Pengertian dan Dasar Hukum Wesel Inkaso

BAB III BEBERAPA ASPEK TENTANG WESEL INKASO

A. Pengertian dan Dasar Hukum Wesel Inkaso

Dunia perniagaan saat ini, orang menginginkan segala sesuatunya bersifat praktis dan aman, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Artinya orang tidak mutlak lagi menggunakan uang, tetapi cukup dengan menerbitkan Surat Berharga baik sebagai alat pembayaran kontan maupun sebagai alat pembayaran kredit. 65 Tentang defenisi Surat Berharga, KUHD tidak menyebutkannya, namun demikian pengertian Surat Berharga dapat kita simpulkan dari ciri-ciri atau syarat- syarat yang ditetapkan dalam Pasal-Pasal KUHD. Sehubungan dengan keberadaan Surat Berharga, maka perlu diketahui bahwa ada 2 macam surat yaitu: 66 1. Surat Berharga terjemahan dari waarde papier Belanda atau negotiable instruments Anglo Saxon, 2. Surat yang mempunyai harga atau nilai, yang merupakan terjemahan dari papier van waarde Belanda atau letter of value Inggris. Menurut Molengraaff, surat berharga berarti akta-akta atau alat-alat bukti yang menurut kehendak penerbitnya atau ketentuan undang-undang yang diperuntukkan semata-mata sebagai upaya bukti diri legitimasi, akta-akta tersebut diperlukan untuk menagih. 67 65 Rahayu Hartini, Hukum Komersial, Ummpress, Malang, 2005, hal. 195 66 Ibid. 67 Farida Hasyim., Op.Cit., hal. 233 Universitas Sumatera Utara Pengertian Surat Berharga dalam dunia perusahaan dan perdagangan adalah surat yang mempunyai nilai uang atau dapat ditukar dengan uang atau apa yang tersebut dalam surat itu dapat dinilai atau diukur dengan uang. Misalnya wesel, cek, saham, obligasi, konosemen, karcis kereta api, surat penitipan barang, dan lain sebagainya. 68 Sedangkan pengertian Surat Berharga menurut Hukum Dagang adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan uang, melainkan dengan alat bayar lain yaitu surat yang didalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ketiga atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut. 69 Berdasarkan pengertian menurut Hukum Dagang tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama Surat Berharga adalah: 70 1. Sebagai alat pembayaran atau alat tukar uang 2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih yakni dapat diperjualbelikan dengan mudah 3. Sebagai surat bukti hak tagih atau surat legitimasi Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan. 68 Rahayu Hartini, Op.Cit., hal. 196 69 Ibid. 70 Ibid. Universitas Sumatera Utara Mengenai surat berharga, pengaturan dasar hukum ada yang diatur dalam KUHD dan diluar KUHD. Yang diatur dalam KUHD ialah surat-surat seperti wesel, cek, surat sanggup order brief, promes serta kwitansi-kwitansi atas tunjuk, yang kesemuanya diatur dalam Buku I Titel 6 dan 7. Untuk lebih jelasnya sistematik pengaturannya ialah sebagai berikut: 71 1. Wesel diatur dalam Buku I Titel ke enam bagian pertama sampai dengan bagian ke dua belas. 2. Surat sanggup diatur dalam Buku I Titel ke enam bagian ke tiga belas 3. Cek diatur dalam Buku I Titel ke tujuh dalam bagian pertama sampai dengan ke sepuluh. 4. Kwintansi-kwitansi dan promes atas tunjuk diatur di dalam Buku I Titel ke tujuh dalam bagian ke sebelas. Selain yang telah disebut diatas, juga ada jenis surat berharga yang diatur diluar KUHD yaitu yang disebut bilyet giro. Keberadaan bilyet giro ini didasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia SEBI Nomor 4670UPPBPb B tanggal 24 Januari 1972 jo Surat Edaran Bank Indonesia SEBI Nomor 210Dasp Tahun 2000 tentang Tata Usaha Penarikan CekBilyet Giro Kosong tanggal 02 Oktober 2000. Surat Edaran itu bermaksud khusus untuk mengatur prosedur pemakaian alat pembayaran giral dalam bentuk bilyet giro untuk seluruh Bank Umum dan Bank Pembangunan Indonesia. Wesel sebagai surat berharga yang menjadi fokus tulisan penelitian ini yang digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Belanda, yakni wissel. Dalam bahasa Jerman adalah wechsel dan dalam bahasa Perancis dikenal dengan istilah 71 Ibid., hal.205. Universitas Sumatera Utara letter de change . Didalam hukum Inggris disebut bill of exchange, sedangkan hukum Amerika Serikat menyebutnya draft. Arti dari wesel itu sendiri adalah tukar menukar. Yang ditukarkan disini adalah uang. 72 1. Pasal 100 sampai dengan Pasal 173 KUHD; Dasar hukum wesel yaitu: 2. Konvensi Genewa, 1930 dan 1931. Sedangkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD sendiri tidak memberikan perumusan atau defenisi apakah yang dimaksud dengan wesel. Dalam KUHD hanya diatur mengenai syarat-syarat formil suatu wesel. Surat wesel adalah surat yang memuat kata wesel, yang diterbitkan pada tempat tertentu, di mana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada tersangkut untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau penggantinya, pada tanggal dan tempat tertentu. 73 Dalam perundang-undangan, tidak terdapat perumusan atau defenisi tentang surat wesel. Akan tetapi, dalam Pasal 100 KUHD dimuat syarat-syarat formal, seperti surat wesel. Atas dasar inilah, dapat disimpulkan bahwa surat wesel adalah surat yang memuat kata wesel, yang diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu, dimana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada tersangkut untuk membayar seju mlah uang tertentu kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan tempat tertentu. 74 72 Ibid., hal.208 73 Farida Hasyim, Op.Cit., hal. 240 74 Ibid. Universitas Sumatera Utara H.M.N.Purwosutjipto mendefenisikan wesel sebagai berikut yaitu surat yang memuat kata wesel di dalamnya, ditanggali dan ditandatangani di suatu tempat, dalam mana penerbitnya memberi perintah tidak bersyarat kepada tersangkut untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar kepada yang ditunjuk oleh penerbit atau penggantinya di suatu tempat tertentu. 75 Menurut undang-undang ada beberapa bentuk surat wesel apabila ditinjau dari segi kepentingan penerbitannya, yaitu bentuk surat wesel khusus. Macam- macam wesel beserta ketentuan atau Pasal KUHD yang mengaturnya ialah: 76 1. Wesel kepada oder sendiri Yaitu penariknya sendiri menyebut sebagai payee harap dibayar kepada saya atau order. Diatur dalam Pasal 102 KUHD. 2. Wesel Rekta Yaitu wesel atas nama seseorang harus dinyatakan pada wesel tidak pada order. Diatur dalam Pasal 101 KUHD. 3. Wesel domisili Yaitu wesel yang dapat dibayar pada tempat tinggal pihak ketiga. Diatur dalam Pasal 103 KUHD. 4. Wesel inkaso Yaitu wesel yang ditambahkan dengan kata untuk ditagih, misalnya pada bank atau kantor inkaso untuk menagihnya. Diatur dalam Pasal 102 a KUHD. 5. Wesel berdokumen sendiri Yaitu wesel yang disertai dengan surat dokumen, misalnya faktur, konosemen, dan lain-lain. Diatur dalam Pasal 102 b KUHD. Inkaso adalah kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif atau fee tertentu kapada 75 H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, jilid 7, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1984, hal. 45 76 C.S.T.Kansil Christine S.T. Kansil, Modul Hukum Dagang, Penerbit Djambatan, Jakarta, hal.140 Universitas Sumatera Utara nasabah atau calon nasabahnya. Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan bank meminta imbalan atau pembayaran atas penagihan tersebut disebut dengan biaya inkaso. Inkaso ialah pemberian kuasa pada bank oleh pelapor atau perusahaan untuk menagih atau meminta persetujuan pembayaran atau akseptasi atau menyerahkan pada pihak bersangkutan di tempat lain atau dalam luar negeri dalam bentuk wesel, cek, kwitansi, surat aksep promissory notes dan lain-lain. Collection atau inkaso ialah pembayaran dilakukan dengan cara eksportir minta bantuan bank dalam melakukan penagihan kepada importir. Collection atau inkaso adalah sebuah perintah oleh eksportir kepada banknya untuk menagih pembayaran kepada importir sebagai imbalan dari penyerahan dokumen kepemilikan barang yang dikirim. Inkaso atau dalam bahasa Inggrisnya adalah collection merupakan jasa bank yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Sebagai contoh, apabila kita memperoleh selembar cek yang diterbitkan oleh bank di kota Sungai liat, maka cek tersebut dapat dicairkan di Pangkalpinang melalui jasa inkaso. Dalam hal ini bank yang di Pangkalpinang lah menagihkannya ke bank di Sungai liat dan proses penagihan ini kita sebut dengan inkaso dalam negeri. Begitu pula jika cek atau bilyet giro yang kita peroleh dan diterbitkan oleh bank di luar negeri, kemudian kita uangkan di Indonesia, maka proses penagihannya lalui inkaso luar negeri. Penyelesaian Inkaso keluar negeri merupakan penagihan warkat keluar negeri dan merupakan proses inkaso keluar, sedangkan penerimaan warkat dari Universitas Sumatera Utara luar negeri merupakan inkaso masuk dari luar negeri. Jika tidak mempunyai cabang di luar negeri maka inkaso keluar dapat dilakukan melalui bank koresponden. Persyaratan untuk inkaso keluar negeri bank yang bersangkutan haruslah berstatus bank devisa. 77 Wesel Inkaso adalah istilah dalam transaksi eksport dimana pengiriman barang kepada importir diluar negeri pembayarannya ditagih melalui bank dengan menyerahkan wesel dan dokumen pengapalan lainnya kepada importir. Wesel bisa dengan syarat DP documents against payment atau DA documents against acceptance . Cara ini sering dilakukan pula untuk eksport berdasarkan LC yang dokumen eksportnya mengandung discrepancies dari syarat LC sehingga bank tidak bersedia mengambil alih dokumen eskport mengambil risiko, akibatnya bank menagih hasil eksport melalui wesel inkaso atau documentary collection dan bank tidak menanggung risiko atas tidak dibayarnya tagihan tersebut. 78 Wesel Inkaso inkaso wissel, collection draft adalah wesel yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberi kuasa kepada penerima sebagai pemegang kuasa untuk menagih sejumlah uang. Penerima berkedudukan sebagai pemberi kuasa, sedangkan penerbit berkedudukan sebagai pemegang kuasa. 79 77 “Pengertian Inkaso” dalam http:id.shvoong.combusiness-managementinternational- business2199425-pengertian-inkasoixzz1V4eiOHTJ, diakses tanggal 20 Januari 2013 78 NN seorang banker”Praktik Perbankan” dalam http:ilmuperbankan.blogspot,com 201002berdasarkan-kata-kalimat-dari-huruf-w.html, diakses tanggal 20 Januari 2013 79 Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, FH UII PRESS, Yogyakarta, 2006, hal.146. Universitas Sumatera Utara

B. Pihak-pihak dalam Transaksi yang Menggunakan Wesel Inkaso