rentang kadar bahan aktif yang ditentukan berada diantara 90-110 dari pernyataan pada etiket.
Ada tiga kegunaan uji disolusi, yaitu dapat menjamin keseragaman satu batch,
menjamin bahwa obat akan memberikan efek terapi yang diinginkan, dan juga uji disolusi diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat baru.
Obat yang telah memenuhi persyaratan keseragaman kandungan, waktu hancur dan penetapan kadar zat berkhasiat belum dapat menjamin bahwa suatu
obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi kapsul Agoes, 2008.
2.2 Antibiotika
Antibiotika pertama kali dikemukakan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang secara kebetulan menemukan suatu antibakteri yang sangat efektif
yaitu penisilina. Defenisi antibiotika ialah suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh jasad
renik yang dapat merintangimemusnahkan pertumbuhan jasad renik lainnya. Antibiotika merupakan obat yang sangat penting dan dipakai untuk
memberantas berbagai penyakit infeksi, misalnya radang paru-paru, tifus, luka yang berat dan sebagainya. Pemakaian antibiotika harus di bawah pengawasan
seorang dokter, karena obat ini dapat menimbulkan kerja ikutan yang tidak dikehendaki dan dapat mendatangkan kerugian yang cukup besar bila
pemakaiannya tidak dikontrol dengan betul Widjajanti,1998.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya efek suatu antibiotika terhadap mikroba tergantung pada dosis; dalam dosis rendah mungkin menunjukkan sifat bakteriostatik sedangkan pada
dosis besar bersifat sebagai bakterisida. Antibiotika biasanya digolongkan menurut spektrum keaktifannya, yaitu menurut kelas mikrobia yang diganggunya.
Oleh karena itu ada antibiotika yang disebut antiviral, antibakteria, antifungi, antiprotozoa.
Sensitivitas bakteria terhadap antibiotika tergantung pada struktur dinding selnya, karena ini menentukan kemampuan antibiotika untuk menembus sel
tersebut. Oleh karena itu antibiotika dapat dibagi secara umum menurut aktivitasnya terhadap bakteri gram-positif atau bakteri gram negatif. Bakteria
gram-positif lebih telus permeable adalah lebih sensitif terhadap beberapa antibiotika Hadisahputra, S., 1994.
Berdasarkan luas kegiatan efek terhadap mikrobia, Tjay 2007 membagi antibiotik atas 2 golongan:
a. Antibiotik dengan kegiatan sempit Narrow spectrum
Antibiotik yang hanya aktif terhadap jenis bakteri tertentu. b.
Antibiotik dengan kegiatan luas Broad spectrum Antibiotik yang berkhasiat terhadap banyak jenis bakteri gram positif
maupun gram negatif Tjay,2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kloramfenikol
Gambar 1. Struktur kloramfenikol
Menurut Dirjen POM 1995, kloramfenikol memiliki informasi yaitu: Rumus Molekul : C
11
H
12
Cl
2
N
2
O
5
Nama Umum : Kloramfenikol Pemerian
: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan; larutan praktis netral
terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilen
glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat. Persyaratan : Pada sediaan kapsul kloramfenikol mengandung kloramfenikol,
C
11
H
12
Cl
2
N
2
O
5
, tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 120,0 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tahan cahaya. Indikasi
: Sebagai antibiotik. Kloramfenikol merupakan suatu antibiotik broad spectrum yang aktif
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Antibiotik ini dihasilkan oleh Streptomyces venezuela dan merupakan antibiotik yang digunakan sebagai obat
Universitas Sumatera Utara
penyakit tifus dan penyakit infeksi lainnya. Berbagai turunan kloramfenikol berhasil disintesis akan tetapi tidak ada senyawa yang khasiatnya melampaui
khasiat kloramfenikol Widjajanti,1998. Kloramfenikol akan terasa pahit apabila diberikan secara oral tanpa
dimasukkan ke dalam kapsul atau disalut. Sebaliknya, ester palmitat dari antibiotik ini relatif tidak berasa, jadi dapat digunakan untuk anak-anak dan untuk
pasien yang tidak dapat menelan kapsul Hadisahputra, S., 1994. Kloramfenikol diabsorpsi cepat dan hampir sempurna dari saluran cerna,
karena obat ini mengalami penetrasi membran sel secara cepat. Setelah absorpsi, kloramfenikol didistribusikan secara luas ke seluruh jaringan dan cairan tubuh.
Metabolit utama kloramfenikol adalah glukuronida–nya yang bekerja antibiotik, yang dibuat di hati dan diekskresikan melalui ginjal. Katzung, B. G., 2004
Kloramfenikol bekerja menghambat pertumbuhan bakteri, mekanisme kerja antibiotik ini ialah menghambat sintesis protein yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel-sel bakteri sehingga kloramfenikol menghambat fungsi RNA dari bakteri Widjajanti,1998.
Efek samping kloramfenikol yang umum terjadi antara lain gangguan lambung-usus, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya
yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang sehingga produksi sel-sel darah merah menjadi terganggu. Karenanya penggunaannya
ditujukan hanya untuk penyakit tifus dan penyakit berat saja Tjay, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Disolusi