9 dalam  proses  penyelesaian  tindak  pidana  berkenaan  dengan  peristiwa  hukum  yang  ia  dengar,
lihat  dan  alami  sendiri  dan  atau  orang  yang  memiliki  keahlian  khusus  tentang  pengetahuan tertentu guna kepentingan penyelesaian tindak pidana.
9
Dalam Alkitab, pada suatu pengadilan diperlukan dua atau tiga saksi  untuk  menguatkan bukti  Mat.  26:60;  Ibr.10:28.  Mereka  dapat  memprakarsai  hukum.  Saksi  dusta  dihukum  berat
Ul.19:16-21. Dalam Perjanjian Baru seorang saksi adalah seorang yang dapat bersaksi tentang perbuatan Yesus dalam pelayanan-Nya, tentang kematian dan kebangkitan-Nya Kis. 1:22. Kata
saksi  itu  kemudian  mendapat  arti  khusus  jika  dikenakan  kepada  orang  yang  bersaksi  tentang Yesus sampai harus mati untuk  Dia, biasanya disebut martir yang dibentuk dari kata Yunanin
martus
= saksi.
10
2.4 Saksi Pernikahan
Sejak abad keenam belas sampai pembaharuan oleh Konsili Trente, pemahaman mengenai perkawinan didominasi oleh kebiasaan dan praktek Gereja. Sejak itu ada peraturan bahwa untuk
sahnya kontrak perkawinan diperlukan seorang saksi resmi gereja dalam diri seorang imam yang diberi  kuasa  oleh  Gereja.  Dalam  konsili  Trente  juga  mengesahkan  bahwa    pernikahan  dituntut
kehadiran seorang imam dengan wewenang khusus sebagai saksi, dan berkatnya sungguh hanya berarti  berkat.  Kedua  orang  itu  sendirilah  yang  merupakan  pelaksana  efektif  dari  ikatan
pernikahan.  Perkawinan  yang  sah  dituntut  hadirnya  seorang  pelayan  tertabis,  yang  mempunyai wewenang sah sebagai saksi di samping dua orang saksi formal untuk perjanjian perkawinan itu.
Perkawinan  dipahami  sebagai  suatu  kontrak,  diantara  kedua  mempelai  sebagai  pihak  yang mengadakan kontrak.
11
Perkawinan atau lebih tepat pelangsungan perkawinan adalah urusan orang tua
family
, pemerintah dan gereja. Menurut kesaksian Kitab Suci, bukan saja terpanggil untuk mengawinkan
orang,    melainkan    juga  terpanggil  untuk  mengulangi  secara  “rohani”  atau  gerejani  apa  yang telah terjadi di  muka orang tua, keluarga, seorang imam  tertabis,  pemerintah. Perkawinan  yang
berlangsung di sana, diterima sebagai perkawinan yang sah. Orang tua, keluarga dan pemerintah. Tugasnya  ialah  memberitakan  firman  Allah  kepada  kedua  pengantin  dan  memohonkan
9
Bambang Wahluyo, S.H., M.H. Bambang Wahluyo, S.H., M.H. viktimologi perlindungan korban dan saksi
Jakarta: Sinar Grafika,2011, 97
10
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007, 394
11
Bernard cooke, Perkawinan Kristen, Yogyakart: penerbit kanisius, 1991,51
10 berkatNya bagi  mereka pada permulaan hidup mereka sebagai suami-istri. Hal ini penting, sebab
mereka  berdua  bukan  saja  anggota  masyarakat  Keluarga,  Negara,  tetapi  terutama  anggota Gereja.
12
Sebagai  anggota  gereja  mereka  pada  permulaan  jalan  mereka  sebagai  suami-istri,  harus mendengar  apa  maksud  dan  kehendak  Tuhan  dengan  perkawinan  mereka.  Apa  hukum-hukum
dan  janji-janjiNya  yang  harus  mereka  taati  dan  pegang  dalam  hidup  mereka.
13
Bila  seseorang menikah,  ia  berelasi  bukan  hanya  dengan  seseorang  individu  tetapi  juga  dengan  keluarga
pasangannya,  baik  dalam  arti  bahwa  keluarga    memberikan  pengaruh  pada  individu  yang bersangkutan, maupun bahwa ia akan tetap bergaul dengan mereka selama mereka hidup karena
perkawinan juga merupakan soal keluarga atau
family.
Di samping keterlibatan keluarga, bahkan dalam  beberapa  kasus  sebagai  ganti  keluarga  tersebut,  kawan-kawan  yang  akrab,  karena
pengaruh dan pergaulan mereka yang terus-menerus dengan pasangan suami-istri yang baru itu, dapat  merupakan  bagian  dari  kerabat  dan  pendukung  di  dalam  perayaan.  Dengan  demikian
perayaan  ini  akan  membuat  jelas  bahwa  jemaat  juga  turut  mendukung  perkawinan  tersebut, meskipun yang pokok adalah suami dan istri. Studi-studi sosial telah menunjukan dengan sangat
jelas  bahwa  pasangan  suami  istri  memerlukan  dukungan  semacam  ini.  Inilah  kesempatan  bagi imam  yang  bertindak  sebagai  “saksi”  untuk  menyatakan  jaminan  bahwa  seluruh  gereja
mendukung mereka berdua.
14
Seiring dengan perkembangan sejarah perkawinan, dari awalnya perkawinan merupakan soal  keluarga,  yang  berdasarkan  pada  kitab  suci.  Dalam  Kej  24:60,  disebutkan  bahwa  Ribka
diberkati  oleh  keluarganya,  ketika  ia  meninggalkan  rumah  orang  tuanya.  Sejarah  pernikahan terus berkembang dan dipegang oleh gereja dan juga negara, sehingga pada awalnya saksi nikah
adalah  seorang  imam  tertabis  utusan  dari  gereja,  mulai  berkembang  dan  diperbaharui  sehingga saksi  dipilih sendiri  oleh keluarga dan calon  suami-istri  yang akan menikah. Sampai saat  ini di
gereja GMIT, saksi nikah ditentukan oleh keluarga dan pasangan suami istri yang akan menikah.
12
Bernard cooke. 1991, 52
13
Abineno J.L. Ch, Pemberitaan firman pada hari-hari khusus Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1981, 227- 228
14
Abineno. 1981, 86-85
11
2.5 Peraturan Pernikahan GMIT