perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Sedangkan Pasal 1243 KUHPerdata menyatakan Penggantian
biaya, kerugian, dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai untuk memenuhi perikatan itu, tetap melalaikannya, atau
jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya.
Namun untuk dapat dinyatakan wanprestasi, maka harus melalui Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
5
Berdasarkan latar belakang diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian hukum
yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul:Kekuatan Hukum Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Dalam Perjanjian Kredit Bank.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kedudukan bank pemegang hak tanggungan dalam hal debitur wanprestasi
2. Upaya hukum apa yang dilakukan kreditur bank dalam hal debiturwanprestasi dengan
pembebanan hak tanggung atas dasar surat kuasa membebankan hak tanggungan SKMHT
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Agar pembahasan tidak meluas, maka dipandang perlu adanya pembatasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup masalah adalahkedudukan bank
pemegang hak tanggungan dalam hal debitur wanprestasi dan Upaya hukum apa yang dilakukan
5
J. Satrio, 2012, Wanprestasi Menurut KUHPerdata, Doktrin, Dan Yurisprudensi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, h.2.
kreditur bank dalm hal debitur wanprestasi dengan pembebanan hak tanggungan atas dasar surat kuasa membebankan hak tanggungan SKMHT.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat didalam dunia pendidikan di Indonesia, maka mahasiswa diwajibkan untuk mampu menunjukan orisinalitas dari penelitian yang tengah
dibuat dengan menampilkan, beberapa judul penelitian skripsi atau disertasi terdahulu sebagai pembanding. Adapun dalam penelitian kali ini, peneliti akan menampilkan 2dua Skripsi yang
pembahasannya berkaitan dengan perjanjian kredit bank dengan surat kuasa membebankan hak tanggungan:
No Judul Penulis
Rumusan Masalah 1.
Pelaksanaan Perjanjian
Kredit Bank Dalam Hal Surat
Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan Yang Dibuat
Tidak Diikuti dengan Akta Pemberian
Hak Tanggungan
Ni Wayan Sukna Ekajayanti
Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas
Udayana, Denpasara, Tahun
2014. 1.
Bagaimana akibat
hukum pelaksanaan
perjanjian kredit
dalam hal SKMHT tidak diikuti dengan
APHT? 2.
Bagaimanakah kedudukan
bank sebagai
kreditur apabila SKMHT tidak
diikuti dengan APHT dalam
hal debitur
wanprestasi?
2. Perlindungan Hukum Bagi
Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan
Hak Tanggungan Susanti
Program Pascasarjana
Universitas Islam
Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta
1. Bagaimana
upaya perlindungan
hukum dalam perjanjian kredit
dengan jaminan
hak tanggungan oleh BRI
Cabang Temanggung
Unit Kandangan? 2.
Bagaimana mekanisme
penyelesaian kredit macet di
BRI Cabang
Temanggung Unit
Kandangan?
Tabel 1.2. Daftar Penelitian Penulis No Judul Skripsi
Penulis Rumusan Masalah
1. Kekuatan Hukum Surat
Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan Dalam Perjanjian Kredit Bank
Mitia Intansari,Fakultas
Hukum Universitas
Udayana, Tahun
2016. 1.
Bagaimana kedudukan bank
pemegang hak
tanggungan dalam hal debitur wanprestasi?
2. Upaya hukum apa yang
dilakukan kreditur bank dalam
hal debitur
wanprestasi dengan
pembebanan hak
tanggung atas dasar surat kuasa membebankan hak
tanggungan SKMHT
1.5 Tujuan Penelitian