SMA/SMK/MA. n. Masih rendahnya APK PAUD.

SMA/SMK/MA. n. Masih rendahnya APK PAUD.

o. Masih kurangnya tenaga pendidik PAUD yang memenuhi kualifikasi. p. Belum jelasnya status kepegawaian guru PAUD terutama guru PAUD non formal.

2. Peningkatan aksesibilitas dan mutu pelayanan kesehatan

1. Masih terbatasnya sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan,

1. Peningkatan sarana dan

sementara tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

prasarana kesehatan

cenderung semakin meningkat.

2. Peningkatan SDM

2. Perilaku hidup bersih dan sehat juga masih relatif rendah,

kesehatan

walaupun pembinaan terhadap desa sehat siaga terus dilakukan

3. Peningkatan sistem

yang telah mencakup 265 desa/kelurahan.

pengelolaan kesehatan

3. AKI dan AKB masih relatif tinggi walaupun selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan.

4. Kasus penyakit menular terutama DBD, HIV/ AIDS, TBC, dan Malaria masih tinggi.

5. Kasus gizi buruk masih ditemui walaupun cenderung menurun.

6. Layanan spesialistik di sarana layanan rujukan masih terbatas. Ketersediaan dokter spesialistik belum optimal sehingga menjadi kendala untuk pemenuhan pelayanan kesehatan spesialistik dan persyaratan peningkatan tipe rumah sakit.

3. Pemberdayaan masyarakat, pengarusutamaan gender serta

1. Peningkatan partisipasi pemuda dan olahraga

1. Masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan

pemerintah sehingga kurang dapat mengoptimalkan swadaya

perempuan, masyarakat

masyarakat.

dan pemuda dalam

2. Masih adanya persepsi konservatif terhadap peran perempuan

pembangunan

dalam pembangunan namun disisi lain tuntutan kesetaraan gender semakin mengemuka sehingga perlu ruang aktualisasi bagi perempuan kedepan.

4. Pengembangan pariwisata dan dunia usaha

1. Kondisi pelayanan perijinan kepada investor belum baik

1.Optimalisasi pelayanan

2. Kualitas SDM pengelola Koperasi dan UMKM masih rendah.

perizinan

3. Ketersediaan bahan baku industri kecil masih terbatas.

2.Peningkatan kualitas

4. Kelancaran distribusi bahan pokok dan bahan strategis belum

sarana dan prasarana

optimal.

pariwisata

5. Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai.

6. Daya saing produk paket wisata belum optimal.

5. Pengembangan pertanian, kehutanan dan perikanan

1. Kondisi cuaca ekstrim mengakibatkan musim hujan sepanjang

1. Optimalisasi pemanfaatan

tahun, sehingga menyebabkan tanaman buah-buahan tertentu

sarana dan prasarana

produksinya berkurang.

pertanian

2. Semakin berkurangnya tenaga kerja penggarap lahan akibat 2. Peningkatan akses

generasi muda kurang berminat lagi pada bidang budidaya

permodalan

pertanian.

3. Peningkatan kapasitas

3. Munculnya beberapa penyakit hewan menular di beberapa desa

SDM penyuluh

yang berpotensi menyebar ke wilayah lainnya.

4. Masih rendahnya pengawasan lalu lintas ternak sehingga masih banyak ternak yang lolos masuk ke Kabupaten Ciamis tanpa dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang ditandatangan oleh Dokter Hewan berwenang setempat.

5. Untuk merangsang pembuahan dimusim berikutnya dilakukan pemeliharaan tanaman secara intensif.

6. Mengusulkan penetapan status pengelolaan lahan eks HGU kepada pemerintah pusat.

7. Rendahnya pengendalian mutu dan keamanan pangan.

8. Sistem distribusi pangan yang belum efisien.

9. Perkembangan harga yang masih sangat fluktuatif dan cenderung meningkat.

10. Masih lemahnya dukungan infrastruktur produksi pangan.

11. Rendahnya kondisi Nilai Tukar Petani.

12. Sumberdaya dan kelembagaan petani masih tradisional.

13. Belum optimalnya peningkatan nilai tambah produk pertanian.

14. Keterbatasan dalam mengkases pembiayaan alternatif.

6. Penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan

1. Peningkatan Bantuan ketenagakerjaan

1. Kemampuan pembina yang masih rendah;

2. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang untuk pembinaan

Langsung bagi

keterampilan;

masyarakat miskin;

3. Kabupaten Ciamis bukan merupakan Daerah Kawasan Industri,

2. Pemberdayaan

sehingga penyerapan tenaga kerja di sektor swasta relatif

masyarakat miskin;

rendah;

3. Penguatan modal;

4. Krisis ekonomi global yang menimbulkan pemutusan hubungan

4. Kegiatan pro poor

kerja,

lainnya.

5. Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat khususnya kalangan petani akibat dari masih rendahnya nilai tukar produk pertanian dan fluktuasi harga produk pertanian.

7. Penanggulangan bencana dan pengelolaan lingkungan hidup

1. Kegiatan usaha tani masih belum sepenuhnya memperhatikan

1. Penyusunan dokumen

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, sehingga tingkat erosi

rencana kontinjensi;

dan sedimentasi masih relatif tinggi. Hal ini berkaitan dengan

2. Peningkatan desa tangguh

kurangnya pengetahuan dan kesadaran petani, pemilikan lahan

bencana; yang sempit, kultur masyarakat, serta belum lengkapnya 3.Peningkatan bantuan untuk peraturan yang mendukung upaya konservasi.

perlindungan korban

2. Kualitas kadar air cenderung semakin menurun akibat

bencana;

pencemaran dari limbah domestik (sampah, limbah dari rumah

4. Pembinaan pengendalian

tangga) dan limbah industri.

pencemaran lingkungan;

3. Sumberdaya tambang/bahan galian selama 5 tahun terakhir 5.Pemantauan kualitas belum dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal. Pada

lingkungan; umumnya pemanfaatan bahan tambang/galian merupakan 6.Penyusunan kebijakan usaha-usaha rakyat baik perorangan, maupun kelompok/badan

pengencalian

hukum, tetapi pada umumnya belum memiliki izin dan cenderung

pencemaran;

merusak lingkungan.

7.Pembangunan/penertiban

4. Kurangnya ketersediaan data potensi tambang/galian sehingga

IPAL industri menjadi salah satu kendala rendahnya minat investasi di bidang 8.Penegakan hukum tersebut.

lingkungan

5. Krisis energi nasional khususnya yang berkaitan dengan bahan 9.Pemantauan kualitas bakar dari fosil sebagai sumber energi dampaknya sudah mulai

lingkungan

dirasakan di daerah.

10.Penertiban dan

6. Belum tersedianya SDM Pengelola Laboratorium.

pengendalian izin tambang/galian secara terpadu

11.Mencari sumbr energi terbarukan 12.Menyiapkan SDM pengelola kebersihan

8. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah dan perdesaan

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jalan dan jembatan strategis kabupaten/kecamatan

2. Memperbaiki jaringan irigasi teknis dan semi teknis

3. Pembangunan dan rehabilitasi terminal dan

1. Rendahnya pelayanan infrastruktur wilayah dan perdesaan baik

subterminal

dari segi ketersediaan dan kualitas

4. Penyediaan fasilitas

2. Kondisi jalan, jembatan dan irigasi yang rusak,

keselamatan lalu lintas

3. Rasio elektrifikasi rumah tangga yang baru mencapai 62,8%

5. Pengembangan jaringan

serta sarana dan prasarana dasar, khususnya rumah layak huni,

ketenagalistrikan dan

air bersih, persampahan, yang belum memadai.

listrik Pra KS

6. Penyediaan jaringan air bersih pedesaan dan perkotaan

7. Pembangunan TPA dan penyediaan alat angkut persampahan

8. Penyediaan infrastruktur sanitasi di daerah

9. Kapasitas keuangan daerah, kinerja aparatur dan tata kelola

1. Optimalisasi pengelolaan Pemerintahan Daerah dan pelayanan publik

1. Pelayanan kepada masyarakat belum mengoptimalkan

pemanfaatan teknologi dan belum terintegrasi;

keuangan daerah;

2. Terbatasnya kualitas dan kuantitas aparatur perangkat desa

2. Peningkatan kinerja dan

3. Masih terbatasnya kemampuan SDM pengelola keuangan

tata kelola pemerintah;

sehubungan dengan

3. Peningkatan kualitas

4. Potensi keuangan daerah belum tergali secara optimal;

layanan publik.

2. Pencapaian 15 SPM belum seluruhnya memenuhi target;

3. Kerjasama akademisi, swasta, pemerintah dan masyarakat belum optimal

4. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa, dan tatakelola pemerintahan desa;

5. Perangkat pengawas perijinan belum berjalan dengan optimal.

10. Kesenjangan pembangunan antar wilayah

1. Timpangnya penyediaan dan pemeliharaan berbagai sarana

1. Pemerataan

dan prasarana publik, terutama sarana dan prasarana dasar

pembangunan antar

masyarakat yang berdampak pada peningkatan kualitas

wilayah;

sumber daya manusia,

2. Peningkatan SDM untuk

2. Timpangnya kemampuan daerah dalam hal ketersediaan SDA,

mendukung penyelesaian

SDM, maupun sumber daya modal dalam melaksanakan

pembangunan;

pembangunan di wilayahnya masing-masing,

3. Peningkatan sarana

3. Timpangnya penyediaan sarana dan prasarana pada pusat-

prasarana untuk

pusat ekonomi daerah yang berdampak pada timpangnya

mendukung pembangunan

pertumbuhan ekonomi, timpangnya aksesibilitas dan mobilitas

ekonomi.

ekonomi masyarakat.