Di mana : C = konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPPunit
Z = threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan yang ditetapkan Rp 1.040.250,- per kapita setahun atau Rp2.850,- per hari
BPPS, 2005.
2.3. Teori Engel
Engel 1857 melakukan studi tentang prilaku konsumsi rumah tangga terhadap 153 rumah tangga di Belgia. Engel menetapkan lima jenis konsumsi yang
umumnya dilakukan rumah tangga, yaitu konsumsi makanan, sandang, perumahan termasuk penerangan dan bahan bakar minyak, jasa meliputi pendidikan, kesehatan
dan perlindungan hukum dan rekreasi. Terhadap konsumsi makanan, peningkatan pendapatan tidak diikuti dengan peningkatan permintaan yang progresif. Berdasarkan
hal tersebut dan dengan asumsi harga makanan yang dibayar rumah tangga adalah sama, maka Engel menyimpulkan bahwa pangsa pengeluaran makanan terhadap
pengeluaran rumah tangga akan semakin berkurang dengan meningkatnya pendapatan; disebut juga dengan Hukum Engel. Menurut Trenggonowati 2009
menunjukkan jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh konsumen per periode tertentu dengan sejumlah pendapatan totalnya. Kurva Enggel mempunyai variabel pendapatan
dan jumlah barang yang ingin dibelinya.
Universitas Sumatera Utara
Hukum Engel dapat dijelaskan dengan Kurva Engel seperti ditunjukkan Gambar 2.1. Kurva Engel berdasarkan asumsi harga barang tetap, peningkatan
kesejahteraan penduduk yang ditunjukkan oleh garis anggaran dan kurva indeferen yang bergeser ke kanan atas akan meningkatkan konsumsi barang dengan proporsi
yang semakin berkurang untuk makanan Q
1
dan proporsi yang semakin meningkat untuk bukan makanan Q
2
. Karena harga barang diasumsikan tetap maka pangsa pengeluaran untuk belanja makanan yang merupakan barang normal akan semakin
berkurang.
Gambar 2.1 Hubungan Pendapatan Dan Permintaan Terhadap Barang Dengan Asumsi Harga Barang Tetap, Makanan Q1 dan
Bukan Makanan Q2
Universitas Sumatera Utara
Menurut Engel, pangsa pengeluaran makanan rumah tangga miskin lebih besar dari rumah tangga kaya, sehingga pangsa pengeluaran makanan terhadap
pengeluaran total dapat dijadikan indikator tidak langsung terhadap kesejahteraan.
2.4. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Boediono, 1999. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek, yaitu : proses,
output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi pada suatu saat. Mencerminkan aspek dinamis dari
suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Kemudian Menurut Murni 2009 pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadinya perkembangan GNP yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan meningkatnya standar
hidup. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam
hal ini berkaitan dengan output total GDP dan jumlah penduduk, karena output per kapita adalah output total dibagi dengan jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan
output perkapita harus dianalisa dengan melihat apa yang terjadi dengan output total disatu pihak, dan jumlah penduduk di pihak lain. Dengan perkataan lain,
pertumbuhan ekonomi mencakup pertumbuhan GDP total dan pertumbuhan penduduk.
Universitas Sumatera Utara
Aspek ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka waktu suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila dalam
waktu yang cukup lama 10, 20 atau 50 tahun, atau bahkan lebih lama lagi mengalami kenaikan output per kapita. Tentu saja dalam waktu tersebut bisa terjadi
kemerosotan output per kapita, karena gagal panen misalnya, tetapi apabila dalam waktu yang cukup panjang tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan
menaik maka dapat kita katakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi. Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya kecenderungan menaik bagi
output per kapita saja tidak cukup, tapi kenaikan output harus bersumber dari proses intern perekonomian tersebut. Dengan kata lain proses pertumbuhan ekonomi harus
bersifat self-generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam periode-
periode selanjutnya. Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita
dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan Boediono, 1999 :
10. Di dalam ilmu ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan, tetapi terdapat banyak teori pertumbuhan. Pada ekonom mempunyai pandangan atau
persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Teori-teori pertumbuhan dapat dikelompokkan kedalam beberapa teori, yaitu:
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada
Universitas Sumatera Utara
sumber alamnya, sumberdaya manusia, modal, usaha, teknologi dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi tidak mungkin
terjadi selama lembaga sosial, kondisi politik, dan nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Di dalam pertumbuhan ekonomi, lembaga sosial, sikap
budaya, nilai moral, kondisi politik dan kelembagaan merupakan faktor non ekonomi. Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang
mempengaruhi pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi
tersebut. Beberapa faktor ekonomi yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1. Sumber Alam.
2. Akumulasi modal
3. Organisasi
4. Kemampuan Teknologi.
5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi.
Faktor-faktor non ekonomi bersama-sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Faktor non ekonomi juga memiliki arti
penting di dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan adalah:
1. Faktor Sosial. Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Manusia. Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi. 3.
Faktor Politik dan Administratif. Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi negara
terbelakang. Menurut Nurkse dalam Jhingan, 2000 : “Pembangunan ekonomi berkaitan
dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang histories”. Didalam Pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, politik dan
psikologis adalah sama pentingnya dengan faktor ekonomi.
2.5 Teori Pertumbuhan Klasik