berbicara ... 50
Tabel 11. Dosen Dampingi Mahasiswa Yang Kesulitan Belajar ... 51
Tabel 12. Dosen Mendengarkan Keluhan Mahasiswa ... 51
Tabel 13. Dosen Memberikan Semangat Belajar ... 52
Tabel 14. Pujian Yang Diberikan Dosen ... 52
Tabel 15. Menyelesaikan Tugas Bersama ... 53
Tabel 16. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Pokok Sehari-hari ... 54
Tabel 17. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Tambahan Sehari-hari ... 54
Tabel 18. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Dalam Jumlah Banyak ... 55
Tabel 19. Memahami dan Menguasai Pelajaran ... 56
Tabel 20. Kesalahan Dalam Mengerjakan Tugas ... 56
Tabel 21. Inisiatif Dalam Proses Belajar Mengajar ... 57
Tabel 22. Kreatif Dalam Mengerjakan Tugas ... 57
Tabel 23. Tingkat Kehadiran Kuliah ... 58
Tabel 24. Nilai Ujian ... 58
Tabel 25. Hubungan Antara Pendekatan Khusus Dosen Terhadap Tugas Pokok Harian ... 59
Tabel 26. Hubungan Antara Pujian Atas Hasil Belajar dengan Mahasiswa Jarang Salah ... 61
Tabel 27. Hubungan Antara Menyelesaikan Tugas Bersama Dengan Tingkat Kehadiran ... 62
Tabel 28. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 64
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori S-O-R ... 9 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 13 Gambar 3. Proses Komunikasi ... 21
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 72
Lampiran 2. Analisis Tabel Tunggal ... 77
Lampiran 3. Analisis Tabel Silang ... 83
Lampiran 4. Uji Hipotesis dan Uji t (Uji Parsial) ... 84
Lampiran 5. Foltron Cobol ... 85
(12)
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi termasuk dalam menciptakan prestasi belajar yang baik di lingkungan kampus. Dengan berkomunikasi maka diharapkan akan terjadi interaksi yang baik antara mahasiswa dan dosen yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, prestasi belajar mahasiswa ternyata masih belum sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).
Tujuan Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1.349 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Adapun sampel tersebut berjumlah 94 orang.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa 15,20% faktor-faktor prestasi belajar dijelaskan oleh komunikasi interpersonal sedangkan sisanya 84,80% dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan uji t menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik.
Dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sebuah lembaga perguruan tinggi, komunikasi akan mampu memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa tentang apa yang harus
(14)
dilakukan, seberapa baik mahasiswa tersebut melakukan apa yang seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga akan tercipta mahasiswa-mahasiswa yang handal dalam mengisi pembangunan di masa yang akan datang nantinya.
Aktivitas komunikasi di sebuah lembaga perguruan tinggi seharusnya senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sesama anggota kelompok dalam perguruan tinggi tersebut seperti dosen, mahasiswa, dan pihak struktural yang ada di perguruan tinggi tersebut. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi perguruan tinggi kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara dosen kepada mahasiswa. Sisi kedua antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya. Sisi ketiga adalah antaran mahasiswa kepada dosen yang bersangkutan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi termasuk perguruan tinggi.
Di lingkungan perguruan tinggi, komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa tentunya akan menghasilkan kualitas peserta didik yang lebih baik yang salah satunya ditandainya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik antara dosen dan mahasiswa justru akan berdampak terhadap menurunnya prestasi belajar mahasiswa tersebut.
(15)
Hal ini bisa dilihat pada rata-rata IPK lulusan yang masih mencapai 3,18 dimana angka ini masih belum terlalu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah 3,0. Begitu juga jika dilihat rata-rata usia lulusan yang mencapai usia 23,25 tahun serta rata-rata masa studi 3,7 tahun seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
Data Akademik Mahasiswa Secara Umum
Untuk melihat ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal para dosen dengan mahasiswanya terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
”KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi
Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)”.
2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah ada
MASA STUDI IPK LULUSAN USIA LULUSAN
(Tahun) (Tahun)
Sosiologi 4,5 3,11 22,4
Ilmu Kesejahteraan Sosial 3,6 3,42 20,6
Ilmu Administrasi Negara 3,6 3,38 22,6
Ilmu Komunikasi 3,6 3,22 22,5
Antropologi Sosial 4,4 3,19 23,4
Ilmu Politik 5,6 3,07 23,5
Ilmu Komunikasi Ekstensi 2,6 3,01 25,4
Ilmu Administrasi Negara Ekstensi 1,7 3,42 25,4
Administrasi Perpajakan (D3) 3,7 2,84 23,5
RATA-RATA DI FAKULTAS 3,7 3,18 23,25
Sumber : FISIP USU (2010)
DEPARTEMEN/PROGRAM STUDI
(16)
pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP, Universitas Sumatera Utara?”
3. Pembatasan Masalah
Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut :
a. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2007/2008 dan 2008/2009.
b. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus FISIP, Universitas Sumatera Utara pada Bulan Februari hingga Mei 2010.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini penulis susun dengan tujuan antara lain:
1. Untuk mendapatkan dari responden tentang pengaruh pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
2. Mengetahui besarnya pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
(17)
4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan teori yang didapat selama melaksanakan perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Praktisi
Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permsalahan yang ada untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
c. Bagi Akademisi
Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi maupun Manajemen Sumber Daya Manusia.
5. Kerangka Teori
Seorang peneliti sebelum melakukan penelitian perlu menyusun kerangka teori karena kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka teori maka peneliti akan dengan mudah untuk menganalisa masalah penelitiannya.
Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang timbul, karena kerangka teori merupakan
(18)
serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep yang ada (Singarimbun, 2006:37).
Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan penelitian ini antara lain: (1) komunikasi interpersonal, (2) proses komunikasi interpersonal, (3) Teori S-O-R dan (4) prestasi belajar, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
5.1. Komunikasi Interpersonal
Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara berbeda-beda. Dewito (1997:231) mengemukakan sudut pandang komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1) Berdasarkan Komponen
Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak sehingga peluang untuk memberikan umpan balik
2) Berdasarkan Hubungan Diadik
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada hubungan komunikasi intepersonal antara anak dengan orang tua, guru dengan
(19)
murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik, yang menjelaskan bahwa selalu ada hubungan yang terjadi antara dua orang tertentu. 3) Berdasarkan Pengembangan
Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) menjadi komunikasi pribadi yang intim.
Ketiga definisi di atas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut dikembangkan, bahwa komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bertujuan untuk mencipytakan hasil yang maksimal. Artinya setiap individu yang terlibat didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis.
5.2. Proses Komunikasi Interpersonal
Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas, menunjukkan adanya suatu proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam Effendy (2001:18) mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell, terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu:
(20)
a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
b. Encoding (penyandian) adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
e. Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang disampaikan komunikator kepadanya
f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator
g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah diterima pesan h. Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
i. Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransfer pesan atau informasi seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, dimana mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan serta mempercepat hubungan antara sesama individu pada masyarakat di lingkungannya. Komunikasi interpersonal selalu
(21)
menimbulkan saling pengertian atau saling mempengaruhi antara seseorang dengan orang lain (Djamadin, 2004:17-19).
Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara orang tua dan anak yang dapat terjadi melalui sebuah pembicaraan.
5.3. Teori S-O-R
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan model teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respons). Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R itu sendiri dapat digambarkan senagai berikut:
Gambar 1. Teori S-O-R (Sumber : Effendy, 1993:225)
STIMULUS ORGANISME :
- Perhatian - Pengertian - Penerimaan
RESPONSE (Perubahan Sikap)
(22)
Gambar diatas menunjukkan bahwa respon atau perubahan sikap tergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang pada dasarnya merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif maupun behavioral. Adapun kaitan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah:
a. Stimulus, maksudnya adalah proses penyampaian materi oleh dosen khususnya dipandang dari sudut komunikasi interpersonalnya
b. Organism yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik
c. Respon yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar mahasiswa
5.4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu. Dalam perkembangan yang kompetitif, lembaga pendidikan membutuhkan
(23)
mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa kemampuan mahasiswa dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas, mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa. Pada umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan siswa bersangkutan.
Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor : a. Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput
dari berbagi kelemahan dan kekurangan.
b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian penilaian tertentu yang realistik dan objektif.
c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mahasiswa yang dinilai dengan tiga maksud, yaitu :
1) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang
(24)
2) Penilaian negatif, siswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
3) Jika siswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
4) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan rapi dalam arsip, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan siswa.
6. Kerangka Konsep
Nawawi (1991:56) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini digunakan konsep berupa variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal.
(25)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
c. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan asal daerah.
7. Model Teoritis
Berdasarkan uraian diatas, maka model teoritis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
8. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, agar lebih jelas penggunaanya maka dapat dioperasikan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) Komunikasi I nterpersonal
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
Variabel Terikat (Y) Prestasi Belajar +
(26)
Tabel 2. Operasional Variabel
VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL 1. Variabel Bebas (X)
Komunikasi Interpersonal Dosen
a. Pendekatan khusus b. Meluangkan waktu
c. Kebebasan menyatakan pendapat d. Perasaan empati
e. Dampingi mahasiswa f. Mendengarkan keluhan g. Memberikan semangat h. Pujian
i. Menyelesaikan tugas bersama
2. Variabel Terikat (Y) Prestasi Belajar Mahasiswa
Variabel Antara (Z) Karakteristik Mahasiswa
a. Kemampuan mengerjakan tugas sehari-hari
b. Kemampuan mengerjakan tugas tambahan
c. Kemampuan mengerjakan tugas yang banyak
d. Penguasaan pelajaran e. Jarang melakukan kesalahan f. Inisiatif
g. Kreatif h. Kehadiran a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Jurusan / Departemen
9. Definisi Operasional
Guna menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka dibawah ini diuraikan definisi operasional variabel penelitian, sebagai berikut:
(27)
a. Variabel Bebas (X), yaitu komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas, dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:
1) Dosen yang mau melakukan pendekatan secara khusus kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
2) Dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan mahasiswanya membuat prestasi belajar mahasiswa meningkat
3) Dosen yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyatakan pendapat membuat mahasiswa semakin berniat untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi
4) Dosen yang berempati saat berbicara dengan mahasiswa, mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
5) Dosen yang bersedia mendampingi mahasiswa yang kesulitan saat belajar di kelas membuat prestasi belajar mahasiswa tersebut semakin baik
6) Dosen yang mau mendengarkan dan menanggapi keluhan mahasiswanya menjadikan prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat
7) Dosen yang mau memberikan semangat belajar saat mahasiswa mendapatkan nilai jelek, membuat semangat belajar mahasiswa tersebut semakin baik
8) Pujian yang diberikan dosen atas hasil belajar yang baik, mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
(28)
9) Kemauan dosen untuk bisa duduk bersama menyelesaikan tugas yang tidak mampu dikerjakan mahasiswa membuat prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat
b. Variabel Terikat (Y) yaitu prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:
1) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas pokok sehari-hari yang diberikan dengan baik oleh dosen
2) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan dengan baik oleh dosen
3) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam jumlah yang banyak dengan baik
4) Mahasiswa mampu menguasai dan memahani pelajaran dengan baik
5) Mahasiswa jarang melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas yang diberikan
6) Mahasiswa mempunyai inisiatif yang baik selama proses belajar mengajar 7) Mahasiswa mempunyai kreatifitas yang baik dalam mengerjakan tugas 8) Tingkat kehadiran mahasiswa cukup baik
(29)
c. Variabel Intervening (Z) yaitu karakteristik responden dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:
1) Usia responden adalah hitungan dari awal tahun kelahiran sampai dengan sekarang
2) Jenis kelamin adalah suatu ciri khas yang membedakan antara pria dan wanita 3) Jurusan atau Departemen adalah jurusan atau departemen mahasiswa yang
bersangkutan
10.Hipotesa
Suyanto dan Sutinah (2005:43) mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kemudian diperluas sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis melalui penelitian.
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka konsep di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
a. Hipotesis 1 (Ho)
Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.
b. Hipotesis 2 (Ha)
Terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.
(30)
BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1. Komunikasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses mengirimkan berita diantara pihak-pihak yang saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang dimaksud satu sama lain (Iman & Siswandi, 2007 151). Di dalam organisasi bisnis maupun nonbisnis komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada dalam organisasi tidak dapat menghindarkan diri dari komunikasi jika mengharapkan kebutuhannya dapat dipenuhi oleh pihak lain.
Melalui komunikasi berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien Oleh karena itu komunikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar memberikan manfaat optimal bagi organisasi.
2.1.2. Tujuan Komunikasi
Secara umum Widjaja (2000), mengatakan bahwa tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Tujuan Komunikasi Dari Sudut Kepentingan Sumber a. Memberikan informasi
(31)
b. Mendidik
c. Menyenangkan atau menghibur
d. Mengajukan suatu tindakan atau persuasi
2) Tujuan Komunikasi Dari Sudut Kepentingan Penerima a. Memahami informasi
b. Mempelajari c. Menikmati
d. Menerima atau menolak anjuran
Sedangkan Sutojo dan Setiawan (2003), mengatakan bahwa komunikasi bisnis yang efektif mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1) Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna pesan yang diberikan kepada pihak lain, baik di dalam maupun di luar organisasi perusahaan
2) Mendapatkan tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan
2.1.3. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima. Proses ini mengharuskan adanya enam langkah apakah kedua belah pihak berbicara menggunakan isyarat tangan atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.
Langkah-langkah dalam proses komunikasi menurut Davis dan Newstrom (1992), adalah:
(32)
1) Mengembangkan gagasan
Langkah pertama adalah mengembangkan gagasan yang akan disampaikan oleh pengirim kepada penerima
2) Penyandian (encode)
Langkah kedua adalah penyandian gagasan menjadi kata-kata, bagan, atau simbol lainnya yang pantas untuk disampaikan
3) Penyampaian
Langkah ketiga adalah penyampaian dengan cara yang dipilih, seperti melalui memo, telephon, bertatap muka atau kunjungan pribadi
4) Penerimaan
Dalam langkah ini inisiatif beralih ke penerima, yang berusaha untuk menerima pesan yang akan disampaikan
5) Pengolahan data (decode)
Langkah kelima adalah pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami
6) Penggunaan
Langkah terakhir dalam proses komunikasi adalah penggunaan pesan yang disampaikan oleh penerima
(33)
Gambar 2. Proses Komunikasi (Sumber: Sutojo dan Setiawan, 2003)
2.1.4. Unsur Komunikasi
Komunikasi yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan internal dan lingkungan serta sesuai dengan mekanisme yang ada. Jika komunikasi berjalan sangat berlebihan maka tidak menutupi kemungkinan kinerja akan terganggu. Oleh karena itu, komunikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar memberikan manfaat optimal bagi organisasi. Proses komunikasi terdiri dari 4 unsur penting yang terdiri dari :
1. Pengirim pesan seperti penulis, pembicara, pengirim kode (sandi).
Adalah sumber berita/pesan yang berinisiatif menciptakan komunikasi, yang mempunyai kepentingan untuk menyampaikan maksudnya agar pihak yang dikirimi pesan mengerti apa yang dimaksudkan.
2. Pesan atau berita.
Adalah informasi berupa penjelasan baik lisan maupun tulisan dapat pula berupa sandi.
Pemberi Pesan –
Sender (encoder)
Pesan, Verbal, Nonverbal
Jalur dan
Media Penerima Pesan – Audience/ Receiver/ Decoder
(34)
3. Media seperti surat, memo, laporan, pidato, bagan, grafik atau kurva dan sebagainya.
Adalah cara penyampaian pesan, berita atau informasi dari pihak pengirim kepada pihak penerima berita. Media merupakan cara yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi proses berkomunikasi
4. Penerima seperti pembaca, pendengar, penerima kode (sandi)
Adalah orang atau organisasi yang dikirimi berita, pesan atau informasi oleh pengirim berita. Penerima ini harus dapat memahami atau mengerti berita, pesan atau informasi sebagaimana dikehendaki oleh pengirim berita.
2.1.5. Jenis Komunikasi
Komunikasi terdiri dari :
1. Komunikasi satu arah, jika dalam proses komunikasi hanya berlangsung dari pengirim kepada penerima tanpa respon yang balik dari penerima.
2. Komunikasi dua arah, dalam proses komunikasi berlangsung dari pengirim kepada penerima dan ada respon balik dari penerima kepada pengirim.
3. Komunikasi formal, komunikasi antara pengirim dan penerima berita mempunyai hubungan formal dalam organisasi.
4. Komunikasi informal, komunikasi antara pengirim dan penerima berita tidak mempunyai hubungan formal dalam organisasi.
5. Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam organisasi yang mempunyai hubungan formal dalam organisasi dan terjadi dalam organisasi.
(35)
6. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara pengirim dan penerima berita yang berada dalam organisasi dan lainnya berada diluar organisasi.
7. Komunikasi horizontal. Jika pengirim dan penerima berada dalam posisi yang sederajat (misal antar manajer dalam organisasi).
8. Komunikasi vertikal. Jika pengirim dan penerima berada dalam posisi yang tidak sederajat (misalnya antara manajer dan bawahan).
9. Komunikasi sesaat adalah komunikasi yang terjadi pada saat tertentu dan setelah itu tidak terjadi komunikasi lagi. Komunikasi ini terjadi karena adanya bias komunikasi.
10.Kominikasi berkelanjutan. Jika komunikasi terjadi secara terus menerus atau berkelanjutan. Komunikasi ini terjadi karena komunikasi sebelumnya dianggap belum selesai dan perlu dilanjutkan.
11.Komunikasi berjenjang. Dalam komunikasi ini saluran berita menurun atau menarik sesuai dengan jabatan yang harus dilalui seperti dari manajer puncak, manajer menengah, supervisor, ketua kelompok dan ke operator dan sebaliknya. 12.Komunikasi berantai adalah komunikasi dari pengirim pertama sampai pada
penerima terakhir dapat ditelusuri dengan jelas.
13.Komunikasi spontan adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui persiapan yang matang dan tidak terjadwal.
(36)
14.Komunikasi terprogram adalah komunikasi yang telah dipersiapkan secara matang dan terjadwal sehingga di masa yang akan datang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan secara rutin.
15.Kominikasi aktif, jika antara pengirim dan penerima melakukan respon atau reaksi timbal balik .
16.Komunikasi pasif, jika anatra pengirim dan penerima tidak melakukan respon atau reaksi timbal balik.
17.Komunikasi semu adalah proses komunikasi akan tetapi antara pengirim dan penerima sebenarnya sama-sama tidak ingin melakukan komunikasi, komunikasi dilakukan hanya bersifat basa basi saja.
2.1.6. Dimensi Komunikasi Yang Efektif
Dimensi komunikasi yang meningkatkan efektifitas komunikasi bertujuan untuk meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima dan efektifitas dalam komunikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Persepsi
Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini jelas terlihat pada pengertian persepsi yang disampaikan oleh Wenburg dan Wilmot (1973) yang mengatakan bahwa persepsi adalah cara organisme memberikan makna. Sedangkan Verdenber (1978) menyatakan bahwa
(37)
persepsi proses menafsirkan informasi indrawi. Persepsi dikatakan sebagai inti komunikasi karena jika persepsi seseorang tidak akurat, maka tidak mungkin orang tersebut mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Reaksi Emosional atau Keadaaan Emosi
Emosi adalah sesuatu yang dirasai oleh seseorang secara mendalam. Perkataan ’emosi’ bermakna ’gerakan tenaga’ yang berasal dari perkataan lain. Menurut Childre dan Martin (1999) pengalaman emosi seseorang memberi kesan terhadap sel-sel otak dan ingatan, lalu membentuk corak-corak yang mempengaruhi perilaku seseorang.
3) Keahlian Berkomunikasi
Menurut Stephen dalam Kaloh (2006) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan ketrampilan paling penting dalam hidup seseorang. Seperti hal nya bernafas, komunikasi merupakan sesuatu yang otomatis terjadi, sehingga seseorang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif dan santun. 4) Saluran atau Media Komunikasi
Dewi (2006) mengatakan bahwa pemilihan saluran dan media sangat penting dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis yang berpusat pada penerima. Komunikasi efektif dan tidak efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas saluran dan media komunikasi terdiri atas saluran dan media komuniasi. Pilihan saluran dan media komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas dan harapan penerima.
(38)
Saluran komunikasi terdiri dari saluran komunikasi lisan (oral communication) dan saluran komunikasi tertulis (written communication). Masing-masing saluran memiliki beberapa jenis media. Media yang dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima.
a) Saluran dan Media Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak digunakan dalam bisnis. Komunikasi ini antara lain percakapan antara dua orang secara langsung, melalui telephon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan dan presentasi bisnis. Saluran ini relatif disukai karena sederhana, spontan, nyaman, praktis, dan ekonomis, serta memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feedback).
Tentu saja tidak semua pesan bisa dengan tepat dikomunikasikan secara lisan. Informasi yang kontroversial dan aktivitas pengambilan keputusan akan terasa sesuai bila menggunakan saluran itu karena reaksi nonverbal penerima mudah diketahui dan komunikator dapat dengan segera mengambil tindakan yang tepat. Kekurangan atau kelemahan saluran ini adalah sifatnya yang spontan sehingga pesan sering tidak dapat direncanakan dan diorganisasikan dengan baik. Disamping itu, pesan lisan yang disampaikan dari orang ke orang akan membuka peluang terjadinya distorsi.
Saluran lisan dapat digunakan apabila:
(39)
b. Pesan relatif sederhana dan mudah dimengerti c. Tidak memerlukan catatan permanen
d. Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis
e. Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Tipe atau tingkatkan komunikasi sangat menentukan tempat dan media yang digunakan. Komunikasi lisan antar pribadi bisa dilakukan di ruang kerja hanya dengan panca indera atau dengan media elektronik, seperti telephon dan voice mail. Selain memiliki kelebihan dalam kecepatan pengiriman dan penerimaan informasi, telephon dan vioce mail juga lebih ekonomis.
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan audiens yang lebih banyak, biasanya digunakan media kelompok atau publik seperti seminar, rapat, dan konferensi yang diselenggarakan di suatu tempat yang lebih luas dengan bantuan peralatan audio visual jarak dekat maupun jarak jauh. Sementara dalam kelompok massa, biasanya digunakan media elektronik misalnya radio, film, televisi, komputer, dan video cassette/tape recorder.
b) Saluran dan Media Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan bersahabat.
(40)
Pesan-pesan tertulis bisa ditulis tangan atau dengan bantuan media elektronik. Media elektronik yang biasanya dipergunakan adalah mesin faksimile, telegram dan email.
Saluran komunikasi tertulis dapat dipergunakan jika:
a. Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima b. Pesan terinci dan kompleks
c. Memerlukan perencanaan yang seksama d. Memerlukan catatan permanen
e. Penerima dalam jumlah banyak
f. Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis g. Ingin meminimalkan peluang distorsi
Kelebihan saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan.
2.1.6. Hambatan Komunikasi
Dalam sebuah komunikasi biasanya akan ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi, sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Dewi (2006) mengatakan bahwa untuk berkomunikasi secara efektif tidaklah cukup hanya dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi, tetapi juga disertai dengan pemahaman mengenai
(41)
hambatan-hambatannya. Hambatan komunikasi bisa terjadi diantara individu (antarmanusia) maupun dalam organisasi.
1) Hambatan Komunikasi Antar Manusia
Agar dapat saling memahami komunikator dan komunikan harus memiliki pengertian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara, dan simbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:
a) Perbedaan Persepsi dan Bahasa
Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain
b) Pendekatan yang buruk
Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
c) Gangguan Emosional
Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional. d) Perbedaan Budaya
(42)
Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
e) Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi.
2) Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
a) Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing
Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
(43)
Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang. c) Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai
Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, maupun penerima (komunikan)
2.2. Komunikasi Interpersonal
Sari (2004:33) mengatakan bahwa sesuai dengan kodratnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia memerlukan kehadiran maunusia lain untuk berkomunikasi, berkelompok, saling bantu membantu
(44)
dalam memenuhi kebutuhannya. Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya tersebut ternyata tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, sehingga memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain
Komunikasi antar individu yang disebut juga dengan komunikasi interpersonal, yang akan berlangsung dengan efektif dan efisien apabila setiap individu menghormati dan mematuhi norma dan nilai-nilai yang mengatur perilakunya dalam berkomunikasi dengan peran masing-masing dalam kelompomnya. Komunikasi adalah inti dari sebuah interaksi sosial, tidak mungkin melakukan interaksi sosial tanpa komunikasi.
Baron dalam Sari (2004) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana orang, kelompok atau organisasi mengirimkan beberapa informasi kepada orang, kelompok atau organisasi lainnya. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Jika pengalaman komunikator sama dengan pengalaman komunikan maka komunikasi akan berjalan dengan lancar. Lebih lanjut dikatakan bahwa komunikator yang berpengalaman akan selalu menaruh perhatian kepada arus balik dan selalu mengubah cara penyampaian pesannya sesuai dengan tanggapan komunikan. Tanggapan arus balik berguna untuk mengontrol sukses tidaknya proses komunikasi.
Untuk melaksanakan komunikasi agar menjadi efektif terdapat dua faktor penting pada diri komunikator yaitu kepercayaan (source credibility) dan daya tarik (source atractiveness).
(45)
2.2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Gouran, Miller, dan Wiethoff dalam Sari (2004:37), mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam beberapa waktu dimana keduanya saling beradaptasi sebagai individu yang unik. Ketiga ahli ini memandang bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang unik dan berbeda dengan komunikasi lainnya karena:
1) Adanya beberapa partisipan yang terlibat 2) Interaksi yang terjadi sangat dekat
3) Interaksinya dapat dengan meihat, mendengar, menyentuh, tersenyum dengan melalui beberapa aluran
4) Umpan balik dapat terjadi dengan segera
Sedangkan Borchers dalam Sari (2004) juga mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang telah saling kenal dan berlangsung kapan saja.
Rakhmat (2000) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Dengan kata lain sensasi merupakan bagaimana seseorang menerima dan menangkap stimuli atau rangsangan. Setelah menerima sensasi kemudian seseorang memberikan makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengalaman baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon.
(46)
Sudarmo (2000) mengartikan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah pertukaran informasi yang terjadi antara dua orang. Dalam melakukan komunikasi antarpribadi masing-masing memiliki cara sendiri-sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Sedangkan Devito dan Sari (2004) memberikan definisi komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua orang dan terbangun suatu
relationship (hubungan), sehingga makhluk sosial manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Ada kebutuhan dalam diri manusia yang hanya dipenuhi dengan berkomunikasi dengan orang lain.
2.2.2. Peranan Komunikasi Interpersonal
Johnson seperti yang dikutip oleh Supratiknya dalam Sari (2004) mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada empat peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam yang menciptakan kebahagiaan manusia dalam kehidupannya, yaitu:
1) Komunikasi antarpribadi dapat membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan manusia sejak bayi sampai mengikuti pola semakin luasnya ketergantungan dengan orang lain.
2) Identitas atau jati diri seseorang akan terbentuk melalui komunikasi. Selama berkomunikasi sadar atau tidak seseorang akan mengamati, memperhatikan tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh orang lain kepadanya, yang akhirnya seseorang akan menemukan jati dirinya.
(47)
3) Dalam rangka memahami realitas serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimilki tentang dunia perlu membandingakn dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Perbandingan sosial (social comparison) semacam itu hanya dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain.
4) Kesehatan mental seseorang sebagai besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungannya dengan orang lain.
2.2.3. Komunikasi Interpersonal Yang efektif
Thoha dalam Sari (2004) mengatakan bahwa ada lima hal yang membuat komunikasi interpersonal menjadi efektif, yaitu:
1) Keterbukaan, maksudnya adalah keinginan untuk terbuka antara seseorang yang ingin berkomunikasi dengan orang lain
2) Empati, artinya merasakan perasaan seperti yang dialami oleh orang lain 3) Dukungan, baik yang diucapkan maupun tidak diucapkan
4) Kepositifan, mengandung arti yang positif terhadap diri orang lain
5) Kesamaan, artinya mengetahui kesamaan pribadi atau saling menyadari bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi mempunyai hak yang sama walaupun mungkin kedudukannya berbeda.
(48)
2.3. Prestasi Belajar
3.3.1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pembelajaran seorang mahasiswa, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar.
3.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu. Dalam perkembangan yang kompetitif, lembaga pendidikan membutuhkan mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa kemampuan mahasiswa dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas, mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa.
(49)
Pada umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan mahasiswa yang bersangkutan.
3.3.3. Penilaian Prestasi Belajar
Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagi kelemahan dan kekurangan.
2) Penilaian yang dilakukan pada penilaian tertentu yang realistik dan objektif. 3) Hasil penilaian harus disampaikan kepada siswa yang dinilai maksudnya yaitu :
a) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang
b) Penilaian negatif, mahasiswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
c) Jika mahasiswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
d) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan rapi dalam arsip sekolah setiap mahasiswa, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan mahasiswa.
(50)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel atau lebih, dimana dalam penelitian ini akan digunakan metode korelasi sederhana (simple correlation) mengingat jumlah variabel yang diteliti hanya dua yaitu komunikasi interpersonal dan prestasi belajar mahasiswa FISIP, Universitas Sumatera Utara.
1.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang beralamat di Jln. Dr. Mansyoer, Medan, Sumatera Utara.
1.3. Populasi dan Sampel Penelitian 1.3.1. Populasi
Hasan (2002: 58) menyampaikan bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakter tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Ahli lain yaitu Riduwan (2006:55) mengatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
(51)
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan Sugiyono (2006:72) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Stambuk 2007/2008 dan 2008/2009 yang jumlahnya mencapai 1249 mahasiswa serta dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 100 orang dengan rincian seperti yang terlihat dalam tabel 3.
1.3.2. Sampel
Hasan (2002:58) menyampaikan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi
Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup banyak yaitu mencapai 1.349 orang maka penulis menggunakan rumus pengambilan sampel menurut Yamane (1967) dalam Arikunto, et. al. (1998:99) sebagai berikut :
Keterangan:
n = banyaknya sampel N = populasi
d = presisi yang ditetapkan (dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10%) 1
2 + =
Nd N n
(52)
Sehingga jumlah sampelnya menjadi: 1.349
n = = 93,099 responden (dibulatkan menjadi 94 responden) 1.349 (0.1)2 +1
Tabel 3. Jumlah Polulasi dan Sampel Penelitian
1.4. Teknik Pengambilan Sampling
Penelitian ini menggunakan salah satu teknik pengambilan sampel
nonprabability sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan probabilitas, sehingga kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak diketahui, sehingga cenderung bersifat subyektif dan tidak representatif (Hasan, 2002:68).
STAMBUK JURUSAN KELAS POPULASI SAMPEL
Komunikasi Regular & Regular Mandiri 113 8
Extention 37 3
Administrasi Negara Regular & Regular Mandiri 78 5
Extention 2 0
Antropologi Regular & Regular Mandiri 38 3
Politik Regular & Regular Mandiri 74 5
Sosiologi Regular & Regular Mandiri 54 4
Kesejahteraan Sosial Regular & Regular Mandiri 52 4
Administrasi Perpajakan Regular & Regular Mandiri 104 7
Komunikasi Regular & Regular Mandiri 134 9
Extention 66 5
Administrasi Negara Regular & Regular Mandiri 90 6
Extention 10 1
Antropologi Regular & Regular Mandiri 50 3
Politik Regular & Regular Mandiri 92 6
Sosiologi Regular & Regular Mandiri 74 5
Kesejahteraan Sosial Regular & Regular Mandiri 60 4
Administrasi Perpajakan Regular & Regular Mandiri 121 8
100 7
1349 94
Sumber : FISIP, USU (2010)
Mahasiswa Stambuk 2007/2008 Mahasiswa Stambuk 2008/2009 JUMLAH Dosen Pengajar
(53)
Adapun teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil responden siapa saja yang secara kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel (Krisyantono, 2006:159).
1.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data, antara lain:
a. Penelitian Lapangan
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey di lokasi penelitian dengan menggunakan metode:
1) Observasi, adalah pengumpulan data melalui pengamatan peneliti dengan menggunakan panca indera (Bungin, 2006:142)
2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Soehartono, 2004:67). 3) Kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan
menggunakan kuesioner yang telah penulis buat (Soehartono, 2004:64). b. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan perkuliahan yang relevan dengan penelitian ini.
(54)
1.6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:
a. Analisa Tabel Tunggal
Adalah suatu analisa yang dilakukan untuk membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266)
b. Analisa Tabel Silang
Merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273). c. Uji Hipotesa
Adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak.
1) Rumus Korelasi Product Moment
Untuk menguji tingkat hubungan antara variablel X dan variabel Y, menggunakan rumus korelasi product moment (Pearson Product Moment Correlation), yang menurut Arikunto (1995:63-69) dalam Riduwan (2006:110) adalah sebagai berikut:
(55)
Keterangan:
r = koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n = banyaknya sampel
X = skor tiap item Y = skor total variabel 2) Uji t
Uji t dilakukan untk menguji apakah masing-masing variabel bebas tersebut berpengaruh pada variabel terikat (uji korelasi perbandingan). Untuk menguji signifikansi korelasi digunakan rumus:
Keterangan:
t = hasil tes signifikan r = koefisien korelasi n = jumlag sampel
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, digunakan skala
Guilford (Rakhmat, 1991:27) sebagai berikut:
< 0,20 : hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti
0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,09 : hubungan yang tinggi, kuat
> 0,90 : hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan
[
∑
∑
][
∑
∑
]
∑
∑
∑
− − − = 2 2 2 2 Y) ( Y N X) ( X N Y) X)( ( XY n rt =
√
n - 2 1 – r2(56)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melalui berbagai tahap proses pengumpulan data, yaitu:
4.1.1. Tahap Awal
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi berbagai permasalahan yang ada di kampus Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selanjutnya peneliti mendapatkan gambaran mengenai topik penelitian yang bisa diangkat yaitu mengenai hubungan antara komunikasi interpersonal dosen dan mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
Selanjutnya peneliti mengajukan judul ke jurusan dan setelah disetujui maka peneliti langsung melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing mengenai draft proposal penelitian dan setelah dinyatakan sempurna maka peneliti melakukan seminal proposal penelitian.
4.1.2. Pengumpulan Data
Selanjutnya pada tanggal 15 April 2010 sampai dengan 10 Mei 2010, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner ke mahasiswa
(57)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU), yang penulis sebar kepada 94 responden secara proporsional sesuai tabel 2 diatas. Melalui kuesioner tersebut akhirnya peneliti mendapatkan data-data mentah yang mendukung penelitian ini.
Selanjutnya data mentah yang telah peneliti porelah dari kuesioner tersebut, peneliti olah melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Penomoran kuesioner
Data hasil kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal yang berjumlah 94 kuesioner
2. Pengkodean
Yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan dalam bentuk angka (skore)
3. Inventarisasi Variabel
Yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam lembar foltron cobol (FC), sehingga data secara keseluruhan dimuat dalam satu kemasan
4. Tabulasi Data
Pada tahap ini data foltron cobol dimasukkan ke dalam tabel, terbagi atas tabel tunggal dan tabel silang
5. Analisis Data
Data yang sebelumnya disusun dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang kemudian dianalisa dan diinterpretasikan
(58)
Merupakan pengujian dan statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak
4.2. Analisis Data Tabel Tunggal
Analisa tabel tunggal merupakan langkah awal dalam melakukan analisis data yang terdiri dari kolom uraian, jumlah frekuensi dan prosentase untuk setiap kategori skor. Dalam melakukan analisis tabel tunggal ini peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15, yang meliputi: (1) data umum responden, (2) komunikasi interpersonal dan (3) prestasi belajar, yang secara lengkap dapat peneliti sampaikan seperti dibawah ini.
4.2.1. Data Responden
Dibawah ini penulis sampaikan mengenai analisis table tunggal untuk data responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan jurusan atau departemen responden berasal, sebagai berikut:
Tabel 4 Usia Responden
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE < 20 tahun 27 28.7% 20,1 - 21 tahun 31 33.0% 21,1 - 22 tahun 21 22.3%
22,1 - 23 tahun 6 6.4%
> 23 tahun 9 9.6%
TOTAL 94 100.0%
(59)
Data di atas menunjukkan bahwa 27 responden (28,7%) berusia kurang dari 20 tahun, 31 responden (33,0%) berusia antara 20,1 hingga 21 tahun, 21 responden (22,3%) berusia 21,1 hingga 22 tahun, 6 responden (6,4%) berusia 22,1 hingga 23 tahun serta 9 responden (9,6%) berusia diatas 23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) berusia antara 20,1 hingga 22 tahun yang merupakan usia yang relatif muda sehingga masih dengan mudah untuk bisa dididik dan diarah agar kedepannya mempunyai kemauan yang kuat untuk belajar dan menjadi mahasiswa berprestasi.
Tabel 5
Jenis Kelamin Responden
Data di atas menunjukkan bahwa 33 responden (35,1%) mempunyai jenis kelamin laki-laki dan 61 responden (64,9%) mempunyai jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) berjenis kelamin perempuan.
4.2.2. Komunikasi Interpersonal
Dibawah ini penulis sampaikan mengenai analisis tabel tunggal untuk variabel komunikasi interpersonal, sebagai berikut:
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
Laki-laki 33 35.1%
Perempuan 61 64.9%
TOTAL 94 100.0%
(60)
Tabel 6
Jurusan atau Departemen
Data di atas menunjukkan bahwa 25 responden (26,6%) berasal dari jurusan komunikasi, 12 responden (12,8%) jurusan administrasi Negara, 6 responden (6,4%) jurusan antropologi, 11 responden (11,7%) jurusan politik, 9 responden (9,6%) jurusan sosiologi, 8 responden (8,5%) jurusan kesejahteraan social, 16 responden (17,0%) jurusan administrasi perpajakan serta 7 responden (7,4%) merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Data diatas menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP USU yang paling banyak mengambil jurusan komunikasi.
Tabel 7
Dosen Melakukan Pendekatan Khusus Kepada Mahasiswa
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
Komunikasi 25 26.6%
Administrasi Negara 12 12.8%
Antropologi 6 6.4%
Politik 11 11.7%
Sosiologi 9 9.6%
Kesejahteraan Sosial 8 8.5% Administrasi Perpajakan 16 17.0%
Dosen 7 7.4%
TOTAL 94 100.0%
Sumber: P.03/ FC.05
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 4 4.3%
Tidak Setuju 7 7.4%
Netral 15 16.0%
Setuju 51 54.3%
Sangat Setuju 17 18.1%
TOTAL 94 100.0%
(61)
Data di atas menunjukkan bahwa 4 responden (4,3%) menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden (7,4%) menyatakan tidak setuju, 15 responden (16,0%) menyatakan netral, 51 responden (54,3%) menyatakan setuju dan 17 responden (18,1%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang melakukan pendekatan secara khusus kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa FISIP USU.
Tabel 8
Dosen Meluangkan Waktu Untuk Berbincang-bincang
Data di atas menunjukkan bahwa 2 responden (2,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden (11,7%) menyatakan tidak setuju, 23 responden (24,5%) menyatakan netral, 47 responden (50,0%) menyatakan setuju dan 11 responden (11,7%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang mau meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan mahasiswanya akan membuat prestasi belajar mahasiswa FISIP USU meningkat.
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 2 2.1%
Tidak Setuju 11 11.7%
Netral 23 24.5%
Setuju 47 50.0%
Sangat Setuju 11 11.7%
TOTAL 94 100.0%
(62)
Tabel 9
Kebebasan Menyatakan Pendapat
Data di atas menunjukkan bahwa 1 responden (1,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju, 12 responden (12,8%) menyatakan netral, 50 responden (53,2%) menyatakan setuju dan 27 responden (28,7%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyatakan pendapat akan membuat mahasiswa FISIP USU semakin berniat untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.
Tabel 10
Dosen Berempati Saat Berbicara
Data di atas menunjukkan bahwa 4 responden (4,3%) menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden (11,7%) menyatakan tidak setuju, 23 responden (24,5%) menyatakan netral, 47 responden (50,0%) menyatakan setuju dan 9 responden (9,6%) menyatakan
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 1 1.1%
Tidak Setuju 4 4.3%
Netral 12 12.8%
Setuju 50 53.2%
Sangat Setuju 27 28.7%
TOTAL 94 100.0%
Sumber: P.06/ FC.08
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 4 4.3%
Tidak Setuju 11 11.7%
Netral 23 24.5%
Setuju 47 50.0%
Sangat Setuju 9 9.6%
TOTAL 94 100.0%
(63)
sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang berempati saat berbicara dengan mahasiswa akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa FISIP USU.
Tabel 11
Dosen Dampingi Mahasiswa Yang Kesulitan Belajar
Data di atas menunjukkan bahwa 4 responden (4,3%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden (6,4%) menyatakan tidak setuju, 21 responden (22,3%) menyatakan netral, 48 responden (51,1%) menyatakan setuju dan 15 responden (16,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang bersedia mendampingi mahasiswa yang kesulitan saat belajar di kelas akan membuat prestasi belajar mahasiswa FISIP USU tersebut semakin baik.
Tabel 12
Dosen Mendengarkan Keluhan Mahasiswa
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 4 4.3%
Tidak Setuju 6 6.4%
Netral 21 22.3%
Setuju 48 51.1%
Sangat Setuju 15 16.0%
TOTAL 94 100.0%
Sumber: P.08/ FC.10
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE
Tidak Setuju 4 4.3%
Netral 31 33.0%
Setuju 44 46.8%
Sangat Setuju 15 16.0%
TOTAL 94 100.0%
(64)
Data di atas menunjukkan bahwa 4 responden (4,3%) menyatakan tidak setuju, 31 responden (33,0%) menyatakan netral, 44 responden (46,8%) menyatakan setuju dan 15 responden (16,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang mau mendengarkan dan menanggapi keluhan mahasiswanya menjadikan prestasi belajar mahasiswa FISIP USU semakin meningkat.
Tabel 13
Dosen Memberikan Semangat Belajar
Data di atas menunjukkan bahwa 1 responden (1,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden (6,4%) menyatakan tidak setuju, 22 responden (23,4%) menyatakan netral, 48 responden (51,1%) menyatakan setuju dan 17 responden (18,1%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika dosen yang mau memberikan semangat belajar saat mahasiswa mendapatkan nilai jelek, membuat semangat belajar mahasiswa semakin baik.
Tabel 14
Pujian Yang Diberikan Dosen
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 1 1.1%
Tidak Setuju 6 6.4%
Netral 22 23.4%
Setuju 48 51.1%
Sangat Setuju 17 18.1%
TOTAL 94 100.0%
Sumber: P.10/ FC.12
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 1 1.1%
Tidak Setuju 9 9.6%
Netral 27 28.7%
(65)
Data di atas menunjukkan bahwa 1 responden (1,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden (9,6%) menyatakan tidak setuju, 27 responden (28,7%) menyatakan netral, 40 responden (42,6%) menyatakan setuju dan 17 responden (18,1%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika pujian yang diberikan dosen atas hasil belajar yang baik, mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa FISIP USU.
Tabel 15
Menyelesaikan Tugas Bersama
Data di atas menunjukkan bahwa 5 responden (5,3%) menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden (5,3%) menyatakan tidak setuju, 26 responden (27,7%) menyatakan netral, 43 responden (45,7%) menyatakan setuju dan 15 responden (16,0%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika kemauan dosen untuk bisa duduk bersama menyelesaikan tugas yang tidak mampu dikerjakan mahasiswa membuat prestasi belajar mahasiswa FISIP USU semakin meningkat.
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 5 5.3%
Tidak Setuju 5 5.3%
Netral 26 27.7%
Setuju 43 45.7%
Sangat Setuju 15 16.0%
TOTAL 94 100.0%
(66)
4.2.3. Prestasi Belajar
Dibawah ini penulis sampaikan mengenai analisis tabel tunggal untuk variabel prestasi belajar, sebagai berikut:
Tabel 16
Kemampuan Menyelesaikan Tugas Pokok Sehari-hari
Data di atas menunjukkan bahwa 1 responden (1,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden (9,6%) menyatakan tidak setuju, 42 responden (44,7%) menyatakan netral, 30 responden (31,9%) menyatakan setuju dan 12 responden (12,8%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP USU setuju jika kemampuan mahasiswa FISIP USU dalam menyelesaikan tugas pokok sehari-hari yang diberikan dosen dengan baik dijadikan sebagai salah satu ukuran prestasi belajar mahasiswa FISIP USU.
Tabel 17
Kemampuan Menyelesaikan Tugas Tambahan Sehari-hari
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 1 1.1%
Tidak Setuju 9 9.6%
Netral 42 44.7%
Setuju 30 31.9%
Sangat Setuju 12 12.8%
TOTAL 94 100.0%
Sumber: P.13/ FC.15
JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE Sangat Tidak Setuju 1 1.1%
Tidak Setuju 6 6.4%
Netral 43 45.7%
Setuju 38 40.4%
Sangat Setuju 6 6.4%
TOTAL 94 100.0%
(1)
Lampiran 4. Uji Hipotesis dan Uji t (Uji Parsial)
Regression
Variables Entered/Removedb
Komunika si_ Interperso nala
. Enter Model
1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: Prestasi_Belajar b.
Model Summary
.152a .023 .012 4.15339
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), Komunikasi_Interpersonal a.
Coefficientsa
25.060 3.249 7.712 .000
.142 .097 .152 1.474 .144
(Constant) Komunikas i_ Interpersonal Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Prestas i_Belajar a.
(2)
Lampiran 5. Keterangan Foltron Cobol
KETERANGAN FOLTRON COBOL
NO COBOL
KETERANGAN
01
Usia Responden
02
Jenis Kelamin Responden
03
Jurusan atau Departemen
04
Dosen Melakukan Pendekatan Khusus Kepada Mahasiswa
05
Dosen Meluangkan Waktu Untuk Berbincang-Bincang
06
Kebebasan Menyatakan Pendapat
07
Dosen Berempati Saat Berbicara
08
Dosen Dampingi Mahasiswa Yang Kesulitan Belajar
09
Dosen Mendengarkan Keluhan Mahasiswa
10
Dosen Memberikan Semangat Belajar
11
Pujian Yang Diberikan Dosen
12
Menyelesaikan Tugas Bersama
13
Kemampuan Menyelesaikan Tugas Pokok Sehari-hari
14
Kemampuan Menyelesaikan Tugas Tambahan Sehari-hari
15
Kemampuan Menyelesaikan Tugas Dalam Jumlah Banyak
16
Memahami dan Menguasai Pelajaran
17
Kesalahan Dalam Mengerjakan Tugas
18
Inisiatif Dalam Proses Belajar Mengajar
19
Kreatif Dalam Mengerjakan Tugas
20
Tingkat Kehadiran Kuliah
(3)
Lampiran 6. Tabulasi Jawaban Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 X Y
1 5 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 36 30
2 5 1 1 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 1 2 2 3 3 4 4 33 24
3 5 2 1 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 2 2 3 4 5 39 30
4 5 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 4 4 35 27
5 5 1 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 40 34
6 5 2 1 4 2 4 4 4 3 5 5 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 35 28
7 5 2 1 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 2 2 2 2 3 3 4 29 23
8 4 1 1 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 36 35
9 2 2 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 34 28
10 2 2 1 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 33 31
11 5 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 33 28
12 3 2 1 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 5 40 37
13 3 2 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 29 31
14 1 1 1 4 4 5 4 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 34 36
15 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 34 29
16 2 2 1 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 5 3 33 35
17 2 1 1 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 31 30
18 3 1 1 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 4 2 4 40 32
19 2 1 1 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 34 31
20 3 2 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 34 32
21 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 36 32
22 2 2 1 4 2 5 4 2 4 5 5 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 35 20
23 2 2 1 4 3 5 2 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 5 2 3 3 33 29
24 3 2 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5 4 34 35
25 2 2 1 4 3 2 2 3 4 2 4 4 1 3 1 1 1 1 1 1 3 28 13
26 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 5 2 4 31 27
27 1 2 2 4 3 5 2 1 3 1 5 3 3 3 3 4 2 4 4 4 1 27 28
28 3 1 2 3 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 2 3 5 3 3 3 34 30
29 3 2 2 3 3 3 1 2 4 2 3 4 3 2 3 1 3 3 3 4 2 25 24
30 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 5 1 3 4 3 5 4 5 2 2 3 26 31
31 4 2 2 3 3 4 1 4 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 23 28
32 3 1 2 2 3 4 2 1 3 4 3 1 4 3 3 4 3 4 4 2 1 23 28
33 3 1 2 4 4 4 1 1 2 3 3 1 2 4 4 3 3 5 3 3 1 23 28
(4)
38 1 2 3 4 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 27 29
39 3 1 3 5 3 2 1 4 3 4 2 3 5 3 2 3 3 4 3 4 4 27 31
40 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 26
41 2 2 3 5 5 5 3 5 5 5 2 5 5 5 4 3 2 3 4 2 5 40 33
42 2 2 3 4 4 4 4 3 5 3 1 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 31 23
43 1 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 33 32
44 2 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 2 4 34 31
45 1 2 4 4 3 4 4 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 1 2 28 22
46 2 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 31 28
47 1 2 4 5 3 4 4 4 3 5 3 5 3 3 2 2 2 2 2 2 4 36 22
48 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 27
49 1 2 4 4 3 5 3 2 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 2 32 33
50 1 2 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 36 31
51 1 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 2 4 32 30
52 2 1 4 5 4 5 3 4 4 3 3 2 3 4 5 3 4 5 4 5 4 33 37
53 1 1 4 2 2 4 2 3 3 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 26 35
54 2 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 2 4 30 30
55 1 2 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32 28
56 3 2 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 33 26
57 1 1 5 3 2 4 4 4 5 4 5 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 34 29
58 3 2 5 3 2 5 4 3 4 2 4 4 5 4 3 3 4 3 3 2 3 31 30
59 1 2 5 2 3 5 4 5 4 4 3 3 4 5 4 3 3 2 3 5 5 33 34
60 1 2 5 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 31 32
61 2 2 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 40 29
62 1 2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 4 1 1 1 1 2 2 5 43 19
63 1 2 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 39 30
64 2 1 6 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 34 31
65 2 2 6 4 4 1 3 5 5 5 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 36 36
66 1 2 6 4 4 4 3 4 3 4 3 5 5 4 1 3 5 3 4 4 4 34 33
67 1 2 6 4 3 4 4 3 4 3 5 5 3 1 2 5 3 3 4 4 3 35 28
68 3 1 6 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 2 2 2 2 5 41 25
69 1 1 6 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 35 28
70 1 2 6 5 5 5 4 3 3 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 3 36 34
71 1 2 6 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28 27
72 2 2 7 4 4 5 4 5 3 5 4 4 2 2 2 3 2 3 3 4 5 38 26
73 2 1 7 5 5 3 5 5 5 4 5 5 2 3 3 3 3 3 3 3 5 42 28
74 1 1 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 36 27
75 1 2 7 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 37 28
(5)
77 1 1 7 4 4 5 3 2 3 3 4 5 3 3 3 3 4 4 4 5 2 33 31
78 3 2 7 4 4 3 4 4 4 3 2 5 3 3 4 4 2 3 4 3 4 33 30
79 2 2 7 5 4 5 4 3 5 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 5 3 36 34
80 1 2 7 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 37 31
81 2 2 7 1 5 4 3 5 3 5 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 5 32 29
82 2 1 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 5 45 34
83 2 2 7 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 33 28
84 2 1 7 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 5 3 29 32
85 2 2 7 4 1 5 3 1 4 5 4 2 5 4 4 4 3 3 5 5 1 29 34
86 3 1 7 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 37 27
87 2 1 7 5 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 30 28
88 5 2 8 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 34 34
89 3 2 8 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 34 34
90 3 1 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 45 35
91 3 2 8 5 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 30 34
92 2 1 8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 35 31
93 3 2 8 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 1 2 3 3 5 38 29
(6)
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: DANDY ANGGA GUMILANG
NIM
: 070922031
Departemen : ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION
NO TANGGAL
PERTEMUAN PEMBAHASAN
PARAF PEMBIMBING 1 23 Maret 2010 Penyusunan Proposal Penelitian
2 09 April 2010 Seminar Proposal Penelitian 3 14 April 2010 Konsultasi Perbaikan Proposal
4 18 April 2010 Konsultasi Kuesioner
5 03 Mei 2010 Konsultasi Bab I
6 10 Mei 2010 Konsultasi Bab II
7 14 Mei 2010 Konsultasi Hasil Penyebaran kuesioner
8 18 Mei 2010 Konsultasi Analisis Data
9 22 Mei 2010 Konsultasi Bab III
10 27 Mei 2010 Konsultasi Bab IV dan 5
11 03 Juni 2010 Persetujuan Skripsi dan Rencana Meja Hijau
12 12 Juni 2010 Persiapan Meja Hijau