Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat seseorang atau sekelompok orang, baik di lingkungan keluarga, di jalan, atau pun di kantor, dan dimana saja melakukan interaksi sosial. Mereka berinteraksi sosial dalam bentuk yang beraneka ragam. Interaksi sosial yang mereka lakukan dapat menuju pada suatu kerjasama atau menuju kepada suatu persaingan/ pertentangan.

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang ter- jadi dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.

1. Proses-Proses yang Assosiatif

Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu interaksi sosial yang memiliki kesamaan pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu:

a. Kerjasama

Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara seseorang atau kelompok dalam

mencapai satu tujuan yang sama. Bentuk kerjasama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan

Sumber: www.hawaiipictures.com

Gambar 3.11

istilah gotong royong. Gotong royong pada dasarnya

Kerja sama yang dibina dalam suatu kelompok akan

mencerminkan suatu interaksi sosial masyarakat

memudahkan untuk menca-

Indonesia dalam wujud kerjasama. Saat ini negara-

pai tujuan yang diinginkan.

negara di dunia saling bekerjasama untuk mencegah bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global (global warming).

b. Akomodasi

Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu perten- tangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

66 Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII

Menurut Gillin dan Gillin (2003: 70), akomodasi sama artinya dengan pengertian adaptasi. Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa orang mula-mula saling ber- tentangan saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan. Misalnya, proses akomodasi dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) melalui perjanjian damai.

Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate , dan ajudikasi.

c. Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-

Sumber: Indonesia welcomes you,

perbedaan yang terdapat antara orang perorangan 1997

Gambar 3.12

atau kelompok-kelompok manusia. Dalam proses Asimilasi merupakan suatu asimilasi, setiap orang mengidentifikasi dirinya dengan

proses yang ditandai dengan

kepentingan-kepentingan serta tujuan kelompok. adanya usaha-usaha Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui mengurangi perbedaan.

beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, sikap terbuka dari penguasa, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, dan adanya musuh bersama dari luar. Budaya betawi merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan, baik Cina, Jawa, Portugis, dan Islam.

2. Proses-proses yang Disossiatif

Proses-proses disossiatif sering disebut sebagai proses yang bersifat oposisi. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada beberapa macam bentuk proses disossiatif yaitu sebagai berikut.

a. Persaingan atau Kompetisi

Persaingan adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari

Sumber: Indonesia welcomes you, 1997

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan

Gambar 3.13

tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu

Persaingan yang terjadi

persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan di sekolah antarsiswa kelompok. Dalam pelaksanaannya, persaingan ini merupakan persaingan yang

memiliki beberapa bentuk, yaitu persaingan ekonomi, bernilai positif. persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan

Kehidupan Sosial Kehidupan Sosial

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat berfungsi sebagai:

1. menyalurkan keinginan-keinginan individu dan kelompok yang bersifat kompetitif;

2. sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing;

3. untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya;

4. untuk menghasilkan pembagian kerja yang

efektif.

b. Kontravensi

Kontraversi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera- guan terhadap kepribadian seseorang. Dengan kata lain kontraversi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur- unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.

Gambar 3.14

D dalam kelas akan ada upaya untuk menyangkal pernyataan atau pendapat orang lain.

Sumber: www.hawaiipictures.com

Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker (2003:71), ada lima bentuk kontravensi, yaitu:

68 Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII

1. yang umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.

2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain, memaki-maki melalui surat, sms, mencerca, dan lain-lain

3. yang intensif mencakup penghasutan, menyebar- kan gosif, dan lain-lain

4. yang rahasia, umpamanya membocorkan rahasia kepada pihak lain, berkianat, dan sebagainya

5. yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, meng- ganggu atau membingungkan fihak lain, dan lain-lain

c. Pertentangan (Pertikaian atau Konflik)

Pribadi seseorang ataupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga dapat menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertentangan adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Faktor yang menyebabkan terjadinya pertentangan antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.

Kompetisi merupakan bentuk persaingan yang bersifat positif. Bukankah kalian selalu bersaing dnegan temanmu untuk menjadi juara di kelas. Semenatara kontravensi adalah bentuk persaingan yang bersifat negatif karena mengarah pada konflik. Sementara. Demikianlah bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Aktivitas Kelompok

Apakah kalian pernah mengalami salah paham Apakah di antara kalian ada yang pernah terlibat konflik? Jika pernah kalian alami, bagaimana cara menyelesaikan konflik itu agar persahabatan kalian tetap terbina?

Kehidupan Sosial