Penilaian Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENILAIAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK, CABANG BINJAI

Oleh :

NAMA : MUSHALLINA

NIM : 070522030

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Penilaian Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Medan, 15 September 2009 Yang Membuat Pernyataan

(Mushallina) NIM. 070522030


(3)

K A T A P E N G A N T A R

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penilaian Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai” yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, banyak kendala yang telah ditemukan namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing dengan dedikasi yang tinggi, penuh perhatian dan kesabaran atas kekurangan pemahaman penulis mengenai masalah penelitian. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak, dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.BA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta koreksi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Pembanding 1 dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Pembanding 2.

5. Seluruh staf, pegawai, dan karyawan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai yang telah membantu selama proses pengambilan data.


(4)

6. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Haryono dan Ibunda Hj. Zuliyah Z yang telah mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan moral serta material.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna adanya untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat umum.

Medan, 15 September 2009 Penulis


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung mengenai efektivitas pemberian kredit yang dijalankan oleh PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai dalam memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara dengan bagian Administrasi Kredit.

Setelah melakukan penilaian terhadap efektivitas pemberian kredit, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan perkreditan dan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking

practice). Prosedur pemberian kredit yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia,

Tbk. Cabang Binjai sudah efektif mengurangi potensi kredit bermasalah, hal ini dapat dilihat dari persentase penerimaan tagihan kredit berdasarkan kolektibilitasnya pada tahun 2007 menunjukkan angka 90,25% merupakan kredit lancar.


(6)

ABSTRACT

The goal of this research is to know about effectiveness distribution of credit by PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai in distribution of credit facilities to society.

In this research, the writer is analyze data by using description method. Then the type of data are used primer and secunder data. The technique to collecting data are documentation and interview technique with Credit Administration Department.

After doing the research about evaluation effectiveness distribution of credit, the writer can conclude that distribution of credit procedure in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai have agree with procedure and credit policy and apply with prudential banking practice. Distribution of credit procedure in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai have effective to minimize credit problem, it is can know from percentage reception claim credit from the collection in year 2007 sign rate 90,25 % is current credit.

Keywords : credit, evaluation effectiveness distribution of credit, and debitur financial ratio.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Kredit 1. Pengertian Kredit... 6

2. Manfaat Kredit dan Tujuan Kredit ... 7

3. Jenis Kredit Bank ... 8

B. Aspek-Aspek Penilaian Bank 1. Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit ... 10

2. Wawancara ... 11


(8)

4. Peninjauan On The Spot ... 13

5. Risiko Perkreditan ... 13

6. Analisis Kredit Bank ... 16

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

D. Kerangka Konseptual ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Jenis dan Sumber Data ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Metode Analisis Data ... 31

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 33

2. Bidang Usaha PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk ... 35

3. Struktur Organisasi Kredit ... 37

4. Aspek-Aspek Penilaian Bank... 40

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Laporan Keuangan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai ... 49

2. Analisis Efektivitas Pemberian Kredit ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 64


(9)

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKAS ... 67 LAMPIRAN ... 68


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Pengumpulan Kredit PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk, Cabang Binjai Tahun 2006 dan 2007 2

Tabel 2.1 Dokumen Pengajuan Kredit 10


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Format Analisis Kredit 17

Gambar 2.2 Pemahaman Analisis Kredit 17

Gambar 2.3 Alal-Alat Analisis Kredit 18

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kredit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Laporan Keuangan Perusahaan A 68

Lampiran 2 Laporan Keuangan Perusahaan B 69

Lampiran 3 Laporan Keuangan Perusahaan C 70

Lampiran 4 Laporan Keuangan Perusahaan D 71


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung mengenai efektivitas pemberian kredit yang dijalankan oleh PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai dalam memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara dengan bagian Administrasi Kredit.

Setelah melakukan penilaian terhadap efektivitas pemberian kredit, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan perkreditan dan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking

practice). Prosedur pemberian kredit yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia,

Tbk. Cabang Binjai sudah efektif mengurangi potensi kredit bermasalah, hal ini dapat dilihat dari persentase penerimaan tagihan kredit berdasarkan kolektibilitasnya pada tahun 2007 menunjukkan angka 90,25% merupakan kredit lancar.


(14)

ABSTRACT

The goal of this research is to know about effectiveness distribution of credit by PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai in distribution of credit facilities to society.

In this research, the writer is analyze data by using description method. Then the type of data are used primer and secunder data. The technique to collecting data are documentation and interview technique with Credit Administration Department.

After doing the research about evaluation effectiveness distribution of credit, the writer can conclude that distribution of credit procedure in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai have agree with procedure and credit policy and apply with prudential banking practice. Distribution of credit procedure in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Binjai have effective to minimize credit problem, it is can know from percentage reception claim credit from the collection in year 2007 sign rate 90,25 % is current credit.

Keywords : credit, evaluation effectiveness distribution of credit, and debitur financial ratio.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak lepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran pembangunan nasional. Sasaran pembangunan nasional adalah pemerataan pertumbuhan stabilitas nasional serta peningkatan kesejahteraan rakyat.

Untuk mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan pihak swasta adalah memperbesar volume usaha dibidang industri dan jasa, yaitu dengan jalan penambahan investasi baru. Kenyataan ini mengharuskan para pengusaha mencari dana ekstra guna melaksanakan kebijaksanaan investasi baru. Salah satu cara untuk mendapatkan dana tersebut adalah dengan meminjam kepada pihak lain seperti pada lembaga keuangan bank.

Dalam Untung (2005 : 218), “Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Kredit di dalam fungsi usaha bank telah disadari oleh para profesional bank sebagai jantung dan urat nadi bagi kesehatan usaha bank. Pemilihan nasabah yang benar-benar qualified di dalam penyaluran kredit kepada masyarakat akan sangat menunjang kelancaran fungsi usaha kedua belah pihak.


(16)

Dalam memberikan kredit pada calon debitur, bank harus berhati-hati agar kredit yang diberikan dapat dikembalikan tepat pada waktunya disertai dengan bunga pinjaman yang telah ditetapkan. Salah satu strategi untuk menyeleksi setiap permohonan kredit adalah dengan melaksanakan beberapa aspek penilaian seperti kelengkapan berkas permohonan kredit, wawancara, investigasi kredit, resiko perkreditan serta analisis kredit. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan calon debitur sehingga bank dapat memperoleh keyakinan apakah kredit yang diberikan akan dikembalikan tepat pada waktunya disertai bunga pinjaman atau sebaliknya. Penilaian aspek-aspek tersebut nantinya akan mempengaruhi efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai dalam menjalankan salah satu fungsinya yaitu memberikan kredit, berpedoman pada prosedur-prosedur kredit yang ada untuk menghindari kredit macet. Dalam proses pembayaran kredit, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai pernah mengalami kredit macet meskipun dalam persentase yang kecil. Penulis mengambil Rasio Tingkat Pengumpulan Kredit selama 2 tahun yaitu tahun 2006 dan 2007. Data tersebut disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Daftar Pengumpulan Kredit

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai Tahun 2006 dan 2007 Tahun Lancar

Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar Diragukan Macet Jumlah 2006 86,55 % 11,71 % 1,06 % 0.56 % 0.07 % 100 % 2007 90,25 % 8.51 % 0.42 % 0,74 % 0.08 % 100 %


(17)

Dari tabel tersebut diketahui bahwa Rasio kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet masih dalam persentase yang kecil. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai memiliki toleransi/standar dalam proses kolektibilitas kredit yaitu sebesar 5 % yang merupakan total dari penjumlahan persentase kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Apabila telah melebihi 5 % maka hal itu dapat menganggu perkreditan, sehingga penjualan produk kredit dapat dihentikan sementara waktu.

Penelitian di bidang perbankan sudah sering dilakukan seperti Ainun (2007) yang meneliti Analisis Efektivitas Prosedur Pemberian Kredit sebagai Alat dalam Meningkatkan Kualitas Kredit pada PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan menyatakan bahwa prosedur pemberian kredit dan prosedur penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah yang dijalankan oleh PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan perkreditan dan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking practice). Prosedur pemberian kredit yang dijalankan PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan cukup efektif mengurangi potensi kredit bermasalah, hal ini dapat dilihat dari BDR dan NPL tahun 2005 dan 2006 yang berada di bawah 5%.

Kesuma (2008) yang meneliti Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit Agunan Deposito Mandiri pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Ahmad Yani menyatakan bahwa prosedur pemberian dan pengawasan kredit deposito mandiri telah berjalan dengan baik, sesuai dengan SOP Bank Mandiri dan teori yang ada.


(18)

Pada penelitian kali ini penulis akan melakukan penilaian pemberian kredit yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai dengan melakukan analisis kelengkapan berkas permohonan kredit, wawancara, investigasi kredit, peninjauan On The Spot, resiko perkreditan, serta analisis kredit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun dan Kesuma adalah dengan mengambil judul Penilaian Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penilaian Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai.”

B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, penulis merumuskan masalah yaitu: Apakah pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai sudah efektif?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : Bagi bank, penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan dan saran

dalam pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan atau calon debitur.


(19)

Bagi peneliti, sebagai aplikasi teori yang sudah diperoleh serta dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan materi penilaian efektivitas pemberian kredit.

Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan penilaian efektivitas pemberian kredit.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kredit

1. Pengertian Kredit

Bank tidak saja berfungsi sebagai tempat menyimpan uang dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit, tetapi juga berfungsi sebagai tempat transaksi di pasar uang sebuah negara. Bank sebagai organisasi bisnis telah menjadi alat dan sarana penunjang likuiditas usaha, dan sebagai konsekuensinya bank dituntut untuk menjadi organisasi yang proper dan prudent di dalam penyaluran dananya dalam bentuk kredit.

Dalam Untung (2003 : 6), Menurut Undang-Undang RI No. 7, Tahun 1992 tentang perbankan Pasal 1 ayat 12,

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Dari pengertian di atas, unsur-unsur kredit terdiri dari kepercayaan, jangka waktu, sejumlah uang, hasil bunga, jaminan, dan risiko. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan, nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur.

Menurut Jusuf (2003 : 151) kredit yang berasal dari bahasa Yunani, credere (yang artinya “kepercayaan” atau “amanat”) atau dari bahasa Latin, creditum (yang artinya hampir sama, “kepercayaan akan kebenaran” atau “amanat”) tersebut, sedikitnya dapat didefinisikan dengan lima cara:


(21)

a. Kredit dibayar sebagai waktu yang diberikan untuk membayar barang atau jasa yang dijual atas kepercayaan.

b. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan persepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang di dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.

c. Kredit adalah kepecayaan (amanat) yang diberikan berhubungan dengan kekayaan yang diserahkan atas janji pembayaran kelak. Sudah tentu, debitur dan kreditur dapat mengadakan permufakatan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dengan suatu nilai yang lain, misalnya saham dan obligasi.

d. Kredit adalah dana yang tersimpan dalam perkiraan sebuah bank.

e. Kredit (dan sebaliknya, utang), adalah transaksi yang melalui transaksi itu penguasaan atas sumber-sumber daya diperoleh saat ini sebagai ganti atas suatu janji untuk membayar kembali di kemudian hari, biasaanya dengan pembayaran bunga sebagai kompensasi kepada pemberi pinjaman.

2. Manfaat dan Tujuan Kredit

Perkreditan melibatkan beberapa pihak seperti debitur (penerima kredit), kreditur (bank), serta pemerintah. Oleh karena itu, menurut Muljono (2004 : 24), manfaat kredit dapat ditinjau dari masing-masing pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkreditan itu sendiri, yaitu:

a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur yaitu sebagai sumber dana/modal bagi suatu perusahaan.

b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan bank dalam melaksanakan fungsi sebagai perantara keuangan (financial

Intermidiary).

c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah, perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara makro.

Sumber informasi penting dari pengajuan propsal kredit adalah tujuan penggunaan dana pencairan kredit tersebut. Dengan demikian keputusan persetujuan kredit merupakan hal yang paling vital dalam alokasi pencairan dana


(22)

itu sendiri. Kredit yang baik mempunyai tujuan komersial untuk memperbesar volume usaha dan bukan untuk tujuan spekulatif maupun konsumtif.

Menurut Komaruddin (2004 : 33) secara umum tujuan kredit di bank meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyediaan uang tunai saat ini. b. Mempertahankan standar kredit yang layak dan memperhitungkan

risiko usaha dari ekspansi kredit tersebut.

c. Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.

d. Mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan likuiditas yang memadai.

Untuk mencapai tujuan tersebut bank harus berhati-hati dalam memberikan bantuan kreditnya, bagaimanapun juga aktivitas pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat risiko. Untuk menghindari maupun memperkecil risiko kredit yang terjadi, maka bank harus melakukan penilaian seksama atas dasar syarat-syarat teknis bank.

3. Jenis-jenis Kredit Bank

Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara garis besar kredit dapat digolongkan kepada kredit tunai dan kredit tidak tunai. Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas, golongan debitur dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam bentuk pemberian bank garansi dan kredit dokumen dalam rangka pembukaan

letter of credit (L/C).

Menurut Santoso (2006 : 7), secara keseluruhan dari jenis-jenis kredit yang biasanya diberikan oleh bank-bank komersial yaitu,


(23)

Jenis kredit secara umum adalah :

a. Kredit komersial yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit ini maka perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus juga meningkatkan perolehan laba usaha. Pelunasan kredit dan pembayaran bunga kredit berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.

b. Kredit konsumsi yaitu jenis kredit yang diberikan kepada perorangan untuk tujuan konsumsi, misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan, kredit untuk anak sekolah dan lain-lain.

Jenis kredit berdasarkan tujuan pembiayaan:

a. Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk menambah modal kerjanya. Modal kerja meliputi biaya pembelian bahan baku, bahan pembantu, upah buruh, overhead cost, dan lain-lain.

b. Kredit investasi adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk pembelian barang modal. Misalnya kredit untuk pembelian mesin-mesin, kendaraan, peralatan, dan pembangunan gedung pabrik. Kredit ini berjangka panjang, melebihi jangka waktu satu tahun dan pelunasannya melalui angsuran.

Dilihat dari segi jangka waktu, kredit dapat dibedakan:

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka waktu sampai dengan satu tahun, biasanya kredit modal kerja.

b. Kredit jangka menengah adalah kredit dengan jangka waktu diatas satu tahun sampai dengan lima tahun, biasanya kredit yang digunakan untuk pembelian kendaraan, peralatan, dan mesin-mesin secara parsial.

c. Kredit jangka panjang adalah kredit dengan jangka waktu diatas lima tahun, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru dan pembiayaan proyek jangka panjang (project

financing).

Kredit dapat pula dibedakan atas pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi, yaitu:

a. Kredit pertanian adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor pertanian termasuk perkebunan, perikanan dan kehutanan. Kredit dapat diberikan dalam bentuk kredit modal kerja atau kredit investasi.

b. Kredit pertambangan adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor pertambangan meliputi eksplorasi dan eksploitasi.

c. Kredit perindustrian adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan pabrik-pabrik, manufaktur dari segala sektor.

d. Kredit konstruksi adalah kredit yang diberikan kepada kontraktor untuk pembiayaan pembangunan proyek sampai dengan proyek


(24)

selesai. Pembagunan proyek ini meliputi pembangunan gedung, jalan dan jembatan serta prasarana lainnya.

e. Kredit perdagangan, restoran, dan hotel adalah kredit yang diberikan untuk membantu kebutuhan modal perdagangan antar kota, antar pulau dan perdagangan lokal serta untuk restoran dan hotel-hotel.

f. Kredit pengangkutan, pergudangan adalah kredit yang diberikan untuk pengangkuatan, distribusi barang-barang dalam jumlah besar dan kemudian dijual dalam jumlah yang lebih kecil.

g. Kredit jasa-jasa dunia usaha adalah kredit yang diberikan untuk perusahaan jasa seperti konsultan, akuntan, dokter, pengacara dan jasa pendidikan.

Dilihat dari sifatnya maka kredit yang diberikan oleh bank digolongkan menjadi:

a. Kredit revolving yaitu fasilitas kredit yang diberikan atas dasar limit atau

plafon tertentu yang dapat dipakai berulang-ulang sampai dengan batas

limit yang telah ditentukan tersebut. Kredit ini biasanya dalam bentuk kredit modal kerja atas dasar rekening koran dengan jangka waktu tidak melebihi satu tahun.

b. Kredit aflopend, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk satu kali penggunaan atau sesuai skedul dan tidak dapat dipakai berulang.

B. Aspek-Aspek Penilaian Bank

1. Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit

Surat atau berkas permohonan kredit adalah permohonan untuk memperoleh kredit yang diajukan oleh debitur atau oleh calon debitur kepada suatu bank. Fungsi permohonan kredit adalah sebagai bukti permohonan kredit dari perorangan/perusahaan kepada bank yang menyertakan lampiran-lampirannya sebagai sumber informasi dalam evaluasi kredit.

Tabel 2.1

Dokumen Pengajuan Kredit

Jenis Dokumen Perorangan Perusahaan

Fotocopy identitas diri (umumnya KTP)

Suami & istri untuk yang telah menikah

Susunan pengurus & pengawas

Fotocopy NPWP

Fotocopy Kartu Keluarga

Fotocopy akta pendirian


(25)

Fotocopy SIUP/SITU/TDP

Fotocopy Rekening Koran

Fotocopy dokumen jaminan

Laporan Keuangan minimum 2

tahun terakhir Untuk pengajuan jumlah kredit tertentu. Dokumen tambahan yang dianjurkan untuk debitur pengusaha perorangan dan perusahaan

Laporan penilaian jaminan dari perusahaan penilai independen

Terutama untuk jaminan yang nilainya relatif besar atau kompleks

Studi kelayakan proyek Terutama untuk jaminan yang nilainya relatif besar atau kompleks

Proposal kredit Terutama untuk jaminan yang nilainya relatif besar atau kompleks

Sumber : Jusuf (2003 : 117)

2. Wawancara

Wawancara dengan pemohon kredit dilakukan oleh pejabat bank (kepala cabang atau direksi bank) sebelum permohonan kredit diajukan dalam bentuk interview pendahuluan. Melalui wawancara ini pejabat bank dapat membuat kesimpulan pendahuluan, apakah kredit yang diajukan itu layak atau tidak. Untuk selanjutnya kesimpulan pendahuluan itu akan dibuktikan dari hasil penelitian dan analisis lengkap yang akan dipertimbangkan oleh komite kredit.

Dalam wawancara dengan pemohon kredit, pejabat kredit mempelajari alasan permintaan pinjaman dan apakah permohonan pinjaman memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan dalam kebijaksanaan pinjaman bank. Bahkan sekalipun permohonan tidak sejalan dengan kebijaksanaan bank atau bahkan melanggar sebagian ketentuan yang ditetapkan oleh undang-undang/pihak berwenang, pejabat kredit dapat memberikan saran pada pemohon tentang kemunginan sumber dana lainnya. Dari wawancara, pejabat bank dapat memperolah gambaran tentang kejujuran dan kemampuan pemohon. Informasi


(26)

tentang sejarah dan pertumbuhan perusahaan, latar belakang petugas kunci, sifat produk, dan jasa, sumber bahan baku, posisi persaingan serta rencana masa depan.

Informasi yang diucapkan oleh calon debitur akan dites ulang dengan kenyataan di lapangan. Apabila terjadi perbedaan, tentunya hal ini menyangkut kejujuran dan kepercayaan kredit itu sendiri. Kalau unsur kepercayaan belum terpenuhi oleh calon debitur tentu bank akan sangat hati-hati dalam mengambil keputusan selanjutnya. Data-data yang disampaikan akan diteliti kebenarannya, sehingga dalam pengambilan keputusan benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Investigasi Kredit

Dalam investigasi kredit suatu perusahaan, bank ingin mengetahui segala sesuatu tentang sejarah perusahaan, catatan operasi perusahaan, hubungan perburuhan, pengalaman dalam mengembangkan dan memasarkan produk baru, serta pertumbuhan dalam penjualan dan pendapatan.

Menurut Santoso (2007 : 17), investigasi kredit adalah upaya untuk mengumpulkan berbagai laporan dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan kredit. Berbagai pertimbangan informasi ini meliputi:

a. Informasi umum yaitu data perusahaan pada umumnya yang terdiri dari bentuk perusahaan, susunan pengurus, riwayat perusahaan, bidang usaha, hubungan dengan bank atau bank lain, serta grup perusahaan bila ada.

b. Bidang usaha atau proyek yang diajukan permohonan kreditnya, meliputi data mengenai sifat dan manfaat proyek, lokasi, proses produksi, bahan baku, bangunan, mesin-mesin, dan lainnya.

c. Data historis yang meliputi prestasi yang telah dicapai pada masa lau yaitu analisis laporan keuangan, realisasi usaha, dan lain-lain.

d. Data proyeksi, yaitu data mengenai rencana usaha yang dibuat oleh calon debitur sehubungan dengan kredit yang dimohon.

e. Data jaminan, dalam surat penegasan, surat dokumen kepemilikan, phisik jaminan yang akan diserahkan oleh calon debitur.


(27)

f. Data khusus lainnya yang diperlukan untuk usaha-usaha tertentu, antara lain daftar proyek konstruksi, data impor, ekspor, dan data perdagangan antar pulau.

4. Peninjauan On The Spot

Ketika melaksanakan On The Spot dilakukan pengecekan kebenaran atas laporan yang telah disampaikan baik data non keuangan seperti data lokasi bangunan, rincian dari komponen-komponen aktiva lancar dan aktiva tetap.

Perusahaan yang meminta pinjaman harus bersedia mengizinkan pejabat kredit mengunjungi dan melihat-lihat tempatnya melakukan usaha. Pejabat kredit harus memperhatikan bagaimana organisasi perusahaan dan apakah karyawan kelihatannya bekerja dengan baik atau tidak. Apakah kendaraan pengantar barang menganggur karena produksi pabrik lambat karena ada rintangan? Apakah persediaan telah tua dan sebagian telah rusak?

Jika perusahaan tersebut sebuah perusahaan pengecer, kunjungan pada saat sedang ramai dapat menunjukkan kekuatan perusahaan maupun kecakapan staf penjualannya. Kalau mengunjungi perusahaan industri, perhatian khusus harus diberikan pada peralatan dan tata letak produksi. Peralatan harus dipelihara dengan baik walaupun tidak modern, paling tidak cukup efisien untuk menghindari rintangan produksi.

5. Risiko Perkreditan

Dalam persetujuan pemberian kredit terkandung risiko yang perlu terlebih dahulu dipahami dalam proses perencanaan kredit, apakah risiko tersebut tergolong risiko yang dapat dikendalikan atau risiko liar. Berbagai risiko yang perlu dipahami yaitu,


(28)

a. Risiko Sifat Usaha

Beragam jenis usaha dalam ekonomi mengandung risiko yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Rivai (2007: 91) , dari sifat-sifat usaha masing-masing dapat diketahui tinggi rendahnya tingkat risiko usaha dengan berbagai kriteria antara lain:

1) Turn over usaha semakin tinggi, risiko makin tinggi.

2) Semakin khusus tingkat spesifikas usaha, risiko makin tinggi.

3) Semakin besar investasi pada modal kerja, dibandingkan dengan investasi pada barang modal, maka risiko akan lebih tinggi.

4) Usaha yang padat modal akan mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan usaha yang padat karya khusus pada negara berkembang dan sebaliknya pada negara maju.

5) Sifat pekerjaan atau usaha itu sendiri yang mempunyai risiko tinggi, misalnya pengeboran minyak bumi lepas pantai, stuntmant dalam pembuatan film, usaha pencarian harta karun, dan usaha-usaha yang sifatnya perintis yang belum pernah dilakukan.

b. Risiko Geografis

Risiko geografis juga mempunyai pengaruh terhadap besarnya risiko dari suatu kegiatan usaha. Risiko geografis ini erat hubungannya dengan bencana alam yang sering tejadi pada suatu lokasi usaha tertentu, misalnya bencana banjir, kebakaran usaha perkebunan dan peternakan, usaha yang berlokasi dekat sungai dan gunung berapi, daerah yang rawan dengan gempa. Risiko memilih lokasi usaha yang berdekatan dengan pemukiman penduduk yang akan menimbulkan protes dari masyarakat.

c. Risiko Politik

Banyak kegagalan usaha perkreditan karena tidak adanya kebijaksanaan politik yang jelas. Oleh karena itu analisis tentang kestabilan politik suatu


(29)

daerah atau negara akan cukup memberikan masukan tentang prediksi keberhasilan usaha dimasa yang akan datang.

d. Risiko Ketidakpastian

Faktor ketidakpastian akan menimbulkan spekulasi dan setiap usaha spekulasi akan mengandung risiko yang tinggi karena segala sesuatunya tidak dapat direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Informasi risiko untuk masing-masing usaha ditinjau dari berbagai segi sehingga perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan perencanaan kredit, agar kredit yang dipasarkan terarah sehingga mengurangi risiko kegagalan dalam pemberian kredit.

e. Risiko Inflasi

Bentuk risiko yang bersifat abstrak adalah risiko karena adanya inflasi. Walaupun, utang pokok dan bunga telah dibayar lunas oleh debitur, tetapi pada masa inflasi yang tinggi, bank mengalami penurunan daya beli dari rupiah yang dipinjamkan. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap modal bank yang berkurang kemampuannya. Laba bank yang over stated akan berakibat terhadap pembayaran pajak dan pembagian laba yang tinggi serta kemampuan modal yang berkurang.

f. Risiko Persaingan

Risiko persaingan ini dapat berupa persaingan antar bank ataupun persaingan antar sesama perusahaan dalam industri yang sama yang menjadi objek perkreditan bank. Untuk memenangkan persaingan ini tentunya dituntut kemampuan manajemen pemasaran yang handal yang


(30)

telah memperhitungkan analisis kekuatan dan kelemahan secara menyeluruh, jika tidak ingin berhadapan dengan risiko kalah dalam persaingan.

6. Analisis Kredit Bank a. Persiapan Analisis

Dalam pelaksanaan pemberian fasilitas kredit kepada calon debitur, bank dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang cukup kompleks, antara lain :kepada siapa kredit harus diberikan, untuk tujuan apa kredit diberikan (obyek kredit), apakah calon debitur akan membayar bunga, hutang pokok dan kewajiban lainnya, berapa jumlah limit kredit yang layak diberikan, apakah kredit diberikan cukup aman dengan resiko yang kecil dan sebagainya.

Berbagai risiko dalam pemberian kredit dapat menyebabkan tidak dilunasinya pinjaman ketika tiba saat pelunasan. Perubahan permintaan konsumen atau perubahan teknologi dalam suatu industri dapat mengubah nasib perusahaan dan menempatkan seorang debitur yang menguntungkan dalam suatu posisi yang tidak mengembirakan. Perubahan siklus dunia usaha mempengaruhi laba banyak debitur dan mempengaruhi optimisme dan pesimisme pengusaha maupun konsumen. Sebagian risiko timbul karena faktor pribadi yang sulit untuk dijelaskan. Dalam menentukan apakah akan memberikan pinjaman atau tidak seorang bankir harus berusaha untuk mengukur risiko pinjaman macet. Risiko ini diperkirakan dengan menggunakan suatu proses yang disebut analisis kredit.


(31)

FORMAT ANALISIS KREDIT INFORMASI UMUM

A. Identitas perusahaan B. Legalitas perusahaan C. Aspek lingkungan

DATA DAN PERTIMBANGAN D. Hubungan perusahaan dengan bank E. Permohonan yang diajukan

F.Realisasi dan rencana usaha G. Aktivitas rekening

H. Aspek teknis

I. Analisis laporan keuangan J. Analisis barang jaminan

KESIMPULAN SARAN

Gambar 2.1

Bentuk Format Analisis Kredit

Sumber: Djohan (2000 : 100)

Format analisis kredit tersebut sifatnya fleksible, tergantung dari jenis kredit yang akan dianalisis dan tujuan yang ingin dicapai dari analisis kredit itu sendiri. Tujuan utama analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.

ANALISIS KREDIT PENGERTIAN

- Penilaian terhadap nasabah dan usahanya - Alternatif bahan pertimbangan keputusan kredit TUJUAN

• Melihat kondisi dan potensi perusahaan nasabah melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif

• Layak/tidaknya dibantu pembiayaan kredit CAKUPAN PENILAIAN

TUJUAN AKHIR

- Porto folio perkreditan yang sehat/lancar - Investasi dana yang profitable

- Menyediakan jenis kredit yang sesuai dengan kebutuhan pasar - Dasar pertimbangan persetujuan kredit

- Besarnya kredit - Jangka waktu kredit

- Pengamatan dalam penggunaan/pengembalian kredit

Gambar 2.2

Pemahaman Analisis Kredit


(32)

Tujuan akhir dari analisis kredit yaitu bank dapat menjual produk kredit dengan portofolio yang sehat dan profitable sesuai kebutuhan pasar. Guna mencapai hasil analisis yang berkualitas tersebut digunakan alat-alat dalam analisis yaitu:

ALAT ANALISIS KREDIT ANALISIS KUANTITATIF

1. Realisasi pembelian, produksi, penjualan 2. Rencana pembelian, produksi, penjualan 3. Analisis rasio

4. Proyeksi arus kas (cash budget) 5. Capital budgeting

ANALISIS KUALITATIF 1. Organisasi dan managemen 2. Legalitas usaha/badan hukum 3. Pemasaran

4. Kebijaksanaan pemerintah 5. Manfaat proyek/usaha 6. Kesempatan kerja 7. Potensi pesaing 8. Barang Pengganti

Gambar 2.3 Alal-Alat Analisis Kredit

Sumber: Djohan (2000 : 102)

b. Beberapa Pendekatan Dalam Analisis Kredit 1) Pendekatan Jaminan

Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Apabila calon debitur mengajukan permohonan kredit dengan jumlah tertentu maka calon debitur tersebut akan menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit yang diminta, sehingga permohonan kreditnya dapat disetujui.

2) Pendekatan Karakter

Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur atau individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian yang dilakukan ternyata calon debitur memiliki moral baik, jujur, memenuhi perjanjian,


(33)

tidak pernah melakukan binis yang merugikan orang lain, maka dari segi karakter calon debitur dapat direkomendasikan untuk diberikan fasilitas kredit.

3) Pendekatan Kemampuan Pelunasan

Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai dengan skedul waktu yang ditetapkan. Kemampuan membayar kembali tersebut tentunya lebih diutamakan dari dana yang berasal dari usaha pokok debitur, bukan dari sumber-sumber lainnya. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis anggaran kas.

4) Pendekatan Kelayakan Usaha

Pendekatan berdasarkan kelayakan usaha dimaksudkan bahwa persetujuan pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau proyek yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak dibiayai. Penilaian kelayakan usaha ini meliputi penilaian atas keseluruhan aspek dari rencana usaha yang disimpulkan dalam bentuk analisis kuantitatif dari studi kelayakan usaha dimana Net Present Value = positif dan Internal

Rate of Return lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.

5) Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan

Pendekatan pemberian kredit sebagai perpanjangan tangan pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha kecil dengan memberikan keringanan atau kemudahan beberapa persyaratan bank teknis. Dalam hal ini bank berperan sebagai agen pembanguan dalam rangka memberikan


(34)

pemerataan kesempatan berusaha. Persyaratan yang diringankan misalnya keringanan jaminan dan penyederhanaan persyaratan perizinan.

Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis lima C, yang merupakan standar minimal yang lazim digunakan dikalangan perbankan, yaitu

1) Character

Konsep karakter dalam kaitannya dengan transaksi kredit, berarti tidak hanya kesediaan untuk melunasi kredit tetapi juga memiliki keinginan yang kuat untuk menepati kewajiban sesuai dengan persyaratan perjanjian. Seseorang yang mempunyai karakter yang baik biasanya mempunyai sifat yang jujur, terhormat, rajin, dan bermoral tinggi. Tetapi karakter adalah sesuatu yang sulit untuk diukur. Karakter yang penting bagi kredit tergantung pada kejujuran dan integritas seseorang, pengalaman masa lalu dalam memenuhi kewajiban biasanya memperoleh nilai penting dalam menilai karakternya. Tetapi terkadang penilaian karakter lebih merupakan persoalan penilaian, tidak didukung oleh informasi nyata yang luas.

2) Capacity

Penilaian yang sifatnya subyektif tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dan kewajiban lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian, dan hasil usaha yang diperoleh. Dalam penilaian ini didasarkan atas kemampuan berproduksi, keuangan dan manajemen. Termasuk juga penilaian kemampuan riil perusahaan di lapangan, pabrik, toko, dan lain-lain.


(35)

3) Capital

Penilaian atas kemampuan keuangan perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur dalam arti kemampuan untuk menyertakan dana sendiri atau modal sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan. Sedangkan untuk perusahaan perorangan dapat diketahui dengan jalan mengurangi total harta dengan total hutang kepada pihak ketiga.

4) Collateral

Collateral adalah jaminan kredit yang memperkuat keyakinan bank bahwa debitur beserta bisnisnya mampu melunasi kredit. Menurut Tjoekam (2000 : 97), secara umum keseluruhan jaminan kredit dapat berbentuk:

a) Atas dasar kepemilikan jaminan, dapat berupa kekayaan dari debitur atau kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang diserahkan untuk menjamin kredit debitur.

b) Berdasarkan status kekayaan tersebut dalam suatu perusahaan dapat berbentuk aktiva lancar dan dapat juga berupa aktiva tetap.

c) Dari wujud barang jaminan itu sendiri, dalam bentuk aktiva nyata, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, dan jaminan kebendaan lainnya serta juga jaminan tidak berwujud yaitu jaminan pribadi ataupun rekomendasi. d) Atas dasar fungsi jaminan dalam kredit yang bersangkutan, yaitu

jaminan pokok adalah barang jaminan yang dibiayai dengan kredit itu sendiri dan jaminan tambahan yaitu barang jaminan lain di luar yang dibiayai dengan kredit.

e) Dari segi jumlah kreditur, jaminan dapat dibedakan sebagai jaminan tunggal yaitu kekayaan yang hanya dijaminkan kepada satu bank dan jaminan gabungan yaitu kekayaan yang dijaminkan kepada beberapa bank.

f) Dari segi kestabilan yaitu jaminan yang akan mengalami penurunan nilai dari waktu ke waktu dan jaminan yang akan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

g) Dari penggunaan barang jaminan, dibedakan dengan jaminan secara fisik dikuasai oleh bank dan jaminan yang secara fisik dikuasai dan digunakan kembali oleh pihak debitur terutama jaminan pokok.

h) Dari segi risiko berupa jaminan kekayaan yang berisiko tinggi dan jaminan yang tidak mengandung risiko.


(36)

i) Dari sudut yuridis, yaitu jaminan kebendaan (barang bergerak dan barang tidak brgerak) dan jaminan bukan kebendaan yaitu jaminan pribadi (borgtocht) dan avalist.

Avalist adalah suatu perjanjian dimana pihak ketiga menyanggupi

kepada pihak berpiutang bahwa ia akan membayar suatu hutang apabila yang berhutang tidak menepati janjinya.

Pada umumnya untuk aktiva tanah dan bangunan bank lebih menyaratkan bukti kepemilikan dalam bentuk Sertfifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) daripada Sertifikat Hak Pakai atau lainnya.

5) Condition of Economy

Kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajiban keuangannya tetapi berada di luar kekuasaan debitur maupun kreditur. Debitur mungkin mempunyai karakter yang baik, seorang yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan pendapatan, serta harta yang cukup, tetapi kondisi perekonomian mungkin bisa menyebabkan pemberian kredit yang berakibat tidak baik. Di sinilah peranan pejabat kredit menjadi seorang peramal ekonomi. Semakin lama jatuh tempo pinjaman, semakin penting membuat ramalan ekonomi karena terdapat kemungkinan yang semakin besar ekonomi akan mengalami kemunduran, sebelum pinjaman dibayar penuh.

Banyak debitur makmur di masa cerah tetapi dalam masa resesi mungkin menyusut, pendapatan menurun, bahkan karakter pun dapat berubah. Faktor ini dapat menyebabkan macetnya pinjaman. Seorang pejabat kredit bank harus selalu mengetahui denyut perekonomian bangsa, komunitas, dan industri yang memperoleh pinjaman dari bank tersebut.


(37)

c. Aspek-Aspek Analisis

Dalam menganalisis permohonan kredit diperlukan suatu standar analisis yang meliputi penilaian atas keseluruhan dari aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian tingkat kelayakannya, sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa usaha calon debitur layak atau tidak layak untuk dibiayai. Beberapa aspek yang perlu mendapat penilaian adalah:

1) Aspek Yuridis

Aspek yuridis mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan aspek yang terpenting diantara aspek lainnya, karena walaupun semua aspek yang ada cukup layak tetapi kalau secara yuridis tidak sah, maka semua ikatan perjanjian kredit antara bank dengan debitur akan menjadi batal secara hukum. Sasaran dari analisis aspek yuridis adalah untuk menentukan apakah calon debitur mempunyai kecakapan dalam mengadakan perjanjian kredit dengan pihak bank dan apakah status badan hukum dari perusahaannya secara legal telah diakui keberadaannya oleh negara.

a) Penilaian Kecakapan Calon Debitur

Ada beberapa bentuk lembaga atau badan usaha yang dapat mengajukan kredit kepada bank, beberapa diantaranya memerlukan perlakuan hukum yang berbeda karena status yuridisnya

b) Perizinan Usaha Calon Debitur

Bagian kedua dari penilaian aspek yuridis yaitu kelengkapan atas berbagai perizinan yang dimiliki perusahaan dari instansi yang berwenang atas kegiatan usahanya. Bentuk perizinan tersebut beragam sesuai dengan jenis


(38)

usaha masing-masing dan berasal dari instansi yang berbeda pula. Tujuan utama dari penelitian izin usaha tersebut adalah dengan maksud jangan sampai bank membiayai kegiatan usaha yang ilegal atau liar, sehingga bank tidak akan dihadapkan dengan risiko kemacetan kredit karena usaha ditutut oleh yang berwenang.

2) Aspek Manajemen

Analisis tentang aspek manajemen perusahaan berkaitan dengan karakter, kualifikasi dan kemampuan para manajer dalam mengelola keseluruhan sumber daya perusahaan guna pencapaian optimalisasi tingkat laba. Fokus analisis adalah terhadap sumber informasi dari daftar riwayat hidup direktur utama, direktur komisaris utama, komisaris, dan posisi kunci lainnya. Yang diteliti adalah segi karakter dan kualifikasi dari masing-masing manajer, apakah telah memenuhi persyaratan dari segi pendidikan, pengalaman, dan keterampilan pada posisinya masing-masing. Informasi tersebut juga dapat diperoleh dari informasi antar bank, kegiatan sosial calon debitur dan kalangan dunia usaha.

3) Aspek Pemasaran

Pemasaran adalah satu aspek yang sangat penting bagi satu unit bisnis untuk mencapai tujuan dalam rangka mendapatkan laba sesuai dengan yang direncanakan. Melalui aspek pemasaran inilah dapat diketahui besarnya kemampuan menjual yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan pangsa pasar dan potensi pasar yang ada.


(39)

4) Aspek Teknis

Aspek teknis berkaitan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola dan mengorganisir keseluruhan sumber daya/faktor produksi perusahaan dalam pencapaian tujuan. Analisis tentang aspek teknis lebih ditekankan kepada kemampuan perangkat keras perusahaan. Beberapa faktor produksi yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama adalah lokasi pabrik, fasilitas bangunan pabrik, kehandalan mesin-mesin yang digunakan, standar kualitas serta pengawasan kualitas.

5) Aspek Keuangan.

Dalam analisis aspek keuangan yang pertama diperhatikan adalah laporan keuangan (neraca dan rugi laba) calon debitur baik yang telah diaudit atau belum diaudit.Laporan keuangan peminjam adalah salah satu sumber informasi kredit yang paling penting bagi pejabat kredit bank. Kegunaan laporan keuangan selama beberapa tahun dalam membuat keputusan kredit tergantung pada ketepatan dan mutu laporan tersebut. Pejabat kredit harus menghindari terlalu menekan pada informasi neraca masa lalu karena kondisi keuangan perusahaan dapat merosot dengan cepat jika perusahaan mengalami kerugian operasi.

Penilaian dalam aspek keuangan menggunakan analisis rasio. Menurut Reed (2005 : 194) analisis rasio adalah “angka perbandingan antara komponen-komponen neraca dengan neraca, komponen-komponen neraca dengan laba rugi dan perbandingan antara sesama komponen rugi laba, yang diukur dengan standar


(40)

tertentu untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan tersebut baik atau tidak”

Menurut Weston (2000 : 156) Para analis kredit di bank-bank pada umumnya memfokuskan penilaian analisis rasio pada empat kelompok rasio, yaitu:

a) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas dapat diukur dengan:

(1) Current Ratio

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

% 100 x Liability Current Total Assets Current Total =

(2) Cash Ratio

Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat berharga yang dapat segera diuangkan.

% 100 x Liability Current Total Securities Marketable Cash+ =

(3) Quick Ratio

Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang dengan aktiva yang lebih likuid.

% 100 x liability current Total inventory assets current Total − =

b) Rasio Solvabilitas

Solvabilitas digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas dapat diukur dengan:

(1) Total Debt to Equity Ratio

Menunjukkan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

% 100 'sEquityx Owner

Debt Total

=

(2) Total Debt to Total Asset


(41)

c) Rasio Profitabilitas

Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu. Profitabilitas dapat diukur dengan:

(1) Net Profit Margin

Menunjukkan keuntungan netto rupiah penjualan. % 100 x Sales Net Tax After Earning =

(2) Return On Investment

Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.

% 100 x Sales Net Tax After Earning =

(3) Return On Equity

Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

% 100 's Equity x Owner

Tax After Earning

= d) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber dana. Terdiri dari rasio:

(1) Receivable Turnover

Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam pada piutang berputar dalam periode tertentu.

ceivable Average Credit On Sales Net Re =

(2) Total Aset Turnover

Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan harta, berputar pada periode tertentu. Assets Total Sales Net =

(3) Inventory Turnover

Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam inventori berputar pada suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventori dan kecendrungan adanya overstock.

Inventory Average Sold Goods of Cost =

7. Keputusan Kredit Bank

% 100 x Assets Total Debt Total =


(42)

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait, maka akan ada keputusan kredit yang disetujui atau ditolak.

Menurut Tjoekam (2000 : 150), surat persetujuan/penegasan kredit meliputi: a. Jenis kredit, dapat dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,

kredit konsumsi, bank garansi, dan lain sebagainya. b. Limit kredit, besarnya jumlah plafon kredit yang disetujui. c. Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas kredit yang dimaksud. d. Jangka waktu, sampai kapan fasilitas kredit tersebut berlaku, tanggal

angsuran atau jadwal pelunasan.

e. Suku bunga, yaitu suku bunga pertahun, bersifat tetap atau suku bunga mengambang (floating rate).

f. Provisi, besarnya biaya bunga yang dibebankan pada saat pencairan kredit. Biaya tersebut dapat juga berbentuk commitment fee.

g. Jaminan kredit, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur.

h. Ketentuan lainnya, memuat ketentuan tentang syarat-syarat pencairan kredit, keharusan pembuatan laporan, kunjungan on the spot, dan penandatanganan surat persetujuan kredit oleh calon debitur.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian Ainun

(2007)

Analisis Efektivitas

Prosedur Pemberian Kredit sebagai Alat dalam

Meningkatkan Kualitas Kredit pada PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan

Prosedur pemberian, penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah yang dijalankan oleh PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan telah sesuai dengan kebijakan perkreditan dan cukup efektif mengurangi potensi kredit bermasalah, hal ini dapat dilihat dari BDR dan NPL tahun 2005 dan 2006 yang berada di bawah 5%.

Dwi Yufika Kesuma (2008)

Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit Agunan Deposito Mandiri pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Ahmad Yani

Prosedur pemberian dan pengawasan kredit deposito mandiri telah berjalan dengan baik, sesuai dengan SOP Bank Mandiri dan teori yang ada.


(43)

Berdasarkan, tinjauan pustaka, latar belakang masalah dan perumusan masalah, penulis membuat kerangka konseptual penulisan skripsi ini yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK CABANG BINJAI

ASPEK-ASPEK PENILAIAN PEMBERIAN KREDIT

EFEKTIF TIDAK EFEKTIF

Efektifnya pelaksanaan dalam bidang ini dapat meniadakan banyak resiko kredit sedangkan kurangnya perhatian terhadap penilaian kredit, hal ini bisa menjadi bisnis yang sangat berbahaya.

Aspek-aspek penilaian yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kondisi maupun potensi dari perusahaan calon debitur sehingga meyakinkan bank bahwa fasilitas kredit tersebut diberikan pada debitur yang tepat. Aspek-aspek penilaian yang dilakukan diantaranya adalah penilaian terhadap kelengkapan berkas permohonan, wawancara, investigasi kredit, peninjauan on the spot, risiko perkreditan, analisis jaminan, analisis sosial ekonomi, serta analisis kredit bank. Dengan menggunakan penilaian tersebut pihak bank dapat terus memonitor perusahaan debitur akan kelangsungan efektivitas dari pemberian kredit setiap tahun. Sehingga bank dapat menekan tingkat kemacetan kredit yang selama ini menjadi kendala dalam lalu lintas giral.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan data penelitian dan literatur lainnya dan kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1.Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari perusahaan yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis, seperti laporan keuangan debitur yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.

2.Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dokumentasi, seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi perusahaan, serta informasi tentang kriteria dan prosedur pemberian kredit yang digunakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai dan Daftar Pengumpulan Kredit tahun 2007 dan 2006.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara (Interview), yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung terhadap pihak yang berwenang dalam perusahaan untuk


(45)

mendapatkan keterangan yang dibutuhkan, misalnya bertanya mengenai kriteria dan prosedur pemberian kredit.

2. Teknik Pengamatan, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian seperti penulis mengamati tahap kriteria dan prosedur pemberian kredit yang harus dipenuhi oleh nasabah.

3. Teknik Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari teori-teori yang ada tentang masalah kredit misalnya meminta dokumen-dokumen yang diperlukan seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.

D. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari bank sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan umum mengenai perusahaan yang bersangkutan.

Pada penelitian ini penulis akan mengukur efektivitas penilaian pemberian kredit yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai dengan melakukan Analisis Aspek-Aspek Penilaian Pemberian Kredit yang berupa analisis laporan kelengkapan berkas permohonan kredit, wawancara, investigasi kredit, peninjauan On The Spot, risiko perkreditan, serta analisis kredit


(46)

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2009 dengan lokasi objek penelitian di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai yang beralamat di Jalan DR. Sutomo No 6 Binjai.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Juni Juli Agustus

Pengajuan Proposal Seminar proposal Pengumpulan data Penulisan Skripsi Sidang Skripsi


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk

Tanggal 16 Desember 1895, Patih Banyumas Raden Bei Aria Wirjaatmadja mendirikan Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi atau disebut Bank ”Priyayi”. Tujuan utama pendirian bank ini adalah untuk membantu para priyayi Indonesia agar terhindar dari para rentenir.

Bank ”Priyayi” mengalami reorganisasi setelah asisten residen E. Seirburh Banyumas diganti oleh W.P.D De Wolf Van Westerrode tahun 1897, kemudian berganti nama menjadi Bank Bantuan, Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto.

Tanggal 22 Februari 1946 melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi satu-satunya bank Pemerintah Negara Republik Indonesia. Mulai tanggal 1 Januari 1950, BRI terbagi menjadi dua yaitu Bank Rakyat Indonesia Serikat (BARRIS) dan BRI Negara Bagian. Mulai tanggal 25 September 1956, BRI menjadi Bank Devisa berdasarkan Surat Edaran Moneter No. SEKR/BRI/B28 tanggal 25 September 1956.

Melalui Perpu No. 41 tahun 1960 terbentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani dan Nelayan dan “Nederlandsce Handels Mataschepij” (NHM). Berdasarkan Penetapan


(48)

Presiden No. 09 tahun 1965 BKTN diintegrasikan dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BIUKTN).

Penetapan Presiden tersebut berjalan satu bulan kemudian keluar Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang pendirian bank tunggal milik negara. Dalam pendirian bank tunggal ini BIUKTN eks BRI dan BTN diintegrasikan kedalamnya dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedang BIUKTN eks NHM diintegrasikan kedalamnya dengan nama Bank Indonesia Bidang ekspor Impor

Berdasarkan UU No. 21 tahun 1968 tentang BRI, maka Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural diganti menjadi BRI. Selanjutnya UU No. 21 tahun 1968 tersebut diganti dengan UU No. 07 tahun 1992 tentang Perbankan. Berdasarkan PP No. 21 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk Badan Hukum BRI menjadi Perseroan (Persero), segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai BRI beralih kepada PT. BRI (Persero) dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim. SH di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 1992, No. 133

2. Bidang Usaha yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk

Bidang usaha yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.Cabang Binjai yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana 1) Giro

Giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Giro pada Bank Rakyat Indonesia terdiri dari: GiroBRI Rupiah dan GiroBRI Valas


(49)

2) Tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan bermacam-macam produk tabungan yaitu : Britama, Simaskot, Simpedes danTabungan haji.

3) Deposito

Deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan berbagai macam deposito, yaitu: DepoBRI Rupiah, DepoBRI Valas, Deposito On Call (DOC) yang merupakan deposito atas nama pihak ketiga (perorangan, perusahaan, yayasan/ dana pensiun, dan lain-lain) atau bank yang penarikannya dapat dilaksanakan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya. Serta SertiBRI yang merupakan Sertifikat Deposito Bank Rakyat Indonesia dengan jangka waktu tetap (fixed time), yang dapat diperjual belikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga

b. Produk Penyaluran Dana 1) Mikro

Penyaluran dana untuk khusus untuk mikro yaitu berupa Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Kupedes adalah suatu fasilitas kredit yang disediakan


(50)

oleh BRI Unit (bukan oleh Kantor CabangBRI atau Bank lain), untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak.

2) Retail

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. menyediakan berbagai macam produk retail yaitu: Kredit agunan kas, Kredit express, Kredit investasi, Kredit modal kerja ekspor, impor, dan konstruksi serta kretap

c. Produk Layanan Jasa 1) Transfer

Layanan transfer adalah layanan pengiriman uang baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun valas melalui Bank Rakyat Indonesia.

2) Kliring

Kliring adalah proses penyampaian suatu surat berharga yang belum merupakan suatu kewajiban bagi bank, dimana surat berharga tersebut disampaikan oleh Bank Penarik, hingga adanya pengesahan oleh Bank Tertarik melalui lembaga kliring, yang dinyatakan dalam mata uang rupiah.

3) Inkaso

Inkaso adalah penagihan oleh bank yang bertindak untuk dan atas nama seseorang kepada seseorang atas dasar suatu hak tagihan dalam bentuk surat berharga. Surat berharga yang digolongkan sebagai warkat inkaso adalah Cek, Bilyet Giro (BG), Aksep/Promes, dan Kuitansi yang sudah ditandatangani dan sudah jatuh tempo.


(51)

4) CEPEBRI

CEPEBRI merupakan jasa layanan kepada nasabah dalam bentuk cek berjalan dengan tanpa membuka rekening giro.

5) Western Union (WU)

Western Union (WU) adalah layanan tercepat untuk pengiriman uang dan penerimaan uang diseluruh dunia. Setiap pengiriman uang dilindungi oleh sistem keamanan kelas dunia dan dapat diverifikasi dengan password. 6) Safe Deposit Box (SDB)

Save Deposit Box (SDB) merupakan bentuk layanan BRI untuk penitipan atau tempat penyimpanan barang dan surat berharga, sehingga nasabah tidak perlu meyimpan barang dan surat berharga tersebut di rumah karena kekhawatiran akan keamanannya.

7) Payment Point

Payment Point merupakan jasa yang diberikan oleh BRI pada pihak ketiga (baik nasabah maupun bukan nasabah) untuk menyelesaikan tagihan-tagihan yang tidak berkaitan langsung dengan BRI. Sebagai contoh penerimaan setoran ONH, setoran pembayaran pajak dan telepon.

3. Struktur Organisasi Kredit

Adapun tugas-tugas dari masing-masing fungsi yang ada pada Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang

Pemimpin cabang merupakan pejabat tertinggi di kantor cabang. Tugas dari pimpinan cabang adalah mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi


(52)

dan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran (RAK) dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Pemimpin cabang juga dapat menolak dan menyetujui permohonan kredit nasabah dan memutuskan tingkat suku bunga kredit.

b. Marketing Lending Officer

Manajer Pemasaran memiliki wewenang memberikan rekomendasi, menganalisis, mengevaluasi dan memutuskan kredit, serta mengusulkan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

c. Credit Administration Officer

Wewenang Credit Administration Officer secara garis besar adalah meng-entry data status pinjaman, menyiapkan Instruksi Pencairan Kredit.

d. Operation Officer

Operation Officer mempunyai wewenang mengelola kantor cabang dan surat-surat berharga, menyetujui pembayaran transaksi tunai serta kliring dan mengesahkan transaksi pemindahbukuan, menyetujui pengeluaran biaya, dan menandatangani semua nota yang berhubungan dengan BRI unit.

e. Pengawasan dan Penagihan

Tugas bagian Pengawasan dan Penagihan adalah menghitung bunga pinjaman, pengelolaan pinjaman, pengawasan kredit, penyelesaian kredit serta membuat laporan-laporan perkreditan.

f. Account Officer

Tugas dari Account Officer adalah melayani permohonan kredit, melakukan wawancara, kunjungan ke perusahaan debitur, mengecek keadaan usaha


(53)

debitur melalui konsumen, supplier, ataupun saingan debitur, serta pembinaan kredit.

g. Financial Analyst

Tugas dari Financial Analyst adalah menganalisis laporan keuangan debitur, menunjukkan risiko keuangan debitur, serta mengecek kredibilitas debitur. h. Cutomer Service

Customer Service bertugas untuk memberikan informasi kepada nasabah/calon

nasabah mengenai produk BRI, menerima keluhan-keluhan nasabah untuk diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

i. Credit Operation

Credit Operation diantarannya berwenang menerbitkan instruksi Pencairan Kredit (IPK), setelah semua persyaratan kredit terpenuhi.

j. Loan Section

Loan Section mempunyai wewenang untuk menginventarisasi calon nasabah yang akan dilayani, merekomendasikan permohonan kredit, menetapkan skala prioritas dalam pemecahan dan penyelesaian masalah kredit yang timbul melalui koordinasi dengan atasan dan instansi terkait.

k. Teller/Kasir

Fungsi Teller memiliki wewenang mengesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atas transaksi pembayaran tunai yang ada dalam batas wewenangnya, melakukan entry pembukuan ke dalam sistem dan memelihara sarana/prasarana yang berkaitan dengan bidangnya.


(54)

PIMPINAN CABANG MARKETING LENDING OFFICER CREDIT ADMINSTRATION OFFICER OPERATION OFFICER PENGAWASAN DAN PENAGIHAN ACCOUNT OFFICER ACCOUNT OFFICER NASABAH/PEMINJAM FINANCIAL ANALYST CREDIT OPERATION CUSTOMER SERVICE LOAN SECTION KASIR/TELLER Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kredit

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai

Sumber : PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai

4. Aspek-Aspek Penilaian Bank a. Prosedur Permohonan Kredit

Permohonan kredit disebut juga sebagai tahap persiapan kredit yang merupakan proses awal dari aktivitas pemberian kredit. Urutan prosedur pengajuan permohonan kredit adalah sebagai berikut:

1) Calon nasabah datang langsung kepada Account Officer (AO) yang bertindak sebagai pejabat pemrakarsa kredit untuk mendapatkan penjelasan mengenai cara pengajuan permohonan kredit.

2) Account Officer menjelaskan dan berdiskusi tentang permohonan kredit dan

penyerahan formulir untuk diisi oleh calon nasabah.

3) Calon debitur menyerahkan formulir dan permohonan kredit beserta data pelengkap permohonan kredit kepada Account Officer yang terdiri dari:


(55)

b) Data laporan keuangan tiga tahun terakhir.

c) Surat keterangan usaha : NPWP, SITU/HO. SIUP, TDP, TDR, STPIK. d) Jaminan, akte, sertifikat, dan lain-lain.

4) Account Officer meneliti kelengkapan data debitur dan menyiapkan serta

memberi tanda terima penyerahan data tersebut kepada debitur.

5) Account Officer akan menganalisis data tersebut dan untuk selanjutnya akan

dilakukan pengecekan kelengkapan (on the spot, Bank to bank Confirmation dan Trade Checking).

b. Prosedur Analisis Kredit

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah calon debitur mempunyai kemauan dan kemampuan untuk membayar kembali kredit yang telah diterima dari bank tepat pada waktunya dan untuk mencegah terjadinya kredit macet. Analisis yang dilakukan pihak bank terhadap permohonan kredit terdiri dari tiga bagian yaitu:

1) Analisis Identifikasi Pemohon dan Usahanya

Dari permohonan yang telah diajukan oleh calon debitur, Account Officer menganalisis data tersebut secara tepat dan hati-hati. Analisis yang dilakukan adalah meneliti tentang data sebagai berikut:

a) Nama Pemohon

b) Alamat rumah dan usaha c) Bentuk Usaha

d) Jenis usaha e) Susunan pengurus


(56)

f) Legalitas dan izin usaha, terdiri dari KTP (Kartu Tanda Penduduk), Akte Pendirian, Akte Perubahan, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SITU/HO (Surat Izin Tempat Usaha), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), TDR (Tanda Daftar Rekanan), serta STPIK (Surat Tanda Pengusaha Industri Kecil).

g) Permohonan kredit berupa, besar permohonan, objek yang dibiayai, serta alasan permohonan kredit.

h) Riwayat Usaha, yaitu riwayat hubungan bisnis dengan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk.serta dengan bank lain.

2) Analisis dan Evaluasi 5C a) Analisis Watak (Character)

Character adalah sifat-sifat dari calon debitur baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Tujuan analisis watak adalah untuk melihat rasa tanggung jawab, kejujuran, keseriusan dalam bisnis dan keinginan untuk membayar semua kewajiban kepada bank dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Dalam menganalisis watak debitur antara lain ditinjau dari riwayat hubungan dengan bank, riwayat peminjam, reputasi dalam bisnis/keuangan, manajemen, serta legalitas usaha.

b) Analisis Kemampuan (Capacity)

Untuk mendapatkan kepastian mengenai kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya maka dilakukan analisis mengenai kegiatan usaha calon debitur, meliputi: aspek manajemen, aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek teknis. Keterangan-keterangan tersebut diperoleh


(57)

melalui pembukuan dan catatan-catatan yang ada pada calon debitur, wawancara dengan supplier, customer, pihak manajemen maupun pengurus dari instansi setempat

c) Analisis Modal (capital)

Analisis ini memerlukan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi calon debitur yang disajikan dalam tiga periode. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menghitung modal sendiri adalah: (1) Harus ada pemisahan aset yang jelas untuk kepentingan pribadi dan

usaha, hutang yang digunakan untuk kehidupan pribadi dengan kegiatan usaha.

(2) Perhitungan besarnya nilai asset harus didasarkan pada prinip akuntansi, yaitu didasarkan pada harga historis dan nilai harus konsisten untuk periode berikutnya.

(3) Nilai equity dapat diperoleh dari pengurangan nilai total asset yang digunakan untuk membiayai operasional.

(4) Untuk debitur yang memiliki usaha lain, agar membuat konsolidasi atas laporan keuangan yang ada, ataupun diambil dari usaha yang paling dominan dengan tetap mempertimbangkan usaha-usaha yang lain sebagai sumber usaha dan penghasilan tambahan.

d) Analisis Jaminan (collateral)

Jaminan ini dapat berupa jaminan material, surat berharga, garansi resiko yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayaran kembali


(58)

kredit sesuai dengan yang diajukan. Penilaian terhadap barang-barang jaminan meliputi:

(1) Peranan agunan kredit yaitu digunakan untuk kegiatan operasional. (2) Jenis-jenis agunan kredit yaitu tanah dan bangunan.

(3) Nilai agunan yaitu diatas nilai pinjaman.

(4) Penilaian agunan yaitu dengan taksiran harga pasar.

(5) Bentuk pengikat agunan yaitu dengan menyimpan surat sertifikat tanah dan surat-surat lainnya yang menjadi agunan.

e) Analisis Keadaan Ekonomi (condition of economy) Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan adalah:

(1) Hal pemasaran, permintaan, penawaran, produksi, tagihan, selera, dan bentuk persaingan.

(2) Perubahan peraturan pemerintah.

(3) Kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi kelancaran usaha debitur.

3) Penilaian Aspek-Aspek Kredit

Analisis ini memfokuskan pada faktor-faktor tertentu yang dianggap penting sesuai dengan jenis usahanya. Analisis kredit ini dikelompokkan dalam 6 aspek kredit yaitu:

a) Aspek Hukum

Analisis aspek ini menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan perusahaan pemilik proyek dari segi hukum/legalnya mencakup:


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ainun , 2007.Analisis Efektivitas Prosedur Pemberian Kredit sebagai Alat dalam

Meningkatkan Kualitas Kredit pada PT Bank Bukopin Tbk Cabang Medan,

Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Djohan, Warman, 2000. Kredit Bank, PT Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Jusuf, Jopie, 2003. Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta

Kesuma, Dwi Yufika, 2008, Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit

Agunan Deposito Mandiri pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Medan Ahmad Yani, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Komaruddin, 2004. Ensiklopdia Manajemen, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Muljono, P, 2004. Manajemen Perkreditan Bank Komersil, BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Rudi Tri, 2006. Kredit Usaha Perbankan, Penerbit Andi Yogyakarta,

Yogyakarta.

Reed, Edward. W dan Edward K. Gill, 2005. Bank Umum, Bumi Aksara, Jakarta.

Rivai, Veithzal, 2007. Bank and Financial Institution Management, PT Grafindo

Persada, Jakarta.

Tjoekam, H. Moh, 2000. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Weston, J. Fred, 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik

PenulisanProposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi,

Medan.


(2)

LAMPIRAN

PERUSAHAAN A NERACA

Per 31 Desember 2005, 2006, 2007 (Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 36.992.000 60.800.000 62.480.000 Pitang Usaha 50.000.000 142.560.000 135.948.000 Persediaan Barang 500.000.000 737.728.000 1.103.912.000 JUMLAH AKTIVA LANCAR 586.992.000 941.088.000 1.302.340.000

AKTIVA TETAP - - -

Tanah dan Bangunan 500.000.000 500.000.000 500.000.000 Kendaraan 30.000.000 30.000.000 30.000.000 Peralatan Pabrik/Kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Akumulasi Penyusutan (100.320.000) (150.480.000) (200.640.000) JUMLAH AKTIVA TETAP 449.680.000 399.520.000 349.360.000 TOTAL AKTIVA 1.036.672.000 1.340.608.000 -

PASSIVA - - -

HUTANG JANGKA PENDEK - - -

Hutang Dagang 30.000.000 23.660.000 23.496.000

Hutang BRI - 62.668.000 98.260.000

Hutang Lainnya 45.076.000 - -

JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 75.076.000 86.328.000 121.756.000

JUMLAH HUTANG JK. PANJANG - - -

JUMLAH HUTANG 75.076.000 86.328.000 121.756.000

MODAL SENDIRI - - -

Modal Disetor 502.160.000 502.160.000 502.160.000 Laba Ditahan 215.984.000 459.436.000 752.120.000 Laba Tahun Berjalan 243.452.000 292.680.000 275.664.000 JUMLAH MODAL SENDIRI 961.596.000 1.254.280.000 1.529.928.000 TOTAL PASSIVA 1.036.672.000 1.340.608.000 1.651.700.000

PERUSAHAAN A LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005, 2006, 2007

(Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

Penjualan Bersih 1.682.880.000 2.019.456.000 2.103.600.000 HPP 1.262.160.000 1.514.592.000 1.577.700.000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 420.720.000 504.864.000 525.900.000 Biaya Administrasi Penjualan Umum 84.144.000 100.972.000 105.180.000 Laba (Rugi) Operasional 336.576.000 403.892.000 420.720.000 Biaya Bunga - - - Biaya Penyusutan 50.160.000 50.160.000 50.160.000 Biaya Lainnya - - - Pendapatan setelah Bunga dan Penyusutan 286.416.000 344.332.000 324.312.000 Penghasilan Lainnya - - - Laba Sebelum Pajak (EBIT) 286.416.000 344.332.000 324.312.000 PPH Badan 42.964.000 51.648.000 48.648.000 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 243.452.000 292.680.000 275.664.000


(3)

PERUSAHAAN B NERACA

Per 31 Desember 2005, 2006, 2007 (Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 12.000.000 18.248.000 56.432.000

Pitang Usaha 180.800.000 341.848.000 347.000.000 Persediaan Barang 366.060.000 502.480.000 625.680.000 JUMLAH AKTIVA LANCAR 558.860.000 862.576.000 1.101.112.000 AKTIVA TETAP - - - Tanah dan Bangunan 369.508.000 369.508.000 369.508.000 Kendaraan 100.000.000 100.000.000 400.000.000 Peralatan Pabrik/Kantor 8.000.000 8.000.000 8.000.000 Akumulasi Penyusutan - (60.800.000) (121.600.000) JUMLAH AKTIVA TETAP 477.508.000 416.708.000 655.908.000 TOTAL AKTIVA 1.036.368.000 1.279.284.000 1.685.020.000 PASSIVA - - - HUTANG JANGKA PENDEK - - - Hutang Dagang 41.000.000 28.656.000 63.924.000 Hutang BRI 140.000.000 102.480.000 160.608.000 Hutang Lainnya - - - JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 181.000.000 131.136.000 224.532.000 JUMLAH HUTANG JK.

PANJANG - - - JUMLAH HUTANG 181.000.000 131.136.000 224.532.000 MODAL SENDIRI - - - Modal Disetor 309.508.000 309.508.000 309.508.000 Laba Ditahan 285.268.000 545.860.000 838.640.000 Laba Tahun Berjalan 260.592.000 292.776.000 312.340.000 JUMLAH MODAL SENDIRI 855.368.000 1.148.148.000 1.460.488.000 TOTAL PASSIVA 1.036.368.000 1.279.284.000 1.685.020.000

PERUSAHAAN B LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005, 2006, 2007

(Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

Penjualan Bersih 1.154.000.000 1.557.900.000 1.577.372.000 HPP 750.100.000 1.012.636.000 1.025.292.000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 403.900.000 545.264.000 552.080.000 Biaya Administrasi Penjualan Umum 92.320.000 109.052.000 110.416.000 Laba (Rugi) Operasional 311.580.000 436.212.000 441.664.000 Biaya Bunga 35.000.000 62.968.000 49.804.000 Biaya Penyusutan - 60.800.000 60.800.000 Biaya Lainnya 4.000.000 6.000.000 8.400.000 Pendapatan setelah Bunga dan Penyusutan 272.580.000 306.444.000 322.660.000 Penghasilan Lainnya 34.000.000 38.000.000 44.800.000 Laba Sebelum Pajak (EBIT) 306.580.000 344.444.000 367.460.000 PPH Badan 45.988.000 51.668.000 55.120.000 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 260.592.000 292.776.000 312.340.000


(4)

PERUSAHAAN C NERACA

Per 31 Desember 2005, 2006, 2007 (Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 22.480.000 24.048.000 62.480.000

Pitang Usaha 152.840.000 186.084.000 580.000.000 Persediaan Barang 467.360.000 716.840.000 874.480.000 JUMLAH AKTIVA LANCAR 642.680.000 926.972.000 1.500.960.000 AKTIVA TETAP - - - Tanah dan Bangunan 580.000.000 580.000.000 1.200.000.000 Kendaraan 580.000.000 580.000.000 1.200.000.000 Peralatan Pabrik/Kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Akumulasi Penyusutan (102.800.000) (205.600.000) (308.400.000) JUMLAH AKTIVA TETAP 698.000.000 595.200.000 1.112.400.000 TOTAL AKTIVA 1.420.680.000 1.522.172.000 2.629.360.000 PASSIVA - - - HUTANG JANGKA PENDEK - - - Hutang Dagang 46.168.000 44.520.000 45.368.000 Hutang BRI 133.280.000 36.108.000 278.168.000 Hutang Lainnya - - 302.052.000 JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 179.448.000 80.628.000 625.588.000 JUMLAH HUTANG JK.

PANJANG - - - JUMLAH HUTANG 179.448.000 80.628.000 625.588.000 MODAL SENDIRI - - - Modal Disetor 620.000.000 620.000.000 620.000.000 Laba Ditahan 222.480.000 541.232.000 947.552.000 Laba Tahun Berjalan 318.752.000 406.324.000 436.220.000 JUMLAH MODAL SENDIRI 1.161.232.000 1.441.544.000 2.003.772.000 TOTAL PASSIVA 1.340.680.000 1.522.172.000 2.629.360.000

PERUSAHAAN C LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005, 2006, 2007

(Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

Penjualan Bersih 2.540.240.000 3.175.300.000 3.572.212.000 HPP 1.905.180.000 2.381.476.000 2.679.160.000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 635.060.000 793.824.000 893.052.000 Biaya Administrasi Penjualan Umum 127.012.000 190.520.000 250.056.000 Laba (Rugi) Operasional 508.048.000 603.308.000 643.000.000 Biaya Bunga 30.248.000 22.480.000 27.000.000 Biaya Penyusutan 102.800.000 102.800.000 102.800.000 Biaya Lainnya - - - Pendapatan setelah Bunga dan Penyusutan 375.000.000 478.028.000 513.200.000 Penghasilan Lainnya - - - Laba Sebelum Pajak (EBIT) 375.000.000 478.028.000 513.200.000 PPH Badan 56.252.000 71.848.000 76.980.000 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 318.752.000 406.324.000 436.220.000


(5)

PERUSAHAAN D NERACA

Per 31 Desember 2005, 2006, 2007 (Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 18.000.000 61.048.000 57.000.000

Pitang Usaha 240.000.000 362.000.000 380.800.000 Persediaan Barang 700.000.000 742.480.000 838.480.000 JUMLAH AKTIVA LANCAR 958.000.000 1.165.528.000 1.276.280.000 AKTIVA TETAP - - - Tanah dan Bangunan 200.000.000 600.000.000 600.000.000 Kendaraan 48.000.000 48.000.000 48.000.000 Peralatan Pabrik/Kantor 10.080.000 10.080.000 10.080.000 Akumulasi Penyusutan - (22.560.000) (45.120.000) JUMLAH AKTIVA TETAP 332.076.000 709.516.000 686.956.000 TOTAL AKTIVA 1.290.076.000 1.875.044.000 1.963.236.000 PASSIVA - - - HUTANG JANGKA PENDEK - - - Hutang Dagang 31.384.000 46.080.000 45.000.000 Hutang BRI 144.000.000 402.808.000 117.756.000 Hutang Lainnya 17.664.000 - - JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 193.048.000 448.888.000 162.756.000 JUMLAH HUTANG JK. PANJANG - - - JUMLAH HUTANG 193.048.000 448.888.000 162.756.000 MODAL SENDIRI - - - Modal Disetor 343.908.000 343.908.000 343.908.000 Laba Ditahan 460.532.000 753.120.000 1.082.248.000 Laba Tahun Berjalan 292.588.000 329.128.000 374.324.000 JUMLAH MODAL SENDIRI 1.097.028.000 1.426.156.000 1.800.480.000 TOTAL PASSIVA 1.290.076.000 1.875.044.000 1.963.236.000

PERUSAHAAN D LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005, 2006, 2007

(Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

Penjualan Bersih 1.126.744.000 1.633.780.000 1.838.000.000 HPP 732.384.000 1.143.644.000 1.286.600.000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 394.360.000 490.132.000 551.400.000 Biaya Administrasi Penjualan Umum 90.140.000 114.364.000 128.660.000 Laba (Rugi) Operasional 304.220.000 375.768.000 422.740.000 Biaya Bunga 30.080.000 39.000.000 34.600.000 Biaya Penyusutan - 22.560.000 22.560.000 Biaya Lainnya - - - Pendapatan setelah Bunga dan Penyusutan 274.140.000 314.208.000 365.580.000 Penghasilan Lainnya 70.080.000 73.000.000 74.800.000 Laba Sebelum Pajak (EBIT) 344.220.000 387.208.000 440.380.000 PPH Badan 51.632.000 58.080.000 66.056.000 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 292.588.000 329.128.000 374.324.000


(6)

PERUSAHAAN E NERACA

Per 31 Desember 2005, 2006, 2007 (Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas 20.000.000 20.840.000 102.560.000 Pitang Usaha 220.000.000 342.568.000 502.572.000 Persediaan Barang 1.000.000.000 1.488.248.000 1.822.480.000 JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.240.000.000 1.851.656.000 2.427.620.000 AKTIVA TETAP - - - Tanah dan Bangunan 1.000.000.000 1.150.000.000 1.150.000.000 Kendaraan 600.000.000 600.000.000 600.000.000 Peralatan Pabrik/Kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Akumulasi Penyusutan - 102.400.000 204.800.000 JUMLAH AKTIVA TETAP 1.620.000.000 1.667.600.000 1.565.200.000 TOTAL AKTIVA 2.860.000.000 3.519.256.000 3.992.820.000 PASSIVA - - - HUTANG JANGKA PENDEK - - - Hutang Dagang 96.484.000 40.924.000 22.380.000 Hutang BRI - 330.052.000 491.292.000 Hutang Lainnya 332.000.000 - - JUMLAH HUTANG JK. PENDEK 428.484.000 370.976.000 513.672.000 JUMLAH HUTANG JK. PANJANG - - - JUMLAH HUTANG 428.484.000 370.976.000 513.672.000 MODAL SENDIRI - - - Modal Disetor 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 Laba Ditahan 938.000.000 1.431.516.000 2.148.280.000 Laba Tahun Berjalan 493.516.000 716.764.000 690.868.000 JUMLAH MODAL SENDIRI 2.431.516.000 3.148.280.000 3.479.148.000 TOTAL PASSIVA 2.860.000.000 3.519.256.000 3.992.820.000

PERUSAHAAN E LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2005, 2006, 2007

(Dalam Rupiah)

Uraian 2005 2006 2007

Penjualan Bersih 3.225.600.000 4.032.000.000 4.200.000.000 HPP 2.257.920.000 2.620.800.000 2.730.000.000 Laba (Rugi) Kotor Usaha 967.680.000 1.411.200.000 1.470.000.000 Biaya Administrasi Penjualan Umum 354.816.000 362.880.000 378.000.000 Laba (Rugi) Operasional 612.864.000 1.048.320.000 1.092.000.000 Biaya Bunga - 70.168.000 142.568.000 Biaya Penyusutan - 100.000.000 100.000.000 Biaya Lainnya 32.256.000 32.500.000 34.248.000 Pendapatan setelah Bunga dan

Penyusutan 580.608.000 843.252.000 812.784.000 Penghasilan Lainnya - - - Laba Sebelum Pajak (EBIT) 580.608.000 843.252.000 812.784.000 PPH Badan 87.092.000 126.488.000 121.916.000 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 493.516.000 716.764.000 690.868.000