Resume akuntansi syariah

Hafiz Nuzula

31401405518

Yuli

31401405757

Egi Pratama

31401304857

Resume Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
PENDAHULUAN
Dalam praktik Akuntansi di Indonesia, sebagian besar dipengaruhi dari Barat yakni biasa
disebut Akuntansi Konvensional. Hal ini dilihat dalam dunia Bisnis di Indonesia, karena semua
aktivitas dan sistem akuntansi mengarah pada acuan akuntansi Konvensional. Hasilnya akuntansi
sekarang sulit digunakan dalam masalah lokalitas, seperti masalah akuntasi untuk UMKM yang
mendominasi 90% perekonomian Indonesia.
Dilihat secara sosiologis, Akuntansi telah mengalami perubahan besar. Akuntansi tidak
hanya di pandang sebagian dari pencatatan dan laporan keuangan perusahaan, Akuntansi telah

dipahami sebagai yang tidak bebas nilai tetapi dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya.
Maka karakterisistik akuntansi konvensional pasti kapitalistik, sekuler dan egois. Dan ketika
akuntansi telah memiliki kepentingan ekonomi politik, maka akuntansi yang dipraktikkan tanpa
proses penyaringan jelas berorientasi pada kepentingan neoliberalisme ekonomi.
Ini lah yang dapat dirumuskan dari masalah tersebut:
1.
Apakah memang kita tidak memiliki sistem akuntansi sesuai realitas kita?
2.
Bagaimana perkembangan akuntansi syariah di Indonesia?
3.
Apa pengertian pendekatan pragmatis?
4.
Bagaimana cara mengembangkan akuntansi Syariah dalam pendekatan pragmatis?
A.

Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan akuntansi syariah dilatarbelakangi oleh perkembangan
lembaga keuangan syariah. Menurut BI, dalam Outlook Bank Syariah 2013, perkembangan bank
syarian cukup tinggi berkisar 36%-58% , namun di lembaga non keuangan seperti perusahaan
jasa, perusahaan manufaktur, dan perusahaan ritel belum mengalami perkembangan.

Munculnya akuntansi syariah didorong oleh beberapa isu seperti masalah standar
akuntansi internasional di negara-negara islam. . Masalah penting yang perlu diselesaikan adalah
perlunya akuntansi syariah yang dapat menjamin terciptanya keadilan ekonomi melalui
formalisasi prosedur, aktivitas, pengukuran tujuan, kontrol dan pelaporan yang sesuai dengan
prinsip syariah (Muhammad, 2003: 79).
Tahun 1992 Bank Muamalat Indonesia berdiri, ini merupakan tahun yang bersejarah bagi
Ekonomi Syariah sebagai pioneer lembaga keuangan syariah merupakan tonggak awal yang
sangat menentukan begitu juga akuntansi Syariah, namun belum diakui secara jelas dalam
PSAK. Pada tahun 2002 dengan disahkannya PSAK 59, keberadaan Akuntansi Syariah mulai
diakui dan diterapkan dalam lembaga keuangan Syariah. Masalah yang sering dihadapi adalah

antara kepentingan perusahaan yang ingin memaksimalkan profit dengan komitmen menerapkan
Syariah secara komprehensif.
B. Pengertian pendekatan Pragmatis
Aliran akuntansi pragmatis menurut Mulawarman (2009) mengutamakan adaptasi
akuntansi konvensional mulai konsep dasar teoritis sampai teknologisnya, kemudian disesuaikan
dengan nilai-nilai Islam.Aliran akuntansi pragmatis menganggap beberapa konsep dan teori
akuntansi konvensioanl dapat digunakan dengan beberapa modifikasi
Metode pragmatis ini juga yang digunakan oleh Accounting and Auditing Standards for
Islamic Financial Institutions dan PSAK Syariah di Indonesia. Sofyan Syafri Harahap

berpendapat bahwa tidak semua apa yang sudah dicapai manusia termasuk yang dicapai
masyarakat kapitalis bertentangan dengan nilai Islam. Masih ada yang bisa dipertahankan dan
disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Harahap (2009) .
Alasan memilih pendekatan pragmatis untuk merumuskan kerangka tujuan dan konsep
akuntansi islam dengan beberapa alasan:
1. Masih digunakannya konsep kapitalis dalam bangunan ilmu masyarakan dan praktik
akuntansi.
2. Proses kelahiran ilmu yang dimiliki saat ini sudah berjalan.
3. Mustahil membuat suatu sistem yang tidak ada atau yang berbesa dari apa yang dimiliki
saat ini
PEMBAHASAN
A. Akuntansi Syariah Aliran Pragmatis
Aliran akuntansi syariah pragmatis menurut Mulawarman (2007a) menganggap beberapa
konsep dan teori akuntansi konvensional dapat digunakan dengan beberapa
modifikasi.Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti penggunaan akuntansi
dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam
dan tujuan syariah.
Tujuan akuntansi di sini lebih pada pendekatan kewajiban, berbasis entity theory dengan
akuntabilitas terbatas.Bila kita lihat lebih jauh, regulasi mengenai bentuk laporan keuangan yang
dikeluarkan AAOIFI. Selain laporan konvensional (neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran

kas) Akuntasni syariah menerapkan laporan lain seperti analisis laporan keuangan mengenai
sumber dana untuk zakat dan penggunaannya, analisis laporan keuangan mengenai earnings atau
expenditures yang dilarang berdasarkan syariah, laporan responsibilitas sosial bank syariah, serta
laporan pengembangan sumber daya manusia untuk bank syariah.. Menurut Syafei, et al. (2004)
terdapat lima kemungkinan mengapa laporan keuangan tidak murni dijalankan sesuai ketentuan
syari’ah:
1. hampir semua negara muslim bekas negara jajahan barat. Akibatnya masyarakat muslim
yang menempuh pendidikan barat mengadopsi budaya barat.

2. Banyak praktisi perbankan syariah berpikiran pragmatis
3. Pola yang establish dalam bank syariah mempengaruhi pelaksanaan bank yang kurang
Islami.
4. Orientasi Dewan Pengawas Syariah lebih menekankan formalitas fiqh daripada
substansinya.
5. Kesenjangan kualifikasi antara praktisi dan ahli syariah. Praktisi lebih mengerti sistem
barat
B. Teori Akuntansi Syariah
Pada era informasi dan globalisasi dalam bidang akuntansi ada upaya harmonisasi
praktik-praktik akuntansi.Praktik akuntansi di setiap negara dianggap menyulitkan dalam
menafsirkan laporan keuangan, atau praktik akuntansi yang ebragam itu tidak dapat

diperbandingkan (uncomparable).Kasus ini mengundang reaksi banyak kalangan, sehingga
munculah pandangan-pandangan yang bersifat pro dan kontra.Mereka yang berpandangan kontra
mengecam bahwa tindakan untuk melakukan harmonisasi merupakan tindakan pelecehan
terhadap nilai-nilai lokal.
Berpijak dari kasus di atas, usaha untuk mencari bentuk akuntansi yang berwajah
humanis, emansipatori, transendental, dan teologikal merupakan upaya yang niscaya.Menurut
Iwan Triyuwono dan Gaffikin dikatakan Akuntansi Syariah merupakan salah satu upaya
mendokontyksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis dan sarat nilai.Tujuan
diciptakannya akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis,
emansipatoris, transendental, dan teologikal dalam konteks demikian, Takatera dalam
pengantarnya menyajikan dua strategi pengkajian hakikat akuntansi sebagai berikut:
1. Jika studi akuntansi deskriptif berkembang dalam suasana terisolasi dari strategi
intelektual untuk mengubah akuntansi sekarang, hal ini akan membenarkan akuntansi
yang dulu dan sekarang bukan menginterpretasikannya. Sebaliknya jika studi akuntansi
normatif dikembangkan dalam suasana terisolir tanpa memperdulikan masyarakat dan
masalah organisasi di mana akuntansi dipraktikkan, maka hal ini akan berakibat
kegagalan percobaan sebab tidak akan berakibat kegagalan percobaan sebab tidak akan
diterima oleh masyarakat kendatipun jika ini dapat menjelaskan ‘akuntansi untuk apa
yang tidak boleh’. Kemudian adalah penting menggabungkan studi akuntansi deskriptif
dengan studi akuntansi normatif untuk memberikan pemahaman baru tentang apa

akuntansi dulu, apa akuntansi sekarang dan menciptakan apa akuntansi di masa yang
akan datang.
2. Jika akuntansi yang dimaksud adalah akuntansi “what should be” sebagai kelanjutan dari
akuntansi “what it is”, dengan jalan yang tidak akan pernah berhenti, kita tidak akan
dapat membentuk akuntansi “what it is” walaupun kita dapat menawarkan interpretasi
baru, terhadap apa akuntansi “what it was” dan apa akuntansi sekarang (what it is)…
Strategi untuk membuat isu sekarang jelas harus berhadap dengan crita akuntansi yang
akan datang, yaitu menciptakan akuntansi “what should be”. Sebagai ganti dari “what it
is” di bidang yang kita hentikan keberadaannya.

C. Praktik Akuntansi Syariah
Kemunculan dan perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia yang sangat
fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi-diskusi serius lebih lanjut, mulai dari produk atau jasa
yang ditawarkan, pola manajemen lembaga, sampai kepada pola akuntasinya. Menariknya
akuntansi untuk dibahas, tentu karena adanya beberapa alasan:
1. Akuntansi sering diperdebatkan apakah ia netral atau tidak.
2. Akuntansi sangat dipengaruhi oleh lingkungan (politik, ekonomi, budaya) di mana ia
dikembangkan.
3. Akuntansi mempunyai peran sangat penting, karena apa yang dihasilkannya, bisa menjadi
sumber atau dasar legitimasi sebuah keputusan penting dan menentukan.

Upaya kita menemukan format teori maupun praktik ekonomi (manajemen dan akuntansi
Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai sesuatu yang integral. Sebagai turunan dari uraian
di atas, barangkali uraian tentang keputusan ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi syariah
adalah bercirikan sebagai berikut:
1. Menggunakan nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi
2. Memberikan arah padastimulasi timbulnya perilaku etis.
3. Bersikap adil terhadap semua pihak.
4. Menyeimbangkan sifat egoistic dengan altruistik, dan mempunyai kepedulian terhadap
lingkungan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan:
1. Akuntansi Syariah berkembang di Indonesia dilatarbelakangi oleh mayoritas masyarakat
Indonesia yang beragama Islam.
2. Akuntansi Syariah yang saat ini berkembang masih belum sesuai dengan keadaan
masyarakat di Indonesia, karena dari laporan keuangan tahunan bank-bank syariah belum
sepenuhnya melaksanakan sistem akuntansi yang sesuai dengan syariah.
3. Seharusnya Akuntansi Syariah lebih mempunyai bentuk yang sempurna bila
dibandingkan dengan akuntansi konvensional. Sebab melalui ciri-ciri dari Akuntansi
Syariah tercermin suatu syarat akan tanggung jawab dan nilai-nilai sosial yang jelas.