77
BAB IV KEDUDUKAN SANKSI DALAM HUKUM
A. Hak dan Hukum
Hak itu memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya.
1
Hak pada dasarnya sesuatu yang melekat dalam diri setia
manusia dan keberadaannya melekat pada eksistensi manusia itu sendiri. Hukum mengatur hubungan
hukum, hubungan hukum itu terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan masyarakat dan antara individu itu
sendiri. Ikatan-ikatan itu tercermin pada hak dan kewajiban.
2
Dalam bahasa Eropa Kontinental, hak dan hukum dinyatakan dalam istilah yang sama, yaitu ius dalam
bahasa Latin, droit dalam bahasa Perancis, Recht dalam bahasa jerman, dan recht dalam bahasa Belanda.
3
Dalam literatur berbahasa belanda guna membedakan antara hak dan hukum digunakan istilah subjectief
1
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Sebuah Pengantar, Op.Cit., Hlm. 42.
2
Ibid,. Hlm. 40.
3
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi, Op.Cit., Hlm. 143.
recht untuk hak dan objectief recht untuk hukum.
4
Arti “subjectief recht” sesungguhnya adalah hak dan
kewajiban. Akan tetapi pada umumnya yang dimaksud dengan “subjectief recht” adalah hak saja tidak
termasuk kewajiban.
5
Hak pada dasarnya harus dilindungi oleh hukum, pandangan tersebut dipelopori oleh pemikir-pemikir
hukum alam. Akan tetapi pendapat bahwa hukum alamlah yang mengakui, menjaga dan mengawal hak-
hak alamiah manusia tentunya sulit diterima oleh paham-paham hukum yang bersifat positivisme.
6
Hart berpendapat bahwa jika misalnya ada yang namanya
“hak-hak moral” moral rights, maka hak-hak moral tersebut merupakan hak-hak alamiah natural rights.
Dan jika manusia ingin tetap eksissurvive harus ada hukum yang berisikan konten minimal minimum
content.
7
Pandangan positivistik berpendapat bahwa hak dibentuk atau diciptakan oleh hukum. Sehingga
pengakuan akan hak seluruhnya bergantung pada apakah peraturan perundang-undangan mengaturnya
4
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi, Op.Cit., Hlm. 143.
5
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Sebuah Pengantar, Op.Cit., Hlm. 42. Dikutip dari Knottenbelt, Inlending in
het Nederlandse recht, Hlm. 47, Algra, Rechtsingang, Hlm. 133, van Apeldoorn, Inlending tot de studie van het Nederlandserecht, Hlm.
33.
6
Munir Fuadi, Teori-Teori Grand Theory Dalam Hukum, Kencana PrenandaMedia Group, Jakarta, 2013, Hlm. 43.
7
Ibid., Hlm. 43
79
atau tidak. Maka dari itu hak hukum hanya dapat diidentifikasi melalui peraturan perundang-undangan
di luar itu tidak ada hak atau hayalan belaka. Hak yang tidak
dituangkan dalam
peraturan perundang-
undangan hanya imajiner dan tidak berarti apa-apa selain hayalan. Kalau seseorang mengatakan bahwa ia
memiliki hak untuk melakukan atau memperoleh sesuatu tetapi ia tidak bisa menuntutnya maka dari itu
hak tersebut hanya sebatas hayalannya saja. Hak harus dirumuskan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, di luar peraturan perundang- undangan tidak ada hak yang benar-benar hak,
sebagaimana dikemukakan oleh Jeremy Bentham “Dari hukum yang nyata timbul hak yang nyata.”
8
. Mengikuti pemahaman seperti ini sehingga jelaslah penganut
positivisme menganggap bahwa hak adalah bentukan hukum.
Ilustrasi hak dan hukum dapat digambarkan dengan mata uang logam dimana hak berada pada satu
sisi dan hukum berasa di sisi yang lain, pertanyaannya adalah apa yang berada pada sisi kepala dan apa yang
berada di sisi ekor.
9
Pemahaman yang mengatakan bahwa hak adalah bentukan hukum jika diikuti maka jelaslah hak baru
ada atau
lahir setelah
hukum mengaturnya.
8
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi, Op.Cit., Hlm. 142.
9
Ibid., Hlm. 143.
Pemahaman seperti ini adalah keliru untuk diluruskan. Sikap hormati itu memuncak dalam kerelaan hati
untuk melayani sesama manusia, bukan karena ada suatu hak padanya, tetapi karena timbullah rasa
kewajiban dalam hati sendiri.
10
Keberadaan hak
adalah perwujudan
dari eksistensi manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan,
Dalam hubungan dengan hukum alam, dalam ilmu hukum dikenal dua konsep yaitu hukum alam natural
law dan konsep hak-hak alamiah natural rights yang merupakan konsep hak asasi manusia. Dalam hal ini
hukum alam sebagai induknya melahirkan hah-hak alamiah sebagai anaknya. Karena itu, tanpa hukum
alam tidak mungkin ada hak-hak alamiah, karena hak alamiah manusia harus ada yang mengakui, menjaga,
dan mengawalnya. Jadi, yang mengakui, menjaga, dan mengawal hak-hak alamiah tersebut adalah hukum
alam, meskipun kaidah-kaidah hukum alam itu terkadang dapat muncul ke permukaan dalam bentuk
hukum positif.
11
Hak adalah eksistensi manusia itu sendiri, maka dari itu hak yang menetukan lahirnya hukum, bukan
hukum yang melahirkan hak, karena adanya hak maka hukum dituntut untuk melindunginya, Hukum adalah
turunan dari hak. Kembali pada mata uang koin maka
10
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum, Op.Cit., Hlm. 62
11
Munir Fuadi, Teori-Teori Grand Theory Dalam Hukum, Op.Cit., Hlm. 42-43
81
hak yang berada pada sisi kepala dan hukum yang berada pada sisi ekor.
B. Sifat Hukum