36 dengan kurva eksperimental tersebut merupakan titik yang sesuai dengan U =
90 dan nilai ��
90
dapat ditentukan. Nilai Tv yang sesuai untuk U= 90 adalah 0,848 dan koefisien konsolidasi dapat dicari dengan menggunakan Persamaan
2.28. Cv =
�� .
2
�
90
=
0,848
2
�
90
2.28
Dalam penelitian ini digunakan metode akar waktu untuk mendapatkan t
90
dari masing-masing pembebanan. Hubungan derajat konsolidasi U dengan faktor waktu T dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Hubungan derajat konsolidasi U dengan faktor waktu T
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0,008 0,031 0,071 0,126 0,197 0,287 0,403 0,567 0,848 ~
2.7.4.2. Waktu Konsolidasi t
Waktu konsolidasi akibat pengaliran vertikal adalah waktu yang diperlukan oleh tanah untuk proses konsolidasi yang diperlukan. Waktu
konsolidasi didapat dengan Persamaan 2.28 sebagai berikut : t =
�� .
2
�
2.29 dengan :
t = Waktu konsolidasi Cv = Koefisien konsolidasi cm2dt
Tv = Faktor waktu tergantung dari derajat konsolidasi H
= Jarak lintasan air cm
2.7.4.3. Tekanan Prakonsolidasi
Tekanan prakonsolidasi Pc merupakan suatu tekanan tanah yang pernah bekerja pada tanah lempung di masa lalu. Perhitungan tekanan prakonsolidasi
didapatkan melalui penggambaran grafik dari kurva e log P pada Gambar 2.15.
37 Gambar 2.15
Penentuan tekanan prakonsolidasi
Langkah-langkah mencari Pc terdiri dari beberapa tahap berikut ini: a.
Memperkirakan titik dimana kurva melengkung paling tajam dan menggambarkan garis singgung di titik tersebut.
b. Menggambarkan garis horizontal melalui titik singgung tersebut yang
membentuk sudut � dengan garis singgung.
c. Membagi sudut � menjadi dua.
d. Memperpanjang bagian lurus dari cabang akhir sampai memotong garis pada
sudut �2.
e. Mendapatkan Pcdengan memproyeksikan perpotongan yang didapat pada
langkah ke empat ke sumbu tekanan. Tekanan prakonsolidasi yang dibandingkan dengan tekanan efektif dapat
mengetahui jenis konsolidasi dari suatu tanah, yaitu dengan mengetahui jumlah relatif dari prakonsolidasi yang dinyatakan dalam ratio konsolidasi berlebih over
consolidated ratio = OCR yang didefinisikan dengan Persamaan 2.30
sebagaiberikut:
38 OCR = PcPo
2.30 dengan :
OCR = Ratio konsolidasi berlebih Pc
= Tekanan prakonsolidasi Po
= Tekanan efektif
2.7.4.4. Angka Pori
Nilai e yang dipakai dalam perhitungan didapat melalui percobaan di laboratorium. Untuk memperoleh nilai angka pori e, nilai angka pori awal
e harus diketahui terlebih dahulu. Angka pori awal didapat dengan Persamaan
2.31 dan Persamaan 2.32yaitu : Ht =
� .
�
2.31 e
=
�− � �
2.32 dengan :
e = Angka pori awal dengan tekanan Po
Ws = Berat kering
A = Luas benda uji
Gs = Berat jenis tanah
Ht = Tinggi efektif benda uji
Ho = Tinggi contoh tanah mula – mula
Setelah itu dicari nilai ∆� terlebih dahulu menggunakan Persamaan 2.33.
∆� =
�
2.33 dengan :
Δe = Beda angka pori
H = Pembacaan arloji pengukuran pada percobaan dikurangi dengan
pembacaan arloji pengukuran sesudah pembebanan yang bersangkutan
Ht = Tinggi efektif benda uji
39 Nilai angka pori e didapat dengan Persamaan 2.34
� = � − ∆�
2.34 dengan :
e = Angka pori
e = Angka pori awal
Δe = Beda angka pori
Setelah mendapat angka pori, maka indek pemampatan Cc dapat dicari secara empiris melalui Persamaan 2.35 sebagai berikut:
Cc =
Δe log
1 2
2.35
2.8 Daya Dukung Tanah