20
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M-03.PS.01.04 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pengajuan Remisi Bagi Narapidana yang Menjalani Pidana Penjara Seumur
Hidup Menjadi Pidana Penjara Sementara. Remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang telah
berkelakuan baik selama menjalani pidana.
33
Remisi pada hakikatnya merupakan hak-hak setiap narapidana termasuk narapidana seumur hidup.
2. Jenis-Jenis Remisi
Ada beberapa remisi dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia antara lain: 1.
Remisi umum yaitu pengurangan masa pidana yang diberikan pada hari peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus.
2. Remisi khusus yaitu pengurangan masa pidana yang diberikan kepada
narapidana dan anak pidana pada Hari Besar Keagamaan yang dianut oleh yang bersangkutan dan dilaksanakan sebanyak-banyaknya I satu kali dalam
setahun bagi masing-masing agama.
3. Remisi Tambahan yaitu pengurangan masa pidana yang diberikan kepada
narapidana dan anak pidana yang berbuat jasa kepada negara, melakukan perbuatan
yang bermanfaat
bagi negara
atau kemanusiaan
atau melakukanperbuatan yang membantu kegiatan lembaga pemasyarakatan.
Menurut Keppres 174 tahun 1999 besarnya remisi adalah
34
: Besarnya remisi umum
a. 1 satu bulan bagi Narapidana dan Anak Pidana yang telah menjalani pidana selama 6 enam sampai 12 dua belas bulan
b. 2 dua bulan bagi Narapidana dan Anak Pidana yang telah menjalani pidana selama 12 duabelas bulan atau lebih.
33
Pasal 1 ayat 1 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor : M.09.HN.02.01 Tahun1999 tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 tentang
Remisi
34
Lihat Pasal 4 sampai Pasal 6 Keppres Nomor 174 Tahun 1999.
21
Pemberian remisi umum dilaksanakan sebagai berikut: a. pada tahun pertama diberikan remisi 1 satu bulan
b. pada tahun kedua diberikan remisi 3 tiga bulan c. pada tahun ketiga diberikan remisi 4 empat bulan
d. pada tahun keempat dan kelima masing-masing diberikan remisi 5 lima
bulan e. pada tahun keenam dan seterusnya diberikan remisi 6 enam bulan setiap
tahun. Besarnya remisi khusus adalah:
a. 15 lima belas hari bagi Narapidana dan Anak Pidana yang telah menjalani pidana selama 6 enam sampai 12 dua belas bulan
b. 1 satu bulan bagi Narapidana dan Anak Pidana yang telah menjalani pidana selama 12 dua belas bulan atau lebih.
Besarnya remisi tambahan adalah: a.
12 satu perdua dari remisi umum yang diperoleh pada tahun yang bersangkutan bagi Narapidana dan Anak Pidana yang berbuat jasa kepada
negara atau melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi negara atau kemanusiaan; dan
b. 13 satu pertiga dari remisi umum yang diperoleh pada tahun yang
bersangkutan bagi Narapidana dan Anak Pidana yang telah melakukan perbuatan yang membantu kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
sebagai pemuka.
3. Pengurangan Masa Pidana Seumur Hidup Menjadi Pidana Sementara
Pidana seumur hidup dapat memperoleh pengurangan pidana remisi yaitu dari pidana seumur hidup menjadi pidana sementara. Ketentuan tersebut diatur
pada Pasal 9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi yang menyatakan :
22
1 Narapidana yang dikenakan pidana penjara seumur hidup dan telah menjalani
pidana paling sedikit 5 lima tahun berturut-turut serta berkelakuan baik, dapat diubah pidananya menjadi pidana penjara sementara, dengan lama sisa pidana
yang masih harus dijalani paling lama 15 lima belas tahun.
2 Perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana penjara sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 3
Permohonan perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana penjara sementara diajukan oleh Narapidana yang bersangkutan kepada Presiden
melalui Menteri Hukum dan Perundang-undangan.
4 Ketentuan mengenai tata cara pengajuan permohonan perubahan pidana seumur
hidup menjadi pidana sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan.
Selanjutnya tata cara pengajuan permohonan remisi pidana seumur hidup menjadi pidana sementara diatur dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor: M-03.PS.01.04 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pengajuan Remisi Bagi Narapidana yang Menjalani Pidana Penjara Seumur Hidup Menjadi Pidana
Penjara Sementara. Tata cara pengajuan remisi yang dimaksud adalah sebagai berikut: Bahwa narapidana atau pihak lain yang diberi kuasa dapat membuat
permohonan remisi yang ditujukan kepada Presiden melalui Menteri Hukum dan HAM paling lambat 4 empat bulan sebelum tanggal 17 Agustus tahun yang
berjalan. Permohonan hanya dapat diajukan apabila narapidana telah menjalani pidana paling sedikit 5 lima tahun dan berkelakuan baik sejak penahanan. Surat
pengajuan permohonan diserahkan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kalapasnuntuk dikoordinasikan dengan Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP
Daerah guna membahas permohonan beserta data pendukung narapidana yang bersangkutan.
23
Data pendukung tersebut meliputi: a.
Salinan Daftar F yang memuat tentang pelanggaran tata tertib yang dilakukan narapidana selama 5 lima tahun menjalani pidana yang dibuat
oleh Kepala Lapas.
b. Salinan vonis atau fotokopi yang disahkan oleh Kepala Lapas
c. Laporan Penelitian Kemasyarakatan Litmas dari Balai Pemasyarakatan
Bapas d.
Fotocopi Kartu Pembinaan e.
Surat kuasa apabila permohonan dibuat oleh pihak lain selaku kuasa narapidana
Setelah Kepala Lapas melakukan siding dengan TPP Daerah maka dalam jangka waktu 14 empat belas hari sejak diterimanya permohonan, segera
meneruskan permohonan beserta data pendukung dan hasil siding TPP Daerah kepada Kepala Kantor Wilayah Kanwil. Dalam hal Kepala Kanwil menyetujui
usul Kepala Lapas, maka dalam jangka waktu 14 empat belas hari sejak diterimanya usul tersebut segera meneruskan kepada Direktur Jendral Dirjen
Pemasyarakatan lengkap dengan data pendukung dan hasil siding TPP Wilayah. Dalam hal Dirjen Pemasyarakatan menyetujui usul tersebut, Dirjen
Pemasyarakatan segera meneruskan usul tersebut kepada Menteri. Selanjutnya Menteri segera meneruskan permohonan tersebut kepada Presiden. Keputusan
Presiden tentang pemberian remisi bagi narapidana yang menjalani pidana seumur hidup menjadi pidana sementara diterima oleh Menteri dan salinannya
disampaikan kepada: 1.
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia 2.
Direktur Jenderal Kehakiman dan Hak Asasi Manusia 3.
Kepala Kantor Wilayah 4.
Ketua Pengadilan yang memutus perkara
24
5. Kepala Lapas tempat narapidana menjalani pidana
6. Hakim Pengawas dan Pengamat yang bersangkutan
Dalam hal narapidana yang telah mendapat remisi dari pidana seumur hidup menjadi pidana sementara maka remisi selanjutnya dapat diajukan sesuai dalam
ketentuan Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi.
35
D. Pemasyarakatan Dalam Peraturan Perundang-undangan 1. Pengertian Pemasyarakatan