12
menjadi dua, yaitu output prestasi akademik dan output prestasi nonakademik. Output prestasi
akademik misalnya nilai ujian, lomba karya ilmiah remaja, lomba mata pelajaran, cara-cara berfikir
kritis, kreatif, rasional, ilmiah. Sedangkan output nonakademik misalnya keingintahuan yang tinggi,
harga diri, kejujuran, kerja sama, kerajinan, olahraga, kesenian, dan kepramukaan.
2.1.3. Implementasi MBS
Implementasi MBS memerlukan upaya-upaya terintegrasi sehingga pelaksanaan tugas berbagai
komponen sekolah tidak tumpang tindih dan saling lempar tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menurut Hasbulah 2006 implementasi MBS
perlu memperhatikan beberapa faktor, yaitu: 1.
Sekolah dituntut
melaksanakan pengelolaan
sumberdaya secara transparan, demokratis, tanpa monopoli,
dan bertanggung
jawab terhadap
masyarakat dan pemerintah; 2.
Pemerintah berperan merumuskan kebijakan pendidikan yang menjadi prioritas nasional dan
meluruskan pelaksanaan
MBS. Sekolah
menjabarkan sesuai dengan potensi sekolah;
13
3. Perlu dibentuk school council komite sekolah yang
beranggotakan guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat;
4. MBS menuntut perubahan perilaku kepala sekolah,
guru, dan tenaga administrasi menjadi lebih profesional ;
5. Dalam meningkatkan profesionalisme yang terkait
dengan MBS
perlu diadakan
pelatihan dan
sejenisnya; 6.
Keefektifan MBS dapat dilihat dari indikator- indikator
sejauh mana
sekolah dapat
mengoptimalkan organisasi
sekolah, proses
pembelajaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan administrasi.
MBS adalah suatu proses, oleh karenanya implementasinya melalui langkah operasional tertentu
yang sistematis.
Menurut Depdiknas
2005 implementasi MBS di sekolah melalui: 1 menyusun
data dan profil sekolah yang komprehensif, akurat, valid, dan sistematis; 2 melakukan evaluasi diri,
menganalisis kelemahan
dan kekuatan
seluruh komponen sekolah; 3 mengidentifikasi kebutuhan
sekolah, merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan bagi siswa
berdasarkan hasil evaluasi diri; 4 menyusun program kerja jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan
visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan, yang
14
diprioritaskan pada peningkatan mutu pendidikan; 5 mengimplementasikan program kerja; 6 melakukan
monitoring dan evaluasi atas program kerja yang diimplementasikan; 7 menyusun program lanjutan
untuk tahun berikutnya atas dasar hasil monitoring dan evaluasi.
Selanjutnya, MBS dapat dilaksanakan jika memperhatikan hal-hal berikut: 1 ada dukungan dari
pihak-pihak yang berkepentingan stake holders, seperti
masyarakat dan
pemerintah daerah
kotakabupaten; 2 lembaga pendidikan memiliki kemampuan pembaharuan; 3 proses pendidikan
mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat; 4 pelayanan pendidikan dapat mengembangkan potensi
anak secara
maksimal dengan
memperhatikan perbedaan individu siswa; 5 lingkungan sekolah
mendukung pencapaian visinya; dan 6 potensi sumberdaya sekolah dan masyarakat mendukung
tercapainya target yang ditetapkan.
2.1.4. Peran serta Masyarakat dalam Implementasi