Panjang gelombang serapan merupakan ukuran pemisahan tingkat tenaga dari orbital-orbital suatu molekul. Pemisahan tenaga yang paling tinggi
diperoleh bila elektron-elektron dalam ikatan σ tereksitasi yang menimbulkan
serapan pada daerah dari 120 hingga 200 nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah ultraviolet vakum dan tidak banyak memberikan keterangan. Diatas 200 nm,
eksitasi elektron dari orbital-orbital p, d, dan orbital π terutama sistem
terkonjugasi dapat diukur dan spektra yang diperoleh memberikan banyak keterangan. Dalam praktek, spektrofotometri ultraviolet digunakan terbatas pada
sistem-sistem terkonjugasi Sastrohamidjodjo, 2001.
2. Spektroskopi inframerah
Spektrofotometri inframerah biasanya digunakan untuk mengetahui gugus fungsional yang terdapat dalam sampel. Namun demikian,
spektrofotometri ini tidak memberikan informasi mengenai struktur sebanyak yang diberikan spektroskopi Nuclear Magnetic Ressonance spektroskopi NMR.
Semua ikatan kimia memiliki frekuensi khas yang membuat ikatan mengulur stretch atau menekuk bend. Bila frekuensi energi elektromagnetik
inframerah yang dilewatkan pada suatu molekul sama dengan frekuensi mengulur atau menekuknya ikatan maka energi tersebut akan diserap. Serapan
inilah yang dapat direkam oleh detektor pada spektrofotometri inframerah Bresnick, 2004.
3. Spektroskopi resonansi magnetik inti
1
H-NMR
Elektron inti atom hidrogen mempunyai satu proton yang dianggap berputar dan dalam melakukan putarannya inti tersebut dipandang sebagai sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
batang magnet kecil. Bila sejumlah proton ditempatkan dalam medan magnet, beberapa proton akan terletak searah sedangkan yang lain terletak berlawanan
arah terhadap medan magnet yang digunakan. Proton yang terletak searah dengan medan magnet dianggap lebih stabil, sehingga untuk membalik medan
magnet proton kearah yang berlawanan dibutuhkan energi yang lebih besar. Apabila inti yang berputar ini dikenai radiasi elektromagnetik pada frekuensi
yang tepat frekuensi radio, proton yang berenergi spin lebih rendah dapat menyerap energi dan akan berpindah ke keadaan spin yang memiliki energi lebih
tinggi Bresnick, 2004. Spektroskopi
1
H-NMR memberi informasi struktural mengenai atom- atom hidrogen dalam suatu molekul organik. Pada spektra
1
H-NMR, posisi serapan oleh sebuah proton bergantung pada kuat bersih medan magnet yang
mengitarinya. Proton dikatakan terperisai bila medan imbasan disekitarnya relatif kuat dan absorpsinya terletak di atas medan megnet. Sedangkan proton dikatakan
tidak terperisai bila medan imbasan disekitarnya lemah dan absorpsinya berada di bawah medan. Adanya atom elektronegatif menyebabkan berkurangnya rapatan
elektron disekitar proton akibat efek induksi. Proton ini tidak terperisai dan menyerap di bawah medan.
Proton yang berada dalam lingkungan magnetik dari suatu molekul, mempunyai geseran kimia yang sama dalam spektra
1
H-NMR dan disebut proton ekuivalen. Proton yang berada dalam lingkungan magnetik berbeda akan
mempunyai geseran kimia yang berlainan dan dikatakan proton tak ekuivalen. Luas area di bawah puncak dalam spektra
1
H-NMR jika diukur akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh luas yang proporsional dengan banyaknya proton yang menimbulkan puncak-puncak tersebut. Sebagian besar spektrometri
1
H-NMR dilengkapi dengan integrator yang akan menunjukkan luas relatif area di bawah puncak dalam
spektranya. Integrasi muncul sebagai deretan anak tangga yang digambarkan bertumpuk dalam spektra
1
H-NMR. Tinggi anak tangga tiap puncak berbanding lurus dengan luas area di bawah puncaknya.
Bila suatu spektra memiliki daya pisah tinggi, maka pita absorpsi akan terpisah resolved atau split menjadi sekelompok puncak. Pemisahan semacam
ini disebut pemisahan spin-spin spin-spin splitting dan disebabkan oleh adanya proton tetangga proton pada atom karbon didekatnya tak ekuivalen. Proton yang
puncaknya memisah dikatakan telah mengalami kopling spin-spin. Pemisahan puncak berasal dari spin paralel dan antiparalel proton tetangganya. Banyaknya
puncak yang terpisah secara spin-spin dari suatu proton tertentu atau sekelompok proton tak ekuivalen dapat diramalkan dengan mencacah proton-proton tetangga
n tak ekuivalen dengan proton yang sedang dibahas dan menambah 1 pada n itu. Aturan ini disebut aturan n + 1. Sebuah proton yang tidak memiliki proton
tetangga tak ekuivalen akan menunjukkan puncak tunggal yang disebut singlet. Jika sebuah proton memiliki satu proton tetangga tak ekuivalen akan memberikan
suatu isyarat terbelah menjadi satu puncak rangkap yang disebut doublet. Demikian seterusnya untuk proton yang memiliki dua atau tiga buah proton
tetangga tak ekuivalen akan menunjukkan puncak yang disebut triplet dan kuartet Fessenden and Fessenden, 1986b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Spektrometri massa GC-MS