Peningkatan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan berbasiskan UMKM

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 11 15. Pengembangan implementasi e-government dalam penyelenggaraan pemerintahan. 16. Pengembangan perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi dan berbasis teknologi informasi. 17. Peningkatan penegakan hukum dan peraturan perundang undangan di tengah masyarakat. 18. Mengikutsertakan lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi lainnya dalam penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan. 19. Peningkatan pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan pengarusutamaan gender. Adapun Fokus kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 adalah : 1. Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan struktural, peningkatan jenjang pendidikan, diklat teknis fungsional, bimbingan teknis, seminar dan workshop. 2. Pengembangan dan peningkatan fasilitas diklat aparatur sesuai standar. 3. Optimalisasi penerapan SPM, SOP dan Implementasi UU ASN. 4. Pemberian reward dan punishment. 5. Pengawasan dan monitoring aparatur secara berkelanjutan. 6. Optimalisasi penataan pengelolaan barang milik daerah. 7. Pengawasan status barang milik daerah. 8. Pemantapan sisitim informasi anggran dan barang milik daerah 9. Menindaklanjuti hasil temuan BPK secara komprehensif. 10. Pemantapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD. 11. Optimalisasi Pelaksanaan SPM dan SOP Pelayanan public. 12. Optimalisasi pelayanan terpadu Kecamatan PATEN 13. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana yang memadai. 14. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. 15. Optimalisasi penerapan Sistim Informasi pelayanan public 16. Optimalisasi diklat pelayanan public. 17. Implementasi SPIP dan pelaporan serta pengawasan lainnya. 18. Optimalisasi pelaksanaan rencana aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi melalui RAPK. 19. Pengawasan penggadaan barang dan jasa. 20. Penataan, penggabungan dan penghapusan kelurahan serta evaluasi SOTK. 21. Peningkatan pengembangan kerjasama diberbagai bidang pembangunan. 22. Penerapan e-government dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui optimalisasi hardware, software dan brainware 23. Peningkatan sistem penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah. 24. Peningkatan Sistem informasi Perencanaan Pembangunan daerah SIPPD. 25. Penegakan peraturan daerah 26. Pembinaan Ormas dan Partai Politik. 27. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. 28. Pembinaan dan pengembangan lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi lainnya. 29. Optimalisasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta pengarusutamaan gender.

3. Peningkatan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan berbasiskan UMKM

Kota Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat yang terletak dibagian timur, kearah Kota Pekanbaru Propinsi Riau, terus berbenah membangun masyarakat dan daerah dengan sistem ekonomi kerakyatan. Dengan jumlah penduduk 122.450 jiwa pada tahun 2012 dan luas wilayah 8.043 Ha, serta terletak pada posisi strategis yang berada pada titik penghubung Kota Padang dan Kota Pekanbaru Provinsi Riau, maka peluang membangun ekonomi daerah punya prospek yang menjanjikan. Pembangunan ekonomi Kota Payakumbuh didukung oleh lapangan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM sebagai basis ekonomi daerah, yang jumlahnya telah mencapai ±16.925 unit, karena itu konsep ekonomi kerakyatan yang diusung oleh pakar ekonomi dan pemerintah akan dapat diwujudkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah dapat berjalan secara RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 12 bersinergi baik pada tingkatan pemerintahan maupun masyarakat dan dunia usaha. Beberapa capaian pembangunan Kota Payakumbuh sampai tahun 2012 adalah berkat berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang dimotori oleh sektor UMKM. Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa berkembang secara bersama, apakah disektor pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa-jasa. Untuk membangunan ekonomi kerakyatan ada beberapa strategi yang dilakukan pemerintah, begitu juga halnya dengan Pemerintah Kota Payakumbuh, yaitu : a. Perlindungan UMKM Usaha mikro home industri, pedagang kaki lima, petani penggarap, warung, usaha perorangan, dll yang berpendapatan rendah dan banyak tergolong miskin, perlu diberikan perlindungan melalui pembinaan dan bantuan crash program pelatihan, bantuan modal dana bergulir, dan peralatan kerja sehingga mampu tumbuh, dan berkembang menjadi usaha kecil yang bisa membuka lapangan kerja secara terbatas kepada lingkungannya. Fasilitasi pengembangan usaha mikro dilakukan melalui koperasi sebagai wadah usaha bersama sehingga usaha mikro dan koperasi perlu pembinaan bersama pula oleh Departemen Koperasi, UKM dan Pemerintah Daerah. Dimasa krisis ekonomi, kelompok usaha mikro lebih rentan dibandingkan usaha kecil dan menengah karena modal usaha sangat terbatas. Dengan terbatasnya modal maka pelaku usaha sulit untuk membedakan mana yang untuk konsumsi dan mana yang untuk investasi. Tidak jarang pelaku usaha mikro jatuh ketangan rentenir sehingga terbelit hutang, dan tentu saja usaha mikro banyak yang jatuh bangun. Keadaan seperti itu tidak akan memperbesar usaha mikro tetapi justru mematikan usaha dan makin memperlebar jurang kemiskinan dan memperbanyak pengangguran. Beranjak dari itu dan berpengalaman kepada pelaksanaan program crash program dana bergulir yang dikeluarkan pemerintah, seperti: Program IDT, PDM-DKE, dan sebagainya dalam rangka penanggulangan kemiskinan sebagai dampak krisis moneter dan krisis ekonomi global, maka pemerintah Kota Payakumbuh, sejak tahun 2003 telah menyiapkan lembaga pembiayaan yang didanai oleh APBD. Kelembagaan tersebut diberi nama Badan Pinjaman Dana Bergulir BPDB dengan sasaran usaha mikro dan koperasi Simpan Pinjam. Dengan modal awal sebesar Rp. 1,5 milyar kini telah berkembang menjadi BLUD dana bergulir usaha mikro beromzet sekitar 21 milyar. Dengan agunan berupa BPKB kendaraan bermotor, sertifikat tanah, verguining pertokoan maka pelaku usaha mikro dapat perkuatan modal sebesar Rp. 5.000.000,- hingga Rp. 30.000.000,- untuk usaha home industri, kerajinan, dagang harian, pedagang pasar, pedagang kaki lima, pertanian, peternakan, jasa, dan koperasi. Dengan program ini pula pedagang garendong yang menjual kebutuhan harian rumah tangga dari pasar tradisional Ibuh bisa berkembang, mulai dari gerobak ke sepeda dan sepeda motor. Dengan bersepada motor pedagang garendong lebih mobile yang mampu menjangkau ibu rumah tangga hingga ke daerah hinterland seperti Kabupaten Tanah Datar, Agam dan Lima Puluh Kota. Begitu pesatnya perkembangan pedagang garendong hingga perputaran uang di pasar Ibuh setiap pagi mencapai sekitar Rp. 2 milyar. b. Pemberdayaan UMKM Usaha kecil industri, petani agribisnis, pedagang, peternak ayam petelur, rumah makan, perbengkelan, usaha bordir dsb yang mempekerjakan beberapa orang dengan usaha yang bersifat informal, perlu diberdayakan oleh pemerintah melalui pelatihan kewirausahaan, pinjaman dana bergulir, fasilitasi pemasaran dan kemitraan usaha. Dengan pemberdayaan tersebut maka ke depan diharapkan usaha kecil bisa berkembang menjadi usaha menengah dan usaha menengah menjadi usaha besar yang mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih besar pula. Pemberdayaan usaha kecil diupayakan berkelompok untuk memudahkan pembinaan. Kelompok masyarakat Pokmas jika membentuk wadah disebut kelembagaan, jika disektor pertanian terdapat kelembagaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani Poktan dan Gapoktan, maka di sektor industri dan perdagangan dinamakan asosiasi, RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 13 dan berbagai nama kelembagaan ekonomi lainnya. Pemberdayaan kelembagaan dan pelaku ekonomi ini di Kota Payakumbuh dilakukan secara komprehensif dan terpadu, artinya semua permasalahan yang di hadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah, difasilitasi oleh pemerintah dari hulu up stream sampai ke hilir down stream baik disisi produksi, distribusi, permodalan, maupun pemasaran. Namun tentu saja dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan anggaran daerah maupun dukungan pemerintah pusat dan propinsi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM butuh fasilitasi dan subsidi dari pemerintah dalam penyediaan faktor produksi, mulai dari bibit berkualitas, pupuk, dan sarana produksi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas serta kualitas. Selain itu juga butuh tambahan modal untuk peningkatan skala usaha dan produksi yang difasilitasi oleh kelembagaan pembiayaan seperti Koperasi, BLUD Dana Bergulir Usaha Mikro, LKMA, KMN, dan Perbankan sehingga diharapkan usaha usaha kecil menjadi usaha menengah. Selanjutnya hasil produksi butuh pasar untuk pelemparan komoditi, baik pasar lokal, dan regional. Ditingkat lokal sudah tersedia pasar tradisional dan Sub Terminal Agribisnis STA, ditingkat regional sudah ada kantor penghubung di Batam dan untuk ekspor ke luar negeri perlu kerjasama Chanel of Distribution antara LO Batam dengan Singapura atau Malaysia. Dalam proses produksi up stream, tanaman pangan misalnya padi, mulai dari bibit, pupuk, dan saprodi dibantu oleh pemerintah termasuk tenaga penyuluh lapangan. Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum untuk memfasilitasi dan mendukung peningkatan produktifitas pertanian, termasuk kualitas hasil produksi. Kemudian dari sisi pemasaran down stream seperti tanaman sayuran dan palawija, pemerintah telah memfasilitasi terbentuknya Sub Terminal Agribisnis STA diantara kelompok tani Poktan dan Gapoktan di setiap Kecamatan yang hingga saat ini sudah berjumlah 10 sepuluh STA. Agar STA dapat beroperasi dengan lancar dan berkembang dengan baik maka STA di integrasikan dengan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKMA, sehingga di lokasi STA telah berintegrasi 3 tiga kelembagaan, yaitu Gapoktan dari sisi produksi, LKMA permodalan, dan STA pemasaran. Dengan berkembangnya STA semua petani di Kota Payakumbuh tidak perlu ragu-ragu menanam komoditi yang laku di pasaran, karena berapun jumlah hasil produksi tetap bisa ditampung oleh STA untuk dipasarkan ke daerah Hinterland Riau, Jambi dan wilayah Sumatera Barat lainnya. Beberapa STA hingga kini sudah cukup berkembang berkat bantuan Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kota, sehingga wilayah keanggotaannya tidak terbatas di wilayah kota tetapi sudah masuk ke wilayah Kabupaten Limapuluh Kota sesuai dengan hamparan lahan produksi. Dengan berkembangnya STA ini diharapkan ke depan akan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tentunya juga diharapkan adanya peningkatan Sub Terminal Agribisnis STA menjadi Terminal Agribisnis TA bagi wilayah Sumatera Barat Bagian Timur sehingga berskala regional. Tidak hanya dari sisi tanaman pangan, Kota Payakumbuh juga tengah menyiapkan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu, yang mengintegrasikan lokasi Pasar Ternak, Rumah Potong Hewan, Laboratorium percontohan, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, dan Instalasi Pengolahan Pakan di Kawasan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur. Pasar ternak dan RPH di Payobasung merupakan relokasi dari tempat semula yang berada di pusat kota dan sudah tidak memadai lagi untuk digunakan, apalagi dikembangkan. Pembangunan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu ini, terutama RPH, didanai oleh 4 empat sumber pendanaan, yaitu : Peralatan dan mesin berasal dari bantuan negara Spanyol; laboratorium percontohan dan kandang karantina dari Pemerintah Pusat; Bangunan Utama dan IPAL dari pemerintah Propinsi; dan sarana pendukung lainnya oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Saat ini Pasar ternak sudah selesai dibangun dan telah dimanfaatkan sejak awal tahun 2011, sedangkan RPH sudah ditetapkan menjadi UPTD RPH Dinas Peternakan RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 14 Propinsi Sumatera Barat dan nantinya akan diserahterimakan ke Pemerintah kota Payakumbuh. Kawasan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu ini ke depan diharapkan menjadi sentra agribisnis yang ditangani dengan pola Agropolitan. Persiapan kearah itu telah direspon oleh Pemerintah Pusat melalui propinsi dengan mengalokasi dana untuk penyiapan Infrastruktur di kawasan Bukit Panjang Patah Sembilan sebesar 2,8 Milyar. Lokasi ini ke depan diharapkan menjadi berskala regional karena berada diperbatasan Kabupaten Limapuluh Kota ke arah Timur. c. Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM UMKM perlu penguatan untuk kepemilikan aset dan peningkatan kapasitas sehingga berdaya saing. Untuk itu perlu difasilitasi akses ke perbankan untuk mendapatkan kredit, pemberian insentif, subsidi, dan penciptaan iklim usaha yang sehat. Selain itu usaha mikro kecil dan menengah juga perlu difasilitasi untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kemitraan, baik dengan usaha besar maupun usaha sejajar dalam bentuk kegiatan yang saling melengkapi dan mendukung sehingga saling menguntungkan Akhirnya dengan berkembangnya usaha mikro kecil dan menengah UMKM yang dilindungi, diberdayakan, dan diperkuat oleh pemerintah dan pemerintah daerah sehingga produksi dan produktifitasnya meningkat baik disektor pertanian, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa-jasa maka perekonomian daerah akan tumbuh lebih cepat dan tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang lebih luas sehingga akan lebih banyak menyerap angkatan kerja. Dengan demikian masalah pengangguran dan kemiskinan akan dapat ditekan dan di atasi. Pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis UMKM sangat erat kaitannya dengan kelembagaan koperasi terutama dalam upaya penguatan modal dan pemasaran hasil produksi, karena itu pengembangan UMKM tidak terlepas dengan upaya pengembangan koperasi yang jumlahnya sudah mencapai 149 Koperasi Selain itu upaya untuk mendorong investasi dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah juga terus dikembangkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang terkait dengan penciptaan iklim usaha yang kondusif dan bersaing, penataan regulasi perizinan, pengembangan pola kemitraan dan kerjasama daerah serta pengembangan kawasan dan peningkatan infrastruktur perekonomian. Dengan kondisi tersebut diatas, maka tujuan peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasiskan UMKM pada tahun 2015 adalah meningkatkan kapasitas UMKM dalam peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja dan menurunkan tingkat kemiskinan di kota Payakumbuh. Kemudian sasaran yang akan dicapai dari prioritas ini adalah: a. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tahun 2015 mencapai 6,94 dan peningkatan pendapatan perkapita menjadi Rp.20.177.130,22,- dengan menerapkan arah kebijakan : 1. Pengembangan lapangan usaha, dengan fokus kegiatan melanjutkan pembangunan prasarana dan sarana ekonomi 2. Peningkatan nilai tambah produk, dengan fokus kegiatan : a Optimlaisasi pemanfaatan prasarana dan prasarana ekonomi. b Pembinaan dan penyuluhan bagi pelaku usaha c Penguatan modal dan kelembagaan. d Perintisan dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dengan resiko yang lebih terukur. b. Meningkatnya jumlah investor di Kota Payakumbuh : 1. Peningkatan iklim usaha untuk mendorong investasi dengan fokus kegiatan peningkatan regulasi dan promosi investasi RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 15 2. Mewujudkan kemudahan dalam berinvestasi dengan fokus kegiatan optimalisasi pelayanan publik 3. Meningkatkan investasi dalam bentuk pembentukan modal tetap bruto PMTB sebesar12,08 dengan fokus kegiatan optimalisasi kerjasama daerah untuk mengembangkan aktifitas ekonomi bersama secara adil, proporsional dan sehat. c. Meningkatnya persentase kualitas dan produksi pertanian, perikanan dan kehutanan, dengan menerapkan arah kebijakan : 1. Mendorong pembenahan subsistim hulu sampai hilir, terutama pada subsistim budidaya dan pengolahan hasil dengan fokus kegiatan : a Pengembangan kawasan pertanian dengan pola agropolitan b Peningkatan populasi ternak ikan c Peningkatan SDM penyuluh dan petani d Penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian e Pembinaan dan penguatan kelembagaan petani f Optimalisasi penerapan teknologi pertanian g Otimalisasi pemanfaatan hutan untukdiversifikasi usaha h Pemanfaatan dan pelestarian hutan melalui partisipasi masyarakat i Menajlin hubungan kemitraan yang sinergis, saling menunjang j Peningkatan fungsi STA dan TA d. Meningkatnya pemanfaatan lahan untuk potensi pertanian, perikanan dan kehutanan dengan menerapkan arah kebijakan 1. Revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan: a Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kritis b Pemanfaatan lahan di bantaran sungai e. Meningkatnya penataan kawasan pengembangan ekonomi, dengan menerapkan arah kebijakan : 1. Penataan kawasan ekonomi yang jelas, tegas dan konsisten guna menjamin kelangsungan usaha dengan fokus kegiatan: a Lanjutan revitalisasi pasar Ibuh, pasar tradisional dan pusat pertokoan. b Penataan pedagang kaki lima dan kuliner malam 2. Membangun dan mengembangkan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi kota atau sub pusat pengembangan kota sesuai RTRW Kota Payakumbuh dengan fokus kegiatan a Pengembangan sentra-sentra outlet perdagangan. b Menfasilitasi terwujudnya pasar satelit f. Meningkatnya akses ke permodalan dan pemasaran untuk peningkatan kapasitas UMKM dan Koperasi dengan menerapkan arah kebijakan 1. Pengembangan dan pemberdayaan UMKM dan koperasi dengan fokus kegiatan fasilitasi peningkatan akses permodalan bagi pelaku ekonomi 2. Pengembangan kelembagaan ekonomi dan pembiayaan untuk mendukung akses ke permodalan dan pemasaran dengan fokus kegiatan pemberdayaan kelembagaan ekonomi dan pembiayaan untuk mendorong aktivitas ekonomi kota koperasi, BLUD, STA, LKMA, KMN, perusahaan daerah, CSR dan lainnya g. Meningkatnya penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam pengembangan industri dan kerajinan rakyat dengan menerapkan arah kebijakan. - Pemberdayaan usaha dalam peningkatan kualitas hasil industri dan kerajinan rakyat dengan fokus kegiatan a Peningkatan keterampilan, kewirausahaan dan manajemen usaha b Peningkatan produktifitas dan kualitas daya saing produk industri dan kerajinan menggunakan teknologi tepat guna. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 16 4. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Berdasarkan evaluasi dan permasalahan yang dihadapi pada bab 2, maka sasaran yang akan dicapai pada prioritas Peningkatan Kualitas Kesehatan tahun 2015 adalah : a. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bayi Anak yang diukur dari: 1 Menurunnya angka kematian bayi dan kasus kematian ibu melahirkan 2 Meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 di atas 95 3 Meningkatnya persentasi cakupan pelayanan anak balita minimal 75 4 Meningkatnya persentase desakelurahan UCI Universal child Imunization minimal 90 b. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 1 Meningkatnya Kesembuhan penderita TBC di atas 90 2 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan. c. Meningkatnya fungsi rumah sakit umum dalam melayani kesehatan masyarakat. d. Meningkatnya pencapaian keluarga PHBS di atas 75 . e. Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kebijakan yang ditempuh pada tahun 2015 adalah : 1 Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif 2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan rujukan. 3 Peningkatan penyehatan lingkungan dan pencegahan serta pemberantasan penyakit menular dan tidak menular 4 Peningkatan kualitas kesehatan keluarga 5 Peningkatan Klasifikasi RSU menuju Tipe B pada tahun 2017. 6 Peningkatan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. 7 Peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 8 Standarisasi Pelayanan Puskesmas. 9 Peningkatan ketersediaan obat. Fokus kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 adalah : 1 Optimalisasi Promosi dan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Anak. 2 Deteksi dini kesehatan masyarakat di puskesmas. 3 Perbaikan Gizi Ibu hamil dan Status Gizi Balita. 4 Peningkatan kualitas SDM Tenaga Kesehatan medis dan paramedis yang kompeten di puskesmas. 5 Optimalisasi Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 6 Mempertahankan persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100. 7 Mempertahankan angka persalinan oleh tenaga Kesehatan kompeten sebesar 100 . 8 Angka persentase cakupan pelayanan nifas 100 . 9 Angka persentase cakupan neonatus dengan komplikasi pada tahun 2014 100 dan pada tahun 2015 diperkirakan tetap 100 . 10 Mempertahankan persentase cakupan kunjungan bayi sebesar 100 . 11 Mempertahankan Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan sebesar 100 . 12 Penanggulangan penyakit menular. 13 Penanggulangan penyakit tidak menular. 14 Melakukan penyuluhan kesehatan dan lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan. 15 Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. 16 Peningkatan kualitas SDM RSU. 17 Pemenuhan prasarana dan sarana Layanan Spesialis. 18 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas dokter Spesialis. 19 Peningkatan kerjasama daerah dalam pengembangan RSU. 20 Peningkatan pemanfaatan Pelayanan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan. 21 Optimalisasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 IV - 17 22 Pengembangan Lingkungan Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. 23 Fasilitasi Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kesehatan. 24 Optimalisasi Manajemen Pelayanan Kesehatan. 25 Peningkatan kualitas SDM Puskesmas. 26 Fasilitasi Pengadaan obat essensial dan sangat essensial

5. Peningkatan Iman dan Taqwa