Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

Sarana pendidikan yang tersedia di Kabupaten Simalungun untuk tingkat SD sampai dengan SMA baik negeri maupun swasta berjumlah 1130 sekolah. Ditingkat SD jumlah sekolah negeri 838 sekolah, swasta sebanyak 77 sekolah.Ditingkat SLTP jumlah sekolah negeri 48 sekolah dan untuk tingkat SMA jumlah sekolah negeri 16 sekolah dan swasta sebanyak 28 sekolah http:www.bainfokomsumut.go.idonlineopen.php?id:simalungun. Salah satu sekolah negeri yang ada di Kabupaten Simalungun adalah SMAN 1 Bandar. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah negeri yang terbesar di Kabupaten Simalungun dan turut memberikan sumbangan terhadap nilai rata-rata hasil UN serta merupakan titik fokus dalam penelitian ini dengan metode yang ditatapkan pemerintah khususnya Depdiknas dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh ujian nasional terhadap mutu pendidikan di sekolah SMAN 1 Bandar Perdagangan Kec.Bandar Kab.Simalungun? Universitas Sumatera Utara 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh Ujian Nasional terhadap mutu pendidikan di SMAN 1 Bandar Kec. Bandar Kab. Simalungun

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah - Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan, khususnya lembaga pendidikan formal sehubungan dengan usaha dari lembaga pendidikan itu sendiri yang terus berusaha mencari model yang tepat bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia . - Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi khasanah keperpustakaan yang bermutu, serta masukan-masukan penting bagi institusi pendidikan serta dapat memberikan kontribusi kepada mahasiswa lainnya yang akan melakukan penelitian 1.5.Kerangka Teori Dalam kerangka teori peneliti akan menguraikan mengenai struktur sosial yang secara terperinci dijelaskan dalam struktur sosial dengan teori struktural fungsional. Teori struktural fungsionalisme mempelajari dan menerangkan kehidupan bermasyarakat dengan menguraikan konsekuensi-konsekuensi obyektif dari struktur Universitas Sumatera Utara sosial bagi kehidupan, baik yang bersifat positif maupun yang negatif, yang disadari maupun tidak disadari . Struktural fungsional juga memunculkan asumsi tentang hakekat manusia. Didalam fungsionalisme, manusia diperlukan sebagai abstraksi yang menduduki status dan peranan yang membantuk struktur sosial. Didalam perwujudannya, struktur fungsional memperlakukan manusia sebagai pelaku yang memainkan ketentuan- ketantuan yang telah dirancang sebelumnya sesuai dengan norma-norma aturan- aturan masyarakat. Artinya manusia dibentuk oleh struktur sosial dimana ia hidup, yang didalam melakukan tindakannya manusia memiliki beberapa pilihan alternatif yang secara sosial dimantapkan oleh tuntutan-tuntutan normatif. Dengan demikian manusia merupakan aktor-aktor yang memiliki kebebasan yang luas untuk melakukan apa yang meraka inginkan dan bukan sebagai robot-robot otomatis yang tindakan- tindakannya benar-benar telah ditentukan sebelumnya Poloma ,1987:45 . Pendekatan struktural fungsional dibangun atas asumsi bahwa masyarakat merupakan organisasi. Karena itu penekanan dari pendekatan ini pada umumnya diberikan kepada institusi sosial, dan pendidikan merupakan salah satu institusi sosial. Disamping itu teori ini cenderung memusatkan perhatian pada fungsi yang harus dipanuhi oleh setiap sistam yang hidup demi kelestariannya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan sistem terbuka yang menerima berbagi masukan misalnya penyelenggaraan program pendidikan yang salah satunya adalah ujian nasional UN. Talcott Parson dalam Doyle 1986:130-131 menawarkan konsep AGIL sebagai seperangkat prasayrat fungsional yang harus dipenuhi, yaitu: Universitas Sumatera Utara Adaptation Adaptasi Merupakan keharusan bagi sistem untuk menghadapi lingkungannya. Harus terdapat suatu penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntutan kenyataan yang keras yang mungkin tidak dapat diubah dari lingkungan, juga dapat dilakukan proses transformasi aktif dari situasi itu. G- Goal Attainment Pencapaian Tujuan Tindakan diarahkan bukan untuk mencapai tujuan pribadi, individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam suatu sistem sosial. Integration Integrasi Agar suatu sistem dapat berfungsi secara efektif, maka diperlukan adanya tingkat solidaritas diantara individu yang terlibat. Masalah integrasi merujuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang mampu menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerjasama dapat dikembangkan dan dipertahankan. L- Latent Pattern Maintenance Pemeliharaan pola-pola yang latent Suatu sistem sosial diharapkan mampu mengatasi kemungkinan bahwa suatu saat para anggotanya akan merasa letih dan jenuh, yaitu dengan pemeliharaan fungsi laten. Disamping menggunakan teori fungsional Parsons, peneliti juga menggunakan teori fungsional Robert K Merton yang menjelaskan bahwa analisis struktural fungsional memusatkan perhatian pada kelompok, organisasi, masyarakat dan kultur. Perbedaan analisa Parsons dan Merton terletak pada kajian Merton mengenai disfungsional serta fungsi manifest dan fungsi laten, dimana semua itu belum dijelaskan sebelumnya oleh Parsons. Merton dalam Ritzer 2004:142 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa setiap objek yang dapat dijadikan sasaran analisis struktural fungsional tentu mencerminkan hal yang standar artinya terpola dan berulang . Sasaran studi struktural fungsional antara lain adalah: peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultur, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial. Organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial dan sebagainya. Dimana struktur sosial lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Fungsi itu sendiri didefinisikan sebagai konsekuensi- konsekuensi yang dapat diamati yang dapat menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tersebut. Dalam pembahasan mengenai struktur sosial. Merton dalam Kamanto 2000:186 mengemukakan bahwa dalam struktur sosial dan budaya dijumpai tujuan, sasaran dan kepentingan yang didefenisikan sebagai tujuan yang sah bagi seluruh atau sebagian anggota masyarakat. Institusi dan struktur budaya mengatur cara yang harus ditempuh untuk meraih tujuan tersebut. Menurut Merton struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis ,tetapi menghasilkan pula perilaku menyimpang nonkonform. Merton juga mengemukakan konsep nonfunctions yang didefinisikan sebagai akibat-akibat yang sama sekali tak relevan dengan sistem yang sedang diperhatikan. Disamping itu Merton juga menjelaskan mengenai konsep fungsi nyata manifest dan fungsi tersembunyi laten . Fungsi manifest adalah konsekuensi- konsekuensi obyektif yang menyumbang pada penyesuaian terhadap sistem yang dimaksudkan dan diketahui oleh partisipan dalam sistem itu. Sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak dimaksudkan atau tidak disadari. Universitas Sumatera Utara Ketika menjelaskan teori fungsional Merton dalam Ritzer 2004:142 menunjukkan bahwa struktur mungkin bersifat disfungsional untuk sistem secara keseluruhan. Dengan demikian tidak semua struktur diperlukan untuk berfungsinya sistem sosial, diman akibat yang tidak diharapkan tidak sama dengan fungsi yang tersembunyi. Fungsi tersembunyi adalah satu jenis dari akibat dari yang tak diharapkan, satu jenis fungsional untuk jenis tertentu. Tetapi ada dua tipe lain dari akibat yang tak diharapkan: yang disfungsional untuk sistem tertentu dan ini terdiri disfungsi tersembunyi dan yang tak relevan dengan sistem yang dipengaruhinya, baik secara fungsional atau disfungsional atau konsekuensi non fungsionalnya. Prasyaratan analisa struktural Merton mencakup pengakuan sebagai berikut: 1. bahwa oleh karena proses diferensiasi struktur sosial dapat menimbulkan konflik sosial 2. bahwa ambivalensi sosiologis berkembang dalam struktur normatif dalam bentuk ketidaksesuaian harapan-harapan yang berpola 3. bahwa struktur sosial menimbulkan perubahan di dalam struktur-struktur dan perubahan struktur itu sendiri. Universitas Sumatera Utara

1.6. Hipotesis