Seniman Pro Disabilitas

VI. Seniman Pro Disabilitas

Terdapat seniman-seniman non penyandang disabilitas yang bekerja untuk seni disabilitas: utamanya anak-anak dan remaja. Dua orang seniman adalah seniman tari dan teater: Ketut Bendesa dan Jasmine Okubo dan seorang seniman lukis, Mirah. Ketut Bendesa dan Mirah sudah cukup lama Terdapat seniman-seniman non penyandang disabilitas yang bekerja untuk seni disabilitas: utamanya anak-anak dan remaja. Dua orang seniman adalah seniman tari dan teater: Ketut Bendesa dan Jasmine Okubo dan seorang seniman lukis, Mirah. Ketut Bendesa dan Mirah sudah cukup lama

Figure 29. Jasmine Okubo melatih Tuna Rungu (Sumber: Dokumentasi

Peneliti).

Di sisi lain, Jasmine Okubo memiliki portofolio karya dan prestasi nasional sehingga jaringannya relatif lebih luas dibandingkan Ketut Bendesa maupun Mirah. Karyanya yang dipentaskan di TEdX Ubud dengan membawa penari- penari tuli mendapakan apresiasi yang positif serta pemberitaan yang luas. Di antara ketiganya, Ketut Bendesa Di sisi lain, Jasmine Okubo memiliki portofolio karya dan prestasi nasional sehingga jaringannya relatif lebih luas dibandingkan Ketut Bendesa maupun Mirah. Karyanya yang dipentaskan di TEdX Ubud dengan membawa penari- penari tuli mendapakan apresiasi yang positif serta pemberitaan yang luas. Di antara ketiganya, Ketut Bendesa

Ketut Bendesa merupakan pelatih seni di Yayasan Cahaya Mutiara Ubud sekaligus melatih anak-anak tuli di lingkungannya dan Komunitas Seni Jari Menari Denpasar. Jasmine Okubo mendampingi PORTADIN (Persatuan Orang Tua Penyandan Disabilitas) yang kebanyakan memiliki anak-anak tuli. Sedangkan Mirah mendampingi beberapa anak dan remaja autisme untuk melukis.

Ketiganya berusaha mempopulerkan karya-karya penyandang disabilitas. Jasmine

Okubo pernah mementaskan karyanya (Kukusan Paon) bersama dengan penari-penari tuli dalam acara TedX Ubud serta membawa anak remaja tuli sebagai asistennya dalam suatu workshop tari. Ketut Bendesa sering mementaskan tari anak-anak tuli di acara seni yang rutin Ia gelar atau berdasarkan undangan pementasan. Sedangkan Mirah berencana untuk mulai memasukkan karya lukis anak asuhnya dalam pameran Okubo pernah mementaskan karyanya (Kukusan Paon) bersama dengan penari-penari tuli dalam acara TedX Ubud serta membawa anak remaja tuli sebagai asistennya dalam suatu workshop tari. Ketut Bendesa sering mementaskan tari anak-anak tuli di acara seni yang rutin Ia gelar atau berdasarkan undangan pementasan. Sedangkan Mirah berencana untuk mulai memasukkan karya lukis anak asuhnya dalam pameran

Figure 30. Ketut sedang melatih Tuna Rungu (Sumber: Dokumentasi peneliti). Latar belakang Jasmine Okubo adalah rasa kasihan dan

penasaran/merasa tertantang untuk membimbing anak- anak difabel. Sedangkan bagi Ketut Bendesa dan Mirah, pembimbingan bagi anak-anak difabel untuk berkesenian adalah bagian dari kesempatan untuk membuat mereka lebih percaya diri dan dapat membuka wawasan penasaran/merasa tertantang untuk membimbing anak- anak difabel. Sedangkan bagi Ketut Bendesa dan Mirah, pembimbingan bagi anak-anak difabel untuk berkesenian adalah bagian dari kesempatan untuk membuat mereka lebih percaya diri dan dapat membuka wawasan

Ketiganya memiliki pendapat sama bahwa interaksi dengan penyandang disabilitas membutuhkan kesabaran dan kegigihan yang tinggi. Keterbatasan dalam komunikasi merupakan salah satu tantangannya, karena ketiganya memiliki pengalaman interaksi dengan tuli dan autisme. Keterlibatan dengan anak remaja tuli, akhirnya membuat Ketut Bendesar dan Jasmine Okubo mulai belajar pengguanaan bahasa isyarat. Ketiganya menyatakan bahwa peranan orang tua sangat besar untuk membantu kemajuan anak dalam berkesenian. Seringkali anak-anak disabilitas yang memiliki bakat seni namun tidak terdukung oleh orang tua maka maka akan menyulitkan usaha Ketiganya memiliki pendapat sama bahwa interaksi dengan penyandang disabilitas membutuhkan kesabaran dan kegigihan yang tinggi. Keterbatasan dalam komunikasi merupakan salah satu tantangannya, karena ketiganya memiliki pengalaman interaksi dengan tuli dan autisme. Keterlibatan dengan anak remaja tuli, akhirnya membuat Ketut Bendesar dan Jasmine Okubo mulai belajar pengguanaan bahasa isyarat. Ketiganya menyatakan bahwa peranan orang tua sangat besar untuk membantu kemajuan anak dalam berkesenian. Seringkali anak-anak disabilitas yang memiliki bakat seni namun tidak terdukung oleh orang tua maka maka akan menyulitkan usaha

Ketiga seniman tersebut tidak membuat karya khusus yang membawa tema disabilitas. Penari-penari yang dilatih oleh Ketut Bendesa kebanyakan membawakan tarian tradisional Bali. Karya yang dipentaskan oleh Jasmine Okubo juga tidak bertemakan isu disabilitas. Begitu pula dengan karya lukis Mirah maupun dorongan Mirah kepada anak-anak asuhnya tidak mengarah kepada isu-isu disabilitas.

Walaupun sama-sama mendampingi penari tuli, namun Ketut Bendesa dan Jasmine Okubo memiliki teknik berbeda untuk melatih dan menampilkan karya mereka. Ketut Bendesa menciptakan gerakan isyarat dengan jarinya untuk gerakan-gerakan khusus yang ada pada tarian tradisional Bali. Oleh karena itu saat anak asuh tulinya tampil, Ia akan berada di depan panggung dan memberikan isyarat jari sebagai acuan bagi penarinya dalam bergerak. Sedangkan Jasmine Okubo hanya memberikan instruksi Walaupun sama-sama mendampingi penari tuli, namun Ketut Bendesa dan Jasmine Okubo memiliki teknik berbeda untuk melatih dan menampilkan karya mereka. Ketut Bendesa menciptakan gerakan isyarat dengan jarinya untuk gerakan-gerakan khusus yang ada pada tarian tradisional Bali. Oleh karena itu saat anak asuh tulinya tampil, Ia akan berada di depan panggung dan memberikan isyarat jari sebagai acuan bagi penarinya dalam bergerak. Sedangkan Jasmine Okubo hanya memberikan instruksi