G2 θ
= 1-0.4 = 0.6
Gejala 3 : Epofora Maka : G2bel
= 0.3 G2
θ = 1-0.3
= 0.7
Gejala 4 : Kelopak mata berwarna merah Maka : G2bel
= 0.6 G2
θ = 1-0.6
= 0.4
Maka untuk mencari rumus GPn digunakan rumus:
Maka nilai GPn dari gejala di atas adalah: 4
. 7
. 6
. 1
. 1
6 .
3 .
4 .
9 .
GPn
0168 .
1 0648
.
GPn
9832 .
0648 .
GPn
06590 .
GPn
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka didapatkan hasil densitas dari gejala-gejala tersebut diatas adalah 0.06590.
3.8. Analisa Kebutuhan Sistem
Ada istilah yang mengatakan bahwa mengobati pasien adalah seni. Pola pikir dan cara mengobati pasien pada setiap dokter tidaklah sama, bergantung pada pengetahuan dan
pengalaman dokter tersebut dalam mengobati pasien. Sistem pakar untuk diagnosa penyakit dalam ini bekerja dengan mengadaptasi pengetahuan dan kreativitas dokter
dalam mengobati pasien serta didukung dengan literatur-literatur yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan penyakit dalam, baik dari buku-buku kedokteran maupun dari internet. Setelah mengamati dan mencari informasi baik dari pakar atau dokter maupun pengguna atau
pasien, diketahui bahwa jenis penyakit dalam sangat banyak dan gejala yang menyertainya sangat kompleks dan beberapa penyakit memiliki gejala yang hampir
sama. Sistem pakar ini dibuat untuk memberikan pengetahuan diagnosa awal kepada
pengguna tentang penyakit yang diderita serta juga sebagai alat bantu bagi seorang dokter untuk dapat mengambil keputusan atau diagnosa yang tepat terhadap suatu
gejala sehingga diperoleh pengobatan yang tepat. Perancangan sistem ini meliputi: 1.
Sistem mengadaptasi pemikiran pakar dalam mendiagnosa penyakit dalam yang dituangkan dalam suatu kaidah diagnosa.
2. Sistem menganalisa masukan pengguna dengan aturan yang ditetapkan.
3. Sistem dapat mengambil keputusan berdasarkan masukan dari pengguna.
4. Sistem memberikan informasi berupa pengetahuan kepada pengguna
mengenai angka kemungkinan penyakit dalam yang diderita berdasarkan kerluaran certainty factor dari masukan gejala yang dialami.
Sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Studio Visual Basic 2010 supaya user friendly atau mudah dalam penggunaan dan mudah dalam
pengembangan selanjutnya.
3.9. Model Perancangan Aplikasi Menggunakan Flowchart Sistem
Perancangan prosedural pada sistem ini menggunakan flowchart yang berguna untuk menggambarkan tahap penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan simbol-
simbol. Model perancangan aplikasi menggunakan flowchart sistem dapat diuraikan secara lengkap sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Flowchart System Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar.
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor Dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar.
Mulai
Tampil form gejala
Input gejala data gejala
Rule base Certainty Factor
CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]
Data tersimpan dan Tampil hasil perhitungan CF
Cek hasil perhitungan
CF
sukses?
ya tidak
Selesai
Universitas Sumatera Utara
2. Flowchart Sistem Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar.
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Analisis Perbandingan Hasil Antara Metode Certainty Factor Dan Metode Dempster Shafer Dalam Sistem Pakar.
Mulai Tampil form gejala
Input gejala data gejala
Basis pengetahuan
Hitung nilai plausibility
Hitung matriks terkombinasi
Hitung nilai M3Z
Data tersimpan dan Tampil hasil perhitungan demster shafer
Cek perhitungan
DS
sukses?
ya tidak
Selesai
Universitas Sumatera Utara
3.10. Perancangan Antarmuka