Aspek Hukum Perusahaan Modal Ventura Sebagai Salah Satu Lembaga Pembiayaan Di Indonesia

(1)

S K R I P S I

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

YULIANA PANJAITAN 090200406

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN

DI INDONESIA

S K R I P S I

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

YULIANA PANJAITAN 090200406

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

Windha, SH.M.Hum NIP. 197501122005012002

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Budiman Ginting, SH.M.Hum Ramli Siregar, SH.M.Hum NIP. 195905111986011001 NIP. 195303121983031002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

ABSTRAK

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN

DI INDONESIA

Dalam dunia ekonomi, usaha modal ventura ini juga sangat penting dalam membantu banyak perusahaan guna mengembangkan usahanya. Selain itu, usaha modal ventura juga dapat meningkatkan Bankabilitas perusahaan, meningkat likuiditas serta memperlancar alih teknologi. Penyertaan modal yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhada dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman.

Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan, bagaimana bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha dan bagaimana mekanisme operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura.

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal. Pada dasarnya modal ventura memilki resiko yang tinggi, karena modal ventura belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, pengusaha tidak bisa menerima pembiayaan modal ventura, kesulitan mencari perusahaan pasangan usaha, perangkat pengaturan belum jelas, pasar modal kurang mendukung, kurang tenaga profesional. modal ventura dapat mengambil alih PPU (perusahaan pasangan usaha). Bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha yaitu penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung. Penyertaan langsung (direct invesment) adalah penyertaan perusahaan modal ventura ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) secara langsung dalam bentuk penyertaan modal saham (equity investment). Penyertaan secara tidak langsung (indirect investment) adalah penyertaan modal oleh PMV pada PPU tidak dalam bentuk modal saham (equity), tapi dalam bentuk obligasi konversi

(convertible bond) atau partisipasi terbatas/bagi hasil (profit sharing). Mekanisme

operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura dapat dibedakan dalam dua bentuk pendekatan, yaitu : Single tier approach adalah bentuk pengelolaan di mana perusahaan modal ventura menghimpun dana mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan modal ventura yang berfungsi sebagai perusahaan penyandang dana

(fund company) dan sebagai perusahaan pengelola dana (management company)

yang melibatkan 2 (dua) badan usaha terpisah, yang satu sebagai perusahaan dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management company) yang melakukan pengelolaan terhadap dana dari fund company yang bersangkutan dan Two Tier

Approach adalah bentuk pengelolaan modal ventura.

Kata Kunci: Modal Ventura, Perusahaan Pembiayaan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA”.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

- Ibu Windha, SH, M.Hum, sebagai Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

- Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I Penulis. - Bapak Ramli Siregar, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II Penulis. - Bapak dan Ibu Dosen serta semua unsur staf administrasi di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

- Rekan-rekan se-almamater di Fakultas Hukum khususnya dan Umumnya Universitas Sumatera Utara.


(5)

tiada terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda, semoga kebersamaan yang kita jalani ini tetap menyertai kita selamanya.

Demikianlah penulis niatkan, semoga tulisan ilmiah penulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Keaslian Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN ... 14

A. Lembaga Pembiayaa di Indonesia ... 14

B. Pengertian Lembaga Pembiayaan ... 14

1. Jenis Lembaga Pembiayaa di Indonesia ... 19

2. Peranan Lembaga Pembiayaan di Indonesia ... 21

3. Modal Ventura ... 23

4. Pengertian Modal Ventura ... 23

5. Karakteristik Modal Ventura ... 27

6. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura ... 29


(7)

BAB III BENTUK PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN MODAL

VENTURA DAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA ... 33

A. Sejarah Modal Ventura dan Perusahaan Modal Ventura di Indonsia ... 33

B. Dasar Hukum Perusahaan Modal Ventura di Indonesia ... 40

C. Bentuk Perjanjian Antara Perusahaan Modal Ventura Dan Perusahaan Pasangan Usaha ... 42

1. Penyertaan Secara Langsung ... 43

2. Penyertaan Secara Tidak Langsung ... 45

BAB IV MEKANISME OPERASIONAL PENYERTAAN MODAL DALAM KEGIATAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA .. 49

A. Pendirian Perusahaan Modal Ventura ... 49

B. Jenis Perusahaan Modal Ventura... 49

C. Siapa yang dapat menjadi Perusahaan Modal Ventura di Indonesia ... 50

D. TataCara Pendirian Perusahaan Modal Ventura di Indonesia ... 52

E. Kegiatan dan Penyertaan Modal ... 59

1. Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura di Indonesia ... 59

2. Dokumentasi yang diperlukan ... 63

3. Mekanisme Operasional Penyertaan Modal ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(8)

ABSTRAK

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN

DI INDONESIA

Dalam dunia ekonomi, usaha modal ventura ini juga sangat penting dalam membantu banyak perusahaan guna mengembangkan usahanya. Selain itu, usaha modal ventura juga dapat meningkatkan Bankabilitas perusahaan, meningkat likuiditas serta memperlancar alih teknologi. Penyertaan modal yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhada dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman.

Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan, bagaimana bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha dan bagaimana mekanisme operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura.

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal. Pada dasarnya modal ventura memilki resiko yang tinggi, karena modal ventura belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, pengusaha tidak bisa menerima pembiayaan modal ventura, kesulitan mencari perusahaan pasangan usaha, perangkat pengaturan belum jelas, pasar modal kurang mendukung, kurang tenaga profesional. modal ventura dapat mengambil alih PPU (perusahaan pasangan usaha). Bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha yaitu penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung. Penyertaan langsung (direct invesment) adalah penyertaan perusahaan modal ventura ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) secara langsung dalam bentuk penyertaan modal saham (equity investment). Penyertaan secara tidak langsung (indirect investment) adalah penyertaan modal oleh PMV pada PPU tidak dalam bentuk modal saham (equity), tapi dalam bentuk obligasi konversi

(convertible bond) atau partisipasi terbatas/bagi hasil (profit sharing). Mekanisme

operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura dapat dibedakan dalam dua bentuk pendekatan, yaitu : Single tier approach adalah bentuk pengelolaan di mana perusahaan modal ventura menghimpun dana mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan modal ventura yang berfungsi sebagai perusahaan penyandang dana

(fund company) dan sebagai perusahaan pengelola dana (management company)

yang melibatkan 2 (dua) badan usaha terpisah, yang satu sebagai perusahaan dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management company) yang melakukan pengelolaan terhadap dana dari fund company yang bersangkutan dan Two Tier

Approach adalah bentuk pengelolaan modal ventura.

Kata Kunci: Modal Ventura, Perusahaan Pembiayaan.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah, masyarakat dan lembaga keuangan. Proses kegiatan perusahaan tersebut dapat terhambat karena kurangnya modal atau dana untuk membiayai pelaksanaan usahanya. Kegiatan pembiayaan atau penyertaan modal dalam era sekarang ini sudah tidak menjadi suatu hal yang baru lagi dalam pandangan masyarakat pemodal, hal itu dibuktikan dengan banyaknya lembaga-lembaga baik bank maupun lembaga keuangan yang menawarkan jasanya untuk kegiatan tersebut.

Lembaga pembiayaan adalah salah satu bentuk usaha yang mempunyai peranan sangat penting dalam pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan ini dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup bayar. Oleh karena itu, lembaga pembiayaan juga berperan sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang perekonomian nasional.1

1

Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 5


(10)

Salah satu lembaga pembiayaan yang dapat menjadi pilihan masyarakat bisnis adalah modal ventura. Modal ventura merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula.

Dalam dunia ekonomi, usaha modal ventura ini juga sangat penting dalam membantu banyak perusahaan guna mengembangkan usahanya. Selain itu, usaha modal ventura juga dapat meningkatkan Bankabilitas perusahaan, meningkat likuiditas serta memperlancar alih teknologi. Penyertaan modal yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhada dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Selain itu, pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hamper semua investasi mengandung suatu risiko kerugian. Bagi investasi yang mempunyai risiko rendah hampir semua investor ingin melakukannya. Akan tetapi, jika investasi tersebut memiliki risiko tinggi, maka tidak mudah untuk mencari investor yang mau melakuannya. Adalah perusahaan modal ventura yang berani melakukan investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu risiko tinggi. Keputusan ini dibuat dengan berbagai pertimbangan tentunya dan hal ini sesuai pula dengan maksud dan tujuan


(11)

didirikannya perusahaan modal ventura, yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang mengandung risiko tinggi. Kegiatan investasi yang dibiayai oleh modal ventura biasanya dalam jangka waktu panjang dan memiliki risiko, seperti membentuk atau pengembangan usaha baru di bidang tertentu. Meskipun risiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain atau deviden. Perusahaan yang pembiayaannya dari modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company. Lalu apa yang dimaksud dengan perusahaan modal ventura dan kegiatan apa saja yang dilakukannya. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut.

Perbedaan antara bank dengan modal ventura terletak pada jenis kegiatannya. Bank membiayai suatu kegiatan, tetapi tidak masuk ke perusahaan yang dibiayainya, sedangkan modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang dibiayainya. Modal ventura adalah usaha yang melakukan pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu (Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan Pasal 1 huruf h Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan).

Modal ventura saat ini dibutuhkan di dalam perekonomian Indonesia contohnya untuk usaha mikro, kecil dan menengah. Bentuk-bentuk usaha tersebut sering sekali mengalami kesulitan dalam pengembangan usahanya, namun mereka


(12)

tidak dapat menerima kredit dari bank karena pada umumnya bentuk-bentuk usaha tersebut belum berbentuk badan hukum.

Pasal 4 Perpres No. 9 Tahun 2009 menyebutkan kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura (PMV) meliputi penyertaan saham (equity

participation), penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quatie equity

participation), dan pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha

(profit/revenue sharing). Kegiatan-kegiatan usaha tersebut menjadi bentuk-bentuk

penyertaan modal yang dipakai oleh PMV di dalam pemberian modal ventura, namun di dalam praktik pelaksanaan modal ventura di Indonesia bentuk-bentuk penyertaan tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bentuk penyertaan modal, yaitu penyertaan langsung (direct investment) dan penyertaan tidak langsung (indirect

investment).2

Keberadaan modal ventura dalam tatanan bisnis Indonesia diawali dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur tentang lembaga pembiayaan, yakni Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 (Keppres No. 61 Tahun 1988) yang dikeluarkan tanggal 20 Desember 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 yang dikeluarkan tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Kedua peraturan tersebut kemudian dikenal atau disebut dengan Paket Desember 1988. Keppres No. 61 Tahun 1988 kemudian diganti dengan keluarnya Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, sedangkan Kepmenkeu No.

2

Budi Rachmat, Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha mikro, kecil dan menengah, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hal. 31-33.


(13)

1251/KMK.013/1988 ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 (Kepmenkeu No. 468/KMK.017/1995) tentang Perubahan Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Kemudian, pada tahun 1995 keluar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 469/KMK.017/1995 (Kepmenkeu No. 469/KMK.017/1995) tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura. Akan tetapi peraturan tersebut tetap mengacu kepada peraturan mengenai lembaga pembiayaan sehingga Kepmenkeu No. 469/KMK.017/1995 menjadi lex spesialis, dan Perpres No. 9 Tahun 2009 dan Kepmenkeu No. 468/KMK.017/1995 menjadi lex generalis untuk modal ventura.

Praktik modal ventura diakui oleh Bank Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan. Pengaturan mengenai kredit macet di dalam undang-undang tersebut membenarkan bank untuk menyertakan modalnya ke dalam perusahaan debitur, dengan ketentuan bahwa sampai jangka waktunya berakhir bank tersebut akan menarik kembali penyertaan modal tersebut. Kemiripan inilah yang mendasari bahwa modal ventura diakui oleh Bank Indonesia.

Pengawasan dan pembinaan modal ventura dilakukan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia (Pasal 11 Perpres No. 9 Tahun 2009). Hal ini berbeda dengan lembaga pembiayaan lainnya yang pengawasannya dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan dibantu oleh Bank Indonesia. Pengawasan dan pembinaan oleh Menteri Keuangan dilakukan dengan bentuk penyampaian laporan operasional dan laporan keuangan secara tahunan kepada Menteri


(14)

Keuangan (Pasal 17 Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988).

Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, maka untuk dapat lebih mengetahui perusahaan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan membuat penelitian yang berjudul Aspek Hukum Perusahaan Modal Ventura Sebagai Salah Satu Lembaga Pembiayaan di Indonesia

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perusahaan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan?

2. Bagaimana bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha?

3. Bagaimana mekanisme operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dalam suatu kegiatan penelitian memiliki tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan. b. Untuk mengetahui bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan


(15)

perusahaan pasangan usaha.

c. Untuk mengetahui mekanisme operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura.

2. Manfaat Penelitian

Bertitik tolak pada rumusan masalah yang dikemukakan, manfaat dari penelitian ini adalah

a. Secara teoritis

1) Sebagai bahan informasi dan tambahan bagi para akademisi maupun sebagai bahan pertimbangan bagi para peneliti yang hendak melaksanakan penelitian lanjutan.

2) Menambah khasanah kepustakaan, khususnya dalam hukum pembiayaan. b. Secara praktis

1) Sebagai masukan bagi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan mengenai pemberian modal ventura.

2) Memberikan informasi dan menambah wawasan pemikiran bagi masyarakat tentang pemberian modal ventura sesuai dengan ketentuan mengenai lembaga pembiayaan.

3) Sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan peraturan perundang-undangan nasional khususnya yang berhubungan dengan pemberian modal ventura.

D. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang ada dan dari penelusuran yang dilakukan di Kepustakaan Universitas Sumatera Utara dan Kepustakaan Program Pascasarjana


(16)

Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul Aspek Hukum Perusahaan Modal Ventura Sebagai Salah Satu Lembaga Pembiayaan Di Indonesia, belum pernah ada yang melakukan penelitian ini sebelumnya. Dengan demikian, maka dari segi keilmuan penelitian ini dapat dikatakan asli, sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan obyektif serta terbuka. Penelitian-penelitian tentang modal ventura di Kepustakaan Universitas Sumatera Utara dan Kepustakaan Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara antara lain :

Rismawati (2001) Aspek Hukum Peranan Modal Ventura sebagai suatu alternatif Permodalan di Indonesia (suatu penelitian di Banda Aceh) permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kedudukan kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan modal ventura? 2) Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembiayaan modal ventura? 3) Faktor apakah yang menyebabkan diperlukannya jaminan dari perusahaan pasang usaha dalam perjanjian penyertaan modal ventura?

Diana Febrina Lubis (2003) Prinsip Bagi Hasil pada Perjanjian Perusahaan Modal Ventura (Suatu Penelitian di Kota Medan) permasalahan dalam perjanjian ini adalah 1) bagaimana prinsip serta jenis perjanjian pembiayaan pada perjanjian pembiayaan modal ventura? 2) bagaimana kedudukan hukum para pihak dalam perjanjian pembiayaan modal ventura? 3) faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sengketa dalam perjanjian pembiayaan modal ventura dan bagaimana cara menyelesaikan sengketa tersebut.


(17)

Amelia Silvanny (2011) Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha, permasalahan dalam penelitian ini antara lain : 1) Bagaimanakah bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha? 2) Bagaimanakah kedudukan para pihak dalam perjanjian bagi hasil antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha? 3) Bagaimanakah cara penyelesaian wanprestasi bagi para pihak dalam perjanjian bagi hasil antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha?

Semua ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan dan bahan hukum lainnya.3

Sifat penelitian penulisan ini yaitu deskriptif analitis. Bersifat deskriptif maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang diteliti. Analitis dimaksudkan berdasarkan

3

Ibrahim Johni, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayu Media Publishing, 2005), hal. 336


(18)

gambaran fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat bagaimana menjawab permasalahan.4

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan. Berdasarkan kekuatan mengikatnya, bahan hukum untuk memperoleh data terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu:

a. Bahan hukum primer adalah hukum yang mengikat dari sudut norma dasar, peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan.5

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer

Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Kepmenkeu No. 468/KMK.017/1995 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, Kepmenkeu No. 469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura, UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

6

c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang sifatnya penunjang untuk dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hokum yang berupa buku, hasil-hasil penelitian dan atau karya ilmiah, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya, pendapat pakar hukum yang erat kaitannya dengan obyek penelitian.

4

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke-20, (Bandung : Alumni, 1994), hal. 101.

5

Soerjono Soekanto dan Sri Mulyadi, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 55.

6


(19)

primer dan sekunder7, seperti jurnal hukum, jurnal ilmiah, kamus umum dan kamus hukum, surat kabar, internet serta makalah-makalah yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi bahan hokum primer, sekunder dan tersier8, yaitu buku-buku, majalah-majalah, tulisan dan karangan ilmiah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Di samping itu juga digunakan studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data.9

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginventarisasi peraturan perundang-perundangan yang terkait dengan persoalan yang menjadi obyek kajian. Data yang terkumpul akan diidentifikasikan kemudian dilakukan

7

Ibid

8

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hal. 14.

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 103.


(20)

penganalisisan secara kualitatif berupa pembahasan, antara berbagai data sekunder yang terkait dengan berbagai peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang telah diinventarisir dan pada tahap akhir akan ditemukan hukum secara konkretnya, sehingga penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berpikir deduktif, yang menganalisa peraturan perundang-undangan yang berlaku secara umum yang terkait dengan skripsi

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Perusahaan Modal Ventura Sebagai Salah Satu Lembaga Pembiayaan di Indonesia, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan dan metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN

Pada bagian ini akan membahas Lembaga Pembiayaa di Indonesia seperti pengertian lembaga pembiayaan, jenis lembaga pembiayaan di Indonesia, peranan lembaga pembiayaan di Indonesia dan Modal Ventura antara lain mengenai pengertian modal ventura, karakteristik modal ventura, tujuan dan manfaat modal ventura.


(21)

BAB III BENTUK PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

Membahas mengenai sejarah modal ventura dan perusahaan modal ventura di Indonsia, dasar hukum perusahaan modal ventura di Indonesia serta bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha seperti penyertaan secara langsung, mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk perseroaan terbatas, penyertaan/ pengambilan sejumlah saham dalam simpanan (porto folio) pada PPU, penyertaan secara tidak langsung, obligasi konversi (convertible bond), partisipasi terbatas/ bagi hasil.

BAB IV MEKANISME OPERASIONAL PENYERTAAN MODAL DALAM KEGIATAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

Pada bab ini akan membaha mengenai Pendirian Perusahaan Modal Ventura, jenis perusahaan modal ventura, siapa yang dapat menjadi perusahaan modal ventura di Indonesia, tata cara pendirian perusahaan modal ventura di indonesia dan kegiatan dan penyertaan modal antara lain berisikan kegiatan usaha perusahaan modal ventura di Indonesia, dokumentasi yang diperlukan serta mekanisme operasional penyertaan modal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(22)

BAB II

MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN

A. Lembaga Pembiayaan di Indonesia 1. Pengertian Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari padanan istilah dan penekanan kegiatan usahanya antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan berbeda.

Istilah lembaga pembiayaan mungkin belum sepopuler dengan istilah lembaga keuangan dan lembaga perbankan. Belum akrabnya dengan istilah ini bisa jadi karena dilihat dari eksistensinya lembaga pembiayaan memang relative masih baru jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional, yaitu bank. Meskipun lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari padanan istilah dan penekanan kegiatan usahanya antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan berbeda.

Lembaga pembiayaan ini kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara dana secara langsung dari masyarakat.

Dewasa ini Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang perekonomiannya cukup pesat. Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian yang pesat tersebut diperlukan dana yang cukup besar. Oleh karena itu sarana


(23)

penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas.10 Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Dalam rangka pembangunan dibidang ekonomi diperlukan tersedianya dana, yang salah satunya adalah dalam bentuk kredit yang diberikan oleh lembaga perbankan.11

Bila dicermati dalam perkembangannya dewasa ini keberadaan lembaga perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan dana tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pembiayaan lainnya selain bank.

Adanya alternatif pembiayaan lainnya dimaksud dibutuhkan mengingat akses untuk mendapatkan dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun 1988 melalui Kepres No. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan dana guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut. Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang namanya lembaga pembiayaan.

Melalui lembaga pembiayaan dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir mirip sama dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan

10

Siti Ismijati Jenie, Beberapa Perjanjian Yang Berkenaan Dengan Kegiatan Pembiayaan, Bahan Penataran Dosen Hukum Perdata, (Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM,1996), hal 1.

11

M. Khoidin, Problematika Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan, (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2005), hal 1


(24)

perusahaan.

Sejalan dengan itu, sejak tahun 1988 pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan berbagai jenis lembaga keuangan, diantaranya lembaga pembiayaan, dengan tujuan memperluas penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana untuk menunjang kegiatan usaha.12

Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988, diaturlah ketentuan tentang Lembaga Pembiayaan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/1995. Dalam Pasal 1 angka 2 Keppres No. 61 Tahun 1988 tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

Berdasarkan pengertian lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksud di atas, maka dalam lembaga pembiayaan terdapat unsur-unsur sebagai berikut: a. Badan Usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk

melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. b. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan cara

12

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), hal 281


(25)

membiayai pihak-pihak atau sector usaha yang dibutuhkan.

c. Penyediaan dana, yaitu perbuatan penyediaan uang untuk suatu keperluan. d. Barang Modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu atau

barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik, dan sebagainya.

e. Tidak menarik dana secara langsung (non deposit taking), artinya tidak mengambil uang secara langsung baik dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup bayar kecuali hanya untuk dipakai sebagai jaminan hutang kepada bank yang menjadi krediturnya

f. Masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup bersama di suatu tempat, yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.13

Bila dibandingkan dengan lembaga perbankan, maka lembaga pembiayaan tentunya memiliki persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Adapun perbedaan kedua lembaga tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dilihat dari kegiatannya, lembaga pembiayaan difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan modal ventura menyalurkan dana dalam bentuk modal penyertaan pada perusahaan pasangan usaha, perusahaan sewa guna usaha menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa, pegadaian menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan benda bergerak. Adapun lembaga perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, serta melaksanakan

13


(26)

kegiatan di bidang jasa keuangan lainnya.

b. Dilihat dari cara menghimpun dana, lembaga pembiayaan tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Adapun lembaga perbankan dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka

c. Dilihat dari aspek jaminan, lembaga pembiayaan dalam melakukan pembiayaan tidak menekankan aspek jaminan (non collateral basis) karena unit yang dibiayai merupakan objek pembiayaan. Adapun lembaga perbankan dalam pemberian kredit lebih berorientasi kepada jaminan (collateral basis). d. Dilihat dari kemampuan menciptakan uang giral, lembaga pembiayaan tidak

dapat menciptakan uang giral. Adapun lembaga perbankan, yaitu Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dari simpanan masyarakat berupa giro, di samping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi Bank Umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral.

e. Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga pembiayaan dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun untuk lembaga perbankan dengan diundangkannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, maka wewenang dalam hal pengaturan dan perizinan sepenuhnya berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang


(27)

sebelumnya berada dalam kewenangan Bank Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga Pengawas Jasa Keuangan.

Lembaga perbankan itu sendiri termasuk lembaga keuangan. Sementara lembaga keuangan itu terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, seperti, pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan sebagainya. Menurut Abdulkadir Muhamad, yang dimaksud dengan lembaga keuangan (financial

institution) adalah :

1. Badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan

(financial assets). Kekayaan dalam bentuk aset keuangan ini digunakan untuk

menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiayaan.14

2. Badan usaha yang hanya menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan, menyediakan dana dan barang modal tanpa menarik dana secara langsung dari masyarakat15.

2. Jenis Lembaga Pembiayaan di Indonesia

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, lembaga pembiayaan meliputi :16

a. Perusahaan pembiayaan

14

Abdulkadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2004) hal 8.

15

Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, (Yogyakarta : Grafika Ilmu, 2009), hal 69.

16

Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan (Yogyakarta: Buku Pintar, 2012), hal 13-14


(28)

b. Perusahaan Modal Ventura c. Perusahaan Pembiayaan Ventura

Pengertian tentang masing-masing jenis lembaga pembiayaan di atas akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dalam skripsi ini. Mengenai kegiatan usaha atau bidang bisnis yang boleh dilakukan masing-masing jenis lembaga pembiayaan, Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 mengatur sebagai berikut :17

a. Perusahaan pembiayaan meliputi kegiatan usaha sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan/atau Pembiayaan konsumen.

b. Perusahaan Modal Ventura meliputi kegiatan usaha penyerahan Saham (equity

aparticipation), Pernyataan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity

participation), dan Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha

(profit/revenue sharing).

c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur meliputi kegiatan usaha Pemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk pembiayaan Infrastruktur,

Refinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lai, dan/atau

pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang berkaitan dengan pembiayaan Infrastruktur. Selain itu, untuk mendukungg kegiatan usaha ini, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat pula melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Pemberian dukungan kredit (credit enhancement), termasuk penjamin untuk pembiayaan Infrastruktur;

2) Pembeian jasa konsultasi (advisory investment);

17


(29)

3) Pernyataan Modal (equity Investmen);

4) Upaya mencari swap market yang berkaitan dengan Pembiayaan Infrastruktur; dan /atau

5) Kegiatan atau pemberian fasilitas lain yang terkait dengan Pembiayaan Infrastruktur setelah memperoleh perseujuan Menteri.

3. Peranan Lembaga Pembiayaan di Indonesia

Lembaga pembiayaan adalah salah satu bentuk usaha di bidang lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai peranan sanagat penting dalam pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan ini dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan surat sanggup bayar. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan tersebut, lembaga pembiayaan mempunyai peranan alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional.

Dikatakan penting karena siapa pun orangnya baik pribadi ataupun badan usaha tentu memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan dana bagi sektor usaha, terlebih bagi usaha kecil masih sangat dirasakan. Berdasarkan survey Biro Pusat Statistik (BPS) diperoleh data bahwa kendala yang dihadapi usaha kecil di 20 provinsi adalah masalah modal, yaitu sebesar 31%, bahan baku 26%, pemasaran 21%, kompotisi 17&, teknik produksi 1%, dan manajemen 2%. Data di atas menunjukkan bahwa masalah modal memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan sektor usaha di Indonesia. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk terus meningkatkan kemampuan khusunya bagi usaha kecil untuk


(30)

dapat mengakses sumber dana dari berbagai sumber keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan permodalannya.

Lembaga pembiayaan dikatakan sebagai sumber pembiayaan alternatif karena di luar lembaga pembiayaan masih banyak lembaga keuangan lain yang dapat memberi bantuan dana, seperti pegadaian, pasar modal, bank, dan sebagainya. Meskipun demikian, dalam kenyataannya tidak semua pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses dana dari setiap jenis sumber dana tersebut. Kesulitan memperoleh dana tersebut disebabkan oleh masing-masing lembaga keuangan ini menerapkan ketentuan yang tidak dengan mudah dapat dipenuhi oleh pihak yang membutuhkan dana.

Bank yang selama ini sudah dikenal luas oleh masyarakat ternyata tidak mampu memenuhi berbagai keperluan dana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kesulitan masyarakat mengakses dana dari bank ini disebabkan antara lain jangkauan penyebaran kredit bank yang belum merata, keharusan bank menerapkan prinsip prudent banking, keharusan debitur untuk menyerahkan jaminan, dan terbatasnya kemampuan permodalan bank sendiri. Mengingat banyaknya kendala untuk memperoleh dana dari bank ini, lembaga pembiayaan merupakan salah satu sumber dana alternatif yang penting dan potensial yang patut dipertimbangkan.

Disamping berperan sebagai sumber dana alternatif, lembaga pembiayaan juga mempunyai peranan penting dalam hal pembangunan, yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan. Aspirasi dan minat masyarakat dalam pembangunan (ekonomi) ini


(31)

bisa terwujud jika ada pihak yang memfasilitasinya. Lembaga pembiayaan sebagai sumber pembiayaan dapat diberikan kontribusi dalam bentuk bantuan dana guna menumbuhkan dan mewujudkan aspirasi dan minat masyarakat tesebut. Dengan bantuan dana dari lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat (pelaku usaha) dapat mengatasi salah satu faktor krusial yang umum di alami, yaitu faktor permodalan.

B. Modal Ventura

1. Pengertian Modal Ventura

Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hampir semua investasi mengandung suatu risiko kerugian. Bagi investasi yang mempunyai risiko rendah, hampir semua investor ingin melakukannya. Akan tetapi, jika investasi tersebut memiliki risiko tinggi, maka tidak mudah untuk mencari investor yang mau melakukannya. Yang berani melakukan investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu risiko tinggi adalah perusahaan modal ventura.

Keberadaan usaha modal ventura di Indonesia artinya institusional dan formal merupakan pranata hukum dan bisnis yang relatif masih baru. Usaha ini baru diperkenalkan melalui Kebijaksanaan Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 yang diikuti dengan dikeluarkannya Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan

Istilah modal ventura merupakan terjemahan dari terminologi bahasa Inggris yaitu Ventura Capital. Ventura sendiri berarti usaha mengandung


(32)

risiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung risiko pada suatu usaha atau perusahaan,18 atau dapat pula diartikan sebagai usaha. Secara sempit, modal ventura dapat diartikan sebagai modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa bunga atau deviden.19

Modal Ventura, adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (perusahaan pasangan usaha) untuk jangka waktu tertentu, di mana setelah jangka waktu tersebut lewat, pihak investor akan melakukan divestasi atas saham-sahamnya itu20

Menurut Munir Fuady dalam bukunyayang di kutip dari Dictionary of

Business, modal ventura adalah suatu sumber pembiayaan yang penting untuk

memulai suatu perusahaan yang melibatkan risiko investasi, tetapi juga menyimpan potensi keuntungan di atas keuntungan rata-rata dari investasi dalam bentuk lain. Karena itu, modal ventura disebut juga sebagai modal yang berisiko tinggi.21

Menurut Dr. Neil Cross, dalam bukunya O. P. Simorangkir, yang dimaksud dengan modal ventura adalah suatu pembiayaan yang mengandung risiko, biasanya dilakukan dalam bentuk partisipasi modal terhadap

18

Hasanuddin Rahman, Segi-Segi Hukum dan Manajemen Modal Ventura Serta Pemikiran Alternatif Ke Arah Model Modal Ventura Yang Sesuai Dengan Kultur Bisnis Di Indonesia. (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hal 11.

19

Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. (Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2004) hal 127

20

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global. (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,2005), selanjutnya disingkat Munir Fuady II hal 125.

21


(33)

perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi berkembang yang tinggi. Dan perusahaan modal ventura menyediakan beberapa nilai tambah dalam bentuk masukan manajemen dan memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan strategi perusahaan yang bersangkutan. Risiko yang relatif tinggi ini akan dikompensasikan dengan kemungkinan hasil yang tinggi pula, yang biasanya didapatkan melalui keuntungan yang didapat dari hasil penjualan dan penanaman modal yang bersifat jangka menengah22

Pendapat lain tentang pengertian modal ventura dikemukakan oleh Handowo Dipo, dalam bukunya Hasanuddin Rahman, yang menyatakan bahwa modal ventura adalah suatu dana usaha dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Sumber dana tersebut adalah perusahaan modal ventura yang mengharapkan keuntungan dari investasinya tersebut.23

Di dalam Pasal 1 ayat (11) Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan menyatakan, bahwa perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. Definisi yang sama diulang kembali dalam Pasal 1 huruf (h) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

22

O. P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal 170.

23


(34)

Dari berbagai pengertian atau definisi tentang modal ventura tersebut di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa :24

1. Pembiayaan modal ventura terutama diberikan kepada perusahaaan yang baru mulai tumbuh dan biasanya belum mendapat kepercayaan oleh lembaga perbankan untuk memperoleh kredit bank.

2. Pembiayaan modal ventura merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi, tetapi juga merupakan pembiayaan yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi pula yang biasanya didapatkan melalui keuntungan yang didapat dari hasil penjualan dan penanaman modal yang bersifat jangka menengah atau jangka panjang

3. Pembiayaan modal ventura merupakan investasi atau penanaman dana jangka panjang.

4. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk penyertaan modal dan atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham kepada perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk berkembang.

5. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk paket pembiayaan, yaitu suntikan dana atau modal yang disertai dengan penempatan atau pembinaan manajemen pada perusahaan pasangan usaha. 6. Pembiayaan modal ventura juga untuk mendukung bakat-bakat wirausaha

dengan kemampuan finansial untuk memanfaatkan pasar dengan jalan alih manfaat yang diberikan dalam dampingan manajemen oleh perusahaan pemodal ventura.

24


(35)

2. Karakteristik Modal Ventura

Perusahaan modal ventura dalam menjalankan usahanya dilakukan dengan cara penyertaan modal dalam perusahaan pasangan usaha. Dalam melakukan pernyertaan modal tersebut perusahaan modal ventura tidak sekadar merupakan semacam lembaga social yang sifatnya philantropik atau

charty yang menjalankan usahanya berdasarkan tanggung jawab social dan

rasa belas kasihan. Perusahaan Modal Ventura adalah lembaga bisnis yang bertolak pada high risk dan high return investment serta bukan suatu usaha yang spekulatif.

Konsep dasar modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk pernyataan modal equity ke dalam perusahaan pasangan usaha. Pernyertaan modal oleh perusahaan modal ventura ini tidak dapat disamakan dengan penyertaan biasa, dan tidak juga semua penyertaan modal pada perusahaan lain dapat digolongkan sebagai pembiayaan modal ventura. Pembiayaan modal ventura mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang membedakan dengan usaha lain sekalipun usaha tersebut sejenis. Beberapa karakteristik yang melekat pada usaha modal ventura tersebut adalah sebagai berikut :25

a. Bantuan pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha dalam bentuk pinjaman (loan), tetapi dalam bentuk penyertaan modal (equity

participation) atau setidak-tidaknya pinjaman yang dapat dialihkan ke

25


(36)

equity (convertible)

b. Bantuan pembiayaan bersifat sementara, sampai pada waktunya dilakukan divestasi, dengan ketentuan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun

c. Penyertaan modal bersifat jangka panjang (long term), biasanya di atas 3 tahun

d. Pembiayaan ini berisiko tinggi (high risk) karena tidak didukung dengan jaminan (collateral)

e. Motif utamanya tetap bisnis, yaitu mengharapkan keuntungan yang tinggi berupa capital gain sebagai imbalan atas resiko yang tinggi

f. Perusahaan modal ventura terlibat dalam manajemen (hand on

management) pada perusahaan pasangan usaha

g. Investasi modal biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk memperoleh kredit dari bank

h. Umumnya ditujukan pada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki potensi besar untuk berkembang.

i. Pemodal ventura merupakan personifikasi manusia unggul yang mampu mencari dan melihat peluang bisnis, professional, kreatif, inovatif dan dinamis, serta memiliki jiwa entrepreneurship.

3. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura

Pendirian perusahaan modal ventura bukanlah tanpa ada tujuan dan manfaat. Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura sudah barang tentu berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang besar mengingat usaha ini


(37)

mempunyai tingkat resiko yang tinggi (high risk). Meskipun demikian, bukan berarti usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi humanistic (humantistic institution), yaitu lembaga penolong bagi usaha yang masih lemah. Di sini usaha modal ventura dapat memberikan banyak manfaat bagi pengembangan usaha, khususnya bagi usaha kecil yang terdapat di Indonesia.

Pendirian PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia oleh pemerintah pada tahun 1973 sebagai perusahaan modal ventura pertama di Indonesia juga mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Menurut KPHN Hoedhiono Kadarisman maksud dan tujuan didirikannya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia ini adalah untuk:26

a. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha dari pengusaha kecil dan menengah dengan mengusahakan segala bantuan yang diperlukan untuk mencapainya, tanpa mengabaikan kaidah berusaha yang sehat;

b. Membantu kelancaran pertumbuhan perusahaan kecil dan menengah dengan jalan mengadakan penyertaan modal saham dalam perusahaan-perusahaan, dalam memberikan pinjaman jangka menengah/panjang serta menyediakan bantuan keahlian yang diberikan untuk mengatasi masalah manajemen perusahaan bersangkutan;

c. Membantu menciptakan kondisi berusaha yang baik bagi perusahaan kecil dan menengah agar mereka dapat tumbuh menjadi pengusaha yang dapat

26

Kadarisman, KPHN Hoediono, Modal Ventura Alternatif Pembiayaan Usaha Masa Depan (Jakarta : IBEC, 1995), hal. 18


(38)

diandalkan.

Menurut Dahlan Siamat pembiayaan modal ventura di samping berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang tingi,dengan resiko yang tingi pula ,juga bertujuan antara lain:27

1) memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru; 2) membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana

dalam pengembangan usahanya,terutama pada tahap-tahap awal;

3) membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada tahap mengalami kemunduran;

4) membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan yang menjadi produk jadi yang siap di pasarkan;

5) mempelancar mekanisme investasi dalam dan luar negri;

6) membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadi nya alih teknologi;

7) membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan. Di samping tujuan di atas, menginventarisasi beberapa manfaat dilihat dari sisi perusahaan pasangan usaha (investee company), yaitu sebagai berikut :28 a. Kegiatan usaha dapat ditingkatkan

Pada umumnya perusahaan pasangan usaha merupakan perusahaan kecil yang memerlukan penambahan dana untuk meningkatkan

kegiatan usahanya. Perusahaan kecil dan baru pada awal perkembangan

27

Dahlan Slamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), hal 337

28


(39)

biasanya sulit untuk mendapatkan fasilitas keredit dari bank. Dengan ada pembiayaan modal ventura, perusahaan kecil dan masih dalam awal perkembangan dapat menjadi perusahaan pasangan usaha sehinga dapat memperoleh bantuan dana untuk meningkatkan kegiatan usahanya

b. Kemungkinan berhasil nya usaha lebih besar

Seseorang yang menemukan produk atau suatu ciptaan baru belum tentu mampu memproduksi dan berhasil memasarkan hasil produk nya. Pelaksanaan produksi dan pemasaran produk membutuhkan suatu keahlian, pengalaman dan jaringan pemasaran dan dapat menjamin kelancaran usaha dengan masuknya modal ventura yang memiliki kemampuan manajemen dan latar belakang bisnis yang kuat sebagai partner usaha, kemungkinan berhasilnya perusahan pasangan usaha akan menjadi lebih besar.

c. Peningkatan efisiensi pemasaran produk

Pada awal dilakukannya kegiatan produksi biasanya kegiatan pemasarannya tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pemasaran dilakukan sendiri dan jumlah produksinya masih relatif kecil. Dengan masuk nya modal venturayang dapa memberikan bantuan dana, bantuan manajemen, juga memiliki jaringan pemasaran yang luas, maka perusahaan pasangan usaha dapat meningkat kan efisiensi pemasaran produknya.

d. Peningkatan aktivitas


(40)

manajemen yang lemah. Dengan kondisi yang demikian para kreditor termasuk bank kurang berminat untuk memberikan pinjaman. Dengan masuknya modal ventura, akan meningkatkan kepercayaan para kreditor/ bank untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut.

e. Peningkatan tingkat likuiditas

Pembiayaan modal ventura dengan cara pernyataan modal tidak perlu membayar beban bunga dan angsuran utang. Hal ini berbeda dengan utang bank yang menimbulkan kewajiban membayar angsuran utang dan beban bunga. Dengan demikian, penambahan modal penyertaan secara langsung akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan.

f. Peningkatan tingkat rentabilitas

Dengan bantuan penambahan dana sekaligus bantuan manajemen yang memiliki tenaga-tenaga profesional dan berpengalaman, maka kegiatan produksi dan pemasaran akan lebih efektif dan efisien. Volume produksi dan penjualan dapat ditingkatkan.


(41)

BAB III

BENTUK PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

A. Sejarah Modal Ventura dan Perusahaan Modal Ventura di Indonsia Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali sejak 1973 dengan pembentukan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia (17,8%).29

Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan "dunia keuangan" nusantara. Ketika pada tahun 1973 salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura (BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh provinsi, membentuk Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah (UKM) untuk dibiayai.30

PT BPUI ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1973 bergerak dibidang penyertaan modal. Perusahaan modal ventura syari’ah, belakangan juga hadir, meskipun masih dalam hitungan yang sangat sedikit. Secara prinsipil, dasar hukum perusahaan modal ventura menginduk pada dasar hukum modal ventura yang sudah ada, disamping diperkaya dengan prinsip-prinsip yang sesuai syari’ah.

29

Harian Bisnis Indonesia, Jumat, 21 Februari 2003

30

Kompas, Senin 12 Mei 200


(42)

Keberadaan Modal Ventura di Indonesia diawali dengan didirikannya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1973 tentang penyertaan modal Negara untuk mendirikan perusahaan perseroan yang usahanya bergerak dalam bidang penyertaan modal pada tahun 1973 yang ditugasi untuk membiayai pengembangan usaha. Dalam praktiknya, pembiayaan BPUI dilakukan dalam bentuk equity financing pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan tujuan agar rasio hutang terhadap ekuitas lebih sehat dan layak dibiayai bank. Guna meminimalisir risiko pembiayaan yang mungkin terjadi, BPUI juga ikut terlibat dalam manajemen PPU

Selanjutnya, guna meningkatkan perkembangan industri modal ventura maka usaha modal ventura pada tahun 1988 diperkenalkan secara luas melalui Pakdes 20/1988 yakni dengan ditetapkannya Keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan agar BPUI dapat terkonsentrasi memberikan pembiayaan modal ventura bagi usaha kecil maka didirikanlah PT Bahana Artha Ventura. Kepress No.61/1988 kemudian disusul dengan ketentuan pelaksanaannya berupa Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Selanjutnya, PT Bahana Artha Ventura bersama dengan investor lain mendirikan perusahaan modal ventura daerah agar dapat memiliki akses pembiayaan yang lebih luas.

Di dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan kepada perusahaan lembaga pembiayaan diberikan izin untuk melakukan kegiatan di bidang modal ventura dan juga usaha leasing, anjak


(43)

piutang, pembiayaan konsumen serta kartu kredit. Namun demikian, sebagian besar perusahaan yang memperoleh semua izin usaha tersebut tidak melakukan izin usaha modal ventura dengan berbagai alasan antara lain disebabkan oleh karakteristik bisnis modal ventura ini sangat berbeda dengan sifat dan usaha pembiayaan lainnya. Akibatnya, beberapa waktu lama kemudian, usaha modal ventura masih belum berkembang. Langkah berikutnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah memisahkan kegiatan usaha Modal Ventura dari kegiatan lembaga pembiayaan lainnya melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura. Dengan pemisahan itu tersebut minat investor untuk mendirikan perusahaan modal ventura pun meningkat.

Yang namanya modal ventura dalam arti modern sebenarnya masih terbilang baru, baik secara universal/internasional, apalagi secara nasional. Namun demikian dalam rentang waktu yang relatif belum begitu lama, terutama jika dibandingkan dengan pranata hukum bisnis lainnya seperti surat berharga, perusahaan, kredit bank,dan lain-lain sebagainya, perjalanan modal ventura sebenarnya sudah banyak juga liku-likunya, dan beberapa perusahaan baik sebagai perusahaan modal ventura maupun perusahaan pasangan usaha telah pula menunjukkan perkembangan dan kesuksesannya terhadap perusahaan pasangan usaha (investee company) misalnya, suksesnya apple computer di USA, yang memang pertumbuhannya dibiayai lewat modal ventura ini, seakan sudah menjadi legenda dalam sejarah modal ventura ini.


(44)

Bahwa seseorang yang menyumbangkan dana ke dalam perusahaan orang lain dengan deal agar hasilnya dibagi diantara kedua belah pihak tersebut, sebenarnya sudah lama ada baik dalam sejarah di luar negeri maupun dalam sejarahnya di indonesia.

Konon ketika Christopher Columbus berpetualang ke belahan-belahan dunia baru di sekitar tahun 1492, Ratu Isabella dari Spanyol juga membuat deal-deal dengan Christopher Columbus, yakni dengan menyediakan dana dengan imbalan bagi hasil. Jadi memang mirip deal yang sekarang dikenal dengan modal ventura.

Perkembangan sejarah modal ventura dalam arti modern dimulai dari amerika serikat.misalnya, di akhir dasawarsa 1960-an, di sana, tepatnya di negara bagian California, dikembangkanlah sistem pembiayaan lewat modal ventura ini.

Kalau dikaji-kaji, sebenarnya kelahiran dan perkembangan sistem pembiayaan equity based lewat model modal ventura ini tidak terlepas dari usaha Presiden Kennedy di USA, yang merangsang perkembangan ilmu dan teknologi, untuk mengejar ketinggalannya dengan Uni Soviet, terutama dalam bidang penjelajahan luar angkasa. Uni Soviet kala itu sedang bangga-bangganya dengan pesawat ruang angkasanya yang bernama sputnik. Menyadari bahwa perkembangan ilmu dan teknologi sangat sulit dibiayai oleh sistem pembiayaan konvensional lewat kredit bank, maka digiatkanlah pengembangan sistem pembiayaan dalam bentuk-bentuk baru.dan, modal ventura adalah salah satu hasil nyata daripadanya.


(45)

Tetapi sebenarnya, jauh sebelum itu, semacam pembiayaan lewat modal ventura ini sebenarnya juga telah ada di USA. Sudah tidak asing dalam bisnis di USA, dimana terdapat himpunan dana dari keluarga-keluarga pengusahah kaya untuk membiayai bermacam usaha bisnis. Demikian juga pernah tercatat seorang guru besar dari Universitas Harvard dikota Boston, yaitu Goerge Doproit pada sekitar tahun 1946 telah pula berhasil menghimpun dana dari mana-mana, yang menjadi source of fund untuk membiyayai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru bagi para ilmuwan, dan membiyai para intrepreneur kecil yang mempunyai ide-ide terobosan tapi kekurangan dana. Bahakan pada tahun 1958 di USA telah diundangkan Small Businness Investent Company, untuk mendorong pengusaha-pengusaha kecil yang bergerak dibidang modal ventura, dengan fasilitas pinjaman lunak dan keringan pajak. Namun demikian, setelah kisah suksesnya legendaris Apple Computer, yang memang dibesarkan lewat pembiayaan modal ventura ini, maka mulailah orang memasuki bisnis baru yang disebut modal ventura tarsebut, dan mulailah bisnis modal ventura menemukan jati dirinya yang modern seperti dewasa ini.

Kisah sukses Apple Computer sendiri sebenarnya sudah klasik, yang merupakan perpaduan antara anak putus sekolah berumur dua puluh tahun, tetapi berbakat dibidang komputer, yang bernama Steve Jobs dibantu oleh seorang rekannya yang bernama Wozniak, di satu pihak, dengan seorang ahli keuangan yang memang menyenangi penemuan baru, yaitu Arthur Rock. Penemuan Steve Jobs ini dipandang sebelah mata oleh pehak perbankan sehingga tidak ada yang mau membiayai. Sampai kemudian Arthur Rock tersebut, sehingga Apple


(46)

Computer dapat memulai debutnya. Penyertaan saham oleh Arthur Rock tersebut dimulai pada tahun 1980-an, yang sempat mengangkat nama lembah silicon menjadi sangat terkenal di USA, yakni tempat Apple Computer tersebut. Kisah sukses besar dar Apple Computer ini sekaligus menjadi era baru dalam sistem

mikro komputer. Perkembangan modal ventura di Indonesia syarat dengan unsur-unsur

idealisme, yakni idelisme untuk mengembangkan usaha kecil dalam rangka memperkecil dalam rangka memperkecil jurang golongan berpendapatan tinggi dengan golongan berpendapatan rendah. Karena jika jurang tersebut masih besar, sangat sulitlah dikatakan bahwa perekonomian Indonesia masih sesuai dengan amanah UUD 1945. Sejarah perkembangan modal ventura di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu periode informalistik, periode formatif periode legalistik.

(a) Modal ventura dalam periode informalistik

Periode informalistik dari perkembangan modal ventura ini sudah lama ada dalam masyarakat Indonesia. Sebab dalam masyarakat Indonesia, baik masyarakat asli, maupun msyarakat timur asing seperti Cina, sudah biasa saling membantu terutama antara sesama anggota keluarga dalam arti luas, atau antara sesama kerabat. Sering terdengar misalnya seseorang yang mempunyai modal, kemudian membantu bisnis digunakannya dengan jalan memberikan bantuan modal, dengan deal bahwa hasil dari bisnis yang bersangkutan akan dibagi di antara mereka. Deal-deal seperti ini sudah meresap dalam masyarakat Indonesia, yang mirip dengan deal bisnis modal


(47)

ventura.

Hanya saja sayangnya, deal-dela dengan konsep bagi hasil tersebut, dengan penelitian terhadap objek tanah, hanya berlaku di antara mereka yang mempunyai hubungan tertentu, seperti hubungan persaudaraan, atau pertemanan. Jika hubungan khusus seperti itu tidak ada, biasanya deal antara pemilik modal dengan penerima modal lebih bersifat ijon dan feodalistik, misalnya pemberian pinjaman berbunga tinggi, atau dengan harapan return lain-lain yang sangat mempunyai nilai ekonomis dan social yang tinggi. (b) Modal ventura dalam periode formatif

Dalam masa formatif ini, bisnis modal ventura sudah mulai memperlihatkan bentuknya. Sudah mulai melembaga, terencana dan dengan target tertentu. Tetapi juga masih sarat dengan ideology untuk membantu perusahaan kecil. Bahkan sering pula disebut-sebut bahwa ragam modal ventura pada masa inilah yang merupakan prototype dari perusahaan modal ventura di Indonesia. Tidak dapat terbantahkan bahwa sejarah lahirnya modal ventura di Indonesia tidak bias dipisahkan dengan kelahiran suatu badan usaha milik negara, yang diberi nama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana), yang didirikan dalam tahun 1973, dengan modal dipegang oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Inilah tonggak sejarah kelahiran lembaga modal ventura di Indonesia. Waktu itu, PT Bahana memang ditujukan untuk membantu perusahaan skala kecil dan menengah sementara PDFCI dan Uppindo diperbolehkan juga untuk membiayai perusahaan besar. Kebanyakan perusahaan yang dibiayai oleh PT Bahana adalah perusahaan yang bergerak di


(48)

bidang industri manufaktur, pengolahan perikanan, pengolahan hasil-hasil pertanian, industri jasa dan sebagainya.

Namun demikian, sebenarnya pola-pola yang mirip dengan modal ventura telah pula dilakukan di Indonesia jauh-jauh hari sebelum PT Bahana berkiprah. Pada dsawarsa limapuluhan, Bank Industri Negara (BIN) telah memberikan bantuan dan membiayai paabrik-pabrik terbengkalai. Seperti Semen Gresik. Hotel Indonesia dan lain-lain. Kemudian Bnk Industri Nasional diubah menjadi Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)

B. Dasar Hukum Perusahaan Modal Ventura di Indonesia

Sebagai suatu perbuatan hukum, modal ventura tentu harus di back-up oleh sektor yuridis, agar dapat berlaku dalam lalu lintas pergaulan bisnis. Untuk itu kegiatan modal ventura dari segi hukum telah diback up oleh tiga kelompok dasar hukum, yaitu31

1. Prinsip kebebasan berkontrak

Seperti juga dengan lembaga financial lainnya, seperti leasing, factoring,

consumer finance atau kartu kredit, maka modal ventura juga mempunyai

dasar prinsip kebebasan berkontrak vide Pasal 1331 ayat (1) KUH Perdata. Sebab, dalam peluncuran dan lewat modal ventura ini juga dimulai dari penandatangan berbagai kontrak terlebih dahulu, termasuk kontrak modal ventura itu sendiri.

31

Munir Fuady, Hukum tentang Pembiayaan (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006) hal. 113-114.


(49)

2. Dasar hukum perseroan

Di samping prinsip kebebasan berkontrak sebagai dasar hukum, maka berbeda dengan jenis lembaga finansial lainnya. Modal ventura juga mempunyai dasar hukum berupa hokum perseroan. Satu dan lain hal mengingat lembaga modal ventura selaku equity finance sangat terkait dengan hukum perseroan, yang bersumber utama dari Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995, dan berbagai peraturan lainnya, praktek perseroan maupun yurisprudensi yang relevan.

Oleh sebab itu, hukum perseroaan, incasu yang berkaitan dengan saham dan permodalan, kepengurusan, rapat umum pemegang saham, dan sebagainya berlaku dan haruslah diperhatikan oleh pemodal ventura. Sehingga, membilah-bilah anggaran dasar perseroan pasang usaha sebelum modal diluncurkan merupakan hal yang krusial bagi pemodal ventura.

3. Dasar hukum administratif

Seperti juga terhadap lembaga finansial lainnya, maka lembaga modal ventura juga diatur oleh berbagai peraturan yang bersifat administratif. Antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :32

(a) Keppres No. 91 Tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan. Dalam ketentuan ini disebutkan bahwa modal ventura diakui sebagai salah satu model penyaluran pembiayaan.

(b) Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992, seperti yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Pada Prinsipnya kegiatan

32


(50)

modal ventura tidak termasuk ke dalam bisnisnya bank. Tetapi secara insidentil dan dalam hal tertentu, yakni dalam hal adanya kredit macet, bank dibenarkan untuk menyertakan modalnya ke dalam perusahaan debitur, dengan ketentuan bahwa sampai masanya bank tersebut harus menarik kembali penyertaan modalnya itu. Jadi memang mirip-mirip kegiatan modal ventura.

(c) Ketentuan-ketentuan dibidang perpajakan yang juga menyinggung pajak untuk kegiatan modal ventura ini.

(d) PP No. 18 Tahun 1973. PP ini merupakan dasar berdirinya perusahaan modal ventura pertama di Indonesia, yaitu PT (Persero) Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana), yang saham-sahamnya dipegang oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Dengan demikian, PP No. 18 Tahun 1973 tersebut merupakan juga alas hukum sekaligus tonggak sejarah tentang eksistensi modal ventura di Indonesia.

C. Bentuk Perjanjian Antara Perusahaan Modal Ventura Dan Perusahaan Pasangan Usaha

Bentuk dari perjanjian modal ventura tergantung dari jenis penyertaan yang disepakati oleh para pihak. Di dalam praktik pelaksanaan pemberian modal ventura dikenal 2 (dua) bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha, yaitu penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung. Di bawah ini akan dibahas mengenai kedua bentuk penyertaan tersebut.


(51)

1. Penyertaan Secara Langsung

Penyertaan langsung (direct invesment) adalah penyertaan perusahaan modal ventura ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) secara langsung dalam bentuk penyertaan modal saham (equity investment). Penyertaan langsung ini dilakukan dengan cara mengambil jumlah saham tertentu dari PPU. Saham yang diambil PMV pada umumnya berasal dari saham-saham dalam portepel (porto folio), artinya saham-saham tersebut masih belum diambil bagian dan disetor oleh pemegang saham lainnya.

Pembiayaan dengan cara penyertaan secara langsung ini dilakukan dalam hal badan usaha PPU telah atau akan berbentuk perseroan terbatas. Dengan demikian, dalam penyertaan secara langsung dalam bentuk saham ini dapat dilakukan dengan cara mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk perseoran terbatas, dan penyertaan/pengambilan sejumlah saham dalam simpanan (porto folio) pada PPU.

Penyertaan secara langsung ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk perseroan terbatas dan Penyertaan/Pengambilan Sejumlah Saham dalam Simpanan (Porto Folio) pada PPU.

a. Mendirikan Suatu Usaha Bersama dalam Bentuk Perseroan Terbatas Penyertaan modal yang dilakukan dengan cara mendirikan usaha bersama dalam bentuk perseroan terbatas ini biasanya dilakukan apabila calon PPU yang akan dibiayai bentuk usahanya berbentuk persekutuan komanditer (CV), firma, atau perusahaan perseorangan. Meskipun cara ini memerlukan waktu yang lebih


(52)

lama, namun karena pada umumnya PMV lebih senang jika PPU berbentuk perseroan terbatas, maka alternatif pembentukan perseroan terbatas baru merupakan cara yang paling tepat bagi PMV dalam upaya memperkecil resiko atas investasinya.

Pendirian usaha bersama ini dilakukan dengan harus berpedoman pada ketentuan hukum perjanjian, khususnya ketentuan tentang kebebasan berkontrak (Pasal 1338 KUH Perdata) dan ketentuan syarat sahnya perjanjian (Pasal 1320 KUH Perdata). Di samping itu, harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 dan peraturan pelaksananya. Peraturan lain yang juga harus diperhatikan dalam rangka pendirian usaha bersama ini adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang usaha modal ventura, yaitu Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan yang kemudian diubah dengan Kepmenkeu No. 468/KMK.017/1995 Perubahan Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Sebagaimana Telah Diubah dengan Kepmenkeu No. 1256/KMK.00/1989 Tanggal 18 November 1989, dan Kepmenkeu No. 469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura.

b. Penyertaan/Pengambilan Sejumlah Saham dalam Simpanan (Porto Folio) pada PPU

Pembiayaan dengan cara ini dapat dilakukan apabila PPU telah berbentuk badan hukum perseroan terbatas, dalam arti anggaran dasarnya telah memperoleh


(53)

pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Untuk melakukan penyertaan dalam bentuk ini yang perlu diperhatikan adalah ketentuan yang ada dalam anggaran dasar dalam PPU, keputusan rapat umum pemegang saham, rapat direksi dan dewan komisaris, serta ketentuan dalam UU No. 40 Tahun 2007.

Proses penyertaan dengan cara ini dinilai lebih praktis karena cukup dilakukan dengan mengubah akta pendirian PPU. Penyertaan modal oleh PMV dilakukan dengan cara pembelian sebagian saham PPU, dan diikuti dengan peralihan hak atas saham tersebut. Pembelian saham oleh PMV akan berdampak pada komposisi kepemilikan saham, yang akan berpengaruh pada susunan kepengurusan pada PPU karena PMV dimungkinkan untuk menempatkan pegawainya di dalam susunan pengurus PPU yang bersangkutan.

2. Penyertaan secara Tidak Langsung

Bentuk-bentuk penyertaan secara langsung di atas merupakan cara yang ideal sekaligus diminati oleh PMV dalam melakukan pembiayaan pada PPU. Meskipun demikian, mengingat tingkat perkembangan dan kemampuan calon PPU sangat beragam, maka dalam rangka melakukan pembiayaan pada PPU di samping dapat dilakukan dengan cara penyertaan secara langsung, juga dapat dilakukan dengan cara penyertaan secara tidak langsung.

Penyertaan secara tidak langsung (indirect investment) adalah penyertaan modal oleh PMV pada PPU tidak dalam bentuk modal saham (equity), tapi dalam bentuk obligasi konversi (convertible bond) atau partisipasi terbatas/bagi hasil


(54)

dalam operasionalnya akan mempunyai konsekuensi yang berbeda satu sama lainnya, begitu pula dengan bentuk dari penyertaan secara langsung.

a. Obligasi Konversi (Convertible Bond)

Obligasi merupakan salah satu jenis surat berharga alternatif yang dapat dipilih para investor untuk melakukan investasi. Para investor ini tertarik untuk membeli obligasi karena nilai bunga yang diberikan pada umumnya lebih tinggi dari bunga deposito, atau jika bunganya rendah, mungkin tertarik karena kelebihan lainnya, seperti dapat ditukarkan dengan saham (convertible) sehingga ada jenis obligasi yang disebut obligasi konversi (convertible bond).

Obligasi konversi dapat dilakukan baik terhadap PPU yang telah berbadan hukum maupun pada perusahaan dalam proses pendirian perseroan terbatas. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam bentuk ini adalah harus tersedia saham porto folio dalam jumlah yang cukup apabila obligasi konversi tersebut akan dikonversi menjadi saham. Dalam bentuk ini apabila ada jaminan, maka sejak konversi dilakukan semua jaminan atau beban yang melekat pada barang jaminan, seketika itu juga berakhir.

Setelah konversi dilakukan, kedudukan PMV dan para pesero PPU adalah sama dalam arti selaku pemegang saham yang terikat pada ketentuan yang berlaku pada anggaran dasar dan ketentuan lain mengenai perseroan terbatas.

b. Partisipasi Terbatas/Bagi Hasil

Penyertaan modal dalam bentuk partisipasi terbatas atau bagi hasil digunakan apabila dalam hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh PMV


(55)

terhadap PPU, baik dari segi finansial, manajemen, maupun dari segi hukum dianggap tidak tepat jika dilakukan dengan cara penyertaan langsung atau obligasi konversi.

Penyertaan modal dengan pola bagi hasil (profit sharing) merupakan bentuk penyertaan oleh PMV yang didasarkan pada prinsip-prinsip bagi hasil dalam suatu usaha bersama antara PMV dan PPU. Prinsip bagi hasil di dalam perjanjian modal ventura merupakan prinsip pembagian dengan berdasarkan atas perhitungan dari keuntungan (laba) yang diperoleh PPU sebelum atau sesudah pemberian dana yang dilihat dari laporan keuangan PPU tersebut.

Bentuk penyertaan modal dengan partisipasi terbatas/bagi hasil tersebut adalah bentuk penyertaan yang paling sering dipakai dalam pelaksanaan modal ventura. Dipilihnya bentuk pembiayaan dengan pola bagi hasil ini disebabkan oleh latar belakang kondisi PPU yang umumnya merupakan merupakan usaha kecil dan bentuk usahanya sebagian besar usaha perseorangan dan yang tidak berbadan hukum, dan faktor keterbatasan dari PMV, baik dari segi kemampuan dana maupun dari segi sumber daya manusianya, yang akan ditempatkan pada manajemen PPU. Selain itu, bentuk penyertaan tersebut dinilai lebih memberikan banyak keuntungan kepada PMV.

Bentuk penyertaan dengan pola bagi hasil tersebut merupakan bentuk penyertaan modal yang dibahas di dalam penelitian ini, sehingga perjanjian yang dibahas kemudian di dalam penelitian ini adalah Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil sebagai akibat dari dipilihnya bentuk penyertaan dengan pola bagi hasil sebagai bentuk pelaksanaan investasi modal yang disepakati dari PMV


(56)

kepada PPU.

Pasal 13 ayat 1 Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 menentukan bahwa untuk memperoleh izin usaha, diajukan permohonan kepada menteri dengan melampirkan contoh perjanjian pembiayaan yang diperlukan. Hal inilah yang mendasari Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan agar dapat menjadi bukti yang sah dan mempunyai kekuatan hukum dibuat dengan akta notaril.

Perjanjian dilakukan dengan melaksanakan isi dari perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak. Isi perjanjian merupakan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang berisi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam hal ini dicerminkan asas kebebasan berkontrak, yakni seberapa jauh pihak-pihak dapat mengadakan perjanjian, hubungan apa yang terjadi di antara mereka dan sampai sejauh mana hukum yang mengatur hubungan antara mereka.


(57)

BAB IV

MEKANISME OPERASIONAL PENYERTAAN MODAL DALAM KEGIATAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

A. Pendirian Perusahaan Modal Ventura 1. Jenis Perusahaan Modal Ventura

Dilihat dari cara pendanaanya, perusahaan modal ventura dapat digolongkan dalam 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut :33

a. Leverage Ventura Capital.

Leverage Ventura Capital adalah perusahaan modal ventura yang dananya

diperoleh dengan cara meminjamkan sejumlah uang, baik dari pemerintah maupun dari swasta.

b. Equity Ventura Capital.

Equity Ventura Capital adalah perusahaan modal ventura yang dananya

diperoleh dari pemegang saham yang akan digunakan untuk melakukan penyertaan pada suatu perusahaan.

Perusahaan modal ventura dapat dibagi berdasarkan kepemilikan yaitu sebagai berikut :

a. Perusahaan Publik (Public Company)

Setiap perusahaan modal ventura yang telah go public b. Perusahaan privat (Private Company)

Perusahaan modal ventura yang belum go publik yang dibentuk oleh sejumlah

33

O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004) , hal 170-171


(58)

lembaga keuangan, seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi yang menempatkan dananya pada perusahaan modal ventura untuk diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan.

c. Perusahaan Afiliasi Bank

Bank-bank yang memiliki kelebihan dana mendirikan anak perusahaan modal ventura yang beroperasi secara terpisah dengan usaha bank.

d. Perusahaan Modal Ventura Pemilik Dana Besar

Sejumlah perusahaan besar di beberapa negara industri melakukan penyertaan pada salah satu atau beberapa perusahaan modal ventura sebagai subsidiary.

Dana perusahaan modal ventura berasal dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut :

a. Investor perorangan

b. Diperoleh dengan menawarkan suatu kerjasama modal ventura c. Perusahaan asuransi dan dana pensiun

2. Siapa yang dapat menjadi Perusahaan Modal Ventura di Indonesia Perusahaan modal ventura merupakan salah satu pihak dalam suatu deal modal ventura, yakni merupakan para pihak yang menyuntik dana terhadap para pihak lainnya, yaitu pihak perusahaan pasangan usaha. Motif dari perusahaan modal ventura pada pada prinsipnya ada tiga, yaitu :

(1) Technology driven, (2) Market driven (3) Finance driven.


(1)

setelah jangka waktu yang ditentukan telah berakhir. Divestasi merupakan tahap akhir dalam pola kerja sama modal


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai aspek hukum perusahaan modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan di Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Modal ventura sebagai salah satu lembaga pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal. Pada dasarnya modal ventura memilki resiko yang tinggi, karena modal ventura belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, pengusaha tidak bisa menerima pembiayaan modal ventura, kesulitan mencari perusahaan pasangan usaha, perangkat pengaturan belum jelas, pasar modal kurang mendukung, kurang tenaga profesional. modal ventura dapat mengambil alih PPU (perusahaan pasangan usaha).

2. Bentuk perjanjian antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha yaitu penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung. Penyertaan langsung (direct invesment) adalah penyertaan perusahaan modal ventura ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) secara langsung dalam bentuk penyertaan modal saham (equity investment). Penyertaan secara tidak langsung (indirect investment) adalah penyertaan modal oleh PMV pada PPU tidak dalam bentuk modal saham (equity), tapi dalam bentuk obligasi konversi (convertible bond) atau partisipasi terbatas/bagi hasil (profit sharing).


(3)

3. Mekanisme operasional penyertaan modal dalam kegiatan pembiayaan melalui modal ventura dapat dibedakan dalam dua bentuk pendekatan, yaitu : Single tier approach adalah bentuk pengelolaan di mana perusahaan modal ventura menghimpun dana mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan modal ventura yang berfungsi sebagai perusahaan penyandang dana (fund company) dan sebagai perusahaan pengelola dana (management company) yang melibatkan 2 (dua) badan usaha terpisah, yang satu sebagai perusahaan dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management company) yang melakukan pengelolaan terhadap dana dari fund company yang bersangkutan dan Two Tier Approach adalah bentuk pengelolaan modal ventura.

B. Saran

1. Sebagai salah satu upaya untuk dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di usaha Perusahaan Modal Ventura, Pemerintah dapat menjadi jembatan promosi tentang potensi yang dimiliki Perusahaan Modal Ventura dan

2. Perlu upaya yang mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Perusahaan Modal Ventura melalui pelaksanaan spesialisasi dalam memberikan pembiayaan PPU yang memiliki karakteristik yang sama.

3. Pembinaan dan pengawasan Perusahaan Modal Ventura perlu lebih diarahkan dalam mendukung pengembangan industri modal ventura, seperti penyempurnaan regulasi yang menjamin kepastian hukum dalam berusaha.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000

Budi Rachmat, Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha mikro, kecil dan menengah, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.

Ibrahim Johni, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayu Media Publishing, 2005.

Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke-20, Bandung : Alumni, 1994.

Soerjono Soekanto dan Sri Mulyadi, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1996.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993.

Siti Ismijati Jenie, Beberapa Perjanjian Yang Berkenaan Dengan Kegiatan Pembiayaan, Bahan Penataran Dosen Hukum Perdata, Yogyakarta : Fakultas Hukum UGM,1996.

M. Khoidin, Problematika Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan, Yogyakarta : Laksbang Pressindo, 2005.

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.

Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan. Sinar Grafika, Jakarta, 2009

Abdulkadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan,Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2004.

Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta : Grafika Ilmu, 2009.

Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan Yogyakarta : Buku Pintar, 2012


(5)

Hasanuddin Rahman, Segi-Segi Hukum dan Manajemen Modal Ventura Serta Pemikiran Alternatif Ke Arah Model Modal Ventura Yang Sesuai Dengan Kultur Bisnis Di Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003.

Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2004.

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,2005.

O. P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.

Kadarisman, KPHN Hoediono, Modal Ventura Alternatif Pembiayaan Usaha Masa Depan Jakarta : IBEC,1995

Dahlan Slamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.

Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta : Ekonisia, 2002.

Munir Fuady, Hukum tentang Pembiayaan Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2006

Karnaen A. Perwaraatmadja, Masalah Perpajakan Dalam Kegiatan Modal Ventura, Seminar Nasional. 2009

Baharuddin Darus, Kendala-kendala Dalam Pengembangan Lembaga Modal

Ventura di Indonesia, Seminar Nasional Kajian Hukum Ekonomi.

Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.

Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana, Jakarta : Grafiti, 1993 Bovaird, Chris. Ventute Capital Finance, Great : Britain, 1991

B. Perundang-Undangan

Keppres No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan


(6)

C. Internet:

Harian Bisnis Indonesia, Jumat, 21 Februari 2003

diakses

tanggal 30 Maret 2013

Kompas, Senin 12 Mei 200