Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan : 1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit. 2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak
wajar. d. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum. e. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan
auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya
dengan klien.
2.1.2 Going Concern
Going concern menurut Belkaoi 1997 : 135 adalah suatu dalil yang
menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab
serta aktivitas-aktivitasnya yang tidak berhenti. Dalil ini memberi gambaran bahwa suatu entitas akan diharapkan untuk beroperasi dalam jangka waktu
yang tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju ke arah likuidasi. Diperlukannya suatu operasi yang berlanjut dan berkesinambungan untuk
menciptakan suatu konsekuensi bahwa laporan keuangan yang terbit di suatu periode mempunyai sifat sementara sebab masih merupakan satu rangkaian
laporan keuangan yang berkelanjutan. Mewujudkan proyek, tanggung jawab, dan aktivitas merupakan
petunjuk adanya operasi suatu entitas. Dampak dari operasi itu akan tergambar pada laporan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan juga
mencerminkan kebijakan yang dipilih atau ditetapkan manajemen untuk menjalankan operasinya.
Going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu
entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut menjadi bermasalah. Kajian
atas going concern dapat dilakikan dengan melihat kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Prediksi tentang kemungkinan
bangkrut atau tidaknya suatu perusahaan termasuk salah satu komponen keputusan tentang going concern Lenard et al., 2000.
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan
adanya going concern maka sauatu entitas dianggap akam mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang atau tidak akan
dilikuidasi dalam jangka pendek. Suatu entitas dianggap going concern apabila perusahaan dapat
melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan
dapat melanjutkan usahanya dan memenuhi kewajibannya dengan menjual aset dalam jumlah yang besar, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar,
merestrukturisasi hutang, atau dengan kegiatan serupa yang lain, hal yang demikian akan menimbulkan keraguan besar terhadap giong concern
perusahaan.
2.1.3 Manfaat Informasi Going Concern