kesehatan. Contoh : susu rendah lemak untuk orang yang menjalani diet rendah lemak.
2.1.2 Keamanan Pangan
Menurut Undang-Undang No 71996 yang dikutip oleh Hardiansyah, dkk 2001 tentang pangan, bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan pangan tercermin dari angka keracunan pangan di suatu
Negara. Keracunan pangan pada prinsipnya disebabkan karena seseorang memakan pangan yang mengandung senyawa beracun. Senyawa beracun tersebut mungkin saja
terkandung di dalam pangan secara alami, tercemar lingkungan, terbentuk akibat proses pengolahan, atau terbentuk karena hidupnya mikroba pembentuk racun
Arisman, 2009.
2.1.3 Penyebab Ketidakamanan Pangan
Menurut Baliwati,dkk 2004, penyebab makanan dikatakan berbahaya adalah karena makanan tersebut dicemari zat-zat yang membahayakan kehidupan dan juga
karena di dalam makanan itu sendiri telah terdapat zat-zat yang membahayakan
kesehatan.
Adapun penyebab ketidakamanan pangan dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain:
1. Segi gizi, jika kandungan gizinya berlebihan yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit degeneratif seperti jantung, kanker dan diabetes.
Universitas Sumatera Utara
2. Segi kontaminasi, jika pangan terkontaminasi oleh mikroorganisme
ataupun bahan-bahan kimia. Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut foodborne
disease, yaitu segala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahansenyawa beracun atau organisme patogen Hardiansyah dkk,
2001. Oleh karena itu, untuk memperbaiki atau meningkatkan fungsional pangan digunakan bahan kimia yang disebut BTP Bahan Tambahan Pangan. Namun, Sering
sekali BTP yang digunkan adalah bahanzat yang dilarang untuk pangan Baliwati dkk, 2004.
2.2 Bahan Tambahan Pangan BTP 2.2.1 Defenisi Bahan Tambahan Pangan BTP