Ungkapan yang sangat terkenal dalam kajian hukum yang diperkenalkan oleh Tullius Cicero 106-43 SM
Ubi Societas Ibi ius
dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Ungkapan itu kemudian dikembangkan dan berlaku juga
kepada masyarkat adat “Dimana ada masyarakat adat disitu ada peradilan adat”, karena setiap hukum membutuhkan peradilan. Teori ini juga berlaku di
Kabupaten Biak Numfor berkaitan dengan “dimana ada masyarakat adat disitu ada peradilan adat “, di Kabupaten Biak Numfor dilingkungan masyarakat
adat ada peradilan adat yang berfungsi untuk menyelesaikan segala bentuk
perkara adat baik itu bentuk pidana adat atau perdata adat.
Hukum adat yang merupakan hukum kebiasaan yang mengandung unsur regionalitas menurut Van Vollenhoven berdasarkan konsep atau teori ini juga
penulis mengasumsikan bahwa hukum adat di Kabupaten Biak Numfor yang dipakai untuk mengatur masyarakat adat dan merupakan sumber hukum yang
kemudian tertulis didalam
Kankain Karkara Byak
adalah undang-undang Tuhan karna bersumber dari kitab umat kristiani yang berkaitan dengan
aturan-aturan adat di Kabupaten Biak Numfor.
a. Alat Perlengkapannya dan Tugasnya Dalam Persekutuan Hukum
Adat
Penulis mencoba menganalisis berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Eugen Ehrlich sebagai
das lebende recht
atau
the living law
, ada 4 sifat alat perlengkapan persekutuan hukum di Indonesia :
Pemerintah adat dalam lingkungan masyarakat adat dalam hal ini di Kabupaten Biak Numfor, dipimpin oleh Dewan adat atau
pemangku adat dalam hal ini ada yang lebih tinggi untuk memimpin masyarakat setempat yakni oleh Kepala suku atau
ondoafi
. Putusan adat berkaitan dengan pembicaraan masalah perkawinan,
dan dalam rapat atau negosiasi tersebut biasanya pemangku adat atau dewan adat mengatasnamakan keluarga.
Putusan Peradilan adat Kabupaten Biak Numfor bersifat mengikat masyarakat lingkungan adat baik untuk masyarakat asli Biak
maupun pendatang. Putusan ini berkaitan dengan perkara pidana adat dan perkara perdata adat dilingkungan masyarakat adat di
Kabupaten Biak Numfor. Pengangkatan Kepala adat di Kabupaten Biak Numfor didasarkan
pada syarat-syarat yang ketat. Para ahli waris mendapatkan prioritas menjadi kepala adat.
b. Delik Adat
Menurut pemahaman masyarakat adat di Kabupaten Biak Numfor delik adat adalah setiap pelanggaran adat yang dilakukan oleh satu pihak baik itu
berkaitan dengan materi maupun non materi dengan pihak yang lain. Apabila pelanggaran itu terjadi akan menimbulkan reaksi adat yaitu pembicaraan dalam
menyelesaikan perkara atau pelanggaran tersebut dengan cara penembusan adat
baik berupa barang atau uang untuk memperbaiki pelanggaran tersebut sehingga ada keseimbangan.
Setiap orang yang berada dilingkungan masyarakat adat ada aturan-aturan ada yang mengatur kehidupan kalau di Kabupaten Biak Numfor masyarakat adat
sangat mengetahui aturan-aturan adat yang ada pada
Kankain Karkara Byak.
Peradilan adat menjadi lembaga yang sangat penting dilingkungan adat dalam menyelesaikan segala perkara adat atau pelanggaran adat dilingkungan
masyarakat adat.
2. Analisis Berdasarkan Tata Aturan Perundang-Undangan