Analisis Kemampuan Penelusuran Informasi Mahasiswa Magister Kedokteran USU

(1)

Kuisioner Penelitian

Analisis Kemampuan Penelusuran Informasi Mahasiswa Magister Kedokteran USU

Saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuisioner dalam rangka

penelitian tentang “Analisis Kemampuan Penelusuran Informasi Mahasiswa Magister Kedokteran USU”.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Pengisian kuisioner ini semata-mata untuk tujuan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, semuan pilihan jawaban dan pendapat saudara akan dirahasiakan oleh peneliti.

2. Pilihan salah satu pertanyaan kuisioner dibawah ini dengan kategori jawaban yang tersedia.

3. Berilah tanda centang () pada setiap jawaban Saudara. IDENTITAS RESPONDEN

Stambuk : ___________________________________

Jurusan/ Program Studi Spesialis : ___________________________________

Semester : ___________________________________

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Anda memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari ?

2. Apakah Anda mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu ?

3. Apakah Anda lebih sering menggunakan bahasa alami (sehari-hari) dibandingkan bahasa terkendali (istilah baku) dalam pencarian informasi ?

4. Apakah Anda pernah meminta bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang Anda butuhkan ?

5. Apakah Anda menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari ?


(2)

6. Apakah Anda membatasi jenis format file dalam pencarian literatur ?

7. Apakah PubMed termasuk mesin pencari ?

8. Apakah Anda menentukan strategi penelusuran terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang relevan?

9. Apakah Anda mengidentifikasi terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan Anda gunakan dalam menelusur informasi di internet?

10. Apakah Medline termasuk database?

11. Apakah Anda menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari ?

12. Apakah Anda menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang Anda butuhkan?

13. Apakah Anda sering menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database?

14. Apakah Anda menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi?

15. Apakah Anda mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari?

16. Apakah Anda mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari?

17. Apakah Anda memperbaiki strategi penelusuran apabila Anda tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang Anda harapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan Anda? 18. Apakah Anda mengevaluasi terlebih dahulu hasil

penelusuran sebelum mengutipnya?

19. Apakah Anda mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi Anda?

20. Apakah Anda memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya?


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aurino. 2007. Pengertian Database. http://aurino.com/wordpress/?p=17. Diakses 04 April 2014.

ACRL.2014. Information Literacy Competency Standards for Higher Education. http://www.ala.org/acrl/standards/informationliteracycompetency. Diakses 5 Mei 2014.

Arga. 2009.Literasi Informasi.

http://argalove.blogspt.com/200901/literasi_informasi. Diakses 16 mei 2014 American Psychological Association. 2000. What Are Scientific Journals?.

http://www.apa.org/about/gr/issues/review/journal-fact.aspx. Diakses 27 Juni 2014

Somi ,Avisa Tria. 2012. Standar Kompetensi Literasi Informasi Untuk Perguruan Tinggi :ACRL (Association Of College And Research Libraries).

http://avisa-wordpilar.blogspot.com/2012/09/standar-kompetensi-literasi-informasi.html. Diakses 16 Mei 2014.

Chowdhury, G.G. 2004.Introduction to Modern Information Retrieval.London : Library Association.

Ellis, David; Cox,Deborah;Hall, Katherine. 1993. “A Comparison of information seeking patterns of researchers in the physical and Social Science” Journal of Documentation, Vol 49(4):356-369

Johnston Bill; Sheila Webber. 2003.Information Literacy in Higher Education: a review and case study .Studies in Higher Education Vol 28(3) : 1-19.

Gunawan, Agustin Widya, et al. 2008. 7 Langkah Literasi Informasi : Knowedge Management. Jakarta : Universitas Atma Jaya.

Gunawan, Wawan. 2008. Tips Trik Menulis Artikel: 6 Langkah Menjadi Penulis. Bandung: Harmax Publishing.

Hasugian, Jonner. 2006. Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap seorang pencari informasi sebagai real user, dalam Jurnal

Pustaha.Vol. 2, No. 1, hal. 1.

Hasugian ,Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Medan : USU Press.

Hasugian, Jonner. (2008). Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Vol 4 No.2 Desember

2008.,http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../16100/.../pus-deS2008-%20(4).pdf.Diakses 19 Mei 2014


(4)

Hadi, Sutrisno. 1981. Metode Research. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM.

Krikelas,J. 1983. Information seeking behavior: Patterns and concepts. Drexel Library Quartely vol 19(2):5-20

Kulthau, Carol C. 1991. Inside the searching process: Information Seeking from the user’s perspective.’ Journal of the American Society and Information Science Vol 42(5):362

Laszlo Csirmaz. 2014.What Boolean Operators Are and Why You Don't Want to Learn Them.http://www.personal.ceu.hu/comp/boolean_operators.htm. Diakses 18 Mei 2014

Lien, Ai Diao. 2010. Literasi informasi 7 Langkah Knowledge Management. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Michael B. Eisenberg, et.al. 2004. Information Literacy: Essential Skills for the information age (second edition). London: Libraries Unlimited

Nicholson, Angela.(2000). Planning a Search

Strategy.http://www.lib.ed.ac.uk/resbysub/PDF/search_skills_A4_booklet.p df . Diakses 9 Mei 2014

Oxford Dictionary. 2014.

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/search-engine?q=search+engine. Diakses 22 Jui 2014

Pakpahan,H. 2010.

Database.http://globalonlinebook.blogspot.com/2010/06/database.html. Diakses 4 April 2014.

Pannen, Paulina. 1990. A Study in information seeking and use behaviors of resident students and non residents students in indonesian tertiary education. Disertasi. Syracuse: Syracuse University.

PubMed. 2014. PubMed Help.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK3827/#pubmedhelp.PubMed_Quic k_Start. Diakses 28 Maret 2014.

ProQuest. 2014. About ProQuest Medical Library.

https://library.sd.gov/LIB/ERD/ProQuest/ProQuest.pdf.Diakses 7 April 2014.

ProQuest. 2014. Getting Started with ProQuest Historical Newspapers: An Overvie. https://www.lib.uwo.ca/files/business/helphistnews.pdf .Diakses 7 April 2014.

ProQuest. 2014. About ProQuest Medical Library.

http://search.ProQuest.com/medical/productfulldescdetail?accountid=50257. Diakses 7 April 2014.


(5)

Psychologymania.2013. Tujuan literasi informasi. http://www.psychologymania.com/2012/12/tujuan-literasi-informasi.html. Diakses 21 Juli 2014.

Rini W, B. (2008). Shortcourse : Membuat Aplikasi Database dengan Java dan MySQL. Semarang : Wahana Komputer.

Ristek. 2013. Literatur Kelabu (Grey Literature).

http://www.ristek.go.id/file/upload/Referensi/literatur/literatur.htm.Diakses 13 April 2014.

Samosir , Fransiska Timoria.2010.Literasi Informasi Mahasiswa S2 Pascasarjana Pada Layanan Digital Perpustakaan USU. Medan: Fakultas Sastra USU. Sapoetra ,Hardja .2013. Fungsionalisasi Media dalam Menjaga Eksistensi

Budaya Melayu' (Juara 1 LKTI PIJAR UIN

2013) .http://hardjasapoetra.blogspot.com/2013/04/karya-tulis-ilmiah-fungsionalisasi.html. Diakses 16 April 2014.

Sayekti, Retno. 2001. Perkembangan Aplikasi Teknologi Komputer Dalam Sistem Temu Balik Informasi, dalam Jurnal Gema Informasi No. 10 – 14 Thn. V dan VI, hal. 19.

Sulistyo-Basuki.2013.Literasi Informasi Dan

Literasi Digital.http://sulistyobasuki.wordpress.com/tag/literasi-informasi/. Diakses 7 april 2014.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

Supardi, A. 1979.Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Gunung Jati. Widiyasari, Nurul. 2007. Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For

Academic Purposes) (Studi Deskriptif Literasi Informasi Lulusan Program EAP di IALF Bali), http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ln6493d3d209full.pdf, Diakses 25 Maret 2014.

Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy,& Heriyanto. (2012). Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pada Layanan American Corner Di UPT

Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Menurut Association Of College And Research Libraries.Universitas Diponegoro Semarang: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya., dari

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip/article/download/733/709. Diakses 19 Mei 2014.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2002, 6) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Divisi Layanan Digital Perpustakaan USU Jalan Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan 20155.

3.3. Populasi

Populasi adalah jumlah yang ada pada objek/subyek yang akan dipelajari. Menurut Sugiyono (2008, 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh mahasiswa Magister Kedokteran. Jumlah mahasiswa S2 pascasarjana khusus mahasiswa Magister Kedokteran berjumlah 285 orang. Sehingga populasi penelitian ini adalah 285 orang.

3.4. Sampel

Sampel adalah sebagian dari data populasi. Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus Slovin yaitu:

� = + �. �2

-� = + 85 ∗ .85 2

� = 85

+ .85 � = ��


(7)

Keterangan N=Populasi n=sampel

e=tingkat kesalahan

Tingkat kesalahan yang digunakan adalah 10% Sehingga sampel penelitian ini adalah 74 orang. 3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : a. Kuisioner: kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

b. Studi kepustakaan melalui berbagai dokumen seperti jurnal, buku, majalah, buku tahunan dan dokumenlainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.5. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011, 148) menjelaskan “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alami maupun sosial yang diamati. ”Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitian.

3.6. Kuisioner

Menurut Arikunto (2010,194) ”kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”. Jenis kuisioner yang diberikan kepada responden adalah kuisioner langsung, yaitu dimana pertanyaan langsung diberikan kepada responden. Pemberian kuisioner dilakukan secara aksidental.

3.7 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuisioner kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang di peroleh di ambil dengan menyusun


(8)

ke dalam tabel, kemudian dihitung persentasenya. Persentasenya dihitung dengan menggunakan tafsiran data dengan perhitungan rumus. Setelah data di persentasekan kemudian dikelompokkan .

Adapun rumus dalam menghitung persentase data yaitu: � =

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh N = jumlah responden (Hadi, 1981, 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka penulis menggunakan penafsiran sebagai berikut:

1-25 % Sebagian kecil 26-49% Hampir setengah 50 % Setengah

51-75 % Sebagian besar 76-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya (Supardi, 1979, 20)

Penulis menggunakan skala Guttman dalam pembuatan atau penyusunan kuisioner yaitu:

a. Ya


(9)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1. Analisis Deskriptif

4.1.1. Kemampuan Penelusuran Mahasiswa Magister Kedokteran USU Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penelusuran informasi mahasiswa Magister Kedokteran USU. Untuk mengetahui atau mengukur kemampuan penelusuran informasi bagi setiap mahasiswa, maka dibutuhkan indikator. Penelitian ini menggunakan indikato standar literasi informasi menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) yang terdapat pada poin kedua yaitu :

Mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien:

1. Mahasiswa memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

2. Mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif. 3. Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan

menggunakan berbagai metode.

4. Mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan.

5. Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya.

4.1.2. Memilih Metode Penelitian dan Sistem Temu Kembali Informasi yang Tepat Untuk Mengakses Informasi yang Dibutuhkan

Ketika mahasiswa pascasarjana Kedokteran berkunjung ke Layanan Digital S2, hal utama yang mereka lakukan adalah melakukan penelusuran informasi baik itu literature elektronik maupun sumber informasi elektronik lainnya untuk mencari informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu yang harus dilakukan tentunya memilih metode sistem temu kembali informasi yang tepat untuk mengakses sumber informasi yang dibutuhkan agar nantinya mahasiswa pascasarjana kedokteran dapat memperoleh hasil penelusuran yang sesuai dengan yang mereka harapkan.


(10)

Kemampuan mahasiswa dalam memilih metode sistem temu kembali informasi yang tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan diukur dengan kuisioner nomor 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

Tabel 1. Kemampuan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari

Nomor Pertanyaan 1 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda memformulasikan

kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari?

63 85% 11 15%

Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebesar 85% atau sebanyak 63 responden menyatakan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 11 responden atau sebesar 15% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (85%) memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari dan sebagian kecil (15%) tidak memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari.

Dalam mencari informasi yang relevan, tentunya mahasiswa harus menetapkan strategi penelusuran yang efektif agar nantinya diperoleh hasil yang relevan dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Salah satu langkahnya adalah dengan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum mahasiswa menelusur informasi di internet. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Nicholson (2000) bahwa, "Query adalah istilah awal untuk mencari informasi. Jika query yang dibuat benar, maka informasi yang diperoleh benar. Sebaliknya jika query yang dibuat salah, maka informasi yang diperoleh salah".

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Magister Kedokteran USU telah memformulasikan query (kata kunci) terlebih dahulu sebelum melakukan penelusuran informasi di internet. Dengan demikian


(11)

diharapkan mahasiswa Magister Kedokteran USU mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 2. Kemampuan mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu

Nomor Pertanyaan 2 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengidentifikasi

topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu?

74 100% 0 0

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebesar 100% atau sebanyak 74 responden menyatakan mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 0 responden atau sebesar 0% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital seluruhnya (100%) mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu.

Sebelum melakukan penelusuran hal utama yang dilakukan mahasiswa terlebih dahulu adalah menentukan topik atau masalah yang akan ditelusur agar nantinya jelas hasil yang akan didapat mahasiswa dan relevan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan datangnya mahasiswa ke Layanan Digital berarti mahasiswa telah mengidentifisikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Magister Kedokteran USU mengidentifikasikan topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu.


(12)

Tabel 3. Kemampuan dalam menggunakan bahasa penelusuran

Nomor Pertanyaan 3 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda lebih sering

menggunakan bahasa alami (sehari-hari) dibandingkan bahasa terkendali (istilah baku) dalam pencarian informasi?

47 63% 27 37%

Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebesar 63% atau sebanyak 47 responden menyatakan lebih sering menggunakan bahasa alami (sehari-hari) dibandingkan bahasa terkendali (istilah baku) dalam pencarian informasi . Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 27 responden atau sebesar 37% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (63%) lebih sering menggunakan bahasa alami (sehari-hari) dibandingkan bahasa terkendali (istilah baku) dalam pencarian informasi dan hampir setengah (37%) menggunakan bahasa terkendali (istilah baku) dibandingkan bahasa alami (sehari-hari) dalam pencarian informasi.

Dalam menelur informasi di internet, bahasa penelitian yang sering digunakan adalah bahasa alami dan kosakata terkendali. Menelusur menggunakan bahasa alami memudahkan mahasiswa yang merupakan penelusur pemula yang belum mampu menelusur menggunakan kosakata terkendali (controlled vocabulary).

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU lebih sering menggunakan bahasa alami dibandingkan bahasa terkendali dalam menelusur informasi di internet.


(13)

Tabel 4. Kemampuan menelusur informasi secara mandiri

Nomor Pertanyaan 4 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda pernah meminta

bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang Anda butuhkan?

38 52% 36 48%

Data pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebesar 52% atau sebanyak 38 responden menyatakan pernah meminta bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang mahasiswa butuhkan. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 36 responden atau sebesar 48% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (52%) pernah meminta bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang mahasiswa butuhkan dan hampir setengahnya (48%) menelusur informasi secara mandiri tanpa meminta bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang mereka butuhkan.

Dalam menelusur informasi di internet mahasiswa di Layanan Digital Perpustakaan USU kadang kala tidak bisa menemukan informasi yang dibutuhkan. Mahasiswa adakalanya bertanya dan meminta bantuan pustakawan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU pernah meminta bantuan pustakawan Layanan Digital Perpustakaan USU untuk mencari literatur yang mereka butuhkan.


(14)

Tabel 5. Kemampuan dalam menelusur informasi dengan menggunakan stop word

Nomor Pertanyaan 5 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda menggunakan stop

word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari?

38 78% 36 22%

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebesar 78% atau sebanyak 38 responden menyatakan menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 36 responden atau sebesar 22% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (78%) menelusur informasi menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari dan sebagian kecil (22%) menelusur informasi tidak menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Dalam sistem temu kembali informasi, mahasiswa dapat menemukan hasil penelusuran yang relevan apabila mahasiswa menelusur informasi menggunakan bahasa alami atau pun kosa kata terkendali. Kedua bahasa tersebut yang nantinya akan diindeks oleh database, sedangkan stop word tidak diindeks. Stop word tidak dapat digunakan sebagai istilah penelusuran di internet.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Magister Kedokteran USU menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, ke, pada, dan ke dalam menelusur informasi di internet.


(15)

Tabel 6. Kemampuan mengetahui jenis format informasi

Nomor Pertanyaan 6 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda membatasi jenis format

file dalam pencarian literatur? 38 52% 36 48%

Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebesar 52% atau sebanyak 38 responden menyatakan membatasi jenis format file dalam mencari literatur yang mereka butuhkan. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 36 responden atau sebesar 48% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (52%) membatasi jenis format file dalam mencari literatur yang mereka butuhkan dan hampir setengah (48%) tidak membatasi jenis format file dalam mencari literatur yang mereka butuhkan.

Dalam menelusur informasi di internet ada banyak jenis format informasi yang bisa pengguna dapatkan, seperti format docx, pdf, mp3, video, dan lain sebagainya. Mahasiswa Magister Kedokteran USU dalam menelusur informasi di internet sebagian besar membatasi jenis format file informasi dalam mencari literatur yang mereka butuhkan. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh ALA yaitu salah satunya mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk cetak dan non cetak, online dan komputerisasi, interview, para pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan, dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber tambahan yang diperlukan.

4.1.3. Membangun dan Menerapkan Strategi Penelusuran

Sebelum melakukan penelusuran informasi di internet, sangat penting bagi pengguna untuk membangun strategi penelusuran informasi terlebih dahulu agar nantinya didapat hasil penelusuran yang relevan dan sesuai dengan yang diharapkan pengguna. Setelah pengguna membangun strategi penulusuran, maka


(16)

setelah itu pengguna menerapkannya ke berbagai mesin pencari maupun database, baik mesin pencari yang umum seperti Google maupun mesin pencari yang khusus di bidang kedokteran yaitu Pubmed.

Kemampuan mahasiswa dalam membangun dan menerapkan strategi penelusuran diukur dengan menggunakan kuisioner nomor 7, 8, 9 dan 10.

Tabel 7. Kemampuan untuk menentukan mesin pencari

Nomor Pertanyaan 7 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah PubMed termasuk mesin

pencari? 58 78% 16 22%

Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebesar 78% atau sebanyak 58 responden menyatakan bahwa mengetahui bahwa PubMed adalah mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 16 responden atau sebesar 22% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (78%) sudah mengetahui bahwa PubMed adalah mesin pencari dan sebagian kecil (22%) tidak mengetahui bahwa PubMed adalah mesin pencari.

PubMed adalah salah satu mesin pencari dibidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang kontennya banyak berisi informasi tentang kedokteran dan kesehatan. Didalamnya terdapat banyak file-file kedokteran yang dapat diunduh secara gratis. Sangat penting bagi seorang mahasiswa kedokteran untuk mengetahui bahwa ada mesin pencari yang kontennya khusus mengenai ilmu kedokteran dan kesehatan agar mahasiswa dapat memaksimalkan pencarian informasi dibidang kedokteran. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Magister Kedokteran USU sudah mengetahui bahwa PubMed adalah mesin pencari. Dengan demikian diharapkan mahasiswa Magister Kedokteran USU dapat mencari informasi kedokteran dengan maksimal dan sesuai harapan


(17)

Tabel 8. Kemampuan menentukan strategi penelusuran

Nomor Pertanyaan 8 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda menentukan strategi

penelusuran terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang relevan?

63 85% 11 15%

Data pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebesar 85% atau sebanyak 63 responden menyatakan menentukan strategi penelusuran terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang relevan. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 11 responden atau sebesar 15% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (85%) menentukan strategi penelusuran terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang relevan dan sebagian kecil (15%) tidak menentukan strategi penelusuran terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang relevan.

Mahasiswa Magister Kedokteran USU yang datang ke Layanan Digital Perpustakaan USU tentunya bermaksud untuk mencari informasi yang mahasiswa butuhkan. Kebutuhan informasi setiap mahasiswa berbeda-beda. Penelusuran informasi di internet berguna untuk mencegah pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta duplikasi penelitian. Maka dari itu untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut maka pengguna harus menentukan strategi penelusuran terlebih dahulu agar didapatkan informasi yang relevan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh mahasiswa Magister Kedokteran USU telah menentukan strategi penelusuran sebelum menelusur informasi di internet. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh ALA yaitu pengguna yang terampil dalam menggunakan informasi salah satunya yaitu menetapkan strategi penelusuran.


(18)

Tabel 9. Kemampuan membatasi jenis format file dalam pencarian literatur

Nomor Pertanyaan 9 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengidentifikasi

terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan Anda gunakan dalam menelusur informasi di internet?

59 80% 15 20%

Data pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebesar 80% atau sebanyak 59 responden mengidentifikasi terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan digunakan dalam menelusur informasi di internet. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 15 responden atau sebesar 20% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (80%) mengidentifikasi terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan digunakan dalam menelusur informasi di internet dan sebagian kecil (20%) tidak mengidentifikasi terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan digunakan dalam menelusur informasi di internet.

Dalam mengidentifikasikan kebutuhan informasi diperlukan alat bantu penelusuran yang dapat digunakan untuk membantu mencari informasi. Alat-alat bantu tersebut antara lain OPAC, bibliografi, katalog, indeks, dan lain sebagainya. Dengan mengidentifikasikan alat bantu penelusuran, diharapkan mahasiswa Magister Kedokteran USU dapat mencari informasi dengan lebih cepat dan lebih spesifik. Dengan proses temu kembali yang lebih cepat diharapkan dapat menghemat waktu mahasiswa, sehingga mahasiswa Magister Kedokteran USU dapat memanfaatkan waktunya untuk melakukan kegiatan lainnya.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Magister Kedokteran USU mengidentifikasikan terlebih dahulu alat bantu penelusuran apa yang akan digunakan dalam menelusur informasi di internet.


(19)

Tabel 10. Kemampuan dalam menentukan database

Nomor Pertanyaan 10 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Medline termasuk database?

52 70% 22 30%

Data pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebesar 70% atau sebanyak 52 responden menyatakan mengetahui bahwa Medline adalah database. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 22 responden atau sebesar 30% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (70%) sudah mengetahui bahwa Medline adalah database dan hampir setengah (30%) tidak mengetahui bahwa Medline adalah database.

Medline adalah salah satu basisdata utama kedokteran. Medline adalah salah satu database yang paling terkenal yang mengindeks literatur kedokteran/kesehatan. Medline juga merupakan database biomedik umum terbesar di dunia dimana hampir sepertiga artikelnya mengenai biomedik. Oleh karena banyaknya artikel-artikel ini, maka untuk mendapatkan artikel yang diinginkan merupakan suatu tantangan. Sangat penting bagi seorang mahasiswa untuk mengetahui bahwa ada database yang kontennya khusus mengenai ilmu kedokteran dan kesehatan agar mahasiswa dapat memaksimalkan pencarian informasi dibidang kedokteran.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU sudah mengetahui bahwa Medline adalah database. Dengan demikian diharapkan mahasiswa Magister Kedokteran USU dapat mencari informasi kedokteran dengan maksimal dan sesuai harapan.

4.1.4. Melakukan Sistem Temu Balik Secara Online atau Pribadi dengan Menggunakan Berbagai Metode

Saat melakukan penelusuran informasi, pengguna bias menelusur berbagai informasi elektronik yang jumlahnya sangat banyak di internet baik dari fasilitas online yang berbayar maupun dari fasilitas online yang tidak berbayar (gratis),


(20)

yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Namun fasilitas penelusuran informasi ini tidak akan maksimal penggunaannyajika pengguna tidak menggunakan strategi atau kemampuan penelusuran yang baik, yaitu dengan memanfaatkan fasilitas penelusuran yang tersedia.

Kemampuan mahasiswa dalam melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode yaitu diukur menggunakan kuisioner nomor 11, 12, 13, 14, 15 dan 16.

Tabel 11. Kemampuan menggunakan pembatasan penelusuran

menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari

Nomor Pertanyaan 11 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda menggunakan

pembatasan penelusuran

menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari?

44 59% 30 41%

Data pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebesar 59% atau sebanyak 44 responden menyatakan menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 30 responden atau sebesar 41% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (59%) menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari dan hampir setengah (41%) tidak menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Untuk mendapatkan hasil penelusuran yang relevan, maka dibutuhkan strategi penelusuran yaitu dengan memanfaatkan fasilitas penelusuran informasi di internet. Salah satu dari fasilitas penelusuran informasi adalah operator Boolean, dimana operator Boolean digunakan untuk memfokuskan hasil penelusuran. Pengetahuan serta kemampuan dalam menggunakan operator Boolean ini sangat dibutuhkan oleh pengguna informasi internet, yaitu salah


(21)

satunya mahasiswa Magister Kedokteran USU. Karena akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang mahasiswa lakukan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Tabel 12. Kemampuan menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan

Nomor Pertanyaan 12 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda menggunakan

pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang Anda butuhkan?

40 54% 34 46%

Data pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebesar 54% atau sebanyak 40 responden menyatakan menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 34 responden atau sebesar 46% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (54%) menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan dan hampir setengah (46%) tidak menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan.

Terdapat banyak informasi yang tersedia di internet saat ini, membuat pengguna informasi internet harus bisa menggunakan strategi penelusuran yang tepat agar didapat hasil penelusuran yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan hasil penelusuran yang relevan, maka dibutuhkan strategi penelusuran yaitu dengan memanfaatkan fasilitas penelusuran informasi di internet. Salah satu dari fasilitas penelusuran informasi adalah pemenggalan istilah, dimana fasilitas untuk memenggal istilah/kata digunakan untuk memfokuskan hasil penelusuran. Pengetahuan serta kemampuan dalam menggunakan fasilitas penelusuran pemenggalan kata ini dibutuhkan oleh


(22)

pengguna informasi internet, yaitu salah satunya mahasiswa Magister Kedokteran USU. Karena akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang mahasiswa lakukan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan pemenggalan kata dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Tabel 13. Kemampuan menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database

Nomor Pertanyaan 13 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda sering menggunakan

fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database?

44 59% 30 41%

Data pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebesar 59% atau sebanyak 44 responden menyatakan menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 30 responden atau sebesar 41% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (59%) menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database dan hampir setengah (41%) tidak menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database.

Saat melakukan penelusuran informasi di mesin pencari, terdapat banyak hasil penelusuran yang terkadang tidak relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Maka dari itu untuk memudahkan dan mempercepat pencarian, mesin pencari mempunyai fitur penelusuran lanjutan yang disebut advanced search. Advanced search menyediakan berbagai pilihan fitur pencarian baik untuk jenis file format yang ingin kita cari, bahasa, subjek, judul dsb. Pengetahuan serta kemampuan dalam menggunakan fasilitas penelusuran lanjutan ini dibutuhkan oleh pengguna informasi internet, yaitu salah satunya mahasiswa Magister Kedokteran USU.


(23)

Karena akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang mahasiswa lakukan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menggunakan fasilitas penelusuran lanjutan dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Tabel 14. Kemampuan menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi

Nomor Pertanyaan 14 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda menggunakan

kedekatan istilah dalam penelusuran informasi?

67 91% 7 9%

Data pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebesar 91% atau sebanyak 67 responden menyatakan menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 7 responden atau sebesar 9% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (91%) menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi dan sebagian kecil (9%) tidak menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi.

Terdapat banyak jenis format informasi di internet, baik dalam format doc, pdf, video, artikel lepas, maupun audio. Dalam menelusur informasi di internet berupa artikel ataupun dokumen elektronik di suatu web, terkadang pengguna tidak mendapatkan hasil penelusuran sesuai yang diharapkan dikarenakan ledakan informasi yang setiap hari terjadi membuat banyak dokumen yang isinya hampir sama namun bukan merupakan kebutuhan pengguna. Meskipun banyak pangkalan data ataupun mesin pencari yang dapat diakses pengguna, strategi penelusuran tetap dibutuhkan agar pengguna informasi dapat mencari informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu strategi pencariannya adalah dengan menggunakan fasilitas penelusuran menggunakan kedekatan istilah (proximity searching).


(24)

Pengetahuan serta kemampuan dalam menggunakan fasilitas penelusuran menggunakan kedekatan istilah ini dibutuhkan oleh pengguna informasi internet, yaitu salah satunya mahasiswa Magister Kedokteran USU. Karena akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan hasil penelusuran yang mahasiswa lakukan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menggunakan fasilitas penelusuran menggunakan kedekatan istilah dalam menelusur informasi di mesin pencari.

Tabel 15. Kemampuan mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari

Nomor Pertanyaan 15 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengetahui bagaimana

menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari?

48 65% 26 35%

Data pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebesar 65% atau sebanyak 48 responden menyatakan mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 26 responden atau sebesar 35% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USUpada Layanan Digital sebagian besar (65%) mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari dan hampir setengah (35%) tidak mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari.

Saat melakukan penelusuran informasi di internet melaui mesin pencari, hal pertama yang dilakukan oleh pengguna internet yaitu salah satunya mahasiswa adalah dengan mengetikkan kata/istilah atau ekspresi apa saja di dalam kotak pencarian mesin pencari. Bagi penelusur pemula hal yang dilakukan adalah dengan mengetikkan ekspresi pencarian dasar di dalam mesin pencari, dimana mahasiswa melakukan pencarian informasi pada mesin pencari dengan


(25)

menggunakan kata kunci yang sederhana. Cukup ketik kata kunci atau frase yang berhubungan dengan informasi yang pengguna inginkan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menelusur menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari.

Tabel 16. Kemampuan mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk

mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari

Nomor Pertanyaan 16 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengetahui bagaimana

menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari?

48 65% 26 35%

Data pada Tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebesar 65% atau sebanyak 48 responden menyatakan mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 26 responden atau sebesar 35% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital sebagian besar (65%) mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari dan hampir setengah (35%) tidak mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari.

Pencarian informasi pada mesin pencari untuk mencari informasi yang lebih spesifik menggunakan operator Boolean (AND , OR, NOT). Untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik, maka pengguna informasi internet


(26)

dapat menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU menelusur menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari.

4.1.5. Memperbaiki Strategi Penlusuran Jika Diperlukan

Sebelum pengguna melakukan penelusuran informasi di internet, sangat penting bagi pengguna untuk merumuskan strategi penelusuran informasi terlebih dahulu agar penelusuran berjalan dengan efektif. Namun hasil penelusuran informasi tidak selamanya relevan atau sesuai dengan kebutuhan pengguna, adakalanya menyimpang dikarenakan kurang tepatnya dalam merumuskan pertanyaan penelusuran. Maka dari itu pengguna perlu kiranya untuk memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan agar mendapatkan hasil penelusuran sesuai dengan yang diharapkan.

Kemampuan mahasiswa dalam memperbaiki strategi penelusuran diukur dengan menggunakan kuisioner nomor 17 dan 18.

Tabel 17. Kemampuan memperbaiki strategi penelusuran apabila pengguna tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang diharapkan atau tidak

relevan dengan kebutuhan

Nomor Pertanyaan 17 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda memperbaiki strategi

penelusuran apabila Anda tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang Anda harapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan Anda?

64 87% 10 13%

Data pada Tabel 4.17 menunjukkan bahwa sebesar 87% atau sebanyak 64 responden menyatakan memperbaiki strategi penelusuran apabila tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang mereka harapkan atau tidak relevan


(27)

dengan kebutuhan. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 10 responden atau sebesar 13% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (87%) memperbaiki strategi penelusuran apabila tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang mereka harapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan dan sebagian kecil (13%) tidak memperbaiki strategi penelusuran apabila tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang mereka harapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan.

Hasil penelusuran informasi yang pengguna dapatkan dari internet adakalanya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna informasi internet, salah satunya adalah mahasiswa. Tidak sesuainya hasil penelusuran dengan yang dibutuhkan pengguna bisa jadi dikarenakan kurang tepatnya strategi penulusuran yang digunakan oleh pengguna informasi internet. Maka dari itu, untuk mendapatkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka sebaiknya pengguna memperbaiki strategi penelusuran untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diharapkan serta relevan dengan kebutuhan pengguna.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU memperbaiki strategi penelusuran untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diharapkan serta relevan dengan kebutuhan.

Tabel 18. Kemampuan mengevaluasi hasil penelusuran

Nomor Pertanyaan 18 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengevaluasi terlebih

dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya?

71 96% 3 4%

Data pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa sebesar 96% atau sebanyak 71 responden menyatakan mengevaluasi terlebih dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 3 responden atau sebesar 4% responden.


(28)

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (96%) mengevaluasi terlebih dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya dan sebagian kecil (4%) tidak mengevaluasi terlebih dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya.

Banyaknya ledakan informasi di internet yang setiap hari tumbuh membuat pengguna informasi internet harus memperhatikan hasil penelusurannya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhannya dikarenakan banyaknya informasi yang hampir sama akibat ledakan informasi yang setiap hari terjadi. Untuk itu maka pengguna yang sadar akan kebutuhan informasinya akan mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel yang telah didapatkan dari internet. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Nicholson (2000) tentang bagaimana cara mencari informasi yang efisien dalam database.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Magister Kedokteran USU mengevaluasi terlebih dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya.

4.1.6. Mengutip, Mencatat dan Mengolah Informasi dan Sumber-sumbernya Saat pengguna telah mendapatkan informasi yang relevan dari mesin pencari maupun database, maka pengguna dapat memilih satu diantara informasi tersebut untuk mereka gunakan sesuai kebutuhannya. Agar informasi yang telah diperoleh dapat digunakan dan bermanfaat,maka sebaiknya pengguna mengutip, mencatat, dan mengelola informasi dan sumber-sumbernya.

Untuk keperluan ini pengguna dapat melakukan copy dan paste informasi dari internet ke program lain semisal Microsoft Word, namun tidak lupa untuk mencantumkan sumber informasi tersebut agar tidak dikatakan plagiat. Selain itu pengguna dapat melakukan download serta mencatat sumber informasi tersebut, serta mencetak sumber informasi.

Kemampuan mahasiswa dalam mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya diukur dengan menggunakan kuisioner 19 dan 20.


(29)

Tabel 19. Kemampuan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk

memenuhi kebutuhan informasi

Nomor Pertanyaan 19 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi Anda?

67 91% 7 9%

Data pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebesar 91% atau sebanyak 67 responden menyatakan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 7 responden atau sebesar 9% responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (91%) mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog,journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi dan sebagian kecil (9%) tidak mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Kebutuhan informasi setiap pengguna informasi yang berbeda-beda, membuat pengguna harus mencari informasi yang ia butuhkan dari berbagai macam sumber. Semakin banyak sumber informasi yang pengguna gunakan maka akan semakin banyak variasi informasi yang pengguna dapatkan. Pengguna bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi seperti wikipedia, blog, jurnal online, maupun databaseonline.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya mahasiswa Magister Kedokteran USU mengumpulkan informasi dari berbagai sumber


(30)

informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online) untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Tabel 20. Kemampuan memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya

Nomor Pertanyaan 20 Jawaban responden

Ya Persentase Tidak Persentase Apakah Anda memperhatikan

kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya?

66 89% 8 11%

Data pada Tabel 4.20 menunjukkan bahwa sebesar 89% atau sebanyak 66 responden menyatakan memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya. Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 11% responden atau sebesar 8 responden.

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa mahasiwa S2 pascasarjana Magister Kedokteran USU pada Layanan Digital pada umumnya (89%) memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya dan sebagian kecil (11%) tidak memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya.

Tidak semua literatur dapat dikutip karena masing-masing bidang ilmu memiliki keusangan literatur, misalnya saja kedokteran 6,8 tahun, seperti yang telah dikemukakan oleh Brown, Kebler dan Burlon yang pernah mengadakan penelitian mengenai keusangan literatur dalam berbagai subjek yang diukur menggunakan parameter paro–hidup (half-life) dan menyimpulkan bahwa bidang ilmu fisiologi 7,2 tahun, ilmu alam 4,6 tahun, kimia 8,1 tahun, kedokteran 6,8 tahun, botani 10,0 tahun, matematika 10,5 tahun dan untuk ilmu geologi 11,8 tahun. Maka dari itu perlu bagi mahasiswa untuk memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mahasiswa mengutipnya.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya mahasiswa Magister Kedokteran USU memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya


(31)

4.1.7. Rangkuman Analisis Data

Kemampuan penelusuran mahasiswa Magister Kedokteran USU pada layanan digital dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Dimana pada sumbu x menandakan kemampuan penelusuran informasi dan sumbu y menyatakan tingkat tingkat kemampuan mahasiswa Magister Kedokteran pada Layanan Digital Perpustakaan USU.

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa Magister Kedokteran USU dalam memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan sebanyak 71.6 %, dan ketika masuk ke tahap membangun dan menerapkan strategi penelusuran menaik dengan prosentase 78.25 % persen. Kemampuan mahasiswa pada tahap selanjutnya yaitu kemampuan melakukan sistem temu balik secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode mulai menurun yaitu sebanyak 65.5 %. Selanjutnya kemampuan mahasiswa Magister Kedokteran USU dalam memperbaiki strategi penlusuran jika diperlukan menaik kembali sebanyak 91.5 %. Lalu kemampuan mahasiswa dalam mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber sumbernya kembali menurun sedikit sekitar 90 %.

Dengan demikian, kemampuan yang paling tinggi yang dimiliki mahasiswa Magister Kedokteran USU adalah kemampuan mahasiswa Magister Kedokteran USU dalam memperbaiki strategi penlusuran.

0 20 40 60 80 100


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan mahasiswa dalam memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan hampir seluruh responden menyatakan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari (85%), seluruh responden menyatakan mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu (100%), sebagian besar responden menyatakan lebih sering menggunakan bahasa alami (sehari-hari) dibandingkan bahasa terkendali (istilah baku) dalam pencarian informasi (63%), sebagian besar responden menyatakan menelusur informasi secara mandiri tanpa meminta bantuan pustakawan Layanan Digital untuk mencari literatur yang mereka butuhkan (52%), kemudian hampir seluruh responden menyatakan menggunakan stop word (kata penghubung) seperti yang, di, dengan, pada , dan ke dalam menelusur informasi di mesin pencari (78%), dan sebagian besar responden menyatakan membatasi jenis format file dalam mencari literatur yang mereka butuhkan (52%).

2. Kemampuan mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif hampir seluruh responden menyatakan bahwa mengetahui bahwa PubMed adalah mesin pencari (78%), kemudian hampir seluruh responden menyatakan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum menelusur informasi di mesin pencari (85%), kemudian hampir seluruh responden menyatakan membatasi jenis format file dalam pencarian literatur (80%), dan sebagian besar responden menyatakan mengetahui bahwa Medline adalah database (70%).

3. Kemampuan mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode sebagian besar


(33)

responden menyatakan menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari (59%), sebagian besar responden menyatakan menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan (54%), sebagian besar responden menyatakan menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database (59%), kemudian hampir seluruh responden menyatakan menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi (91%), sebagian besar responden menyatakan mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari (65%), dan sebagian besar responden menyatakan mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencar (65%)i.

4. Kemampuan mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan hampir seluruh responden menyatakan memperbaiki strategi penelusuran apabila tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang mereka harapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan (87%), dan hampir seluruh responden menyatakan mengevaluasi terlebih dahulu hasil penelusuran sebelum mengutipnya (96%).

5. Kemampuan mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya hampir seluruh responden menyatakan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi (91%), dan hampir seluruh responden menyatakan memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya (89%).

5.2.Saran

1. Layanan Digital perpustakaan USU memberikan bimbingan pemakai kepada mahasiswa Magister Kedokteran agar mahasiswa Magister Kedokteran dapat menelusur dengan lancar dan mandiri.


(34)

2. Layanan Digital perpustakaan memberikan bimbingan penelusuran informasi kepada mahasiswa Magister Kedokteran agar mahasiswa Magister Kedokteran dapat menggunakan dan memaksimalkan fasilitas penelusuran informasi seperti penggunaan operator Boolean, kedekatan istilah (proximity searching), pemenggalan istilah (truncation), fitur penelusuran lanjutan (advanced search) dan lain sebagainya.


(35)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Literatur

Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual maupun rekreasi. (ALA Glosary of Library and Information Science, 1983). Jenis-jenis literature adalah jurnal ilmiah, buku, literature kelabu (grey literature), karya tulis lepas dalam situs web.

2.1.1. Jurnal Ilmiah

Bagi mahasiswa dan dosen, jurnal ilmiah adalah salah satu referensi utama, karena jurnal ilmiah merupakan publikasi hasil riset yang dapat di pertanggungjawabkan.

Menurut American Psychological Association (2013), jurnal ilmiah adalah:

Scientific journals represent the most vital means for disseminating research findings and are usually specialized for different academic disciplines or subdisciplines. Often, the research challenges common assumptions and/or the research data presented in the published scientific literature in order to gain a clearer understanding of the facts and findings. Depending upon the policies of a given journal, articles may include reports of original research, re-analyses of others’ research, reviews of the literature in a specific area, proposals of new but untested theories, or opinion pieces.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jurnal ilmiah merupakan cara yang paling penting untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan biasanya khusus untuk disiplin akademik yang berbeda atau sub disiplin. Seringkali, penelitian menantang asumsi umum dan / atau data penelitian yang disajikan dalam literatur ilmiah yang diterbitkan dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dari fakta-fakta dan temuan. Tergantung pada kebijakan dari sebuah jurnal yang diberikan, artikel dapat mencakup laporan riset asli, re-analisis dari penelitian orang lain, tinjauan literatur pada area spesifik, usulan baru tapi belum teruji teori, atau opini.


(36)

2.1.2. Buku

Buku merupakan sarana utama dalam penyampaian informasi dan pengetahuan. Dengan membaca buku, sesorang dapat mendapatkan informasi apa saja yang ia butuhkan.

Menurut Kamus Oxford (2014) , “Book is written or printed work consisting of pages glued or sewn together along one side and bound in covers”. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa buku adalah sebuah karya yang ditulis atau dicetak terdiri dari halaman direkatkan atau dijahit bersama-sama sepanjang satu sisi dan terikat dalam sampul.

2.1.3. Literatur Kelabu (Grey Literature)

Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang tidak diterbitkan secara luas. Yang termasuk koleksi ini adalah skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

Menurut Konferensi Internasional Keempat tentang grey literature (GL '99) di Washington DC, pada bulan Oktober 1999 mendefinisikan grey literature sebagai berikut: "Grey literature is that which is produced on all levels of government, academics, business and industry in print and electronic formats, but which is not controlled by commercial publishers".

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa grey literature adalah apa yang dihasilkan pada semua tingkat pemerintahan, akademisi, bisnis dan industri di media cetak dan format elektronik, tetapi yang tidak dikendalikan oleh penerbit komersial.

2.1.4. Karya Tulis Lepas Dalam Situs Web

Internet memiliki fungsi akses informasi, artinya kita dapat mengakses berbagai informasi yang di sajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari yang paling sederhana, seperti prakiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta karya tulis ilmiah yang berbentuk artikel lepas yang terdapat di dalam situs web.


(37)

Menurut The American Heritage Desk Dictionary (1981, 59), artikel adalah bagian tulisan nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan esai.

Sedangkan pengertian artikel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, 49),artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa artikel merupakan bagian tulisan nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan esai, karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

2.2. Literasi Informasi

Agar proses pemenuhan kebutuhan informasi berjalan dengan baik, maka seseorang perlu memahami konsep literasi informasi ( information literacy). 2.2.1. Pengertian Literasi Informasi

Banyak definisi tentang literasi informasi digunakan oleh para pakar, dalam pengertian yang sederhana, literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Menurut Jhonston (2003, 1)literasi informasi adalah :

Information literacy is the adoption of appropriate information behaviour to obtain, through whatever channel or medium, information well fitted to information needs, together with critical awareness of the importance of wise and ethical use of information in society.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi adalah adopsi dari perilaku informasi yang tepat untuk mendapatkan, melalui saluran atau media apa pun, informasi yang baik dilengkapi dengan kebutuhan informasi, bersama dengan kesadaran kritis akan pentingnya penggunaan yang bijaksana dan etika informasi dalam masyarakat.

Definisi literasi informasi yang paling sering di kutip adalah yang di rumuskan oleh American Library Association (ALA) Presidential Committee on Information Literacy (1989) yaitu “To be information literate, a person must be able to recognise when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information”.


(38)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.

2.2.2. Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi

Untuk mengetahui atau mengukur kemampuan literasi informasi bagi setiap mahasiswa, dibutuhkan panduan atau standar. Beberapa negara telah mengembangkan standar untuk pengajaran dan penilaian tetap untuk information skill. Salah satu negara yang telah menggunakan standar adalah USA. Rumusan tentang standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi pernah dilakukan oleh Association of Collage and Research Libraries Standards Committee dan hasilnya juga diakui oleh Tie Board of directors of the Association of Collage and Research Libraries (ACRL) dan pada suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh American Library Association di San Antonio, Texas ACRL (Association of Collage and Research Libraries, 2000).

Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi ACRL pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standard literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut memiliki 20 indikator.

Standar literasi informasi menurut ACRL (2014, 1) tersebut yaitu:

1. The information literate student determines the nature and extent of the information needed.

a. The information literate student defines and articulates the need for information.

b. The information literate student identifies a variety of types and formats of potential sources for information.

c. The information literate student considers the costs and benefits of acquiring the needed information.

d. The information literate student reevaluates the nature and extent of the information need.

2. The information literate student accesses needed information effectively and efficiently.

a. The information literate student selects the most appropriate investigative methods or information retrieval systems for accessing the needed information.

b. The information literate student constructs and implements effectively-designed search strategies.


(39)

c. The information literate student retrieves information online or in person using a variety of methods.

d. The information literate student refines the search strategy if necessary.

e. The information literate student extracts, records, and manages the information and its sources.

3. The information literate student evaluates information and its sources critically and incorporates selected information into his or her knowledge base and value system

a. The information literate student summarizes the main ideas to be extracted from the information gathered.

b. The information literate student articulates and applies initial criteria for evaluating both the information and its sources.

c. The information literate student synthesizes main ideas to construct new concepts.

d. The information literate student compares new knowledge with prior knowledge to determine the value added, contradictions, or other unique characteristics of the information.

e. The information literate student determines whether the new knowledge has an impact on the individual’s value system and takes steps to reconcile differences.

f. The information literate student validates understanding and interpretation of the information through discourse with other individuals, subject-area experts, and/or practitioners.

g. The information literate student determines whether the initial query should be revised.

4. The information literate student, individually or as a member of a group, uses information effectively to accomplish a specific purpose.

a. The information literate student applies new and prior information to the planning and creation of a particular product or performance. b. The information literate student revises the development process

for the product or performance.

c. The information literate student communicates the product or performance effectively to others.

5. The information literate student understands many of the economic, legal, and social issues surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally.

a. The information literate student understands many of the ethical, legal and socio-economic issues surrounding information and information technology.

b. The information literate student follows laws, regulations, institutional policies, and etiquette related to the access and use of information resources.

c. The information literate student acknowledges the use of information sources in communicating the product or performance. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa standar literasi informasi menurut Association of Collage and Research Libraries yaitu mahasiswa yang


(40)

literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien, mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan, mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien, serta mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hukum.

2.2.3. Kemampuan Literasi Informasi

Kemampuan literasi informasi di lingkungan pendidikan utamanya di perguruan tinggi menjadi hal yang tidak bisa ditunda-tunda lagi agar menciptakan generasi yang literat. Misanya kemampuan untuk mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Menurut Diao, et.al, (2010) tentang kemampuan literasi informasi : Kemampuan literasi informasi seseorang harus memilikinya karena untuk dapat bersaing di era globalisasi, kemampuan yang dimiliki tidak hanya seputar kemampuan untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan, menemukan, mengevalusi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif saja, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan sasaran. Banyak manfaat yang dapat dimiliki seseorang ketika mereka memiliki kemampuan literasi informasi yaitu agar seseorang dapat hidup sukses dalam masyarakat informasi dan dapat bersaing di era globalisasi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang harus memiliki kemampuan literasi informasi untuk dapat bersaing di era globalisasi, serta banyak manfaat yang dapat di peroleh seseorang ketika dia memiliki kemampuan literasi informasi yaitu seseorang dapat sukses dalam masyarakat serta bersaing di era globalisasi.


(41)

2.2.4. Keterampilan Literasi Informasi

Keterampilan dan pengetahuan melakukan pencarian informasi yang benar sangat diperlukan oleh pengguna, sehingga akan diperoleh informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Menurut Arga (2009, 6) The American Library Association (ALA) mendefenisikan literasi informasi sebagai istilah yang diterapkan dalam keterampilan informasi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari tujuh keterampilan, yaitu :

1. Mendefenisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar bahwa disekelilingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai permasalahannya. 2. Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian

yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini telah diketahuinya kedalam beberapa kategori atau subjek dan menentukan kriteria untuk sumber-sumber yang potensial, kemutakhiran bentuk/format dan sebagainya.

3. Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk tercetak dan non cetak, online dan komputerisasi, interview, para pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber tambahan yang diperlukan.

4. Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan menyaring. Kemampuan dalam menyaring dan meneliti kata kunci dan topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan, beberapa keberpihakan (bias) dan kemudian kalau perlu, menjelaskan kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya. 5. Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa dan evaluasi dan

pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian tersebut.

6. Mengkomunikasikan informasi yaitu berbagai informasi dengan cara memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset dalam bentuk laporan, foster, grapik dan yang lainnya.

7. Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauhmana baiknya data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada penelitian yang dilakukannya.


(42)

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan literasi informasi menurut ALA terdiri dari mendefinisikan kebutuhan informasi, menetapkan strategi pencarian, mengumpulkan sumber-sumber informasi, menilai dan memahami informasi, menerjemahkan informasi dengan melibatkan analisa, mengkomunikasikan informasi, serta mengevaluasi produk prosesnya.

2.2.5. Tujuan Literasi

Menurut UNESCO (2005, 1) literasi informasi memampukan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan bahwa tujuan literasi informasi adalah:

1.

Memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain.

2.

Memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka.

3.

Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan literasi informasi yaitu memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain, memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka, serta lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan.

2.2.6. Manfaat Literasi Informasi

Manfaat kompetensi literasi informasi menurut California State University dalam Hasugian (2008) adalah:

1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. 2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.

3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.

4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu


(1)

ABSTRAK

Noor, Fauziah, 2014. Analisis Kemampuan Penelusuran Informasi Mahasiswa Magister Kedokteran USU. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Layanan Digital Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penelusuran informasi mahasiswa Magister Kedokteran USU. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Layanan Digital perpustakaan USU, peneliti, dan peneliti selanjutnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Magister Kedokteran USU yang berjumlah 285 orang. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin, dengan penempatan tingkat kesalahan 10% maka diperoleh sampel sebanyak 74 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuisioner, dan studi kepustakaan.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa penelusuran informasi mahasiswa Magister Kedokteran USU adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan mahasiswa dalam memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan sebagian besar sudah melakukannya dengan baik (71.6 %,). 2. Kemampuan mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif hampir seluruhnya sudah dapat melakukannya dengan baik (78.25 %). 3. Kemampuan mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode sebagian besar sudah dapat melakukannya dengan baik (65.5 %). 4. Kemampuan mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan hampir seluruhnya sudah dapat melakukannya dengan baik (91.5 %). 5. Serta kemampuan mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya hampir seluruhnya sudah dapat melakukannya dengan baik (90 %). Kata kunci : Kemampuan penelusuran,informasi, literasi informasi.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Penelusuran Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Dan Magister Kedokteran USU”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam bidang Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Ilmu Budaya.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda Zulfakri dan Ibunda Dian Hariaty Siregar yang selalu memberikan dukungan baik dari segi apapun serta do’a yang selalu menyertai hingga terselesaikannya skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada abang dan kakak penulis Muhammad Novri, dan Mita Novianty yang selama ini juga telah memberikan banyak motivasi kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya.

4. Bapak Dr. Drs. A. Ridwan Siregar, S.H., M.Lib. selaku Pembimbing I, dimana beliau telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. Rasa penghormatan dan terima kasih atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasehatnya kepada penulis.

5. Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.


(3)

6. Sahabat-sahabat ku sejak SMA Nova Amel, Aisyah Boreg, Hasanah Cindy, Ade Ine, Irsyad, Agyl, Olo, Amiril, Rozi, Farudi yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

7. Saudara saudara saya yang ada di BTM Al-Iqbal FIB USU, yang sudah saya anggap sebagai keluarga kedua saya, Fitri, Lely, Ayu, Mahyun, Jojo, Yuni, Reni, Nila, Fatimah, Yuli, Wulan, Mardiah, Anjar, Aisyah, Zakiyah, Dyah,Siah, Lily, Jannah, Nanda, Restu, kak Emma dan lainnya.

8. Unyaang Arianiansyah Karyatin yang selalu menyemangati penulis, selalu memberikan masukan kepada penulis.

9. Teman teman saya yang ada di IMPUS, Yayang, Reza, Wiji, Husna, Yeni, Tya, Dika, Kiky, Marlina, Ima dan lainnya.

10. Teman teman seperjuangan bimbingan, Husnul, Desi Barus, Kak Lidya, Tama, Cahaya, Susi, Dortua, dll.

11. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah mendidik penulis selama ini.

Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya, terima kasih.

Medan, 27 Oktober 2014 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1. Literatur ... 5

2.1.1. Jurnal Ilmiah ... 5

2.1.2. Buku ... 6

2.1.3. Literatur Kelabu (Grey Literature) ... 6

2.1.4. Karya Tulis Lepas Dalam Situs Web ... 6

2.2. Literasi Informasi ... 7

2.2.1. Pengertian Literasi Informasi ... 7

2.2.2. Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi ... 8

2.2.3. Kemampuan Literasi Informasi ... 10

2.2.4. Keterampilan Literasi Informasi ... 11

2.2.5. Tujuan Literasi ... 12

2.2.6. Manfaat Literasi Informasi ... 12

2.3. Information Searching (Pencarian Informasi) ... 13

2.3.1. Pengertian Pencarian Informasi ... 13

2.3.2. Model Pencarian Informasi ... 14

2.3.3. Proses Pencarian Informasi ... 15

2.3.4. Strategi Pencarian Informasi ... 16

2.3.5. Fasilitas Pencarian Informasi ... 18

2.3.6. Search Engine (Mesin pencari) ... 20

2.4. Information Searching in Medicine ... 21

2.4.1. Ekspresi Pencarian Sederhana ... 21

2.4.2. Ekspresi Pencarian Lanjutan ... 21

2.4.3. Menggabungkan Hasil ... 22

2.5. Database Bibligrafi ( Bibliography Database ) ... 23

2.5.1. ProQuest ... 23

2.5.2. Medline ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Lokasi Penelitian ... 26

3.3. Populasi ... 26

3.4. Sampel ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5. Instrumen Penelitian ... 27

3.6. Kuisioner ... 27


(5)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ... 29

4.1. Analisis Deskriptif ... 29

4.1.1. Kemampuan Penelusuran Mahasiswa Magister Kedokteran USU .. 29

4.1.2. Memilih Metode Penelitian dan Sistem Temu Kembali Informasi yang Tepat Untuk Mengakses Informasi yang Dibutuhkan ... 29

4.1.3. Membangun dan Menerapkan Strategi Penelusuran ... 35

4.1.4. Melakukan Sistem Temu Balik Secara Online atau Pribadi dengan Menggunakan Berbagai Metode ... 39

4.1.5. Memperbaiki Strategi Penlusuran Jika Diperlukan ... 46

4.1.6. Mengutip, Mencatat dan Mengolah Informasi dan Sumber-sumbernya ... 48

4.1.7. Rangkuman Analisis Data ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1. Kesimpulan ... 52

5.2. Saran ………53

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kemampuan memformulasikan kata kunci terlebih dahulu sebelum

menelusur informasi di mesin pencari ... 30

Tabel 2. Kemampuan mengidentifikasi topik atau masalah yang akan ditelusur terlebih dahulu ... 31

Tabel 3. Kemampuan dalam menggunakan bahasa penelusuran ... 32

Tabel 4. Kemampuan menelusur informasi secara mandiri ... 33

Tabel 5. Kemampuan dalam menelusur informasi dengan menggunakan stop word ... 34

Tabel 6. Kemampuan mengetahui jenis format informasi ... 35

Tabel 7. Kemampuan untuk menentukan mesin pencari ... 36

Tabel 8. Kemampuan menentukan strategi penelusuran ... 37

Tabel 9. Kemampuan membatasi jenis format file dalam pencarian literatur ... 38

Tabel 10. Kemampuan dalam menentukan database ... 39

Tabel 11. Kemampuan menggunakan pembatasan penelusuran menggunakan operator Boolean dalam menelusur informasi di mesin pencari ... 40

Tabel 12. Kemampuan menggunakan pemenggalan istilah dalam penelusuran informasi yang dibutuhkan ... 41

Tabel 13. Kemampuan menggunakan fitur advanced search saat melakukan penelusuran informasi pada sebuah database ... 42

Tabel 14. Kemampuan menggunakan kedekatan istilah dalam penelusuran informasi ... 43

Tabel 15. Kemampuan mengetahui bagaimana menggunakan ekspresi pencarian dasar dalam mencari informasi di mesin pencari ... 44

Tabel 16. Kemampuan mengetahui bagaimana menggunakan gabungan antara ekspresi pencarian dasar dan ekspresi pencarian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang relevan di mesin pencari ... 45

Tabel 17. Kemampuan memperbaiki strategi penelusuran apabila pengguna tidak mendapatkan informasi seusai dengan yang diharapkan atau tidak relevan dengan kebutuhan ... 46

Tabel 18. Kemampuan mengevaluasi hasil penelusuran ... 47

Tabel 19. Kemampuan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber informasi (Wikipedia, blog, journal online, database online ) untuk memenuhi kebutuhan informasi ... 49

Tabel 20. Kemampuan memperhatikan kemutakhiran informasi sebelum mengutipnya ... 50