commit to user
36
•
Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di
bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Penginderaanpemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perizinan
orbit satelit.
C. Visi dan Misi Lapan V I S I
“Meningkatkan Peran Iptek Kedirgantaraan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan“
M I S I
1. Meningkatkan Penguasaan Teknologi Wahana Dirgantara dan Sistem Antariksa untuk Mencapai Kemandirian dalam Rangka Mendukung
Kesinambungan Pemanfaatan dan Pendayagunaannya, serta Menjaga Keutuhan NKRI
2. Meningkatkan Partisipasi dalam Pembangunan Ekonomi melalui Upaya Pemanfaatan Teknologi Dirgantara dalam Mendukung Pembangunan
Nasional Berkelanjutan 3. Meningkatkan Penguasaan Sains Atmosfer dan Antariksa dalam Rangka
Menguasai Pengetahuan tentang Sistem Bumi dan Sistem Matahari-Bumi
commit to user
37 untuk Pemanfaatannya di Indonesia dan Kontribusinya pada
Perkembangan Ilmu Pengetahuan 4. Meningkatkan Pengkajian Kebijakan dan Perundang-Undangan dalam
Bidang Kedirgantaraan untuk Keperluan Pembangunan Kedirgantaraan Nasional dan Perlindungan Kepentingan Indonesia dalam Pendayagaunaan
Dirgantara, serta Komunikasi Informasi Kedirgantaraan 5. Meningkatkan Manajemen, Sumber Daya, dan Kinerja Pelaksanaan
Program Lapan 6. Meningkatkan Kerjasama Penelitian, Hubungan antar Lembaga, Promosi
Hasillitbang Lapan serta Kerjasama Internasional
D. PROGRAM I. Pemanfaatan dan Pelayanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara
1. Produksi dan pelayanan data penginderaan jauh; 2. Pemanfaatan satelit penginderaan jauh untuk pengembangan ekonomi
nasional dan mitigasi bencana; 3. Rancang bangun teknologi dirgantara terapan spin-off dalam teknologi
konversi energi angin, teknologi telemetri dan komunikasi, teknologi monitoring posisi wahana, teknologi polimer, teknologi material komposit
dan teknologi perlindungan wilayah; 4. Pemanfaatan space science untuk peringatan dini perubahan iklim,
gangguan komunikasi radio, penentuan posisi berbasis satelit dan sebagainya.
commit to user
38
II. Penelitian, Pengembangan dan Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara
1. Penelitian, pengembangan, pemanfaatan penginderaan jauh satelit; 2. Penelitian, pengembangan dan rancang bangun teknologi penginderaan
jauh satelit; 3. Rancang bangun teknologi satelit mikro ruas antariksa dan ruas bumi;
4. Rancang bangun teknologi system wahana peluncur satelit mikro; 5. Penelitian variabilitas dan perubahan iklim serta dampaknya;
6. Penelitian polusi udara, gas rumah kaca dan ozon di Indonesia; 7. Penelitian hubungan antara matahari dan bumi;
8. Penelitian ionosfer untuk telekomunikasi radio, navigasi dan penentuan posisi berbasis satelit.
III. Pembinaan Kebijakan Kedirgantaraan Nasional
1. Politik dan hokum kedirgantaraan nasional; 2. Kelembagaan kedirgantaraan nasional.
IV. Program Diseminasi Informasi Kedirgantaraan
1. Pengembangan bisnis dirgantara; 2. Pengembangan sistem informasi kedirgantaraan;
3. Pemasyarakatan hasil litbang LAPAN dan iptek kedirgantaraan.
V. Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dirgantara
commit to user
39 1. Pengembangan sumber daya manusia;
2. Peningkatan perencanaan dan ketatalaksanaan; 3. Pengembangan prasarana fisik dan sarana penelitian.
CONTOH HASIL PROGRAM ANTARA LAIN :
1. Teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh. Bank data dan distribusi data penginderaan jauh
Deteksi sumber daya laut zona potensi penangkapan ikan ZPPI Pemantauan tata ruang kota
Pemantauan sumber daya lahan padi Pemantauan lingkungan
Penanggulangan bencana tsunami : informasi 3 D daerah tergenang Informasi bencana gunung Merapi dan Lumpur Sidoarjo
Monitoring kebakaran lahan dan hutan Prediksi curah hujan di Indonesia
Pemantauan iklim
2. Sains Atmosfer, iklim dan Antariksa Prakiraan iklim regional
Pemantauan Atmosfer dan Ionosfer Pemantauan orbit satelit dan space debris
commit to user
40 3. Teknologi Dirgantara.
Penelitian dan pengkajian sistem satelit Pembangunan satelit mikro
Spesifikasi satelit mikro LAPAN-TUBSAT Pengembangan stasiun bumi telemetri dan pengendali satelit.
Peluncuran satelit mikro LAPAN-TUBSAT Pengembangan roket sonda eksperimental
Upaya pengembangan motor roket. Uji statistic dan uji terbang motor roket
Misi dan muatan roket sonda eksperimental Pengembangan system kendali roket
Fasilitas uji terbang Pemeungpeuk, Jawa Barat Spesifikasi roket
Pengembangan kapal udara Airship untuk Video Monitoring. Pengembangan system konversi energi angina SKEA
Teknologi system konversi energi angin untuk peningkatan taraf hidup masyarakat.
Uji coba pemanfaatan SKEA
4. Analisis, Kebijakan, dan informasi kedirgantaraan. Merumuskan kebijakan Indonesia pada berbagai forum
Internasional dan regional yang berada di dalam dan di luar naungan
commit to user
41 Perserikatan Bangsa-Bangsa,khususnya yang terkait masalah-masalah
antariksa UNCOPUOS, RESAP,COSPAR, SCOSA, dan lain-lain Ratifikasi berbagai perjanjian internasional tentang antariksa :
a. Liability Convention 1972, melalui Keppres 20 tahun 1996. b. Registration Convention 1975, melalui Keppres 5 tahun 1997.
c. Rescue Agreement 1968, melalui Keppres 4 tahun 1999. d. Agreement for the Established of the Center for Space Science and
Education in Asia and Pacific CSSTEAP 1995, melalui Keppres 70 tahun 1999.
e. Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space, including the Moon and other Celestial Bodies Outer
Space Treaty 1967, melalui UU 16 tahun 2002. Kongres dan sidang paripurna Dewan Penerbangan dan Antariksa
Nasional RI DEPANRI: a. Sidang Paripurna pertama DEPANRI di Jakarta, 28 Mei 1994, menetapkan
kebijakan serta program jangka panjang menengah dan pendek bagi pembangunan kedirgantaraan nasional.
b. Kongres Kedirgantaraan Nasional Pertama DEPANRI di Jakarta, 3-4 Februari 1998 menetapkan :
commit to user
42 - konsep kedirgantaraan Nasional
- posisi Indonesia tentang orbit Geostasioner - kebijakan jangka panjang dan jangka pendek bagi pembangunan
kedirgantaraan nasional. c. Sidang paripurna kedua DEPANRI di Jakarta, 10 Desember 1998
mensyahkan keputusan kongres kedirgantaraan nasional pertama DEPANRI.
d. Kongres kedirgantaraan nasional kedua DEPANRI di Jakarta, 22-24 Desember 2003 bertepatan dengan peringatan 100 tahun penerbangan
internasional menetapkan kebijakan bagi 10 masalah utama dan mendesak tentang pembangunan kedirgantaraan nasional beserta langkah-
langkah penyelesaiannya. 5 Terbitan ilmiah.
Jurnal penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital Jurnal teknologi dirgantara
Jurnal sains dirgantara Jurnal analisis dan informasi kedirgantaraan
Majalah sains dan teknologi dirgantara Media dirgantara
Berita inderaja
commit to user
43 Buku ilmiah
6.Kerjasama nasional Keanggotaan antara lain :
Bakornas penaggulangan bencana dan pengungsi Dewan dan badan bimas ketahanan pangan
Badan koordinasi tata ruang nasional Panitia teknik energi
Evaluasi implementasi pembangkit listrik dari sumber energi baru dan terbarukan.
Penyusunan dokumen panduan pembangkit listrik skala kecil. Panitia teknik penyusunan rancangan standar nasional Indonesia
bidang energi baru. Forum komunikasi litbang pertahanan.
Panitia pengembangan satelit nasional-KRT. Panitia pengembangan peroketan nasional-KRT.
Kerja sama dengan instansi pusat, antara lain : Dep. ESDM, PPKTI, LH, Han,kehutanan, agama, pertanian, kelautan
dan perikanan, dagri, perhubungan. TNI dan POLRI
Kerja sama dengan Pemda, anatara lain :
commit to user
44 Propinsi : NAD, Sumbar, DKI, Jabar, Bengkulu, Sulsel, Gorontalo.
Kabupaten : Bantul, Wonogiri, Agam, Nunukan, Tanah Datar, Parepare, Jaya pura, Ketapang, Sambas, Aceh besar, Situbondo,
Kerawang, Indramayu, Bangkalan, Biak, Sibolga, Pekalongan, Ciamis, Garut.
Kerjasama dengan perguuan tinggi, antara lain: ITB, IPB, UI, UGM, ITS, UNDIP, Univ. Sam Ratulangi, Udayana,
Nusa Cendana-Kupang. 7 Kerjasama internasional.
Lapan membangun dan menjalin hubungan kerjasama internasional dengan organisasi mitradi bidang penelitian dan pengembangan serta
kebijakan kedirgantaraan dalam rangka: a. Melindungi kepentingan Indonesia dalam pendayagunaan
kedirgantaraan b. Memperoleh alih teknologi dirgantara
c. Memperoleh manfaat kemajuan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara yang saling menguntungkan.
d. Menjalin jaringan hubungan Indonesia di kalangan organisasi internasional bidang kedirgantaraan.
Kerjasama bilateral :
commit to user
45 Technical University Berlin TU Berlin
German Aerospace Center DLR Indian Space Research Organization ISRO
Russian Space Agency Rosaviakosmos Japan Aerospace Exploration Agency JAXA
National Institute of Communication Technology NICT, Japan. Nagoya University, Japan.
Energy Research Foundation ECN, Holland Teamwork Technology BV, Holland.
International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences ITC, Holland.
National Oceanographic and Atmospheric Administration NOAA. European Space Agency EU
Astronautic Technology, Sdn.Bhd., Malaysia Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization
CSIRO, Australia. China Precision Mechanic Import and Export Corp. CPMIEC, China.
China National Space Agency CSA Dan mitra kerja bilateral lainnya.
Partisipasi pada Organsasi International : United Nations Committee on Peaceful Uses of Outer Space UN-
COPUOS
commit to user
46 United Nations Regional Space Application Program RESAP
Center for Space Science and Technology Education in Asia and the Pacific, Affiliated to the United Nations CSSTEAP.
ASEAN COST-Sub Committee on Space Technology and Application SCOSA
International Austronautical Federation IAF Committee on Space Research COSPAR
Science Committee on Solar Terrestrial Physics SCOSTEP International GeosphereBiosphere program IGBP
Industrial Science and Technology Working Group ISTWGAPEC Asia Pacific Network on Global Change APN
Asia Pacific Regional Space Agency Forum APRSAF APSCO
commit to user
47
E. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan Lapan.