Metode Penelitian Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi behavior untuk menangani kenakalan remaja seorang pelaku balap motor liar di Desa Keramat Kabupaten Nganjuk.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15 Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. 15 Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipan yaitu peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati. Peneliti akan terlibat dalam kegitan balap liar dan ketika berada di rumah bersama keluarga dan tetangga sekitarnya. Guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun data-data yang diambil dari metode observasi adalah: 1 Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku balap liar yang dilakukan konseli. 2 Usaha konseli untuk menjadi orang yang lebih baik b. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide untuk tanya jawab. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Tujuan wawancara yang digunakan adalah informational interview adalah wawancara yang ditujukan untuk mendapatkan informasi. 16 Dalam melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan yang sudah disiapkan untuk ditanyakan dan dijawab oleh informan yang akan diteliti. Dan juga peneliti dalam melakukan 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RD, Bandung: Alfabeta, 2014, Hal 226 16 Anas Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010, Hal 79 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 16 wawancara peneliti juga sudah menyiapkan alat bantu untuk dibawa saat wawancara seperti alat perekam suara, camera, kertas dan pulpen yang dapat membantu pelaksanaan wawancara agar menjadi lancar. Adapun data-data yang diambil dari metode wawancara adalah sebagai berikut: 1 Identitas dan latar belakang konseli 2 Hasil proses konseling dengan teknik Behavior 3 Semua data yang berkaitan dengan subjek penelitian 6. Teknik Analisis Data Dari data-data yang terkumpul, peneliti berusaha menganalisis data tersebut. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tehnik analisis deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis. Dalam peneslitian ini digunakan metode Komparatif untuk membandingkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan pencatatan coding. Aplikasi dalam penelitian ini adalah membandingkan tingkah laku seorang remaja balap liar di Desa Keramat Kabupaten Nganjuk ketika sebelum dan sesudah peneliti menerapkan konseling behavioral dengan menggunakan tehnik modeling dengan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian ditarik digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti “Konseling Behavioral dengan Tehnik modeling dalam menangani kenakalan remaja ”. 7. Teknik Keabsahan Data Dalam melakukan penelitian kualitatif, instrumen penelitian utamanya adalah manusia, karena itu yang diteliti dan di periksa adalah keabsahan datanya. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya: Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari sumber lain. Model penelitian triangulasi data yang mengarahkan peneliti dalam mengambil data harus menggunakan beragam sumber data yang berbeda. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih teruji keabsahanya apabila digali dari beberapa sumber yang berbeda. 17 Hal ini dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data informasi hasil observasi dengan informasi dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya. b. Membandingkan data hasil dari informan utama primer dengan informasi yang diperoleh dari informan lainnya sekunder. c. Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan didukung dokumentasi sewaktu penelitian berlangsung, sehingga informasi yang 17 Nusa Putra Dan Ninin Dwilestari, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, Hal. 87. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18 diberikan oleh informan utama pada penelitian dapat mewakili validitas dan mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi. Jadi setelah penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudihan data tersebut digabungkan sehingga saling melengkapi. Ketekunan pengamatan di lapangan, dalam penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang diperoleh dari informan utama, maka perlu mengadakan pengamtan di lapangan secara langsung dalam waktu yang panjang. Adapun maksud utama adanya ketekunan pengamatan dilapangan dalam waktu yang panjang di lapangan ini untuk mengecek kebenaran data yang diberikan baik oleh informan utama maupun infoman penunjang.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan.Jadwal Penelitian dan pedoman wawancara digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian, dan Penelitian Terdahulu yang Relevan menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi umum objek Penelitian, dan Deskripsi hasil Penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan Penelitian, bagaimana data yang ada itu digali dan ditemukan beberapa hal yang mendukung penelitian, dan Konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan penelitian tadi dikaji dengan teori yang ada. BAB V PENUTUP Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi, yang menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan rekomendasi hasil penelitian itu dapat dipraktikkan terhadap situasi tertentu. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ✁ BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Bimbingan Dan Konseling Islam

a. Pengertian bimbingan dan konseling islam

1 Bimbingan Istilah bimbingan terjemahan dari bahasa inggris “guidance” dengan asal katanya “guide” yang diartikan sebagai menuntun, memimpin, menunjukkan jalan, memberi petunjuk, mengatur, mengarahkan, dan memberi nasehat. 18 Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad 20, yaitu pada tahun 1908. Sejak itu rumusan demi rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan tersebut dikemukakan sebagai berikut: a Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai suatu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian 18 Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Surabaya: PT Revka Petra Media, 2012, Hal 4 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ✂ ✄ yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan. Dunsmoor Miller, dalam McDaniel, 1969. b Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Chiskolm, dalam McDaniel, 1959. c Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu perumbuhan anak muda atas kekuatanya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memmberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat. Lefever, dalam McDaniel, 1959. d Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemapuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan diwarisi, tetapi harus dikembangkan. jones, Staffire Stewart, 1970. 19 Berdasarkan butir-butir pokok tersebut maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat 19 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, Hal 93 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ☎☎ mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku. 20 2 Konseling Konseling terjemahan dari bahasa inggris “counseling” dengan asal katanya “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian bicara bersama-sama dalam hal ini adalah pembicaraan konselor counselor dengan seorang atau beberapa klien counselee. 21 Dari uraian tersebut dapat diartikan konseling adalah sebagai kegiatan pemberian nasehat, pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu. 22 Berikut ini dikemukakan beberapa definisi konseling. Shertzer dan Stone 1980 telah membahas berbagai definisi yang terdapat didalam literature tentang konseling. Dari hasil bahasanya itu, mereka sampai pada kesimpulan, bahwa konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan koseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang 20 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, Hal 99 21 Latipun, Psikologi Konseling, UMM Press, 2002, Hal 4 22 Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Surabaya: PT Revka Petra Media, 2012, Hal 16

Dokumen yang terkait

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI BEHAVIOR DALAM MENGATASI SEORANG REMAJA PECANDU JUDI BALAP MOTOR DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR`AN MIFTAHUL HUDA DESA TROPODO KEC. WARU KAB. SIDOARJO.

0 1 103

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS UNTUK MENINGKATKAN SELF CONTROL SEORANG ANAK DI DESA GUMENG BUNGAH GRESIK.

6 42 114

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI BEHAVIOR UNTUK MENUNTASKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SEORANG SISWA DI MTS MA’ARIF RANDEGANSARI DRIYOREJO GRESIK.

0 0 135

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN PENDEKATAN KONSELING KELUARGA DALAM MENGATASI PELAKU CYBERBULLYING SEORANG REMAJA DI WONOCOLO SURABAYA.

1 3 103

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN HYPNOSLEEP UNTUK MENANGANI PERILAKU NEGATIF SEORANG ANAK DI DESA GADUNG KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK.

0 0 135

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENANGANI KETERASINGAN SEORANG LESBI DI SEMOLOWARU SURABAYA.

0 4 112

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENANGANI SIKAP FEMINISME PADA SEORANG PEMUDA DI DESA BALONGMASIN KECAMATAN PUNGGINNG MOJOKERTO.

0 0 110

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR DALAM MENANGANI KASUS SEORANG ANAK USIA SD YANG KECANDUAN GAME ONLINE DI DESA TEBEL GEDANGAN SIDOARJO.

1 9 122

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI SILATURAHMI PADA SEORANG REMAJA YANG MENGALAMI DEPRESI

0 0 20

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI BEHAVIOR UNTUK MENANGANI ADIKSI MEROKOK PELAJAR SD

0 0 20