Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

(1)

PENGARUH MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BANDAR KELURAHAN PERDAGANGAN I

KECAMATAN BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN)

SKRIPSI

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

INDAH AYU MUSTIKA SIMANJUNTAK 110902035

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan : Nama : Indah Ayu Mustika Simanjuntak NIM :110902035

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : PENGARUH MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BANDAR KELURAHAN PERDAGANGAN I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN)

Dosen Pembimbing,

(Drs. Matias Siagian, M.Si, P.hD) NIP:196303131993031001

Ketua Departemen,

(Hairani Siregar, S.Sos, M.SP) Nip. 197109271998012001

Dekan,

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I

Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

Judul ini peneliti buat berdasarkan pengamatan peneliti tentang pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja. Berdasarkan data KPAI dan Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus yang diakibatkan oleh pengaruh media televisi setiap tahun meningkat. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat saat ini. Tayangan yang sering kita tonton hanyalah tayangan yang lebih mementingkan fungsi informatif dan rekreatif saja, dan sedikit sekali tayangan yang memiliki fungsi edukatif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, dengan populasi sebanyak 26 responden. Yang menjadi populasi adalah siswa yang masuk daftar cacatan guru bimbingan konseling (BK) dan semua populasi diambil datanya. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi lapangan yaitu kuesioner, wawancara, dan observasi serta studi kepustakaan. Data yang telah dikumpul akan diolah dengan teknik Rank Spearman, yang digunakan untuk menguji hipotesis antara kedua variabel.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar


(4)

Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan hubungan tersebut hubungan positif yang sangat kuat. Hal ini dapat diketahui setelah dilakukan uji hipotesa melalui analisa korelasi Rank Spearman dengan hasil yang diperoleh yaitu 0,846. Sesuai dengan koefisien korelasi, apabila hasilnya +0,70 – keatas, maka hubungan tersebut hubungan positif yang sangat kuat. Hipotesa alternatif dalam penelitian ini dapat diterima karena koefisien rank spearman lebih besar daripada koefisien tabel.


(5)

ABSTRACT

The Influence Of Television Media Against Deviant Behaviors Teenagers (A Case Study In SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I

Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

The title of this research for researcher based on observations about the influence of television against deviant behaviors teenagers. Based on data KPAI and Komnas Perlindungan Anak, cases brought on by the influence of media television every year increased.This matter become community concerns currently. Which impressions are often we watch is just a function and prioritize informative rekreatif course , and there were very few which impressions are having the function of educational. Research objectives is to know whether there were the influence of television on deviant behaviors teenagers in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

Research sites is in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, with a population of about 26 respondents. Who became the population is of students who enter teacher list of counseling and all of the population taken the data. To obtain data researchers used data collection techniques field studies namely the questionnaire, interview and observation and the study of literature available. The data has processed dikumpul by applying a technique spearman rank , used to test hypotheses between both variables .

Based on the results of an analysis of data obtained by the then we can conclude that there is the relationship between television against deviant behaviors teenagers in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, And the relations which it is a strong positive relationship. This thing can be known after undergone a is hypothesized through analysis of the correlation rank spearman with the result that is 0,846. In accordance with a correlation coefficient , if the result is + 0.70 - - up , the relationship is very powerful a positive relationship .In this research is hypothesized alternative acceptable because rank spearman the coefficients greater than the coefficient table .


(6)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan!!!!!

Kasih Bapa yang tak berkesudahan bagi umat-NYA selalu Penulis rasakan di setiap saat, baik saat senang atau pun di masa sulit. Terima kasih dan puji syukur Penulis ucapkan kepada Yesus Kristus anak Allah Bapa yang selalu setia menyertai dan memberkati Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah “Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)”.

Selama proses pengerjaan skripsi ini, banyak pihak yang membantu Penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun yang memberikan bantuan baik itu berupa materi, moril, semangat, dan juga doa. Untuk itu dengan rasa sukacita yang luar biasa, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Untuk yang Penulis banggakan dan orang-orang yang sangat berpengaruhi dalam kehidupan Penulis, yang selalu sabar membantu, mendampingi, mendidik, memberikan semangat dan mendoakan Penulis hingga dapat menyelesaikan cita-cita Penulis menjadi sarjana (S1). Buat mamakku yang tercinta dan ibu yang luar biasa hebat yang Tuhan berikan kepada Penulis, R. br Sinaga (Nai Marthin Sinaga) dan bapakku yang luar biasa dan yang sangat Penulis sayangi, St. A.A.P. Simanjuntak (Ama ni Marthin Simanjuntak). Kerja keras dan usahakan kalian menyekolahkan kami hingga sarjana tidak ternilai harganya. Mamakku yang cerewet, dan kepo, hahaha. Hanya ucapan terimakasih dan doa yang dapat anakmu berikan untuk mamak dan bapak. Doakan anakmu ini supaya dapat membahagiakan mamak dan juga bapak. Semoga kasih karunia Allah Bapa selalu menyertai, mengurapi dan memberkati mamak dan bapak. Panjang umur, sehat selalu, mudah rejeki dan tetaplah menjadi orangtua yang bijaksana dan takut akan Tuhan. Aku sayang kalian, mak, pak!!!!! I love you forever and ever.

2. Buat abang, kakak dan adek-adekku yang sangat aku sayangi, satu kata untuk kalian : “KALIAN LUAR BIASA!!!”. Kalian yang selalu memberiku semangat


(7)

dan tak pernah absen mendoakanku. Buat abangku tercinta Marthin Simanjuntak, tiap tahun kasih kue ultah untukku dan gak pernah pelit kalo minta uang dan pulsa, hehehe, tetap semangat yaa Bang Thin dan andalkan Tuhan selalu. Untuk kakakku Citra Agesti Simanjuntak, S.E., yang selalu setia mengarahkan aku selama proses mengerjakan skripsi dan setia mendengarkan curhatku, hehe. Adekku pertama yang aku cintai yang sedang menempuh pendidikan di kota orang, Aido Alex Engko Simanjuntak, tetap semangat yaa dan cepat-cepat selesaikan kuliahmu biar bisa kita banggakan mamak sama bapak. Adekku kedua yang super sibuk, Putri Dinda Sari Simanjuntak, tingkatkan prestasimu di sekolah yaaa dan jangan malas. Dan untuk adekku ketiga, sipudan kami yang paling ganteng dan terkece dari kami 6, Putra Zevan Felix Simanjuntak, yang selalu buat kakaknya tertawa, hahaha, jangan pernah berhenti melayani Tuhan lewat talenta yang diberikan untukmu, tetap semangat yaa bang Zevan-ku.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Hairani Siregar, S.Sos., M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si., P.hD, selaku dosen pembimbing Penulis yang selalu setia memberikan waktu, dukungan dan dengan sabar membimbing Penulis hingga skripsi ini selesai. Penulis berdoa semoga keluarga Bapak selalu diberkati Tuhan setiap saat.

6. Para dosen dan staf/pegawai di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang tidak dapat Penulis cantumkan semua namanya, dimana beliau telah memberikan ilmu dan arahan selama Penulis menempuh pendidikan dan yang telah membantu Penulis dalam hal administrasi lainnya.

7. Terkhusus untuk ibu R. Nababan yang membantu Penulis selama proses penelitian di SMP Negeri 1 Bandar. Terimakasih yaa bu sudah bersedia meluangkan waktu, dan tenaganya. Penulis berdoa semoga ibu dan keluarga selalu dilimpahi berkat, panjang umur, sehat selalu dan mudah rejeki.


(8)

8. Untuk pacarku yang sudah menemani dan mewarnai hari-hariku selama hampir 3 tahun ini, aku ucapkan terima kasih untukmu idiot, Fanny Sianipar, S.T. Hari ini resmi jadi alumi. Hehehe. Selamat yaa idiot. Semoga apa yang kita harapkan berjalan dengan baik dan Tuhan selalu menyertaimu. 9. Untuk teman-teman seperjuangan IKS ‟11 yang dekat dengan Penulis dan

teman bertukar pikiran selama kita kuliah dan skripsian juga, hahaha. Buat Ira Sinaga, Lia Simangungsong, Desrina Nahampun, Henny Sidabutar, Nancy, Loling, Amel, Vindy, Faras, Sofia, Chairi, Halim, dan yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu per satu. Good luck yaw. Sampai jumpa di wisuda bulan November. Hahaha.

10.Untuk GMKI FISIP USU dan GMKI CABANG MEDAN yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk belajar menjadi pemimpin seperti Yesus Kristus, Sang Kepala Gerakan, dan mengenal banyak teman-teman dan juga senior baik senior dari FISIP USU ataupun senior secabang Medan bahkan senansional. Diberikan juga banyak pengalaman, dan mengajarkan hal-hal baru. Semoga GMKI bisa menjadi organisasi yang lahir menciptakan pemimpin-pemimpin yang takut akan Tuhan. Terkhusus untuk kepengurusan GMKI CABANG MEDAN m.b. 2013-2015, tetap semangat yaa abang dan kakak, semua yang kita lakukan itu adalah proses untuk menciptakan kita menjadi pemimpin-pemimpin yang bijaksana seperti Raja Salomo.

11.Terkhusus untuk teman, junior dan pengurus komisariat GMKI FISIP USU yang bersama-sama dengan Penulis melayani Tuhan. Spesial untuk GMKI FISIP USU m.b 2013-2014, buat Ukap Pane, Eltariat Waruwu, Lia Purba, Wandi Siagian, Ira Sinaga, Desrina Nahampun, Dedi Nainggolan (thanks yaa untuk hadiah ultahnya, hahaha), Josua Simanjuntak, Jordan Sirait, Lia Silitonga, Mimi Ambarita, dan Uchi Manik. Terimakasih juga buat teman-teman sekaligus junior dan pengurus GMKI FISIP USU m.b. 2014-2015, Billy Pasaribu, Piki Pardede, Joseph Hutabarat, Eunike, Andro Sinaga, Jonathan Sitompul, Erwin Na-70, Wahyu Simamora, dan semuanya yang tidak dapat dapat Penulis sebutkan namanya.


(9)

12.Buat teman-teman yang baru aku kenal yang mengisi dan menghiasi hari-hariku serta selalu mensupport dan kasih motivasi and always jadi pendengar setia, I say thank you so much guys to Dedi Simbolon, Afni Parangin-angin, Mian Simamora, Chrisda Parhusip, Jasa Manurung (selamat yaa hari ini married, semoga langgeng sampai kakek-nenek), Yudi Silalahi dan Deny Khan.

13.Terimakasih kepada SMP Negeri 1 Bandar, untuk guru-guru dan staf/pegawainya yang membantu Penulis memberikan data dan informasi terkait skripsi ini.

14.Terimakasih kepada seluruh responden yang mau membantu dan bekerja sama dengan Penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis doakan semoga kalian sukses dengan studi kalian yaa dek.

Medan, 27 Agustus 2015 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN………. i

ABSTRAK………...…….. ii

ABSTRACT……….…... iv

DAFTAR ISI……….……….…..…. v

DAFTAR TABEL………...…. viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………...…….………...……. 1

1.2.Perumusan Masalah……..……….………..…… 8

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian……….… 8

1.4.Sistematika Penulisan……….……….……….…... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Media Televisi……….………..…. 11

2.1.1. Sejarah Televisi………..……….. 14

1. Sejarah Televisi Dunia………..………….………...… 14 2. SejarahTelevisi di Indonesia………... 16

2.1.2. Stasiun Televisi di Indonesia………... 17

2.1.3. Jenis Program………..…………..…………. 20

2.1.4. Jam Tayang Televisi dan Ketersediaan Audien………...…… 28

2.2. Remaja……….………...………….… 29

2.2.1. Pengertian Remaja………..……..……..… 29

2.2.2. Profil Remaja Indonesia………..…... 30 2.2.3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Sikap Remaja Terhadap


(11)

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada

Remaja………..……. 32

2.2.5. Ciri-Ciri Masa Remaja………... 32

2.2.6. Masa Usia Sekolah Menengah………....…………... 34

2.2.7. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja……….… 36 2.2.8. Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang dari Remaja……… 37 2.3.Perilaku Menyimpang………..………..………. 40

2.3.1. Pengertian Perilaku Menyimpang……….. 40

2.3.2. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang……….. 41 2.3.3. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang……….. 47 2.3.4. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang……….. 51 2.3.5. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang……… 54 2.3.6. Tipe-Tipe Perilaku Menyimpang……… 55 2.3.7. Teori-Teori Perilaku Menyimpang………. 60

2.4.Kerangka Pemikiran……….. 62

2.5.Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional….………..……….…. 64

2.5.1. Defenisi Konsep……….….. 64

2.5.2. Defenisi Operasional………...….. 65

2.6. Hipotesis……….... 70

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1.Tipe Penelitian………..………...….. 71

3.2.Lokasi Penelitian……… 71


(12)

3.4. TeknikPengumpulan Data……….………..……… 72 3.5.Teknik Analisa Data………...……… 72

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Latar Belakang Sekolah……… 76 4.1.1. Sejarah Singkat……….…… 76 4.1.2. Letak dan Keadaan Geografis……….. 76 4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan………... 77 4.1.4. Jumlah Guru dan Staff/Pegawai……….. 79 4.1.5. Fasilitas Sekolah……… 80

4.2. Landasan………. 81

4.3. Struktur Organisasi………..……… 82

BAB V : ANALISIS DATA

5.1. Karakteristik Umum Responden………..………. 84 5.2. Variabel Bebas (Media Televisi)……….. 87 5.2.1. Stasiun Televisi……….………. 87 5.2.2. Program Televisi………...………. 89 5.2.3. Jam Tayang dan Frekuensi Menonton………...………….. 115 5.2.4. Tempat dan Teman Menonton………...……….. 117 5.2. Perilaku Menyimpang (Variabel Terikat)……….……… 120

5.3. Uji Hipotesis……….. 132

BAB VI : PENUTUP

6.1. Kesimpulan……….. 134

6.2. Saran……… 135


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 :Akses Televisi…...………..……….… 17 Tabel 2 :Perbedaan Hard News dan Soft News……….………...…………...…………. 23 Tabel 3 :Pembagian Jam Tayang Waktu Siaran dan Ketersediaan Audien……...……. 28 Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….…………..…. 85 Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan Agama………….……….. 86 Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Suku……….…….. 86 Tabel 7 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Akses Televisi……...…………. 87 Tabel 8 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program

Berita (Jam/Minggu)……… 89

Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program

Edukasi (Jam/Minggu)……….. 90

Tabel 10 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program

Musik………... 91

Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program Komedi (Jam/Minggu)………...……….. 92

Tabel 12 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Sinetron

(Jam/Minggu)………..……….. 93

Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Film…...…94 Tabel 14 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Permainan

(Games) (Jam/Minggu)……… 95

Tabel 15 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program


(14)

Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program Olahraga (Jam/Minggu)……….….. 97

Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program Talk

Show (Jam/Minggu)………. 98

Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Program Infotainment (Jam/Minggu)………. 99

Tabel 19 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Musik………..…….. 100 Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Genre Sinetron………...……… 101 Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Genre Film……… 102 Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Olahraga Paling Disukai.. 103 Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Berita Paling Disukai. 104 Tabel 24 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Edukasi Paling

Disukai………...…. 105

Tabel 25 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Permainan (Games)

Paling Disukai……… 106

Tabel 26 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sinetron Paling Disukai……… 107 Tabel 27 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Film Paling Disukai………..… 108 Tabel 28 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Komedi Paling

Disukai... 109 Tabel 29 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Inspirasi Paling

Disukai………..………..… 110

Tabel 30 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Olahraga Paling


(15)

Tabel 31 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Infotainment Paling Disukai……….……….. 112

Tabel 32 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Talk Show Paling

Disukai………...………. 113

Tabel 33 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Program Musik Paling

Disukai……….……….. 114

Tabel 34 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Waktu Menonton…….………. 115 Tabel 35 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Menonton Televisi

Dalam Sehari………..………… 116

Tabel 36 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Menonton

Televisi……….…. 117

Tabel 37 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Teman Menonton……….. 118 Tabel 38 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengawasan Orang Tua Atau

Saudara……….….. 119

Tabel 39 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Perilaku Yang Sering Ditiru Remaja Setelah Menonton Televisi………...…. 121

Tabel 40 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Bolos

Sekolah/Bulan………...… 122

Tabel 41 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tidak Masuk Sekolah/Bulan... 122 Tabel 42 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berkelahi………. 123 Tabel 43 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Berkelahi……….…. 123 Tabel 44 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Berbicara Kurang Sopan

(Tutur Bahasa)……….. 124


(16)

Tabel 46 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Mencuri……….126 Tabel 47 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi

Mencuri……….…………. 126

Tabel 48 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Berpacaran……...… 127 Tabel 49 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Berciuman……..….. 128 Tabel 50 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Membantah Orang Tua

atau Saudara………...…… 129

Tabel 51 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Membantah

Guru……….…….. 130

Tabel 52 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Tidak Melaksanakan Tanggungjawab (Di Rumah atau Di Sekolah)………...……… 130

Tabel 53 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Berpakaian Tidak Sopan (Terbuka)……….... 131 Tabel 54 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Tawuran


(17)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I

Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

Judul ini peneliti buat berdasarkan pengamatan peneliti tentang pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja. Berdasarkan data KPAI dan Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus yang diakibatkan oleh pengaruh media televisi setiap tahun meningkat. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat saat ini. Tayangan yang sering kita tonton hanyalah tayangan yang lebih mementingkan fungsi informatif dan rekreatif saja, dan sedikit sekali tayangan yang memiliki fungsi edukatif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, dengan populasi sebanyak 26 responden. Yang menjadi populasi adalah siswa yang masuk daftar cacatan guru bimbingan konseling (BK) dan semua populasi diambil datanya. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi lapangan yaitu kuesioner, wawancara, dan observasi serta studi kepustakaan. Data yang telah dikumpul akan diolah dengan teknik Rank Spearman, yang digunakan untuk menguji hipotesis antara kedua variabel.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar


(18)

Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan hubungan tersebut hubungan positif yang sangat kuat. Hal ini dapat diketahui setelah dilakukan uji hipotesa melalui analisa korelasi Rank Spearman dengan hasil yang diperoleh yaitu 0,846. Sesuai dengan koefisien korelasi, apabila hasilnya +0,70 – keatas, maka hubungan tersebut hubungan positif yang sangat kuat. Hipotesa alternatif dalam penelitian ini dapat diterima karena koefisien rank spearman lebih besar daripada koefisien tabel.


(19)

ABSTRACT

The Influence Of Television Media Against Deviant Behaviors Teenagers (A Case Study In SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I

Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

The title of this research for researcher based on observations about the influence of television against deviant behaviors teenagers. Based on data KPAI and Komnas Perlindungan Anak, cases brought on by the influence of media television every year increased.This matter become community concerns currently. Which impressions are often we watch is just a function and prioritize informative rekreatif course , and there were very few which impressions are having the function of educational. Research objectives is to know whether there were the influence of television on deviant behaviors teenagers in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

Research sites is in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, with a population of about 26 respondents. Who became the population is of students who enter teacher list of counseling and all of the population taken the data. To obtain data researchers used data collection techniques field studies namely the questionnaire, interview and observation and the study of literature available. The data has processed dikumpul by applying a technique spearman rank , used to test hypotheses between both variables .

Based on the results of an analysis of data obtained by the then we can conclude that there is the relationship between television against deviant behaviors teenagers in SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, And the relations which it is a strong positive relationship. This thing can be known after undergone a is hypothesized through analysis of the correlation rank spearman with the result that is 0,846. In accordance with a correlation coefficient , if the result is + 0.70 - - up , the relationship is very powerful a positive relationship .In this research is hypothesized alternative acceptable because rank spearman the coefficients greater than the coefficient table .


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang bersifat massal dan menghasilkan suatu efek pada kehidupan manusia yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial, perilaku manusia, budaya, dan sebagainya.

Kepopuleran televisi ini disebabkan beberapa hal antara lain karena televisi adalah media audio visual, tidak seperti radio yang hanya menampilkan siaran audio saja, ataupun media cetak yang menampilkan informasi secara visual. Sifat televisi yang audio dan visual itulah yang sangat menarik bagi masyarakat. Disamping itu harganya pun terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Banyaknya stasiun televisi membuat para pemilik berlomba-lomba menyajikan tayangan yang disukai berbagai kalangan. Selain itu, stasiun televisi tersebut tidak murni menyajikan tayangan untuk kepentingan penonton belaka, melainkan dijadikan komoditas bisnis yang menguntungkan pemiliknya, dengan karakteristik: pertama, mengandalkan iklan sebagai sumber pemasukan dana terbesar. Kedua, banyak stasiun televisi tidak memperbaiki materi penayangan.Ketiga, mengutamakan kepentingan pribadi (pemilik stasiun televisi yang bersangkutan) dibanding kepentingan masyarakat umum.


(21)

Bagi masyarakat (pemirsa) semua tayangan acara televisi, baik komedi, film, talkshow, musik ataupun kuis telah menjadi trendsetter gaya hidup. Pemirsa televisi begitu tergila-gila dengan gaya bintang iklan, pemandu acara talkshow atau artis sinetron dan film. Kegilaan pemirsa itu terwujud dalam bentuk model rambut, pakaian, parfum, gadgetsampai gaya bicara mereka dalam kehidupan sehari-hari (Kuswandi, 2008:104).

Tayangan-tayangan kekerasan yang ditampilkan lewat televisi, sebagian besar berkaitan dengan adegan pembunuhan, kasus perampokan, dan peperangan. Suatu hal yang juga penting, yaitu bahwa seharusnya televisi dapat mengekspos tentang bagaimana orang miskin juga mendapat kesempatan untuk berpastisipasi secara penuh dalam berbagai gaya hidup yang menyenangkan. Tayangan-tayangan di berbagai program televisi cenderung hanya menampilkan sebagian kecil dari upaya mereka untuk mencapai tujuan melalui tindakan kekerasan lewat berbagai macam bentuk kejahatan.

Dalam era sekarang teknologi televisi dan video sudah dominan, karena itu akan menjadi pertanyaan apakah masyarakat harus khawatir akan pengaruh kekerasan di televisi? Hasil penelitian yang dilakukan William Belson (1978) di Inggris menyimpulkan bahwa ada kecenderungan anak-anak penonton berat kekerasan televisi bertindak lebih agresif, dibandingkan anak-anak bukan penonton kekerasan (Unde, 2014:163-164).

Jajak pendapat Gallup Youth Survey yang dilakukan pada tahun 2002 menemukan bahwa sembilan dari sepuluh remaja menonton televisi sebagai kebutuhan harian. Pada tahun 2003,

Gallup Survey lainnya mencoba menentukan berapa banyak remaja yang menonton televisi.

Gallup Survey itu menemukan bahwa 32 persen anak muda mengatakan mereka menonton televisi antara 5-10 jam; 20 persen mengatakan 10 hingga 20 jam; dan 11 persen mengatakan mereka berada di depan pesawat televisi lebih dari 20 jam seminggu. Hanya 5 persen yang


(22)

mengatakan mereka menonton kurang dari 1 jam seminggu, dan hanya satu dari 100 remaja Amerika yang mengatakan mereka tidak menonton televisi sama sekali (The Gallup Youth Survey, 2007:18).

Salah satu kelebihan televisi adalah memberikan wawasan yang banyak kepada anak-anak, seperti film dokumenter, flora dan fauna, sains dan lain sebagainya.Dengan adanya tayangan tersebut anak-anak mampu mengembangkan rasa kreatif mereka.Televisi juga mampu membuat masyarakat terinspirasi melakukan usaha yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan.

Menurut Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), isi media yang masuk dalam kategori bahaya atau tidak layak ditonton adalah pertama, isi yang mengandung jauh lebih banyak muatan negatifnya, seperti kekerasan, mistis, seks, bahasa kasar, ataupun cerita yang rumit dibanding muatan positifnya, kedua, frekuensi kemunculan muatan negatif dalam tayangan yang masuk dalam kategori ini cukup tinggi, sehingga keberadaannya bukan lagi dimaksudkan untuk mengembangkan cerita, namun sudah menjadi inti, atau bagian utama, dan menjadi daya penarik terhadap acara ini, dan ketiga, acara TV seperti ini jelas tidak disarankan untuk disaksikan oleh anak. Bila pun anak sudah cukup besar, tetap disarankan ada orangtua untuk membentengi anak dari efek negatif yang ditampilkan oleh tayangan tersebut.Yang juga penting adalah memberikan pengertian dan pemahaman pada anak tersebut bahwa acara ini termasuk kategori bahaya.Contoh acara TV yang bahaya yaitu Naruto (Global TV), Mr. Bean (ANTV), Tom & Jerry (ANTV), dan sebagainya.

(http://www.kidia.org/news/tahun/2014/bulan/12/tanggal/30/id/290/, diakses pada tanggal 14


(23)

Menurut KPI, siaran untuk anak-anak usia pra sekolah yakni khalayak berusia 2-6 tahun. Siaran untuk anak-anak yakni khalayak berusia 7-12 tahun.Siaran untuk remaja yakni khalayak berusia 13-17 tahun.Siaran untuk dewasa yakni khalayak diatas 18 tahun.Siaran untuk semua umur yakni khalayak berusia diatas 2 tahun. (http://www.kpi.go.id/, diakses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 21.31 WIB)

Dalam etika penyiaran, di Bab II Pasal 6, dalam pedoman perilaku penyiaran ditentukan standar isi yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan kesopanan dan kesusilaan, pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme, serta penggolongan program menurut usia khalayak (Tebba, 2008:128). Tetapi realitasnya kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang bias menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Sinetron yang banyak disukai para remaja saat ini yaitu sinetron “Ganteng-Ganteng Serigala” atau “7 Manusia Harimau”, misalnya, memang terlihat menyenangkan, tapi ada beberapa adeganyang tidak pantas ditonton oleh mereka. Misalnya berkelahi, berfoya-foya, melawan orang tua, gaya pacaran yang terlalu mencolok, bahkan berpelukan.

Contoh kasus yang diakibatkan oleh media televisi dengan adanya kasus pemukulan terhadap seorang gadis kecil oleh teman-teman seusianya seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Perwari di Bukittinggi, Sumatra Barat, belum lama ini. Mei lalu, seorang siswa SD di Jakarta Timur tewas lantaran dianiaya kakak kelasnya, memperpanjang daftar kasus kekerasan anak tahun ini. Mengapa pula para pelajar yang notabene masih di bawah umur itu mampu melakukan kekerasan layaknya di film-film?


(24)

KPAI mencatat, dalam kurun Januari hingga Oktober 2013, terdapat 2.792 kasus pelanggaran hak anak. Dari jumlah tersebut, 1.424 di antaranya adalah kasus kekerasan, termasuk 730 kasus yang merupakan kekerasan seksual. Sebagai perbandingan, tahun 2012 lalu, Komnas PA mencatat 1.381 pengaduan dalam kurun waktu yang sama.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyebut fenomena ini sebagai akibat pengaruh lingkungan, televisi, dan media sosial. Pernyataan Aries sangat beralasan mengingat tayangan sinetron di televisi kerap menyuguhkan kekerasan baik fisik maupun verbal. Bahkan, dalam Catatan Akhir Tahun lalu Koalisi Reformasi Pendidikan, Direktur Yayasan Cahaya Guru, Henny Supolo, mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi secara fisik, namun juga secara simbolis. Kekerasan secara simbolis itu bahkan marak terjadi di sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya. (

http://www.koran-jakarta.com/?22175-kekerasan%20terhadap%20anak, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul

00.05 WIB)

Pada zaman sekarang ini, tayangan yang sering kita temui hanyalah tayangan yang lebih mementingkan fungsi informatif dan rekreatif saja, dan sedikit sekali tayangan yang memiliki fungsi edukatif. Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting dalam mengatasi dampak tersebut.Dalam perkembangannya, lingkungan sangat berpengaruh dalam psikologi anak, sehingga anak tidak bisa terlepas dari bimbingan orang tuanya.Orang tua berperan dalam mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anaknya dirumah.

Seminar yang diadakan oleh SDIT Insan Mulia dengan bertemakan tentang “Diet TV”, bagaimana seharusnya peran orang tua menjadi pengawas bagi anak-anaknya dalam menyaksikan program-program maupun iklan-iklan di televisi.Seminar tersebut juga menekankan, agar para orang tua harus mempunyai komitmen jika ingin menerapkan Diet TV


(25)

bagi anak-anaknya di rumah. Misalnya dengan memberikan contoh ke anak secara langsung pengaturan waktu menonton televisi.Orang tua juga harus mendampingi dan membimbing anak-anak saat menonton televisi, serta harus mampu memilah, mana acara televisi yang layak ditonton dan yang tidak.(

http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasimedia/32476-azimah-tidak-semua-program-tv-baik-untuk-anak, diakses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 21.37

WIB)

Pembentukan perilaku sosial anak juga secara umum dipengaruhi oleh orang tua, teman sepermainan dan anggota keluarga. Disinilah orang tua lebih berperan dalam kerelaan pelayanan fisik dengan penuh kasih sayang dan pembiasaan serta latihan pengenalan nilai dan norma atau aturan-aturan (Hasbullah, 2003:48). Dengan orang tua memperhatikan perkembangan anak, kemungkinan besar anak tidak berpengaruh oleh tokoh favorit mereka yang ada di televisi, dengan cara mendiskusikan terhadap anak apa yang ditonton. Tak lupa para pendidik di sekolah juga turut serta memberikan perhatian dan pengertian akan bahayanya menonton televisi terlalu lama karena akan mempengaruhi tingkah laku anak, baik di rumah maupun di sekolah.

Pola hidup yang semakin modern menjadikan psikologi anak sekolah terutama mereka yang berada di SMP Negeri 1 Bandar Perdagangan juga berubah. Contohnya, ketika dulu anak SMP pulang sekolah, mereka langsung pulang atau anak laki-laki bermain sepak bola di lapangan, sedangkan anak perempuan membantu orang tuanya di rumah atau belajar bersama teman. Namun sekarang berbeda. Mereka yang seharusnya belajar, ketika selesai pulang sekolah malah pergi ke minimarket (Indomaret, Alfamart), warnet, Play Station (PS), ngerumpi di kafe dan sebagainya. Cara berpakaian anak perempuan yang kurang sopan seperti memakai celana

hotpant dengan baju ketat yang bisa menunjukkan bentuk tubuhnya, sedangkan anak laki-laki berpakaian ala anak punk dengan nuansa gothic. Dan anak remaja masa sekarang ini banyak


(26)

dimanjakan oleh orang tuanya, dimana si anak diberikan membawa motor besar bahkan mobil ke sekolah. Memiliki gadget yang mahal seperti yang digunakan artis Korea walaupun sebenarnya anak-anak SMP ini belum layak menggunakannya. Dari hasil pengamatan juga ditemukan pengaruh besar dari sinetron yaitu seperti anak perempuan memakai rok diatas lutut, sedangkan anak laki-laki menguncupkan celana sekolahnya meniru model celana penyanyi atau artis, menggunakan gaya bicara yang tidak dipahami orang tua, dan masih banyak lagi. Pengaruh atau efek televisi memang merupakan salah satu elemen penting dalam komunikasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang dilakukan. Pengaruh ini dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Perubahan sikap dan pola ini perlu mendapatkan perhatian dari orang tua mereka. Jika dibiarkan, secara tidak langsung, cepat atau lambat akan menjadikan mereka masuk ke dalam pergaulan bebas.

Sehubungan dengan hal tersebut, banyak tingkah laku dari siswa SMP Negeri 1 Bandar-Perdagangan yang meniru pola atau gaya hidup remaja yang ada di televisi. Selain itu, banyak juga para pelajar di Kota Perdagangan meniru gaya bicara dan gaya berpakaian tokoh-tokoh cerita yang ada dalam cerita film maupun sinetron-sinetron remaja yang diputar di stasiun-stasiun televisi. Dari hasil pengamatan yang penulis amati, sebagian besar remaja perempuan paling banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi daripada remaja laki-laki.

Berdasarkan uraian tersebut dan sesuai dengan realitas sosial yang tampak pada saat sekarang ini penulis tertarik memilih judul penelitian yang akan dituangkan ke dalam skripsi sebagai berikut: “PENGARUH MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BANDAR KELURAHAN PERDAGANGAN I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN)”.


(27)

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Adakah Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun?”

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan rujukan model pengembangan mengatasi pengaruh televisi terhadap kehidupan masyarakat.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistemtika penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang uraian dan teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan diteliti. Selain itu, bab ini juga berisikan kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.


(28)

Bab ini berisikan metodologi penelitian yang terdiri dari pemilihan lokasi penelititan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis melakukan penelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisis pembahasannya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Televisi

Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan adanya unsur-unsur kata, musik dan sound efect juga mempunyai keunggulang lain yaitu unsur visual yaitu berupa gambar yang hidup dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya(Dewi, 2004:9). Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya, televisi lebih memiliki kemampuan menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Televisi merupakan sebuah alat untuk menyiarkan gambar suara, karena itu tidak terdapat kontak langsung antara sesama manusia, televisi secara teoritis dapat membawa penyiaran program yang tidak terbatas. Sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa, televisi mempunyai fungsi sebagai media informasi karena memiliki kekuatan yang ampuh menyampaikan pesan yang seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu bersamaan. Media bukan sekedar mengubah atau memperkuat opini, sikap dan perilaku, melainkan telah menjadi salah satu agen sosialisasi dalam menciptakan dan membentuk sikap, nilai, perilaku dan persepsi kita mengenai realitas sosial (Winarso, 2005:171).

A. Karakteristik Televisi

Didalam buku Elvinaro (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu :

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu


(30)

televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

2. Berpikir Dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi

(visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

B. Kekuatan dan Kelemahan Televisi

Menurut skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengan dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut.

Ada 4 kekuatan televisi, yaitu :

1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.


(31)

3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis. Sedangkan kelemahan televisi, yaitu:

1. Media televisi terikat waktu tontonan.

2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar.

3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping (Syahputra, 2006:70).

2.1.1. Sejarah Televisi 1. Sejarah Televisi Dunia

1. 1831 : Joseph Henry dan Michael Faraday melakukan penelitian elektromagnetik.

2. 1862 : Abbe Giovanna Casseli menemukan “pantelegraph”, alat pertama yang mampu mentransmisikan gambar melalui kawat.

3. 1876 : George Carey menciptakan “selenium camera”, semacam sinar katoda yang memungkinkan orang “melihat dengan elektrik”. 4. 1880 : Bell dan Edison berteori bahwa perangkat telepon selain suara

juga dapat mengirim gambar, Bell menciptakan photophone untuk mengirim suara dan gambar.


(32)

kawat yang melingkar dengan resolusi 18 garis.

6. 1900 : Dalam kongres elektrik dunia di Paris, Ilmuwan Rusia Constantin Perskyi pertama kali menggunakan kata “televisi”. 7. 1906 : Lee de Forest menemukan “audion”, tabung kedap udara yang

berfungsi untuk menguatkan sinyal.

8. 1907 : Campbell Swintin dan Boris Rosing menggunakan tabung sinar katoda untuk mengirim gambar.

9. 1923 : Vladmir Zworkyn mematenkan temuannya berupa tabung kamera televisi. Temuan yang merupakan pengembangan ide Swintin ini memungkinkan menampilkan gambar lebih baik. 10.1924-1925 : Charles Jenkins (AS) dan John Baird (Skotlandia)

mendemostrasikan transmisi mekanik gambar melalui sirkuit kabel, yang menghasilkan siluet.

11.1926 : John Baird mengoperasikan sistem resolusi gambar 30

baris per detik.

12.1927 : Bell Telephone dan Departemen Perdagangan AS memancarkan siaran jarak jauh pertama, dari Washington DC ke New York. 13.1928 : The Federal Radio Commission menerbitkan lisensi penyiaran

televisi pertama kepada Charles Jenkins.

14.1929 : Vladimir Zworkyn mendemontrasikan sistem elektronik yang bisa menerima sekaligus mengirim gambar, pada tahun yang sama John Baird mendirikan studio televisi pertama.


(33)

16.1936 : Sedikitnya 200 ribu pesawat televisi digunakan di seluruh dunia. 17.1937 : CBS mulai mengembangkan televisi, begitu juga BBC London. 18.1939 : Vladimir Zworkyn dan RCA melakukan uji coba siaran dari

gedung Empire State Building, New York World.

19.1940 : Peter Goldmark menemukan pesawat televisi berwarna dengan resolusi 343.

20.1948 : Televisi kabel diperkenalkan di Pennsylvania, dan dipatenkan atas nama Louis W. Parker. Saat itu ada 1 juta pesawat televisi di seluruh AS.

21.1956 : Siaran penyiaran video diperkenalkan. 22.1956 : Robert Adler menemukan remote control.

23.1962 : AT&T meluncurkan Telstar, satelit relay pertama.

24.1973 : Ilmuwan May dan Smith melakukan eksperimen selenium dan cahaya. Uji coba ini penting bagi penemuan teknologi transfer gambar melalui sinyal elektronik.

25.1967 : Sebagian besar stasiun televisi mengadopsi teknologi siaran berwarna.

26.1976 : Sony memperkenalkan betamax, perekam video rumah pertama. 27.1978 : PBS menjadi stasiun pertama yang menyiarkan seluruh program

melalui satelit.

28.1981 : NHK memperkenalkan HDTV dengan resolusi 1.125 baris. 29.1982 : Dolby Surround Sound diluncurkan ke pasar.


(34)

31.1996 : Triliunan pesawat televisi beredar di seluruh dunia.

Penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas ke rumah tiga orang eksekutif general electric, menggunakan alat yang sangat sederhana (Mufid, 2005:29).

2. Sejarah Televisi di Indonesia

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun Kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962.Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 pukul 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno.

Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.

Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah.

Televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan di Indonesia.Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia.Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai.Pada umumnya, televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja (Morissan, 2008: 9-10).


(35)

TABEL 1 AKSES TELEVISI Akses Nasional Stasiun Televisi 2003*

Stasiun RCTI SCTV IVM TPI ANTV METRO

TV

TRANS TV

LATIVI GLOBAL TV TV7

Jumlah Transmitter

47 32 23 15 11 51 10 8 6 10

Penonton 46% 43% 42% 35% 30% 16% 20% 21% 15% 21%

*Dari Total Populasi Indonesia

Sumber: Media Scence, 2003-2004 2.1.2. Stasiun Televisi di Indonesia

Untuk dapat mendirikan stasiun penyiaran, individu atau lembaga harus memiliki surat izin (lisensi) yang merupakan hak untuk menjalankan stasiun penyiaran. Di Indonesia, surat izin ini berlaku selama lima tahun untuk stasiun penyiaran radio dan sepuluh tahun untuk stasiun penyiaran televisi dan masing-maasing dapat diperpanjang.

Untuk mendapatkan surat izin penyiaran di Indonesia, individu atau korporasi harus mengajukan surat permohonan dengan mencantumkan nama, visi, misi dan format siaran yang akan diselenggarakan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta memenuhi persyaratan lainnya. Izin penyiaran diberikan setelah melalui beberapa tahap yaitu :

a. Masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI ; b. Rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI ;

c. Hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan pemerintah; dan


(36)

Atas dasar hasil kesepakatan tersebut diatas, maka izin penyelenggaraan penyiaran ini diberikan oleh Negara melalui KPI. Izin harus sudah diterbitkan paling lambat 30 hari setelah ada kesepakatan dari forum rapat bersama sebagaimana ketentuan butir “C”. Sebelum memperoleh izin tetap, stasiun penyiaran harus melalui masa uji coba siaran selama enam bulan untuk radio dan satu tahun untuk televisi. Jika stasiun penyiarannya tidak dapat lulus masa uji coba siaran yang ditetapkan, maka izin penyiarannya dapat dicabut (Morissan, 2008 : 90-91).

Stasiun penyiaran nasional adalah stasiun radio atau televisi yang menyiarkan programnya ke sebagian besar wilayah Negara dari hanya satu stasiun penyiaran saja. Di Indonesia, hingga tahun 2014, terdapat puluhan stasiun televisi, diantaranya :

1. TVRI 2. RCTI 3. SCTV 4. MNC TV 5. ANTARA TV 6. ANTV

7. Metro TV

8. Trans Corp (Trans TV dan Trans 7) 9. TV One

10.Global TV 11.Indosiar 12.NET TV 13.Spacetoon 14.TV Edukasi


(37)

15.Rajawali TV 16.Kompas TV 17.iNews TV 18. Da‟i TV

19.MNC Bussiness 20.MNC News

21.Bloomberg TV Indonesia 22.Berita Satu TV

23. Da‟i TV (http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia, diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 12:46 WIB).

2.1.3. Jenis Program

Adapun yang tergolong dalam jenis program televisi berdasarkan jenisnya, yaitu : 1. Program Informasi

Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah masyarakat. Programmer dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu orang ini untuk menarik sebanyak mungkin audien.Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien.Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimanapresenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis,


(38)

orang terkenal atau dengan siapa saja.Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

BERITA KERAS. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat.Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 3o menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program berita merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu :straight news, features dan

infotainment.

a. Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.

b. Features ialah program berita yang menampilkan berita-berita ringan misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik. Dengan demikian, feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya.


(39)

c. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya.Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.

BERITA LUNAK. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita.Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah

current affair, magazine, dokumenter dan talk show.

a. Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian, current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan, misalnya gempa bumi dan Tsunami.

b. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lainmagazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik.

c. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang


(40)

menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (contohnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. d. Talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa

orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

TABEL 2

PERBEDAAN HARD NEWS DAN SOFT NEWS

Hard News Soft News

Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak mesti ada peristiwa terlebih dahulu

Peristiwa harus aktual (baru terjadi)

Tidak mesti actual

Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless)

Mengutamakan informasi terpenting saja

Menekankan pada detail

Tidak menekankan sisi human interest

Sangat menekankan segi human interest

Laporan tidak mendalam (singkat) Laporan bersifat mendalam

Teknik penulisan piramida tegak Teknik penulisan piramida terbalik Ditayangkan dalam program berita Ditayangkan dalam program lainnya


(41)

2. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan.Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dan pertunjukan.

DRAMA adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.Dengan demikian, program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.

a. Sinetrondinegara lain disebut dengan opera sabun (soap opera atau daytime serial), namun di Indonesia lebih populer dengan sebutan sinetron. Telenovela merupakan istilah yang digunakan televisi Indonesia untuk sinetron yang berasal dari Amerika Latin. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas disebut dengan miniseri.

b. Film sering ditayangkan di televisi sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater), maka biasanya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukkan di bioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD.


(42)

PERMAINAN (game show) merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Quiz show merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing utnuk menjawab sejumlah pertanyaan. Quiz

merupakan permainan yang menekankan pada kemampuan intelektualitas.

b. Ketangkasan. Peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategis. Permainan ini terkadang juga menguji pengetahuan umum peserta.

c. Reality show menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Dengan kata lain, program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game). Popularitas program reality show sangat menonjol belakangan ini, bahkan beberapa program yang sebenarnya tidak realistis pun ikut-ikutan menggunakan nama atau jargon reality show untuk mendongkrak daya jualnya. Terdapat beberapa bentuk reality show, yaitu :

1. Hidden camera atau kamera tersembunyi merupakan program yang paling realistis yang menunjukkan situasi yang dihadapi seseorang secara apa adanya. 2. Competition show merupakan program yang melibatkan beberapa orang yang


(43)

minggu untuk memenangkan perlombaan, permainan, atau pertanyaan. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan.

3. Realitionship show. Seorang kontestan harus memilih satu orang dari jumlah orang yang berminta untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dalam permainan.

4. Fly on the wall yaitu program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan pribadi hingga aktivitas profesionalnya. Dalam hal ini, kamera membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi.

5. Mistik yaitu program yang terkait dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh dan lain-lain. Program mistik merupakan program paling diragukan realitasnya.

MUSIK.Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau konser.Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun didalam studio (indoor).Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien.Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

Dengan demikian, menurut Vane-Gross, programmer yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu :


(44)

1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja, kalangan orang tua.

2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.

PERTUNJUKAN adalah program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi.

2.1.4. Jam Tayang Televisi dan Ketersediaan Audien TABEL 3

PEMBAGIAN JAM TAYANG WAKTU SIARAN DAN KETERSEDIAAN AUDIEN

Bagian Hari Audien Tersedia

Pagi Hari (06.00 - 09.00)

Anak-anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.


(45)

(09.00 – 12.00) pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift).

Siang hari

(12.00 – 16.00)

Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.

Sore Hari (Early Fringe) (16.00 – 18.00)

Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Awal Malam (Early Evening) (18.00 – 19.00)

Hampir sebagian besar audien sudah berada di rumah.

Jelang Waktu Utama (Prime Acces) (19.00 – 20.00)

Seluruh audien tersedia menonton TV pada waktu ini.

Waktu Utama (Prime Time) (20.00 – 23.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00 21.00. namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka. Jelang Tengah Malam (Late Fringe)

(23.00 – 23.30)

Umumnya orang dewasa.

Akhir Malam (Late Night) (23.30 – 02.00)

Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift).


(46)

2.2. Remaja

2.2.1. Pengertian Remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin

adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan

lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.

Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costanzo, 1985).

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencarijari diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, dkk, 1989). Namun, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.


(47)

Perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekadar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual seperti ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya (Shaw dan Costanzo, 1985).

2.2.2. Profil Remaja Indonesia

Menurut Prof. Dr. Sarlito W. S., batasan usia remaja Indonesia antara 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak.

2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat atau agama.

3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan psikologis; identitas diri (Erikson), fase genital (Freud), puncak perkembangan kognitif (Piaget) & moral (Kohlberg).

4. Batas usia24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka mempunyai hak-hak yang penuh sebagai orang dewasa.

Dalam defenisi diatas status perkawinan sangat menentukan, seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun diperlakukan dewasa (Sarwono, 2000:14).

2.2.3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Sikap Remaja Terhadap Pendidikan 1) Sikap teman sebaya: berorientasi sekolah atau kerja.


(48)

2) Sikap orang tua: menganggap pendidikan sebagai batu loncatan ke arah mobilitas sosial atau hanya sebagai suatu kewajiban karena diharuskan oleh hukum.

3) Nilai-nilai, yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis. 4) Relevansi atau nilai praktis dari berbagai mata pelajaran.

5) Sikap terhadap guru-guru, pegawai tata usaha, dan kebijaksanaan akademis serta disiplin. 6) Keberhasilan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

7) Derajat dukungan sosial diantara teman-teman sekelas.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja

Kelalaian orang tua dalam mendidik memberikan ajaran dan bimbingan tentang nilai-nilai agama. Perilaku menyimpang remaja, antara lain :

1) Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memerhatikan nilai-nilai moral).

2) Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno. 3) Kurang dapat memanfaatkan waktu luang. 4) Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok. 5) Hidup menganggur.

6) Kehidupan ekonomi keluarga yang morat-morit (miskin/fakir).

7) Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas. 8) Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.

9) Perceraian orang tua.


(49)

11)Sikap perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak.

2.2.5. Ciri-Ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan.Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja:

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama

masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan


(50)

untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.

5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.

2.2.6. Masa Usia Sekolah Menengah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu :

1. Masa praremaja (remaja awal)

Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relative singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, dan pesimistis. Secara garis besar sifat-sifat negatif ini dapat diringkas, yaitu :

a. Negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun mental.

b. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negatif positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif).


(51)

2. Masa remaja (remaja madya)

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai gejala remaja.

Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup ini dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupan ini antara lain :

a. Karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan sering kali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya.

b. Objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, adapun anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi dan memujanya dalam khayalan.

3. Masa remaja akhir

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.


(52)

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu ialah masa (fase) remaja.Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996).

Masa remaja ditandai dengan :

1. Berkembangnya sikap dependen kepada orang tua kea rah independen. 2. Minat seksualitas.

3. Kecenderungan untuk merenung atau memerhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.

William Kay, mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut : 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.

4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. 6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai,

prinsip-prinsip, atau falsafah hidup.

7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Pikunas (1976) mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklarifikasikannya ke dalam sembilan kategori, yaitu :


(53)

2. Pemantapan minat-minat hetero seksual 3. Kematangan sosial

4. Emansipasi dari control keluarga 5. Kematangan intelektual

6. Memilih pekerjaan

7. Menggunakan waktu senggang secara tepat 8. Memiliki filsafat hidup

9. Identitas diri

2.2.8. Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang dari Remaja

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Beberapa ahli mengatakan :

a) Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”.

b) Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

c) Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan


(1)

Lampiran Tabel

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

( Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun )

Tabel X (Media Televisi), N=26

No. Media Televisi Tinggi Sedang Rendah d d2 1. Stasiun Televisi

1. Akses Televisi 17 9 8 64

2. Siaran Luar Negeri 26 26 676

2. Program Televisi

1. Program Berita 9 4 2 3 9

2. Program Edukasi 10 6 4 16

3. Program Musik 6 4 2 4

4. Program Komedi 8 4 1 3 9

5. Sinetron 9 5 2 2 4

6. Film 11 6 1 4 16

7. Program Permainan (Games)

14 7 1 6 36

8. Program Inspirasi 9 5 1 3 9

9. Program Olahraga 9 5 4 16

10.Program Talk Show 11 5 1 5 25

11.Program Infotainment 12 5 1 6 36

12.Jenis Musik 16 5 1 10 100

13.Genre Sinetron 9 1 8 64

14.Genre Film 11 2 9 81

15.Jenis Olahraga Paling Disukai

12 4 1 7 49

16.Program Berita Paling Disukai

14 6 2 6 36

17.Program Edukasi Paling Disukai

19 1 18 361

18.Program Permainan (Games) Paling Disukai

11 5 2 4 16

19.Sinetron Paling Disukai 11 5 2 4 16

20.Film Paling Disukai 10 4 6 36

21.Komedi Paling Disukai 9 2 7 49

22.Program Inspirasi Paling Disukai

10 2 8 64

23.Program Olahraga Paling Disukai


(2)

24.Program Infotainment Paling Disukai

12 5 7 49

25.Program Talk Show Paling Disukai

10 6 1 3 9

26.Program Musik Paling Disukai

10 5 2 3 9

3. Jam Tayang dan Frekuensi Menonton

1. Waktu Menonton 17 6 1 10 100

2. Menonton Televisi Dalam Sehari

12 7 3 2 4

4. Tempat dan Teman Menonton

1. Tempat Menonton

Televisi

24 2 22 484

2. Tempat Menonton di

Rumah

26 26 676

3. Teman Menonton di

Kamar

26 26 676

4. Teman Menonton 9 4 5 25

5. Pengawasan Orang Tua

atau Saudara

13 13 169

J U M L A H 251 4.018

Table Y (Perilaku Menyimpang), N=26

No. Perilaku Menyimpang Tinggi Sedang Rendah d d2

1. Perilaku Yang Sering Ditiru Remaja Setelah Menonton Televisi

21 1 20 400

2. Bolos Sekolah 24 1 23 529

3. Tidak Masuk Sekolah 15 9 1 5 25

4. Tempat Berkelahi 17 9 8 64

5. Frekuensi Berkelahi 18 6 2 10 100

6. Frekuensi Berbicara Kurang Sopan (Tutur Bahasa)

15 7 4 4 16

7. Frekuensi Merokok 21 1 20 400

8. Tempat Mencuri 17 8 1 8 64

9. Frekuensi Mencuri 17 6 3 8 64

10. Frekuensi Berpacaran 14 9 3 2 4

11. Frekuensi Berciuman 23 3 20 400

12. Frekuensi Melakukan 26 26 676


(3)

Hubungan Intim (Suami-Istri)

13. Frekuensi Membantah Orang

Tua atau Saudara

13 8 5 0 0

14. Frekuensi Membantah Guru 16 5 11 121

15. Frekuensi Tidak

Melaksanakan Tanggungjawab (di rumah atau di sekolah)

17 7 2 8 64

16. Frekuensi Berpakaian Tidak Sopan (Terbuka)

17 8 1 8 64

17. Frekuensi Mengikuti Tawuran Antar Sekolah

25 1 24 576


(4)

Tabel Distribusi Jawaban Responden

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

(Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

Variabel Bebas (X) Nomor

Responden Stasiun

Televisi Program Televisi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. 1 1 2 4 4 2 4 5 4 5 3 4 4 2

2. 1 1 5 4 4 2 2 5 2 2 4 4 3 3

3. 2 1 5 4 4 5 5 5 5 2 2 5 5 5

4. 2 1 3 2 3 3 5 2 3 4 4 2 4 3

5. 1 1 2 4 4 1 3 5 2 3 3 4 5 2

6. 1 1 2 3 5 1 5 5 3 1 5 2 4 2

7. 1 1 3 5 3 3 5 3 4 5 4 4 3 4

8. 2 1 4 4 5 3 3 4 4 4 2 5 3 3

9. 1 1 5 2 2 2 5 5 4 1 3 2 3 4

10. 1 1 2 4 4 2 4 5 3 5 3 5 5 4

11. 2 1 2 2 4 2 3 5 2 5 3 5 5 2

12. 1 1 3 4 2 2 5 5 4 1 3 4 5 4

13. 1 1 2 5 5 1 5 5 4 5 3 2 5 3

14. 2 1 2 5 5 1 2 5 5 1 5 3 4 5

15. 2 1 2 5 5 3 4 2 2 5 3 2 4 5

16. 1 1 3 5 5 2 4 4 2 4 2 2 4 5

17. 2 1 5 2 4 4 5 5 2 1 3 5 5 2

18. 1 1 2 5 5 1 5 4 2 5 5 2 5 3

19. 1 1 2 2 4 2 3 5 4 4 2 4 3 4

20. 2 1 2 4 4 2 5 5 2 3 3 5 2 5

21. 2 1 5 2 5 2 4 5 2 4 2 3 3 2

22. 1 1 2 5 5 2 5 5 3 5 2 2 4 2

23. 1 1 2 5 4 2 4 5 3 5 2 5 5 2

24. 1 1 2 2 5 1 5 5 2 3 5 4 3 2

25. 1 1 2 4 4 4 5 5 2 5 2 2 2 4

26. 1 1 2 5 5 1 5 4 4 5 4 4 5 2


(5)

Nomor responden

Jam Tayang dan Frekuensi

Menonton Televisi Tempat dan Teman Menonton

18 19 20 21 22 23 24

1. 5 2 1 1 1 6 1

2. 5 2 1 1 1 5 1

3. 5 3 1 1 1 6 1

4. 5 4 1 1 1 1 2

5. 5 3 1 1 1 4 2

6. 5 2 1 1 1 6 2

7. 4 5 1 1 1 1 1

8. 3 3 1 1 1 1 1

9. 4 2 1 1 1 6 1

10. 4 3 1 1 1 6 2

11. 5 4 1 1 1 6 2

12. 3 2 1 1 1 6 1

13. 5 3 1 1 1 4 1

14. 2 4 1 1 1 5 1

15. 5 2 1 1 1 5 2

16. 5 3 1 1 1 5 2

17. 5 2 1 1 1 4 2

18. 4 2 1 1 1 4 2

19. 5 2 1 1 1 6 1

20. 4 2 1 1 1 4 1

21. 4 3 2 1 1 1 1

22. 5 5 2 1 1 5 1

23. 5 5 1 1 1 5 2

24. 5 2 1 1 1 4 2

25. 5 2 1 1 1 6 1


(6)

Tabel Distribusi Jawaban Responden

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

(Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

Variabel Terikat (Y)

Nomor

Responden Perilaku Menyimpang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

2. 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1

3. 4 2 3 3 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 2

4. 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 1 1

5. 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1

6. 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1

7. 5 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1

8. 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1

9. 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

10. 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1

11. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12. 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 1

13. 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1

14. 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15. 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

16. 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1

17. 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1

18. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1

19. 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1

20. 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1

21. 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1

22. 5 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1

23. 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1

24. 2 1 2 3 1 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1

25. 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1

26. 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1


Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Pengaruh Ujian Nasional Terhadap Mutu Pendidikan (Studi Eksplanatif di SMAN 1 Bandar Perdagangan Kec. Bandar Kab. Simalungun)

2 47 113

Perkembangan Kota Perdagangan Di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun (1980-1999)

4 58 88

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

1 3 56

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun)

0 0 18