Perubahan Organisasi Pemerintah. TINJAUAN PUSTAKA

3. Fasilitasi dan dukungan Memberikan konseling terhadap pegawai yang merasa stres terhadap perubahan, pemberian pelatihan kepada para pegawai dalam rangka penyesuaian perubahan organisasi. 4. Manipulasi Memutarbalikkan fakta atau membuat suatu fakta lebih menarik, menahan informasi tertentu yang diinginkan, dan menciptakan isu palsu yang memungkinkan perubahan diterima oleh para pegawai. 5. Pemaksaan Menerapkan ancaman atau kekuatan langsung terhadap para penolak perubahan.

D. Perubahan Organisasi Pemerintah.

Menurut Susanto dalam LAN 2004 : 35, bahwa : Perubahan mempunyai 3 tiga hukum yang bersifat tetap. Pertama adalah law of nature atau hukum alam. Dalam hukum ini maka perubahan harus melibatkan anggota organisasi, tujuan perubahan sulit untuk diwujudkan. Kedua, law of chaos atau hukum kekacauan. Hukum ini menyatakan bahwa dalam setiap kegiatan perubahan pasti timbul kekacauan. Organisasi harus menerima fakta ini dan memiliki strategi yang tepat untuk mengelola kondisi tersebut. Ketiga, law halluciosis atau hukum yang dipengaruhi oleh halusinasi. Dalam hukum ini menyiratkan kegiatan perubahan membutuhkan role model positif yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Keberhasilan suatu proses perubahan akan membawa dampak positif bagi proses selanjutnya. Menyiasati ketiga hukum perubahan tersebut, yang diperlukan adalah pertama, menciptakan organisasi dengan fleksibilitas tinggi tetapi memiliki kematangan berpikir dan memiliki kemampuan pengendalian tinggi. Kedua, menumbuhkan organisasi ke kondisi prima dan mempertahankannya. Dalam upaya membawa organisasi pemerintah menuju kearah organisasi yang berkinerja tinggi menuntut adanya perubahan yang perlu di-manage dengan baik, seperti : pembaharuan organisasi, pengembangan pengukuran kinerja, pemenuhan tuntutan masyarakat, pemupukan semangat berusaha dan penciptaan iklim belajar yang terus menerus. Sebagai konsekuensi dari berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 terjadinya perubahan organisasi pemerintah, baik ditingat provinsi maupun kabupatenkota. Organisasi daerah otonom berkembang seirama dengan kebutuhan daerah masing-masing. Dengan arah pembaharuan organisasi yang terdesentralisasi seperti ini tentunya diharapkan akan terbentuk organisasi pemerintah yang semakin mampu dan tanggap terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kotter dalam LAN 2004 : 36 mengemukakan bahwa : Lembaga atau organisasi yang didesentralisasi memiliki keunggulan- keunggulan, seperti : a. Lembaga tersebut lebih fleksibel dari pada lembaga yang tersetalisasi, lembaga tersebut dapat memberi respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan masyarakat yang berubah. b. Lembaga tersebut jauh lebih efektif dari pada lembaga yang tersentralisasi. c. Lembaga tersebut lebih inovatif dari pada lembaga yang tersentralisasi. d. Lembaga tersebut menghasilkan semangat kerja yang tinggi, lebih banyak komitmen dan lebih besar produktivitasnya dari pada lembaga yang tersentralisasi. Osborne dan Gaebler 1992 mengemukakan sepuluh konsepsi baru tentang bagaimana seyogyanya pemerintahan dalam era globalisasi harus dikelola. Kesepuluh konsepsi tersebut adalah : Pertama, Catalytic government : Steering Rather Rowing. Dalam hal ini pemerintah selaku pembuat kebijakan hanya bertindak sebagai pengarah dan penggerak berbagai kegiatan daripada melaksanakan sendiri semua kegiatan-kegiatan pemerintahan. Apabila terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta dengan diikuti pertimbangan-pertimbangan yang cermat, maka kegiatan tersebut sebaiknya diserahkan kepada swasta dan pemerintah hanya menetapkan kebijakannya. Kedua, Community-Owned Government : Empowering Rather Than Serving. Pemerintah selalu berusaha memberdayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Dengan pemberdayaan masyarakat pada gilirannya dapat meningkatkan komitmen masyarakat terhadap pelaksanaan tugas-tugas yang sudah menjadi kebijakan pemerintah. Ketiga, Competitive Government : Injecting Competitions Into Service Delivery. Dalam hal ini pemerintah selalu terus menerus memompakan semangat kompetisi kepada seluruh aparatur pemerintah terutama kepada organisasi yang mempunyai tugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Keempat, Mission-Driven Government : Transforming Rule Driven Organizations. Organisasi pemerintah sebagai institusi yang akan mewujudkan misi pemerintah secara keseluruhan harus diberi keleluasaan untuk berinisiatif mencapai misinya masing-masing sepanjang tidak bertentangan secara prinsip dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelima, Result-Orienteed Government : Funding Outcome No Inputs. Dalam hal ini, pemerintahan harus berorientasi pada hasil. Oleh karena itu pemerintah dalam berbagai strategi pelaksanaan tugasnya harus memfokuskan kepada pencapaian hasil daripada permasalahan input atau masukan. Keenam, Customer-Driven Government : Meeting The Need of The Customer, Not The Bureaucracy. Pemerintah adalah pelayan masyarakat sehingga harus lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan tidak mementingkan pemenuhan keinginan pemerintah semata. Ketujuh, Entrepising Government : Earning-Rather Than Spending. Pemerintah sebagai suatu organisasi yang besar harus dapat mencari sumber-sumber keuangan baru dari berbagai kegiatan yang dilakukan dan tidak hanya memanfaatkan anggaran yang sudah ada. Kedelapan, Anticipatory Government : Prevention Rather Than Cure. Pemerintah harus bersikap antisipatif. Artinya mampu mencegah timbulnya konflikpermasalahan daripada menanggulangi masalah-masalah yang sudah terlanjur muncul di permukaan. Kesembilan, Desentralized Government From Hierarchy To Participation and Teamwork. Dalam hal ini, pemerintah mendesentralisasikan berbagai tugas dengan cara merubah pola kerja yang hirarki ke pola kerja yang bersifat partisipasi dan kerjasama. Kesepuluh, Market-Oriented Government : Leveraging Change Throught The Market. Pemerintah harus berorientasi pada pasar dengan melakukan perubahan-perubahan melalui kewenangannya terhadap mekanisme pasar. Selaku pembuat regulasi, pemerintah berperan besar untuk mendorong dan memfasilitasi kemajuan ekonomi masyarakat daripada pemerintah menjadi pengelola sendiri yang akan menyerap tenaga dan anggaran yang besar.

E. Prinsip-prinsip Organisasi