Sikap keluarga dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita Tindakan keluarga dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap semakin positif terhadap objek tersebut.

2.2. Sikap keluarga dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup Notoatmodjo,2007. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap dalam kategori baik sebanyak 54 orang 78,3. Hali ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Malikhah 2012 dimana sebagian besar ibu memiliki sikap yang favorable mendukung terhadap pencegahan dan penanggulangan secara dini kejadian diare pada balita. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita 2012 di Kelurahan Tegal Sari Mandala Medan, dimana sebagian besar sikap responden 70 masuk dalam kategori sedang tentang penanganan awal diare pada balita. Hasil penelitian yangberbeda dalam pencegahan dan penanganan diare ini, dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda-beda tiap responden dalam Universitas Sumatera Utara membentuk sikap. Karena dalam membentuk suatu sikap yang utuh membutuhkan 3 komponen pokok, yaitu kepercayaan keyakinan, kehidupan emosional terhadap suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak Notoatmodjo, 2003.

2.3. Tindakan keluarga dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden memiliki tindakan dalam kategori baik, yaitu sebanyak 57 orang 82,6. Hal ini sesuai dengan penelitian Fediani 2012 dimana sebagian besar responden memiliki tindakan baik mengenai diare pada balita. Namun, berbeda dengan penelitian Pujiastuti 2003 dimana mayoritas tindakan responden adalah kurang yaitu sebanyak 49,8. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persentase tindakan lebih besar daripada persentase pengetahuan dan sikap. Menurut Notoatmodjo 2007, stimulus berupa materi atau objek yang diterima oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan. Hal ini karena subjek tidak mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Akan tetapi, tindakan yang didasarkan pada pengetahuan akan berlangsung lama.

2.4. Perilaku keluarga dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita