Persepsi Perawat Manusia secara umum menerima informasi dari Peran Perawat Peran menurut Liliweri 2002 adalah tingkah laku

17

C. Gangguan Persepsi Dispersepsi

Sunaryo 2002 mengatakan gangguan persepsi atau yang dikenal dengan dispersepsi adalah kesalahan atau gangguan persepsi. Penyebabnya bermacam-macam diantaranya karena gangguan otak akibat kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik; gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat menyebabkan ilusi, psikologis yang dapat menyebabkan halusinasi; dan pengaruh lingkungan sosial-budaya yang berbeda menimbulkan gangguan persepsi.

2.2 Persepsi Perawat Manusia secara umum menerima informasi dari

lingkungan lewat proses yang sama. Sama halnya dengan seorang perawat, ketika menerima suatu rangsangan berupa stimulus dari lingkungan dimana perawat berada, maka secara langsung akan timbul pemikiran yang dalam proses perseptual merupakan proses yang paling tinggi. Oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses di mana ada informasi yang di peroleh lewat memori organisme yang hidup. Seperti dalam teori King yang mengatakan bahwa persepsi adalah sebagai representasi realitas masing-masing orang; representasi ini mencakup: 18 mengambil energi dari lingkungan yang diorganisasi oleh informasi, mengubah energi, memproses informasi, menyimpan informasi dan memberikan informasi dalam perilaku nyata. Sama halnya dengan realitas seorang perawat, ketika ada stimulus berupa informasi, maka perawat akan memproses informasi tersebut, menyimpan informasi dan berusaha memberikan informasi melalui tindakan atau perilaku nyata kepada pasien, keluarga, masyarakat Christensen, 2009. Hal ini juga sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan di mana perawat dan pasien saling mengumpulkan data, kemudian data tersebut akan memberikan nilai yang bermakna serta dapat dipergunakan untuk memberikan asuhan keperawatan Bastable. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seorang perawat sama dengan faktor-faktor pada persepsi secara umumnya yaitu external perception dan self-perception Wilson, 2000 Ratih A, 2008. External perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu. Sedangkan self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu. 19

2.3 Peran Perawat Peran menurut Liliweri 2002 adalah tingkah laku

yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan posisi atau kedudukannya dalam suatu sistem. Dalam melakukan peran, seseorang diharapkan memiliki pemahaman dasar yang diperlukan mengenai prinsip, dalam menjalankan tanggungjawab secara efisien dan efektif dalam suatu sistem tertentu Bastable. 2002. Sedangkan pengertian perawat menurut Undang-Undang Kesehatan No 23, 1992 menyebutkan bahwa Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Perawat dalam menjalankan perannya, dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Adapun peran-peran perawat sejak Lokakarya Nasional Keperawatan 1983 Retno, 2011, peran perawat di Indonesia disepakati sebagai: 1. Peran Pelaksana care giver yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, 20 kelompok maupun masyarakat berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan keperawatan, memberikan bantuan langsung pada individupasien dan keluargamasyarakat yang mengalami masalah terkait dengan kebutuhan keamanan. 2. Peran Educator dimana pembelajaran merupakan dasar dari Health Education yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. Perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit, menyusun program Health Education serta, memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan. 3. Pengamat Kesehatan dalam hal perawat melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi serta pengumpulan data. 4. Role Model yaitu perilaku yg ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan atau contoh bagi individu, 21 keluarga, masyarakat atau lingkungan dimana perawat berada. 5. Peran koordinator pelayanan kesehatan yaitu perawat mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam lingkup rumah sakit, puskesmas, maupun tempat layanan kesehatan lainnya dalam mencapai tujuan kesehatan malalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh. 6. Peran Koordinasi dimana perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga, dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keparawatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan lain, supervisi terhadap askep yg dilaksanakan anggota tim. 7. Peran Pembaharu dimana perawat dapat berperan sebagai inovator terhadap individu, keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yg berkaitan dengan pelaksanaan dan pemeliharaan kesehatan. 22 8. Peran pengorganisir pelayanan kesehatan, dimana perawat memberikan motivasi untuk meningkatkan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di masyarakat. 9. Peran Fasilitator dimana perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan. Diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. 10. Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah sakit, maupun lingkungan masyarakat agar tercipata lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan. 11. Peneliti, dimana perawat berperan dalam pengembangan ilmu kesehatan khusunya keperawatan dalam hal menuju arah yang lebih baik.

2.4 Peran Perawat Sebagai Educator

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Caring” Perawat pada Pasien Kanker Paru dipandang Dari Pengan Keluarga di RS Paru Dr. Ario Wirawan, Salatiga T1 462009019 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Mengenai Perannya sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Mengenai Perannya sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008084 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Mengenai Perannya sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008084 BAB IV

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Mengenai Perannya sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga T1 462008084 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Mengenai Perannya sebagai Educator Bagi Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Respon Kedukaan Pasien Saat Terdiagnosa HIV Positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan Salatiga T1 462009004 BAB II

0 0 16

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab MDR (Multi Drugs Resistance) pada Pasien TB di Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan Salatiga T1 BAB II

0 0 15

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Perawat dan Keluarga dalam Pemberian Asupan Nutrisi Cairan pada Pasien Penderita DBD di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga

0 0 2