BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Subyek Penelitian
a. Definisi Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang
mendapat terapi kortikosteroid di Poliklinik Reumatologi dan Hematologi RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Cara ukur Wawancara dan angket.
c. Alat ukur Kuesioner dan status pasien.
Kortikosteroid : Jenis obat
Dosis obat Lama Penggunaan
Nilai Tekanan Intaokular
Universitas Sumatera Utara
d. Hasil ukur Pasien yang mendapat terapi kortikosteroid di Poliklinik
Reumatologi dan Hematologi RSUP H. Adam Malik Medan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
e. Skala ukur Nominal.
3.2.2. Tekanan darah
a. Definisi Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah
terhadap dinding pembuluh darah Sherwood, 2011.
b. Cara ukur Pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan tensimeter.
c. Alat ukur Tensimeter.
d. Hasil pengukuran Klasifikasi tekanan darah menurut American Heart Association
AHA 2013 yaitu dikatakan tekanan darah normal apabila nilainya 12080 mmHg, prehipertensi apabila tekanan darah sistol
120-139 mmHg atau tekanan darah diastol 80-99 mmHg, hipertensi tingkat 1 apabila tekanan darah sistol berkisar antara
140-159 mmHg atau tekanan darah diastol berkisar antara 90-99 mmHg. Sedangkan hipertensi tingkat 2 apabila tekanan darah
sistol ≥160 mmHg atau tekanan darah diastol ≥100 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
e. Skala ukur Numerik.
3.2.3. Penyakit Mata Penyerta
a. Definisi Penyakit mata penyerta adalah penyakit mata yang diderita pasien
yang dapat mempengaruhi nilai tekanan intraokular ataupun menyebabkan pasien tidak kooperatif ketika diperiksa tekanan
intraokularnya, misalnya seperti glaukoma, trauma pada mata, infeksi, dan lain sebagainya.
b. Cara ukur Wawancara.
c. Alat ukur Status pasien.
d. Hasil pengukuran Pasien yang memiliki penyakit mata penyerta tidak ikut disertakan
dalam penelitian ini.
e. Skala ukur Nominal.
Universitas Sumatera Utara
3.2.4. Tekanan Intraokular TIO