Perkembangan anak Down Sindrom

mulut kecil dengan lidah yang besar sehingga cenderung dijulurkan dan telinga letak rendah. Tangan dengan telapak yang pendek dan biasanya mempunyai garis telapak tangan yang melintang lurus horizontaltidak membentuk huruf M, jari pendek-pendek, biasanya jari ke-5 sangat pendek, hanya mempunyai 2 ruas dan cenderung melengkung. Tubuh pendek dan cenderung gemuk . Anak dengan sindrom ini sangat mirip satu dengan yang lainnya. Retardasi mental sangat menonjol IQ sekitar 50-70, disamping juga terdapat retardasi jasmani. Mereka berbicara dengan kalimat-kalimat yang sederhana, diakibatkan adanya gangguan wicara karena gangguan konstruksi rahang dan mulut. Anak dengan sindroma ini sering menderita kelainan bawaan seperti kelainan jantung defek septum ventrikel yang paling sering ditemukan, leukimia, dan alzhaimer Selikowizt, 2001. Selain itu penyakit infeksi terutama saluran pernapasan sering mengenai anak dengan kelainan ini. Pertumbuhan pada masa bayi kadang-kadang baik, tetapi kemudian menjadi lambat. Anak dengan down sindrom ini cenderung periang, senang, bersahabat dan gemar musik Selikowizt, 2001.

2.4. Perkembangan anak Down Sindrom

Perkembangan anak dengan down sindrom lebih lambat dari pada anak- anak yang normal. Kecepatan perkembangan anak-anak dengan down Sindrom bervariasi, sebagian berkembang lebih lambat dan lainnya lebih cepat. Adapun perkembangan rata-rata anak dengan sindrom ini adalah sebagai berikut Selikowizt, 2001. Bayi yang baru lahir empat minggu pertama kehidupan, dengan atau tanpa down sindrom, senantiasa menggenggam tangannya refleks palmar. Bayi Universitas Sumatera Utara ini biasanya memiliki tangisan yang halus, karena rendahnya tonus otot diantara iga-iga dan pada perut. Otot-otot ini dipergunakan untuk mendorong udara keluar dada sewaktu menangis. Dengan alasan yang sama, kekuatan mengisapnya juga mungkin kurang efektif, sehingga waktu makan mungkin menjadi lebih lama. Perkembangan bahasa bayi-bayi dengan down sindrom yang baru lahir biasanya tampak lebih responsif terhadap suara-suara yang mereka dengar, mereka menghentakkan lengannya dan mengangkat kakinya sebagai respon terhadap suara keras reflek Moro. Ini merupakan respon yang normal bagi bayi yang baru lahir. Tahun pertama satu bulan sampai satu tahun, perkembangan anak dengan down sindrom dalam semua bentuk mengalami kemajuan pesat. Hal ini biasanya paling menonjol selama tahun yang kedua. Mungkin perubahan yang paling menonjol adalah pada respon sang anak. Perkembangan motorik umum anak pada enam bulan pertama, tonus yang rendah membuat perkembangan motorik umum tertinggal dibandingkan bentuk perkembangan lain. Pada akhir tahun pertama, rata-rata bayi dengan down sindrom sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Bila ia ditempatkan di atas perutnya saat ini, ia berusaha dengan sangat aktif untuk merangakak, namun ia tidak membuat kemajuan apapun. Perkembangan motorik halus anak dengan down sindrom ini pada pertengahan tahun pertama sudah dapat meraih benda- benda di dalam mulutnya dan menggoyang-goyangkan benda. Pada akhir tahun ini, ia sudah mampu memegang benda-benda dengan kedua tangan, memindahkan suatu benda dari satu tangan ke tangan yang lain, dan memungut benda-benda kecil dengan menggunakan jari-jari. Perkembangan Universitas Sumatera Utara pribadi dan sosial anak dengan down sindrom terjadi peningkatan yang mencolok dalam daya tangkap. Pada usia sekitar dua atau tiga bulan, sudah mulai mengenali wajah-wajah yang dilihatnya. Perkembangan kognitif anak dengan down sindrom sejak umur enam bulan rata-rata sudah mulai berfikir logis dan mengingat dengan cara yang lebih nyata. Pengenalannya akan wajah-wajah yang sudah akrab merupakan bukti akan hal ini. Perkembangan bahasanya pada usia enam bulan sudah mulai menikmati celotehan bagi proses berbicara yang berikutnya. Tahun kedua masa kanak-kanak usia satu sampai dua tahun, perkembangan anak dengan down sindrom ini terus berkembang namun berjalan dengan lambat. Terjadi peningkatan kemampuan manipulasi dan bahasa walaupun ia sering kembali melakukan gerakan motorik halus yang imatur dan cara–cara berbicara seperti pada tahun pertama. Pada tahun kedua, perkembangan motorik umum anak dengan down sindrom berkembang dari duduk sendiri, melalui proses dari merangkak, menyeret apapun berguling dari sisi ke sisi lain untuk dapat bergerak, sampai akhirnya berdiri. Kebanyakan anak tidak dapat berjalan tanpa bantuan sampai permulaan tahun berikutnya. Pada awal tahun kedua perkembangan motorik halus anak menjadi lebih mahir memungut benda-benda kecil, dan sudah mampu menunjuk. Dan juga mampu memungut benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. Pada tahap ini anak sudah dapat melempar benda yang ada ditangannya. Anak dengan down sindrom biasanya lebih lama mempertahankan perilaku ini. Universitas Sumatera Utara Perkembangan pribadi dan sosial pada tahun pertama mulai timbul respon negatif terhadap orang asing. Pada akhir tahun kedua, rata-rata anak sudah bisa menguasai cangkir setengah penuh, dan mampu makan dengan tangan. Ia juga mampu melambaikan tangan, dan mulai menikmati permainan interaktif seperti bertepuk-tepuk tangan Selikowizt, 2001. Perkembangan bahasanya, rata-rata anak dengan down sindrom sudah dapat mengatakan satu atau dua kata pada ulang tahun keduanya. Dan perkembangan kognitifnya mulai menunjukkan peningkatan pada pemahamannya tentang benda, dengan mengetahui benda-benda tetap ada walaupun tidak terlihat olehnya, anak akan mencari benda yang disembunyikan, seperti permen yang dibungkus. Mendekati akhir tahun kedua, ia memahami bahwa benda-benda dapat dipakai, dan ada hubungannya antara aksi dan akibat menjadi lebih jelas baginya. Sebagai contoh, menarik taplak meja untuk memperoleh benda yang ada diatas meja. Anak balita usia dua sampai tiga tahun, dengan down sindrom mulai dapat berjalan tanpa bantuan. Dengan berjalan, anak balita mengambil langkah besar menuju kemandirian. Mengajarinya untuk mengerjakan hal-hal bagi dirinya sendiri, sementara menerima tuntutan-tuntutan dari orang lain merupakan suatu tantangan istimewa pda usia ini. Perkembangan motorik umum anak pada akhir tahun ketiga, sudah mulai dapat berjalan dengan kontrol yang sedemikian sehingga dapat menarik mainan kecil. Dapat duduk di bangku dan juga sudah dapat menendang bola kecil. Perkembangan motorik halusnya, sudah mulai berhenti melempar benda-benda pada saat ini, dan ia juga jarang memasukkan benda-benda kedalam mulutnya. Universitas Sumatera Utara Papan bentuk sederhana sudah dapat diselesaikannya. Mendekati akhir tahun ketiga, ia dapat menuangkan cairan dari cangkir ke cangkir lain tanpa menumpahkannya. Pada perkembangan pribadi dan sosial,pada anak down sindrom sering terjadi perubahan mood, dan ia mungkin menunjukkan tantrum di satu saat dan menjadi cerita segera sesudahnya Selikowizt, 2001. Pada pertengahan tahun ketiga, anak biasanya mulai beradaptasi dengan makanan yang lebih keras. Toilet training, biasanya sudah dapat dimulai sejak umur 30 bulan.Bahasa berkembang cepat selama tahun ketiga. Pada akhir tahun ketiga, ia mampu menyusun dua kata bersama-sama membentuk satu kalimat yang sangat sederhana seperti ayah “da-da”. Pada sejumlah anak dengan down sindrom. perkembangan bahasa tertinggal dibandingkan dengan yang lain. Anak pra-sekolah usia tiga sampai lima tahun, biasanya sudah mulai menikmati keberadaan anak-anak lain yang menemaninya. Ia perlu belajar berbagi, dan ini merupakan sesuatu yang ia pelajari dari anak-anak lain selain dari orang tuanya. Pada usia ini diperoleh dari meniru teman-temannya. Perkembangan motorik umum pada usia tiga tahun sudah mulai belajar menaiki tangga sendirian. Pada usia tiga tahun ini, ia dapat membawa kursi kecil ke meja dan duduk sendirian. Pada usia empat tahun setengah tahun kontrol tungkainya baik sehingga dapat meniru gerakan-gerakan seperti menyilang dan berjalan jarak dekat sambil berjingkat dan menendang bola lebih cepat. Ia mampu mengubah perjalanan guna menghindari benda-benda yang melintangi lintasan. Pada usia ini sudah dapat mengayuh sepeda roda tiga Selikowizt, 2001 Perkembangan motorik halus pada usia tiga tahun, mampu membuka botol kecil dengan gerakan memutar, dapat membolak-balik halaman buku. Dapat Universitas Sumatera Utara menggambar sebuah garis lurus, dan pada akhir tahun ketiga dapat menyalin garis horizontal. Pada usia empat tahun dapat menyusun “puzzle”, dan dapat membangun bangunan tinggi dari balok-balok. Pada usia lima tahun dapat mencontoh sebuah lingkaran. Perkembangan pribadi dan sosial pada usia tiga sampai empat tahun, anak sudah cukup kalem. Latihan Toilet berlangsung dengan baik, usia lima tahun dapat menaikkan dan menurunkan celana dan mencuci tangannya. Pada usia empat tahun, ia makan lebih mandiri hanya memerlukan bantuan untuk memotong-motong makanan. Ia sudah dapat bertoleransi dengan anak-anak lain. Perkembangan bahasa pada tahap ini anak sudah dapat menyebutkan namanya. Kalimat-kalimat semakin panjang walaupun komunikasi masih tetap lebih banyak bersifat menolong dari pada percakapan dua arah. Ia menanyakan pertanyaan berbentuk “apa”Selikowizt, 2001. Perkembangan kognitif pada usia ini, fungsi kognitif biasanya menjadi lebih mudah untuk dinilai. Daya ingat membaik, sudah mampu menyebutkan lagi urutan pendek dari angka yang baru didengarnya. Ia mulai mengerti konsep ukuran, dan tahu perbedaan antara besar dan kecil. Anak usia sekolah usia lima sampai dua belas tahun , merupakan waktu dimana rata-rata anak dengan down sindrom mengembangkan sensasi kecakapan diri yang semakin besar. Kemampuan melaksanakan tugas-tugas sekolah menimbulkan peningkatan citra diri, yang selanjutnya mempengaruhi kemampuannya mengembangkan hubungan sosial. Perkembangan motorik umum pada tahap ini, tonus otot meningkat, dan sendi-sendi kehilangan sebagian mobilitas abnormalnya. Pada usia sepuluh tahun Universitas Sumatera Utara ia dapat memanjat, mengayun, dan meluncur, serta mampu menangkap bola dengan cukup baik. Sejak itu, kekuatan, koordinasi, dan ketahanan menunjukkan perbaikan yang tetap Selikowizt, 2001. Perkembangan motorik halus pada usia sepuluh tahun, rata-rata anak dengan down sindrom ini sudah mampu menggambar figur manusia yang dapat dikenali dan gambaran sederhana dari rumah dan benda-benda yang sudah dikenali lainnya. Melipat, menggunting, memasang benang, merekatkan juga menjadi semakin tepat dan cepat pada usia ini. Diantara sepuluh tahun dan dua belas tahun beberapa huruf serta angka dapat dikenali dan ditulis kembali. Perkembangan pribadi dan sosial pada tahap ini, berpakaian menjadi semakin mandiri, walaupun mungkin agak lambat. Kancing-kancing dapat dikuasai pada usia sepuluh tahun. Mandi sendiri, menggunakan sikat gigi, membuang ingus,dan menyisir serta menyikat rambut juga dapat dikuasai sekitar usia ini. Perkembangan bahasa pada usia sekitar enam tahun sampai tujuh tahun, pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan ”dimana” dan ”siapa” ;dan sekitar sepuluh tahun pertanyaan ”mengapa” mulai muncul. Pada usia dua belas tahun, rata-rata anak dengan down sindrom memiliki perbendaharaan kata sebanyak 2000 kata-kata. Perkembangan kognitif di sepanjang periode ini, anak tetap sangat berfikir konkrit. Ia memahami segala sesuatu yang sungguh ada, tanpa memodifikasi hal ini berdasarkan pengalamannya Selikowizt, 2001 Direktur Yayasan Peduli Anak Teti Ichsan 2001 mengatakan seluruh keluarga harus saling menguatkan untuk membantu perkembangan anak down Universitas Sumatera Utara sindrom. Sedangkan menurut Dra. Frieda Mangunsong 2003, peran keluarga dan lingkungan sangatlah penting dalam membantu perkembangan anak down sindrom. Dengan demikian, dukungan sosial keluarga sangatlah penting dalam meningkatkan perkembangan anak dengan down sindrom.

2.5. Merawat anak dengan down sindrom.