Materi Katekisasi SEJARAH SINGKAT GPIB

59 sering pemerintah yang berkuasa itu menunggangi agama untuk maksud dan tujuan tertentu. Inilah yang terjadi sekarang ini. Kalau demikian gereja harus berani menyuarakan suara kenabiannya. Bukan mengatasnamakan lembaga tetapi warga jemaat dengan potensi dan karunianya.

2.2. Materi Katekisasi

31 Uraian: Gereja dan Negara : Membangun Hubungan yang Kreatif Republik Indonesia diproklamirkan sebagai negara merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan itu diperjuangkan sebagai hak yang direbut dari tangan Belanda yang menjajah Indonesia. Negara ini didirikan di atas dasar yang disepakati bersama komponen bangsa saat itu yaitu Pancasila. Dasar ini menjamin kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya dan latarbelakang social yang tersebar di berbagai pulau dan daerah di Nusantara. Semuanya diikat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Untuk menata kehidupan bersama disusunlah UUD 1945, Undang-Undang, Peraturan-Peraturan dan Peraturan Daerah, yang semuanya itu mengatur berbagai hal antara lain kehidupan beragama di dalamnya termasuk gereja sebagai lemaga yang melayani masyarakat dan bangsa Indonesia. Secara Alkitabia, kita menelaah Firman Tuhan yang terdapat dalam Roma 13:1- 17; Markus 12: 13-17; Lukas 20: 20-26; Yesaya 45:1-25; Wahyu 13:1-18. Walau gereja sudah berada dalam berbagai ancaman tetapi Rasul Paulus bersikap menghargai pemerintah sebagai hamba Tuhan. Sikap seperti ini sesungguhnya berlawanan dengan 31 Majelis Sinode GPIB XIX, Ketetapan Persidangan Sinode XIX tahun 2010, Buku Katekisasi. 148-149. 60 sikap orang-orang Yahudi yang berjuang melawan pemerintah dan menebarkan teror yang meresahkan masyarakat. Orang Kristen diajak untuk menghormati pemerintah. Dengan cara itu orang-orang Kristen juga menuntut keadilan dari pemerintah, bahkan mendorong mengkritik pemerintah agar melakukan kebenaran dan menghindari kekejaman dan penindasan. Orang Krsiten tidak dapat melepaskan diri dari ikatan dengan masyarakat dan bangsa, demikian pendirian Yesus. Ia sendiri menyatu dengan masyarakat Yahudi, tetapi juga dengan orang-orang Yunani dan Romawi yang bertemu denganNya. Orang- orang Kristen menyatakan tanggung jawab dan menjawab panggilan Tuhan tetapi juga terhadap masyarakat. Ketaatan kepada Tuhan dialami juga sebagai berkat bagi masyarakat dan bangsa yang dipimpin oleh pemerintah. Orang-orang kristen tidak dapat menghindari kewajiban-kewajibannya terhadap negara sebagaimana ia mengharapkan kewajiban-kewajibannya negara terhadap warga terwujud dalam masyarakat. Negara yang baik membuat warganya merasa berhutang atas berbagai perlindungan yang diberikannya dengan menjamin keamanan dan kerukunan. Negara yang bertanggungjawab pasti membuat warganya menghormatinya karena menerapkan hukum yang adil, menyediakan fasilitas-fasilitas umum seperti trasportasi, pasar, listrik dsb,... yang baik bagi masyarakat. Pemerintah yang baik akan menjaga keutuhan, sebab jika terjadi perpecahan, ia sendiri kehilangan wibawa dan negara menjadi runtuh, lalu hilanglah juga pemerintah. Gereja sebagai persekutuan yang dipanggil Tuhan untuk hadir ditengah dan bersama masyarakat bekerjasama dengan pemerintah. Walau pemerintah itu kejam seperti pengalaman gereja perdana dalam wahyu, gereja tetap melakukan tanggungjawabnya. Ada ketegangan-ketegangan dengan potensi konflik, tetapi gereja 61 harus berjuang untuk menyadarkan pemerintah atas kekeliruannya. Ada perlawanan terhadap pemerintah secara pasif oleh orang-orang kristen perdana melalui pengorbanan mereka. Pengorbanan itu menunjukan bahwa pemerintah telah menyimpang dan pada saatnya Tuhan menghukumnya. Sebab bukan tidak mungkin Tuhan memakai pemerintah untuk membebaskan umatnya dari penderitaan. Pengakuan negara terhadap gereja setelah melewati penganiayaan pada abad 4 M merupakan bukti Tuhan bekerja. Pembebasan orang- orang Israel dari Babel yang kejam oleh Persia dan pembebasan untuk kembali membangun Israel oleh raja Persia Koresh merupakan tindakan Tuhan. Hubungan antara gereja dan negara perlu dibangun secara kreatif. Negara dan Gereja tetap menjaga kemandirian masing-masing. Tidak boleh saling menguasai karena keduanya otonom dan bebas melakukan tugasnya. Dalam melaksanakan fungsinya masing-masing perlu dibangun usaha-usaha untuk saling melengkapi mencapai tujuan bersama yaitu perlindungan dan kesejahteraan masyarakat. Keduanya selalu berinteraksi baik melalui kehadiran warga maupun sebagai lembaga, di pusat maupun di daerah dalam semua aras. Untuk itu Gereja dan Negara sama-sama berjuang untuk menciptakan undang- undang dan peraturan yang adil untuk kepentingan bersama sebagai satu masyarakat yang majemuk. Dengan undang-undang dan peraturan tersebut semua pihak melaksanakan tugas dalam kebersamaan yang tertata jelas, rapi tersusun dan membangun masa depan. Penjelasan. Butir yang terdapat dalam materi katekisasi yang sangat prinsip adalah rencana penyelamatan Allah bagi semua ciptaan. Dan itu adalah karya terbesar Allah melalui 62 anakNya Tuhan Yesus Kristus. Pernyataan ini disampaikan oleh Pdt.Ari Ihalauw 32 sebagai penulis materi katekisasi. Bertitik tolak dari rencana penyelamatan Allah itulah maka lahir rumusan Pemahaman Iman, Materi Katekisasi, Akta Gereja sampai dengan Tata gereja dan lain sebagainya. Dengan memahami karya penyelamatan Allah maka gereja harus sadar akan kehadirannya di bumi Indonesia. Kemerdekaan yang kita miliki adalah anugerah dan berkat Allah. Bukan pemberian siapa-siapa Belanda, Jepang dan Inggris. Tapi pemberian Tuhan. Karena itu adalah pemberian Allah maka gereja harus menjalaninya dengan rasa syukur dan bertanggung-jawab kepada Allah. Bukan kepada pemerintah atau negara. Ketika ditanyakan apa maksudnya kemerdekaan adalah anugerah dan berkat Allah lalu bagaimana implikasinya bagi keberadaan gereja GPIB di Indonesia?. Kalu orang kristen taat hukum dan aturan-aturan yang berlaku di negara ini, harus dipahami adalah untuk kemuliaan Tuhan yakni hadirnya damai sejahtera. Hanya persoalannya hukum dan undang-undang yang berlaku itu apakah mencerminkan kehendak Allah atau kepentingan kelompok atau agama tertentu. Disnilah yang saya tidak setuju gereja terlibat dalam politik. Karena ia akan mengklem dirinya sebagai satu-satunya kebenaran dan menindas yang lain contoh: seperti perang salib. Kita bisa membunuh dan menghancurkan orang lain dengan mengatasnamakan demi Tuhan. Apakah Tuhan mengajarkan kita untuk saling membunuh?. Bukankah Ia mengajarkan kita untuk saling mengasihi satu dengan yang lain?. Pertanyaan selanjutnya kalau demikian salah siapa? Manusianya yang salah memahami kehendak Allah. Dan agama juga ikut berperan mengklem dirinya sebagai satu-satunya kebenaran yang mutlak. Ketika ditanyakan bagaiman dengan peran dan fungsi gereja GPIB dalam konteks negara kesatuan 32 Wawancara dengan Pdt.Ari Ihalauw, Penulis Materi Katekisasi, tanggal 30 Jaruari 2014. 63 Indonesia. Pdt.Ari Ihalauw 33 menjelaskan gereja harus membangun hubungan yang kraetif dengan pemerintah dan negara baca: materi katekisasi. Ide tentang hubungan kreatif ini dibangun atas dasar sebagai hambah Allah unt uk menghadirkan “Damai Sejahtera” di Indonesia. Sebab secara teologis, negara ditempatkan dalam hubungan dengan tindakan Tuhan untuk memelihara ciptaanNya. Negara tidak diciptakan oleh Tuhan, tetapi diperkenankan Tuhan untuk menjadi alat dalam pemeliharaan Tuhan terhadap dunia. Jadi negara tidak diciptakan oleh Tuhan tetapi merupakan wujud dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Naluri alaminya mendorong untuk membangun persekutuan. Manusia hidup dalam kebersamaan atau persekutuan dan sadar akan pentingnya tata aturan dan kebiasaan antara lain dalam hal membentuk negara. Dapat dikatakan hal tersebut merupakan karunia Tuhan untuk manusia bandingkan kejadian 1:28. Dapat dikatakan bahwa keberadaan negera berhubungan dengan tindakan Tuhan untuk memelihara ciptaanNya dengan cara melindungi conservation, berada bersama-sama concurcus dan memerintah gubernatio. Dalam rangka itu Tuhan memberi kuasa kepada negara. Kuasa itu dijalankan oleh pemerintah sebagai hamba Allah. Sebagai hamba, pemerintah bertugas memberikan perlindungan kepada masyarakat, berada bekerja dan berjuang bersama- sama warganya, serta memerintah dalam arti mengatur dan menata sehingga ada kesejahteraan bersama serta masyarakat mengabdi dan memuliakan Tuhan. Jadi peran dan fungsi gereja orang kristen adalah menghadirkan keselamatan di Indonesia. Bagaimana caranya? Jangan berpikir parsial atau pengkotak kotakan. Hanya kristen saja yang diselamatkan, diluar kristen tidak ada keselamatan. Keselamatan itu sangat 33 Wawancara dengan Pdt.Ari Ihalauw. 64 universial bagi semua mahkluk ciptaan tanpa agama. Persoalannya ketika masing- masing agama mengklem dirinya sebagai satau-satunya sumber keselamatan maka ia tidak membuka peluang bagi keselamatan Allah ada pada agama lain. Yang membuat keselamatan ini menjadi berjenis-jenis dan berbeda adalah konsep berpikir idiologi manusia yang mengimplemenstasikan kehendak Allah yang membebaskan menurut kepentingan organisasinya. Jangan kita hanya bicara keselamatan dari pihak kristen saja atau Islam saja tapi bagaimana keselamatan itu tercipta bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa melihat agama masing-masing. Disinilah peran dan fungsi negara untuk berdiri netral dengan tidak berpihak kepada agama tertentu. Kalau sampai pemerintannegara mengelolah bangsa ini dengan berlandaskan kepada salah satu agama saja, maka akan sulit terciptanya keselamatan di Indonesia Damai Sejahtera. Keselamatan Allah kepada bangsa Indonesia telah nyata dalam kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan tidak mengatasnamakan agama, tetapi melawan penjajahan dan penindasan yang telah menghancurkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah. Itulah yang harus kita perjuangan bersama sebagai rakyat Indonesia. Oleh karena itu menurut saya yang terbaik dilakukan gereja orang kristen adalah berani menyampaikan suara kenabian dan bebas dari politik dan gereja secara lembaga harus membina warga jemaat untuk berperan serta dalam sisitem politik nasional tanpa harus membawa embel-embel agama gereja. 65

2.3. Akta gereja