melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan, komunikasi, dan pengawasan Tjiptono dan Diana, 2000:156.
Menurut Goestch dan Davis seperti yang dikutip oleh Tjiptono dan Anastasia 2001:152, dalam kaitannya dengan TQM, kepemimpinan merupakan kemampuan
untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.
Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat
memperbaiki kualitas, biaya, produktivitas, dan pada gilirannya juga meningkatkan daya saing Fandy dan Anastasia, 2001:156.
2.2.3. Sistem Penghargaan Pengertian Sistem Penghargaan
Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro 2001:33, tujuan utama setiap organisasi untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya serta
mempertahankan karyawan yang kompeten adalah dengan merancang sistem imbalan reward. Dengan demikian akan berdampak pada biaya operasional serta
mempengaruhi kinerja karyawan yang sesuai dengan keinginan organisasi. Penerapan TQM menekankan pada adanya keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan. Oleh sebab itu perancangan sistem penghargaan reward yang baik harus diperhatikan. Di dalam model TQM, peranan penghargaan dan pengakuan terhadap
prestasi karyawan seperti kompensasi, program pengakuan prestasi, penilaian kinerja,
simbol promosi, merupakan motivasi untuk meningkatkan kerjanya Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001
Imbalan berupa insentif adalah daya tarik untuk memuaskan kebutuhan dimana setiap individu tidak memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut.
Perserta organisasi yang memperoleh imbalan adalah mereka yang menunjukkan prestasi sesuai dengan cara-cara yang telah ditentukan bersama Anthony dan
Govindarajan, 2003:179
Jenis-jenis Penghargaan
Mulyadi dan Setyawan 2001:355 menyatakan bahwa penghargaan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu: Penghargaan Intrinsik Berupa
penambahan tanggung jawab, partisipasi dan Penghargaan Ekstrinsik berupa kompensasi langsungtidak langsung, dan non moneter.
Manfaat Penghargaan Berbasis Kinerja
Mulyadi dan Setyawan 2001:356 menyatakan bahwa penghargaan berbasis kinerja menghasilkan dua manfaat, yaitu memberi informasi dan member motivasi.
Penghargaan berbasis kinerja mendorong individu untuk mengubah kecenderungan dari semangat memenuhi kepentingan diri menjadi semangat untuk
mencapai tujuan organisasi.
Teori yang Melandasi Sistem Penghargaan dengan Kinerja Manajerial
Seperti yang dikutip dalam Handoko 1992, ada beberapa model penghargaan yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
Teori Nilai Penghargaan Vroom 1964, menyatakan bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarah ke
balas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha mereka. Teori ini menunjukkan konsistensi dalam hal adanya pengaruh hubungan sebab-akibat antara
pengharapan, prestasi, dan penghargaan ekstrensik seperti pengupahan atau kenaikan pangkat.
Teori Porter-Lawler 1992 adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa mendatang, dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil.
Teori Pembentukan Perilaku operant conditioning B. F. Skinne 1974 menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi pemuasan cenderung
diulangi, sedangkan perilaku yang diikuti dengan konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Teori tersebut menunjukkan konsistensi peningkatan kinerja manajerial
apabila penilaian kinerjanya diikuti konsekuensi yang memuaskan.
Pengaruh Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang bisa digunakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Penerapan TQM yang baik apabila melibatkan
karyawan, dengan demikian mendesain sistem kompensasi yang diperlukan sesuai dengan praktek penerapan TQM.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan karyawan harus menjadi perhatian utama dari organisasi, kerana karyawan merupakan asset organisasi yang
sangat bernilai, sehingga pemberian kompensasi yang tepat dapat memberikan motivasi dan kepuasan karyawan, serta dapat mengoptimalkan kinerja dari organisasi
tersebut.
2.2.4. Sistem Pengukuran Kinerja