8 Dalam masyarakat perkawina bukan saja dianggap sebagai soal suami dan istri, tetapi juga juga
sebagai soal orangtua dan keluarga.
5
Suami  dan  istri  yang  kawin  langsung  atau  tidak  langsung  berhubungan  dengan  orang  tua dan keluarga mereka. Karena itu mereka harus memperhatikan sikap mereka terhadap orang tua
dan  keluarga  mereka.  Satu  hal  penting  lain  yang  harus  suami  dan  istri  perhatikan  ialah bagaimana mereka membina rumah tangga mereka dikemudian hari.
6
Perkawinan  adalah  suatu  organisme,  di  mana  suami  dan  istri  saling  membagi  dalam kebutuhan  dan  karunia,  suka  dan  duka  mereka.  Perkawinan  ialah  keinginan  bersama,  dalam
beban  hidupnya  yang  ringan  atau  yang  berat,  dan  pada  pihak  lain  untuk  ditolong  sendiri  oleh karunia  yang  kecil  atau  yang  besar  dari  partnernya  itu.  Kasih  merambak  ke  kedua  pihak,  dan
karena itu harus secara psikologis dilukiskan sebagai momentum dialektis, terletak diantara rasa kasihan  dan  rasa  hormat  atau  dengan  kata  yang  lebih  biasa:  dalam  perkawinan  suami  dan  istri
saling mengasihi.
7
2.3  Saksi
Saksi  merupakan  orang  yang  mempunyai  informasi  tangan  pertama  mengenai  suatu kejadian  dramatis  melalui  indra  mereka  penglihatan,  pandangan,  penciuman,  sentuhan  dan
dapat menolong memastikan pertimbangan-pertimbangan penting dalam suatu kejadian. Seorang saksi yang melihat suatu kejadian secara langsung dikenal juga sebagai saksi mata. Saksi sering
dipanggil kepengadilan untuk memberikan kesaksiannya dalam suatu proses peradilan.
8
Secara umum definisi saksi telah tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHAP  yang  telah  diratifikasi  menjadi  Undang-Undang  No  8  Tahun  1981  dalam  Pasal  1
angka  26  KUHAP  yang  menyatakan  bahwa  saksi  adalah  orang  yang  dapat  memberikan keterangan  guna  kepentingan  penyilidikan,  penuntutan,  dan  peradilan  tentang  suatu  perkara
pidana  yang  ia  dengar  sendiri,  ia  lihat  sendiri  dan  ia  alami  sendiri.    Ketentuan  tersebut  secara spesifik  kembali  diatur  dalam  RUU  perlindungan  saksi  dalam  Pasal  1  angka  1,  Saksi  adalah
seseorang  yang  menyampaikan  laporan  dan  atau  orang  yang  dapat  memberikan  keterangan
5
J. Verkuyl, 58.
6
Abineno. J.L. Ch, Perkawinan, Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1983, 16-18
7
Abineno J.L. Ch, Pemberitaan firman pada hari-hari khusus Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1981, 238
8
Depertemen Pendidikan Nasional, pusat bahasa Indonesia,kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa Gramedia Pustaka Utama, 2008
9 dalam  proses  penyelesaian  tindak  pidana  berkenaan  dengan  peristiwa  hukum  yang  ia  dengar,
lihat  dan  alami  sendiri  dan  atau  orang  yang  memiliki  keahlian  khusus  tentang  pengetahuan tertentu guna kepentingan penyelesaian tindak pidana.
9
Dalam Alkitab, pada suatu pengadilan diperlukan dua atau tiga saksi  untuk  menguatkan bukti  Mat.  26:60;  Ibr.10:28.  Mereka  dapat  memprakarsai  hukum.  Saksi  dusta  dihukum  berat
Ul.19:16-21. Dalam Perjanjian Baru seorang saksi adalah seorang yang dapat bersaksi tentang perbuatan Yesus dalam pelayanan-Nya, tentang kematian dan kebangkitan-Nya Kis. 1:22. Kata
saksi  itu  kemudian  mendapat  arti  khusus  jika  dikenakan  kepada  orang  yang  bersaksi  tentang Yesus sampai harus mati untuk  Dia, biasanya disebut martir yang dibentuk dari kata Yunanin
martus
= saksi.
10
2.4 Saksi Pernikahan