Epidemiologi Tuberkulosis dan Riwayat Alamiahnya

dan uji kepekaan, dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja tidak dibenarkan karena foto toraks tidak selalu memberi gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Kemenkes RI, 2011.

2.5 Gejala-gejala Tuberkulosis

Gejala utama Pasien TB Paru adalah batuk berdahak terus menerus selama 2- 3 minggu atau lebih. Gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan. Gejala- gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronchitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka suspek pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis lansung Kemenkes RI, 2011.

2.6 Epidemiologi Tuberkulosis dan Riwayat Alamiahnya

Sumber penularan adalah pasien TB yang pemeriksaan Basil Tahan Asam BTA positif, pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak droplet nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi diruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Daya penularan seorang pasien ditentukan Universitas Sumatera Utara oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut Widoyono, 2011. Risiko penularan tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1, berarti 10 orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. Menurut WHO ARTI di Indonesia bervariasi antara 1–3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberculin negatif menjadi positif. Kemenkes RI, 2011 Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak akan menjadi pasien TB, hanya sekitar 10 dari yang terinfeksi yang akan menjadi pasien TB. Dari keterangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1, maka diantara 100.000 penduduk, terinfeksi 1.000 orang, rata-rata terjadi 100 pasien TB setiap tahun, 50 pasien diantaranya adalah BTA positif. Risiko menjadi sakit TB Hanya sekitar 10 yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIVAIDS dan malnutrisi gizi buruk. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB Universitas Sumatera Utara INFEKSI TERPAJAN TB MATI KRONIS TB RESISTEN OBAT Risiko menjadi TB bila dengan HIV: • 5-10 setiap tahun • 30 lifetime Jumlah kasus TB BTA+ Faktor lingkungan : Ventilasi Kepadatan Dalam ruangan Faktor Perilaku HIV+  Malnutrisi  Penyakit DM, immunosupresan 10  Keterlambatan diagnosis dan pengobatan  Tatalaksana tak memadai  Kondisi kesehatan Konsentrasi Kuman Lama kontak transmisi SEMBUH menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler cellular immunity, sehingga jika terjadi infeksi penyerta oportunistic infection, seperti tuberkulosis. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula. Perjalanan alamiah TB yang tidak diobati setelah lima tahun, 50 dari pasien TB akan meninggal, 30 akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 20 berlanjut mengeluarkan kuman dan tetap sebagai sumber penularan untuk beberapa tahun sebelum meninggal. Pasien TB ekstraparu satu diantara dua akan meninggal dan yang lain secara spontan akan sembuh dengan meninggalkan cacat Kemenkes RI, 2011. Faktor risiko kejadian TB , secara ringkas dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1. Faktor Risiko Kejadian TB Kemenkes RI, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.7 Pencegahan Tuberkulosis