38 seluruh siswa pada siklus II telah tuntas belajar. Ketuntasan belajar klasikal juga
mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan I 13, kemudian pertemuan II 64 meningkat menjadi 100 pada siklus II karena seluruh siswa tuntas belajar.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka yang dipaparkan, salah satu faktor yang penting untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan adalah metode
pembelajaran yang digunakan pada proses belajar mengajar. Berdasarkan teori yang ada, maka salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
efektifitas dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif, dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif model student team achievement divisions
STAD. Penggunaan metode pembelajaran cooperative learning model STAD diharakan siswa dapat saling membantu dan bekerjasama dalam memecahkan
masalah sehingga siswa yang tergolong dalam kelompok kurang dapat terbantu meningkatkan hasil belajar dan memotivasi belajar secara aktif.
Pembelajaran yang tidak menggunakan metode STAD siswa cenderung pasif dan guru lebih banyak berperan dalam pembelajaran. Hal ini membuat
siswa bosan dan hasil belajar siswa rendah. Penggunaan metode pembelajaran cooperative learning model STAD efektif digunakan karena memotivasi siswa
untuk belajar secara aktif dalam memecahkan suatu masalah dan saling membantu dengan teman satu kelompok. Dengan demikian perlu diketahui
efektivitas metode pembelajaran cooperative learning model STAD guna meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa di SMK YPKK 1 Sleman
Sedangkan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran model STAD siswa lebih aktif dan membantu siswa kelompok kurang dalam belajar.
39 Sehingga hasil belajar siswa meningkat, karena itu dapat diduga bahwa hasil
belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran model STAD lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang pembelajarannya
tanpa menggunakan metode pembelajaran model STAD.
D. Perumusan Hepotesis
Berdasarkan deskripsi kerangka berfikir yang telah diuraikan, selanjutnya dapat diajukan hepotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa mata pelajaran Teori Kejuruan
yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran model Student Team Achievement Divisions STAD dengan hasil belajar siswa
yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode pembelajaran model Student Team Achievement Divisions STAD
Ha : Ada perbedaan hasil belajar siswa mata pelajaran Teori Kejuruan yang
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran model Student Team Achievement Divisions STAD dengan hasil belajar siswa yang
pembelajarannya tanpa menggunakan metode pembelajaran model Student Team Achievement Divisions STAD
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh dianalisis dengan rumus-rumus
statistik untuk memperoleh kesimpulan. Karena dalam penelitian ini diketahui suatu sampel yang akan diteliti kemudian menentukan sampel mana yang paling
baik. Maka pendekatan penelitian yang sesuai adalah eksperimen yaitu quasi experiment eksperimental semu.
Adapun desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design dengan format sebagai berikut :
Tabel 3. Desain Quasi Non-equivalent Control Group
Kelompok Pretest
Perlakuan Posttest
KE O
1
X O
2
KK O
3
- O
4
Keterangan : KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol X : Perlakuan
- : Tidak diberi perlakuan O1 : Tes kemampuan awal kelompok eksperimen
O2 : Tes kemampuan akhir kelompok eksperimen O3 : Tes kemampuan awal kelompok kontrol
O4 : Tes kemampuan akhir kelompok kontrol
Dengan design ini, baik kelas eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui